Makalah K3
Disusun Oleh:
ADITYA
TEUKU SULTAN ALAUDDINSYAH
ALFIN RADHIAN
KURNIA GILANG RAMADHANA
Pembimbing:
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat,
rahmat dan hidayah-Nya, penulisan laporan kasus ini dapat diselesaikan.
Selanjutnya shalawat dan salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah membimbing umat manusia dari alam kegelapan ke alam yang penuh
dengan ilmu pengetahuan.
Adapun makalah ini diajukan sebagai salah satu tugas dalam menjalani
Kepaniteraan Klinik Senior pada Bagian/SMF Kesehatan Masyarakat Faskultas
Kedokteran, Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.
Akhir kata, semoga karya ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan
saran yang membangun sangat penulis nantikan untuk perbaikan di masa
mendatang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
3
BAB III
PEMBAHASAN
Bahan utama pembuatan batu-bata adalah tanah, tanah yang dipilih adalah
tanah yang mengandung sedikit pasir, lapisan paling atas setebal 40 – 50cm dan
bersih dari plastik, akar pohon, dan sebagainya. Tanah digali hingga 1,5 hingga
2,5 meter, tergantung dengan kondisi tanah yang digali. Tanah yang telah digali
kemudian disimpan dalam waktu yang lama untuk membusukkan organisme
yang berada dalam tanah tersebut, semakin lama disimpan semakin baik kualitas
tanah tersebut untuk pembuatan batu-bata (4)
Setelah didapatkan tanah dan material lain yang sesuai dengan syarat
untuk pembuatan batu-bata, selanjutnya bahan mentah tersebut diolah. Tanah liat
dicampur dengan bahan mentah lainnya hingga merata, 20% bahan mentah
pembuatan batu-bata adalah air yang bertujuan untuk proses pelumatan, proses
pelumatan dapat dilakukan dengan kaki atau diaduk dengan menggunakan
tangan, air yang digunakan harus sesuai dengan syarat yang telah dijelaskan
diatas. Setelah itu bahan yang telah dicampurkan tersebut didiamkan kembali
selama 2 sampai 3 hari guna untuk memberikan kesempatan partikel tanah
menyerap air dan bahan mentah lainnya secara merata. (4)
4
5
atau SII-0021-78. Alat cetak terbuat dari kayu atau kaca, langkah pencetakannya
adalah sebagai berikut :
Alat cetak basahi dengan air agar tanah tidak lengket pada alat cetak
Bagian lantai dasar pencetakan harus rata dan ditaburi dengan abu
Alat cetak diletakkan di atas lantai pencetakan
Bahan mentah pembuatan batu-bata dimasukkan kedalam cetakan dan
dipadatkan hingga ke sudut-sudut alat cetak
Angkat alat cetak tersebut dari lantai pencetakan
Biarkan terkena matahari dan kumpulkan di tempat yang terlindung
sambil diangin-anginkan. (4)
Oksidasi, pada tahap ini terjadi pembakaran sisa tumbuhan (karbon) yang
terdapat pada tanah, berlangsung pada suhu 650°C - 800°C.
Pembakaran penuh, batu-bata mengalami pembakaran hingga matang dan
terjadi proses sintering hingga batu-bata padat, berlangsung pada suhu
920°C - 1020°C tergantung dengan kualitas tanah yang digunakan.
Penahanan, temperatur dipertahankan selama 1 – 2 jam. (4)
2.4.1 Tanah
2.4.2 Asap
Asap atau smoke adalah salah satu aerosol padat yang berukuran kurang
dari 0,1 mikrometer dan terbentuk oleh pembakaran tidak sempurna dari material
yang mengandung karbon. Kandungan asap berupa droplet cairan disamping
partikulat kering.6
1.4.3 Partikel
Partikel atau debu akan berbahaya apabila terhirup oleh manusia dan
masuk ke dalam saluran pernapasan, tingkat bahaya tergantung dari jenis dan
diameter dari partikel tersebut, ukuran partikel yaitu 0,1 - 10 mikron, WHO juga
menuliskan debu berdiameter 0,3 – 0,6 mikrometer dapat terhirup ke dalam
alveoli, sedangkan partikel yang lebih besar akan tersangkut di saluran
pernapasan. Salah satu contoh sumber partikel adalah partikel yang dihasilkan
7
oleh pembakaran pabrik yang dapat melayang di udara beberapa hari dan
melayang hingga ribuan kilometer. Partikel dapat berupa karbon, jelaga, abu
terbang, lemak, minyak, pecahan logam.7
BAB IV
KESIMPULAN
Dari laporan kasus diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa masih
banyaknya industri batu bata yang tidak menggunakan alat pelindung diri selama
proses produksi batu bata tersebut. Salah satu alasan rendahnya penggunaan APD
pada produksi batu bata adalah tidak pengetahuan pata pekerja yang rendah serta
minimnya biaya dan support pemerintah dalam upaya peningkatan kesehatan dan
keselamatan kerja.
Diperlukan upaya dari setiap lapisan masyarakat dalam upaya peningkatan
kesehatan serta keselamatan kerja. Menjadi suatu kewajiban bagi tenaga
kesehatan yang bertugas di desa tersebut untuk menumbuhkan kesadaran
pentingnya penggunaan alat pelindung diri dan bahaya-bahaya yang dapat
ditimbulkan oleh industry batu bata.
9
DAFTAR PUSTAKA