Dimana:
IR Bilangan Irribaren
Sudut kemiringan
H Tinggi gelombang di lokasi bangunan
L0 Panjangan gelombang
Grafik ini juga dapat digunakan untuk mengitung run donw (Rd)
Yaitu turunya permukaan air karena gelombang pada bangunan.
Wr.Hd
W
KD.( Sr 1) 3 .Cot
Di mana:
W = Berat butiran batu pelindung
Wr = Berat jenis batu
Hd = Tinggi gelombang perencanaan
Sr = Wr/Ww; dimana Ww = berat satuan air = 1.025 kg/m3
Cot = Kemiringan Lereng breakwater
KD = koefiseien stabilitas yang tergantung pada batu pelindung
(batu alam atau buatan), kekasan permukaan batu, ketajaman sisi – sisinya,
ikatan antara butir dan keadaan pecahnya gelombang yang diberikan pada table
2.5
Tabel 5.2 Nilai Koefisien Stabilitas (KD) Untuk Berbagai Jenis Butir
Lengan bangunan Ujung (kepala) bangunan
Kemiringan
KD KD
No Lapis Lindung n Penempatan
Gelombang Gelombang Gelombang Gelombang
Cot Ø
pecah tidak pecah pecah tidak pecah
Batu pecah
Catatan :
n : Jumlah susunan butir batu dalam lapisan pelindung
*1 : Penggunaan n = 1 tidak disarankan untuk kondisi gelombang pecah
*2 : Sampai ada ketentuan lebih lanjut tentang nilai KD, penggunaan KD
dibatasi pada kemiringan 1:1,5 sampai 1:3
*3 : Batu ditempatkan dengan sumbu panjangnya tegak lurus permukaan
bangunan
Persamaan di atas memberikan berat butir batu pelindung yang sangat besar. Untuk
mendapatkan batu yang sangat besar tersebut adalah sulit dan mahal. Berguna
memperkecil harga pembangunan maka bangunan pantai dibuat dalam beberapa
lapis. Terluar terdiri dari batu dengan ukuran seperti pesamaan di atas sedangkan
pada lapisan bawahnya diletakan ukuran batu yang semakin kecil.
Bangunan pengaman pantai biasanya dibedakan dalam dua bagian, yaitu kepala dan
lengan bangunan. Kepala bangunan mempunyai panjang sekitar 15 cm sampai 45 m
dari ujung bangunan. Panjang terseut tergantung pada panjang bangunan dan elevasi
puncak ujung bangunan. Pada bagian kepala bangunan memerlukan berat butir batu
pelindung yang lebih besar dari pada lengan bangunan. Hal ini mengingat bahwa
kepala bangunan menerima serangan gelombang dari berbagai arah sehingga pada
table di atas, nilai KD untuk kepala banguna lebih kecil dari pada nilai di lengan
bangunan.
B n.k D. Wr
W
Dimana :
B = Lebar puncak
n = Jumlah butiran (nmin = 3)
kD = Koefisien lapisan (Tabel 2.5)
W = Berat butiran pelindung
Wr = Berat jenis pelindung
Kadang-kadang di puncak bangunan pengaman pantai terbuat dari dinding lapis beton
yang dicor di tempat. Lapisan beton ini mempumyai tiga fungsi yaitu memperkuat
puncak bangunan, menambah tinggi puncak bangunan dan sebagai jalan untuk
perawatan.
Tebal lapis pelindung dan jumlah butir tiap satu luasan diberikan oleh rumus berikut
ini:
Dimana:
t = Tebal lapis dinding
n = 2(minimum)
K∆ = Koefisien
W = Berat butir lapir pelindung (ton)
(γr) = Berat jenis
Tabel 2.6 Nilai Koefisien Lapis Layer (K∆) Untuk Berbagai Jenis Butir
Dimana :
W = Berat batu pelindung (ton)
(γr) = Berat jenis (t/m3)
H = Tinggi gelombang rencana (m)
θ = Sudut kemiringan sisi pemecah gelombang
KD = Koefisien Stabilitas yang tergantung pada bentuk batu pelindung, kekasaran
permukaanbatu, ketajaman sisi–sisinya, ikatan antar butir dan keadaan
pecahnya gelombang
g. Stabilitas Geres
Analisa daya dukung dilakukan untuk mempelajari kemmpuan tanah dalam
mendukung beban struktur yang terletak di atasnya. Daya duykung menyatakan
tahanan geser tanah untuk melawan penurunan akibat pembebanan.
Tabel 2.7 Nilai-nilai Faktor Daya Dukung Terzaghi
Nc Nq N Nc Nq N
0 5,70 1,00 0,00 26 27,09 14,21 9,84
1 6,00 1,10 0,01 27 29,24 15,90 11,60
2 6,30 1,22 0,04 28 31,61 17,81 13,70
3 6,62 1,35 0,06 29 34,24 19,98 16,18
4 6,97 1,49 0,10 30 37,16 22,46 19,13
5 7,34 1,64 0,14 31 40,41 25,28 22,65
6 7,73 1,81 0,20 32 44,04 28,52 26,87
7 8,15 2,00 0,27 33 48,09 32,23 31,94
8 8,60 2,21 0,35 34 52,64 36,50 38,04
9 9,09 2,44 0,44 35 57,75 41,44 45,41
10 9,61 2,69 0,56 36 63,53 47,16 54,36
11 10,16 2,98 0,69 37 70,01 53,80 65,27
12 10,76 3,29 0,85 38 77,50 61,55 78,61
13 11,41 3,63 1,04 39 85,97 70,61 95,03
14 12,11 4,02 1,26 40 95,66 81,27 115,31
15 12,86 4,45 1,52 41 106,81 93,85 140,51
16 13,68 4,92 1,82 42 119,67 108,75 171,99
17 14,60 5,45 2,18 43 134,58 126,50 211,56
18 15,12 6,04 2,59 44 151,95 147,74 261,60
19 16,56 6,70 3,07 45 172,28 173,28 325,34
20 17,69 7,44 3,64 46 196,22 204,19 407,11
21 18,92 8,26 4,31 47 224,55 241,80 512,84
22 20,27 9,19 5,09 48 258,28 287,85 650,67
23 21,75 10,23 6,00 49 298,71 344,63 831,99
24 23,36 11,40 7,08 50 347,50 415,14 1072,80
25 25,13 12,72 8,34
* Kumbhojkar (1993)
Penentuan daya dukung tanah yang diijinjkan untuk desain didasari atas
besarnya angka keamanan (FS) yang nilai nya sekitar 3 (FSijin = 3). Besar daya
dukung tanah untuk suatu struktur yang ada di atasnya didapat diperboleh menurut
pemasaran berikut:
qu
FS FSijin 3
Pi
Di mana:
qu = Daya dukung bats tanah
P i
= total tekanan yang bekerja pada tanah
2. Pelampung (buoy)
Merupakan alat bantu pelayaran yang di jangkar pada suatu tempat yang
dianggap tepat. Bias di beri lampu, atau radar pemantul, bel atau bunyi
peringatan yang disesuaikan kebutuhan. Macam-macam adalah:
pelampung bentuk tiang, bentuk kaleng, kerucut, bentuk bola, bercahaya,
dan pelambuhan dengan tanda suara
c. Fasilitas Navigasi
1. Peraturan bagian bagian yang lurus pada sebuah alur seringkali ditandai
oleh paling sedikit dua buah tiang pada pantai di depan kapal yang
bergerak mendekati alur tersebut, yang dapat terlihat jelas pada siang hari.
2. Batas alur yang dapat dilewati untuk bernavigasi tersebut ditandai oleh
rambu-rambu yang tetap pada bouy. Bouy lebih umum di pakai di alur-alur
yang dalam di lepas pantai, tetapi pada sistem lalu lintas perairan sungai
pemakain rambu-rambu tetap sering lebih ekonomis. Bouy harus mampu
bertahan dalam aksi gerakan gelombang dan arus terlihat setiap saat
3. Sistem-sistem bouy di dunia sangat beragam. Oleh karenanya perlu
ditetapkan sistem yang cocok untuk pelabuhan tertentu.
4. Hal-hal yang harus di pertimbangkan dalam pengaturan jarak penempatan
alat-alat visual penuntun kapal-kapl adalah:
a. Konfigurasi alur
b. Timbulnya secara mendadak yang visibilitas rendah
c. Kondisi laut normal pada alur tersebut
d. Terjadinyta arus dan angina yang bertentanagan
5. Pengaturan jarak rambu yang lebih rapat diperlukan pada belokan atau
bagian yangt melengkung dan pelampung suar diperlukan pada pelabuhan
yang dikunjungi kapl pada malam hari.
6. Pelabuhan bary sering memerlukan lokasi utama yang menempatkan menra
suar, sehingga perimbgangan harus diberikan pula pada rencana susunan
penempatan umum reflector radar yang bias diditeksi kapal-kapal, pada
radar pelabuhan untuk memonitor dan mengawasi gerakan-gerakan kapal,
serta kominikasi radio antar kapal dan pantai.