Anda di halaman 1dari 6

Diagnosis

Ditemukanya cardinal signs :


1. Kelainan (lesi) kulit yang mati rasa
- Bercak putih (hipopigmentasi) atau kemerahan (eritema) yang mati rasa
(anestesi)
2. Penebalan saraf tepi disertai gangguan fungsi saraf
- Karena peradangan saraf tepi (neuritis perifer) kronis.
3. Adanya basil tahan asam (BTA) dalam kerokan jaringan kulit (slit skin smear)

Pemeriksaan klinis

1. Anamnesis
 Kapan timbul bercak atau keluhan yang ada ?
 Adakah anggota yang mempunyai keluhan yang sama ( riwayat kontak) ?
 Lahir dan bertempat tinggal dimana ?
 Riwayat pengobayan sebelumnya ?

2. Pemeriksaan fisik
A) Dermatologi
B) Pemeriksaan saraf tepi
1. Tempat terjadinya kerusakan saraf
Saraf Motorik Sensorik Otonom
Auricularis Mempersarafi area
magnus belakang telinga
Fascialis Mempersarafi
kelopak mata agar
bisa menutup
Ulnaris Mempersarafi jari Rasa raba telapak
manis dan kelingking tangan : jari kelingking
dan separuh jari
manis
Medianus Mempersarafi ibu Rasa raba telapak Mempersarafi
jari, telunjuk dan jari tangan bagian ibu jari, kelenjar
tengah telunjuk, jari tengah keringat,
dan separuh jari kelenjar
manis minyak, dan
pembuluh
darah
Radialis Kekuatan
pergelangan tangan
Peroneus Kekuatan otot
communis pergelangan kaki
Tibialis posterior Mempersarafi jari Rasa raba telapak kaki
kaki
2. Perabaan (palpasi) saraf tepi

 Pemeriksa berhadapan dengan pasien


 Raba dengan tekanan ringan agar tidak menyakiti pasien
 Saat raba perhatikan :
 Ada penebalan atau pembesaran ?
 Saraf kiri dan kanan sama besar atau tidak ?
 Ada nyeri atau tidak ?
 Perhatikan mimik wajah pasien, adakah kesan kesakitan ?
 3 saraf wajib raba : saraf ulnaris, peroneus communis dan tibialis
posterior
 Semua pemeriksaan di bandingkan dengan kanan dan kiri
 Saraf auricularis magnus
 Minta pasien untuk menoleh maksimal, saraf yang terlibat akan terdorong
oleh otot di bawahnya
 Penebalan saraf menggambarkan jaringan seperti kabel atau kawat
 Saraf facialis
 Saraf ulnaris
 Pegang lengan kanan bawah pasien dengan tangan kanan pemeriksa, posisi
siku sedikit ditekuk hingga lengan pasien relaks
 Gunakan telunjuk dan jari tengah tangan kiri pemeriksa untuk mencari dan
meraba saraf uknaris dalam sulkus nervi ulnaris ( lekukan antara tonjolan
tukang siku dan tonjolan kecil bagian medial ( epicondilus medialis))
 Dengan tekanan ringan gulirkan saraf ulnaris, telusuri ke atas dengan halus,
lihat mimik wajah pasien adakah terlihat sakit

 Saraf medianus
 Pegang pergelangan tangan pasien dengan telapak tangan menghadap ke
atas, raba hati-hati di tengah pergelangan
 Saraf medianus mungkin tidak teraba, tapi ada tidak nya nyeri tekan tetap
dapat terdeteksi

 Saraf radialis
 Raba pada regio epikondilus lateralis, terletak di bawah selubung
brachioradialis

 Saraf peronus communis


 Pasien duduk di suatu tempat (kursi , tangga, dll) kaki dalam keadaan relaks
 Pemeriksa duduk di depan pasien , tangan kanan periksa kaki kiri dan tangan
kanan periksa kaki kanan pasien
 Letakkan jari telunjuk dan jari tengah pada pertengahan betis bagian luar
pasien sambil pelan-pelan raba ke atas sampai dengan menemukan benjolan
tulang (caput fibula). Setelah itu raba saraf peroneus 1cm ke arah belakang
 Dengan tekanan ringan, gulirkan saraf ke kanan dan kiri dan lihat mimik
wajah pasien
 Saraf tibialis posterior
 Pasien duduk relaks
 Dengan telunjuk dan jari tengah, taba saraf tibialis posterior bagian belakang
bawah dari mata kaki sebelah dalam ( maleolus medialis ) dngan tangan
menyilang ( tangan kiri ke kaki kiri, tangan kanan ke kaki kanan)
 Dengan tekanan ringan gukirkan saraf sambil lihat mimik wajah pasien

 Saraf otonom : dengan menggunakan pensil gunawan, minta pasien untuk


berkeringat lalu lihat pada lesi yang sudah di gariskan pensil gunawan , berkeringat
atau kering ?

3. Pemeriksaan fungsi saraf


a. Pemeriksaan fungsi rasa raba dan kekuatan otot
Persiapan : siapkan ball point yang ringan dan kertas , siapkan tempat duduk untuk
pasien.
Pemeriksaan :
 Mata ( fungsi motorik saraf facialis )
 Minta pasien untuk memejamkan mata, perhatikan dari depan atau
samping apakah mata tertutup sempurna
 Jika tidak tertutup rapat, ukur lebar celah (ex: lagopthalmus 3mm
mata kiri/kanan)
 Fungsi sensorik mata dengan periksa kornea mata untuk melihat
fungsi saraf trigeminus , tetapi tidak dilakukan di lapangan

 Tangan ( fungsi sensorik saraf ulnaris dan medianus )


 Letakkan tangan pasien di atas meja/ paha pasien / bertumpu pada
tangan kiri pemeriksa, atau posisi claw hand.
 Gunakan ujung ball point untuk memberi sentuhan ringan, minta
pasien untuk menunjukkan tempat sentuhan (sambil informed
consent).
 Pasien diminta untuk menutup matanya atau menoleh ke arah
berlawanan dari arah tangan yang diperiksa.
 Usahakan sentuhan ringan pada titik yang berurutan , bila pasien
tidak dapat menunjukkan 2 titik atau lebih artinya ada gangguan rasa
raba saraf tersebut

b. Fungsi motorik (kekuatan otot)


 Saraf ulnaris (kekuatan otot jari kelingking)
 Tangan kiri pemeriksa memegang ujung jari manis, jari tengah dan
telunjuk kanan pasien, posisi telapak tangan pasien menghadap ke
atas dan posisi ekstensi ( kelingking bebas bergerak dan tidak
terhalang oleh tangan pemeriksa )
 Minta pasien untuk dekatkan dan jauhkan kelingking dari jari
lainnya.
 Jika dapat melakukan, minta pasien untuk tahan kelingkingnya
pada posisi jauh dari jari lainnya, lalu dorong bagian pangkal
kelingking dengan jari telunjuk pemeriksa.
 Dapat menahan dorongan jari pemeriksa artinya kekuatan otot
kuat
 Tidak dapat menahan dorongan jari pemeriksa artinya kekuatan
otot sedang
 Kelingking tidak dapat mendekat atau menjauh dari jari lainya
artinya lumpuh

 Saraf medianus (kekuatan ibu jari)


 Pegang jari telunjuk sampai kelingking agar telapak tangan pasien
menghadap ke atas dan dalam posisi ekstensi
 Ibu jari pasien di tegakkan ke atas, minta pasien untuk
mempertahankan posisis tersebut
 Jari telunjuk pemeriksa menekan pangkal ibu jari pasien
 Mampu menggrekkan dan menahan artinya kekuatan otot kuat
 Ada gerakkan dan tahanan lemah artinya kekuatan sedang
 Tidak ada gerakkan yang berarti artinya lumpuh

 Saraf radialis (kekuatan pergelangan tangan)


 Pegang punggung lengan bawah kanan pasien dengan tangan kiri
pemeriksa
 Minta pasien untuk menggerakkan pergelangan tangan kanan
yang terkepal ke atas (ekstensi)
 Minta pasien pertahankan posisis ekstensi nya , lalu tangan kanan
pemeriksa menarik tangan pasien ke arah pemeriksa
 Mampu menahan tarikan artinya kekuatan otot kuat
 Ada gerakan tetapi tidak mampu menahan tarikan artinya
kekuatan otot sedang
 Pergelangan tangan tidak bisa di tegakkan ke atas artinya lumpuh

 Kaki (fungsi sensoriksraf tibialis posterior)


 Letakkan kaki kanan pasien ke paha kirinya, usahakan telapak
menghadap ke atas
 Tangan kiri pemeriksa menyangga ujung jari kaki pasien
 Cara periksa sama dengan rasa raba tangan
 Tidak dapat menunjukkan 2 titik atau lebih artinya ada gangguan
saraf tersebut

 Fungsi motorik saraf peroneus communis (poplitea lateralis )


 Pasien duduk, diminta untuk mengangkat ujung kaki nya dengan
tumit tetap terletak di lantai atau ekstensi maksimal
 Minta pasien bertahan pada posisi tersebut, lalu tekan punggung
kaki pasien ke bawah dengan 2 tangan pemeriksa
 Ada gerakan dan mampu menahan tekanan artinya kekuatan otot
kuat
 Ada gerakan tetapi pasien tidak ammpu menahan tekanan artinya
kekuatan otot sedang
 Ujung kaki tidak bisa di tegakkan ke atas artinya lumpuh

Pemeriksaan lainya adalah pemeriksaan histopatologi , serologis dan PCR.

Tuberculoid leprosy -dermal tuberculoid


granulomas, kelompok sel
epitheloid dengan sel giant
- sel epitheloid tidak
bervakuola atau berlipid
- granuloma meluas ke
epidermis, tidak ada grenz
zone
- limfosit pada perifer
granuloma
- acid fast bacili jarang
- bacili sering ditemukan di
dalam saraf, sering juga
pada zona subepidermal
dan otot arrector pili
Borderline tuberculoid -sel epitheloid
leprosy (BT) bervakuolisasi , bacili kebih
banyak
- grenz zone memisahkan
infiltrate inflamasi dari
dermis
Borderline leprosy (Bb) -granuloma kurang
terorganisasi dengan baik,
sel- sel giant tidak terlihat,
makrofag mempunyai
beberapa sitoplasma yang
berbusa dan organisme
banyak
Borderline lepromatous -lebih banyak histiosit yang
leprosy (BL) berbusa, dari pada sel-sel
epitheloid, lebih banyak
komposisi granuloma
-limfosit tetap ada dan
banyak di dalam granuloma
secara diffuseterdispersi did
alamnya, tidak terorganisir
di perifer
-terdapat
keterlibatanperineural
dengan infiltrasi limfosit
-organisme banyak dan
berkelompok

Lepromatous leprosy -granuloma bacili, lipid


laden histiositdisebut sel
lepra atau sel busa virchow
-infiltrasi terlokalisasidid
ermis dan dipisahkan dari
dermis oleh grenz zone yang
tidak jelas
-acid fast bacili banyak
-pure polar lepromatous
leprosy berbeda dari tipe
subpolar utamanya karena
kurangnya limfosit pada
bentuk pure polar

Anda mungkin juga menyukai