Anda di halaman 1dari 15

2.5.

11 Jenis Bangunan Pengaman Pantai

Sesuai dengan fungsinya, jens-jenis bangunan pantai dapat dilihat sebagai


berikut, yaitu :

a) Dinding Pantai / Revertment


Dinding pantai atau revertment adalah bangunan yang memisahkan daratan
dan perairan pantai yang terutama berfungsi sebagai pelindung pantai
terhadap erosi dan limpasan gelombang (overtopping) ke darat. Daerah yang
dilindungi adalah daratan tepat dibelakang bangunan. Permukaan bangunan
yang menghadap ke arah datangnya gelombang dapat berupa sisi vertikal atau
miring. Dinding pantai biasanya berbentuk dinding vertikal sedangkan
revertmentmempunyai sisi miring. Bangunan-bangunan ini ditempatkan
sejajar atau hampir sejajar dengan garis pantai dan bisa terbuat dari pasangan
batu, beton tumpukan pipa (buis) beton, turap, kayu atau tumpukan batu.
Dalam perencanaan dindingpantai atau revertment perlu ditinjau fungsi dan
bentuk bngunan, lokasi, panjang, tinggi, stabilitas bangunan dan tanah
pondasi, elevasi muka air baik di depan maupun di belakang bangunan dan
sebagainya. Fungsi bangunan akan menentukan pemilihan bentuk permukaan
bangunan beupa bangunan berbentuk sisi tegak, miring, lengkung atau
bertangga.
b) Groin
Groin adalah bangunan pelindung pantai yang biasanya dibuat tegak lurus
pantai dan berfungsi untuk menahan transpor sedimen sepanjang pantai
sehingga bisa mengurangi/menghentikn erosi.
Groin dapat dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu tipe lurus, tipe T dan tipe
L, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.20. menurut kontruksinya , groin
dapat berupa tumpukan batu, caisson beton, turap, tiang yang dipancang
berjajar atau tumpukan buis beton yang didalamnya diisi beton.
c) Jetty
Jetty adalah bangunan pantai yang tegak lurus yang diletakkan pada kedua sisi
muara sungai yang berfungsi untuk mengurangi pendangkalan alur oleh
sedimen pantai. Pada penggunaan muara sungai sebagai alur pelayaran,
pengendapan di muara dapat mengganggu arus lalu lintas kapal. Untuk
keperluan tersebut jetty harus panjang sampai ujungnya berada diluar
gelombang pecah. Dengan jetty panjang transpor sedimen sepanjang pantai
dapat tertahan dan pada alur pelayaran kondisi gelombang tidak pecah
sehingga memungkinkan kapal masuk ke muara sungai.
Secara garis besar, tipe-tipe jetty berdasarkan lokasi penempatannya dapat
dibedakan sebagai berikut:
1. Jetty panjang, apabila ujungnya berada diluar gelombang pecah.
Tipe ini efektif untuk menghalangi masuknya sedimen ke muara
tetapi biaya konstruksinya sangat mahal.
2. Jetty sedang, dimana ujungnya berada diantara muka air surut dan
lokasi gelombang pecah. Tipe ini dapat menahan sebagian transpor
sedimen sepanjang pantai dan alur di ujung jetty masih
memungkinkan terjadinya endapan pasir.
3. Jetty pendek, dimana kaki ujung bangunan berada pada muka air
surut. Fungsi utamanya adalah menahan berbeloknya air sungai
dan mengkonsentrasikan aliran pada alur yang ditetapkan
untukbisa mengerosi endapan sehingga pada awal musim
penghujan dimana debit besar (banjr) belum terjadi, muara sungai
telah terbuka.

2.5.12 Pemecah Glombang Lepas Pantai (Breakwater)


Pemecah gelombang lepas pantai adalah bangunan yang dibuat sejajar pantai
dan berada pada jarak tertentu di garis pantai. Bangunan ini direncanakan untuk
melindungi pantai yang terketak di belakangnya dari serangan gelombang.
Tergantung pada panjang pantai yang dilindungi, pemecah gelombang lepas pantai
dapat dilindungi dari suatu pemecah gelomang atau seri bangunan yang terdiri dari
beberapa ruas pemecah gelombang yang dipecahkan lewat celah.

. Breakwater atau pemecah gelombang dapat dibedakan menjadi dua macam


yaitu pemecah gelombang sambung pantai dan lepas pantai. Tipe pertama banyak
digunakan pada perlindungan perairan pelabuhan, sedangkan tipe kedua untuk
perlindungan pantai terhadap erosi. Secara umum kondisi perencanaan kedua tipe
adalah sama, hanya pada tipe pertama perlu ditinjau karakteristik gelombang di
beberapa lokasi di sepanjang pemecah gelombang, seperti halnya pada perencanaan
groin dan jetty.

Pemecah gelombang dibangun sebagai salah satu bentuk perlindungan pantai


terhadap erosi dengan menghancurkan energi gelombang sebelum sampai ke pantai,
sehingga terjadi endapan dibelakang bangunan. Endapan ini dapat menghalangi
transport sedimen sepanjang pantai.Seperti disebutkan diatas bahwa pemecah
gelombang lepas pantai dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis
pantai, maka tergantung pada panjang pantai yang dilindungi, pemecah gelombang
lepas pantai dapat dibuat dari satu pemecah gelombang atau suatu seri bangunan yang
terdiri dari beberapa ruas pemecah gelombang yang dipisahkan oleh celah.

Gambar (2.4) Pemecah Gelombang Lepas Pantai


Sumber : www.Google.com 6 November 2017
Secara umum kondisi perencanaan kedua tipe adalah sama, hanya pada tipe
pertama perlu ditinjau karakteristik gelombang di beberapa lokasi di sepanjang
pemecah gelombang, seperti halnya pada perencanaan groin dan jetty. Penjelasan
lebih rinci mengenai pemecah gelombang sambung pantai lebih cenderung berkaitan
dengan palabuhan dan bukan dengan perlindungan pantai terhadap erosi. Selanjutnya
dalam tinjauan lebih difokuskan pada pemecah gelombang lepas pantai. Breakwater
atau dalam hal ini pemecah gelombang lepas pantai adalah bangunan yang dibuat
sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai.
Pemecah gelombang dibangun sebagai salah satu bentuk
perlindungan pantai terhadap erosi dengan menghancurkan energi gelombang
sebelum sampai ke pantai, sehingga terjadi endapan dibelakang bangunan. Endapan
ini dapat menghalangi transport sedimen sepanjang pantai. Seperti disebutkan diatas
bahwa pemecah gelombang lepas pantai dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak
tertentu dari garis pantai, maka tergantung pada panjang pantai yang dilindungi,
pemecah gelombang lepas pantai dapat dibuat dari satu pemecah gelombang atau
suatu seri bangunan yang terdiri dari beberapa ruas pemecah gelombang yang
dipisahkan oleh celah.
a. Elevasi Struktur Bangunnan
Elevasi puncak bangunan pengaman pantai tergantung pada limpasan
(overtopping) yang di ijinkan. Elevasi puncak bangunna dihitung berdasarkan
kenaikan (runup) gelombang yang tergantung pada karateristrik gelombang,
kemiringan bangunan, porositas dan kekasaran lapisan pelindung.
Elevasi muka air tinggi (HMWL) akakn dijadikan sebagai dasar struktur bagian
Bawah akan diperhitungkan terhadap elevasi muka air rendah (LLWL).
Sedangkan untuk elevasi puncak struktur akan di perhitungkan terhadap elevasi
muka air tinggi (HHWL) ditambah tinggi rayapan gelombang (runup) dan tinggi
kebebasan dengan rumus sebagai berikut:
Et = HHWL + Runup + Free board
b. Lapisan Gelombang (Overtopping)
Struktur bangunan pengaman pantai dapat direncanakan untuk limpasan
gelombang, terutama pada saat badai yang terjadipada waktu air pasang tinggi.
Air limpasan gelombang tersebut dapt dialirkan kembali ke laut melewati bagian
atas bangunan (untuk, groin, jetty, pemecah gelobang) atau membuat saluran
drainase yang berada di belakang bangunan (untuk revertment). Pemilihan
struktur bangunan dapat diampasi atau tidak sangat tergantung dengan bagian
factor di antara fungsi bangunan dan estetika keberdaan bangunan yang bila
struktur bangunan yang terlalu tinggi, akan menghalangi pemandangan arah laut.
c. Rayapan Gelombang (Runup)
Struktur bangunan pantai juga harus mampu menahan gesekan air laut akibat
adanya rayapan gelombang air laut, terutama pada saat berlangsung badai atau
akibat pasang surut. Apabila gelombang bergerak menuju bangunan yang miring
(dinding tembok laut atau pemecah gelombang), sebagian dari momentum
gelombang tersebut akan dirubah menjadi gerakan air yang meluncur ke atas
lereng, yang di sebut rayapan gelombang (wave run–up). Perhitungan tinggi
rayapan gelombang dilakukan dengan menggunakan grafik run up. Untuk dapat
menggunakan grafik tersebut perlu dihitung dulu nilai bilangan Irribaren.
Bilangan Irribaren dihitung dengan formula sebagai berikut.

Gambar (2.5) Rayapan Gelombang (Runup) Gelobang


Sumber : www.Google.com, 6 November 2017
tg 
Ir  0.5
H
 
 L0 

Dimana:
IR  Bilangan Irribaren
  Sudut kemiringan
H  Tinggi gelombang di lokasi bangunan
L0  Panjangan gelombang

Grafik ini juga dapat digunakan untuk mengitung run donw (Rd)
Yaitu turunya permukaan air karena gelombang pada bangunan.

Gambar (2.6) Rayapan Gelombang (Runup) Gelobang


Sumber : www.Google.com, 6 November 2017
d. Batu lapisan bangunan
Di dalamperencanaan bangunan pengamanan pantai dari konstruksi batu, perlu di
tentukan berat butiran batu pelindung yang dapat dihitung dengan rumus hudson:

Wr.Hd
W
KD.( Sr  1) 3 .Cot

Di mana:
W = Berat butiran batu pelindung
Wr = Berat jenis batu
Hd = Tinggi gelombang perencanaan
Sr = Wr/Ww; dimana Ww = berat satuan air = 1.025 kg/m3
Cot  = Kemiringan Lereng breakwater
KD = koefiseien stabilitas yang tergantung pada batu pelindung
(batu alam atau buatan), kekasan permukaan batu, ketajaman sisi – sisinya,
ikatan antara butir dan keadaan pecahnya gelombang yang diberikan pada table
2.5
Tabel 5.2 Nilai Koefisien Stabilitas (KD) Untuk Berbagai Jenis Butir
Lengan bangunan Ujung (kepala) bangunan
Kemiringan
KD KD
No Lapis Lindung n Penempatan
Gelombang Gelombang Gelombang Gelombang
Cot Ø
pecah tidak pecah pecah tidak pecah

Batu pecah

Bulat halus 2 Acak 1.2 2.4 1.1 1.9 1,5-3,0

Bulat halus Acak 1.6 3.2 1.4 2.3 2.0


1. >3
Bersudut kasar 1 Acak 2.9 2.3 2.0
1.9 3.2 1.5
Bersudut kasar 2 Acak 2.0 4.0 1.6 2.8
1.3 2.3 3.0
Bersudut kasar >3 Acak 2.2 4.5 2.1 4.2 2.0
Bersudut kasar 2 khusus 5.8 7.0 5.3 6.4 2.0
Paralelepipedium 2 khusus 7,0-20.0 8,5-24,0 - - -
5.0 6.0 1.5
Tetrapod dan
2. 2 Acak 7.0 8.0 4.5 5.5 2.0
Quadripod
3.5 4.0 3.0
8.3 9.0 1.5
3. Tribar 2 Acak 9.0 10.0 7.8 8.5 2.0
6.0 6.5 3.0
8.0 16.0 2.0
4. Dolos 2 Acak 15.8 31.8
7.0 14.0 3.0
Kubus
5. 2 Acak 6.5 7.5 - 5.0 *2
dimodifikasi
6. Hexapod 2 Acak 8.0 9.5 5.0 7.0 *2
7. Tribar 1 seragam 12.0 15.0 7.5 9.5 *2
Batu Pecah
8. (KRR)(Grade - Acak 2.2 2.5 - -
Angular)

Sumber : www.Google.com, 6 November 2017

Catatan :
n : Jumlah susunan butir batu dalam lapisan pelindung
*1 : Penggunaan n = 1 tidak disarankan untuk kondisi gelombang pecah
*2 : Sampai ada ketentuan lebih lanjut tentang nilai KD, penggunaan KD
dibatasi pada kemiringan 1:1,5 sampai 1:3
*3 : Batu ditempatkan dengan sumbu panjangnya tegak lurus permukaan
bangunan
Persamaan di atas memberikan berat butir batu pelindung yang sangat besar. Untuk
mendapatkan batu yang sangat besar tersebut adalah sulit dan mahal. Berguna
memperkecil harga pembangunan maka bangunan pantai dibuat dalam beberapa
lapis. Terluar terdiri dari batu dengan ukuran seperti pesamaan di atas sedangkan
pada lapisan bawahnya diletakan ukuran batu yang semakin kecil.
Bangunan pengaman pantai biasanya dibedakan dalam dua bagian, yaitu kepala dan
lengan bangunan. Kepala bangunan mempunyai panjang sekitar 15 cm sampai 45 m
dari ujung bangunan. Panjang terseut tergantung pada panjang bangunan dan elevasi
puncak ujung bangunan. Pada bagian kepala bangunan memerlukan berat butir batu
pelindung yang lebih besar dari pada lengan bangunan. Hal ini mengingat bahwa
kepala bangunan menerima serangan gelombang dari berbagai arah sehingga pada
table di atas, nilai KD untuk kepala banguna lebih kecil dari pada nilai di lengan
bangunan.

e. Lebar Dan Tebal Puncak Bangunan


Lebar puncak juga tergantung pada limpasan yang di janjikan, pada kondisi
limpasan yang dijanjikan, lebar pumcak minimum adalah sama dengan lebar dari
tiga butir batu pelindung yang disusun berdampingan (n =3). Untuk bangunan
tanpa terjadi limpasan, lebar puncak harus cukup lebar untuk keperluan oprasi
peralatan pada waktu pelaksanan dan perawatan. Lebar puncak bangunan pantai
dapat dihitung dengan rumus berikut ini:

B  n.k D. Wr
W 

Dimana :
B = Lebar puncak
n = Jumlah butiran (nmin = 3)
kD = Koefisien lapisan (Tabel 2.5)
W = Berat butiran pelindung
Wr = Berat jenis pelindung
Kadang-kadang di puncak bangunan pengaman pantai terbuat dari dinding lapis beton
yang dicor di tempat. Lapisan beton ini mempumyai tiga fungsi yaitu memperkuat
puncak bangunan, menambah tinggi puncak bangunan dan sebagai jalan untuk
perawatan.
Tebal lapis pelindung dan jumlah butir tiap satu luasan diberikan oleh rumus berikut
ini:

Dimana:
t = Tebal lapis dinding
n = 2(minimum)
K∆ = Koefisien
W = Berat butir lapir pelindung (ton)
(γr) = Berat jenis

Tabel 2.6 Nilai Koefisien Lapis Layer (K∆) Untuk Berbagai Jenis Butir

Sumber : www.Google.com, 6 November 2017


f. Pondasi Tumpukan Batu Pelindung Kaki
Tumpukan batu dapat juga digunakan sebagai pondasi dan pelindung kaki
bangunan pengaman pantai . sebagai pondasi, bangunan pengaman pantai dari
blok beton, caisson atau buis beton ditempatkan di atas tumpukan batu. Sedangkan
tumpukan batu sebagai pelindung kaki ditempatrkan di depat bangunan yang
berfungsi melindungi tanah pondasi gerusan akibat gelombang. Stabilitas
bangunan tergantung pada kemampuan pondasi terhadam erosi ditimbulkan oleh
gemlobang-gelombang besar. Gelombang rencana untuk menghitung berat batu
pondasi dan pelindung kaki sama dengan yang digunakan untuk perencanan
bangunan. Berat butir batu untuk pondasi dan pelindung kaki bangunan diberikan
sebagai berikut:

Rumus yang dipakai :

Dimana :
W = Berat batu pelindung (ton)
(γr) = Berat jenis (t/m3)
H = Tinggi gelombang rencana (m)
θ = Sudut kemiringan sisi pemecah gelombang
KD = Koefisien Stabilitas yang tergantung pada bentuk batu pelindung, kekasaran
permukaanbatu, ketajaman sisi–sisinya, ikatan antar butir dan keadaan
pecahnya gelombang

g. Stabilitas Geres
Analisa daya dukung dilakukan untuk mempelajari kemmpuan tanah dalam
mendukung beban struktur yang terletak di atasnya. Daya duykung menyatakan
tahanan geser tanah untuk melawan penurunan akibat pembebanan.
Tabel 2.7 Nilai-nilai Faktor Daya Dukung Terzaghi
 Nc Nq N  Nc Nq N
0 5,70 1,00 0,00 26 27,09 14,21 9,84
1 6,00 1,10 0,01 27 29,24 15,90 11,60
2 6,30 1,22 0,04 28 31,61 17,81 13,70
3 6,62 1,35 0,06 29 34,24 19,98 16,18
4 6,97 1,49 0,10 30 37,16 22,46 19,13
5 7,34 1,64 0,14 31 40,41 25,28 22,65
6 7,73 1,81 0,20 32 44,04 28,52 26,87
7 8,15 2,00 0,27 33 48,09 32,23 31,94
8 8,60 2,21 0,35 34 52,64 36,50 38,04
9 9,09 2,44 0,44 35 57,75 41,44 45,41
10 9,61 2,69 0,56 36 63,53 47,16 54,36
11 10,16 2,98 0,69 37 70,01 53,80 65,27
12 10,76 3,29 0,85 38 77,50 61,55 78,61
13 11,41 3,63 1,04 39 85,97 70,61 95,03
14 12,11 4,02 1,26 40 95,66 81,27 115,31
15 12,86 4,45 1,52 41 106,81 93,85 140,51
16 13,68 4,92 1,82 42 119,67 108,75 171,99
17 14,60 5,45 2,18 43 134,58 126,50 211,56
18 15,12 6,04 2,59 44 151,95 147,74 261,60
19 16,56 6,70 3,07 45 172,28 173,28 325,34
20 17,69 7,44 3,64 46 196,22 204,19 407,11
21 18,92 8,26 4,31 47 224,55 241,80 512,84
22 20,27 9,19 5,09 48 258,28 287,85 650,67
23 21,75 10,23 6,00 49 298,71 344,63 831,99
24 23,36 11,40 7,08 50 347,50 415,14 1072,80
25 25,13 12,72 8,34

* Kumbhojkar (1993)
Penentuan daya dukung tanah yang diijinjkan untuk desain didasari atas
besarnya angka keamanan (FS) yang nilai nya sekitar 3 (FSijin = 3). Besar daya
dukung tanah untuk suatu struktur yang ada di atasnya didapat diperboleh menurut
pemasaran berikut:

qu
FS   FSijin  3
 Pi
Di mana:
qu = Daya dukung bats tanah

P i
= total tekanan yang bekerja pada tanah

2.5.13 Fasilitas Keselamatan Pelayaran


Fasilitas pendukung keselamatan pelayaran adalah semua fasilitas yang
membantu agar pelayaran menjadi lebih lancer dan aman.
a. Alat Pemandu Konstruksi Tetap
1. Rambu pelayaran pada pier, wharf,dolphin
Dipasang untuk mengtahui batas-batas dari dermaga dengan bangunan
lainya, biasa dipasang di ujung bangunan fasilitas tersebut.
2. Rambu suar pada pemecah gelombang dan pantai berupa konstruksi tetap
yang ditemoatkan di ujung pemecah gelombangt pada mulut pelabuhan dan
di tempat berbahaya bagi kapal di sepanjang pantai.
3. Mercusuar
Merupakan konstruksi menara yang tinggi dengan lampu suar ditempatkan
di puncak. Hanya didirikan di suatu titik di pantai untuk memandu kapal.
b. Alat Pemadu Konstruksi Terapung
1. Kapal rambu suar
Pada lokasi dimana sulit dibangun mercuar maka kapal kecil berbobot 500
ton dapat digunakan untuk menggantikan. Kapal dapat diawaki / tidak, dan
dilengkapi lampu otomatis dan sinyal kabut.

2. Pelampung (buoy)
Merupakan alat bantu pelayaran yang di jangkar pada suatu tempat yang
dianggap tepat. Bias di beri lampu, atau radar pemantul, bel atau bunyi
peringatan yang disesuaikan kebutuhan. Macam-macam adalah:
pelampung bentuk tiang, bentuk kaleng, kerucut, bentuk bola, bercahaya,
dan pelambuhan dengan tanda suara
c. Fasilitas Navigasi
1. Peraturan bagian bagian yang lurus pada sebuah alur seringkali ditandai
oleh paling sedikit dua buah tiang pada pantai di depan kapal yang
bergerak mendekati alur tersebut, yang dapat terlihat jelas pada siang hari.
2. Batas alur yang dapat dilewati untuk bernavigasi tersebut ditandai oleh
rambu-rambu yang tetap pada bouy. Bouy lebih umum di pakai di alur-alur
yang dalam di lepas pantai, tetapi pada sistem lalu lintas perairan sungai
pemakain rambu-rambu tetap sering lebih ekonomis. Bouy harus mampu
bertahan dalam aksi gerakan gelombang dan arus terlihat setiap saat
3. Sistem-sistem bouy di dunia sangat beragam. Oleh karenanya perlu
ditetapkan sistem yang cocok untuk pelabuhan tertentu.
4. Hal-hal yang harus di pertimbangkan dalam pengaturan jarak penempatan
alat-alat visual penuntun kapal-kapl adalah:
a. Konfigurasi alur
b. Timbulnya secara mendadak yang visibilitas rendah
c. Kondisi laut normal pada alur tersebut
d. Terjadinyta arus dan angina yang bertentanagan
5. Pengaturan jarak rambu yang lebih rapat diperlukan pada belokan atau
bagian yangt melengkung dan pelampung suar diperlukan pada pelabuhan
yang dikunjungi kapl pada malam hari.
6. Pelabuhan bary sering memerlukan lokasi utama yang menempatkan menra
suar, sehingga perimbgangan harus diberikan pula pada rencana susunan
penempatan umum reflector radar yang bias diditeksi kapal-kapal, pada
radar pelabuhan untuk memonitor dan mengawasi gerakan-gerakan kapal,
serta kominikasi radio antar kapal dan pantai.

Anda mungkin juga menyukai

  • BEBAN GEMPA
    BEBAN GEMPA
    Dokumen11 halaman
    BEBAN GEMPA
    Aditya Putra Panjaitan
    Belum ada peringkat
  • Buku Ajar MK Perkerasan Jalan
    Buku Ajar MK Perkerasan Jalan
    Dokumen167 halaman
    Buku Ajar MK Perkerasan Jalan
    verachania
    Belum ada peringkat
  • Jbptitbpp GDL Dionarioni 30352 6 2008ta 5
    Jbptitbpp GDL Dionarioni 30352 6 2008ta 5
    Dokumen73 halaman
    Jbptitbpp GDL Dionarioni 30352 6 2008ta 5
    Onaddio Dikz Streettangerangz
    Belum ada peringkat
  • Komik
    Komik
    Dokumen1 halaman
    Komik
    fahri_amirullah
    Belum ada peringkat
  • Buku Ajar MK Perkerasan Jalan
    Buku Ajar MK Perkerasan Jalan
    Dokumen167 halaman
    Buku Ajar MK Perkerasan Jalan
    verachania
    Belum ada peringkat
  • Makalah Ekonomi Teknik
    Makalah Ekonomi Teknik
    Dokumen9 halaman
    Makalah Ekonomi Teknik
    Eny Arviand Firdaus
    Belum ada peringkat
  • Buku Ajar MK Perkerasan Jalan
    Buku Ajar MK Perkerasan Jalan
    Dokumen167 halaman
    Buku Ajar MK Perkerasan Jalan
    verachania
    Belum ada peringkat
  • Makalah Ekonomi Teknik
    Makalah Ekonomi Teknik
    Dokumen9 halaman
    Makalah Ekonomi Teknik
    Eny Arviand Firdaus
    Belum ada peringkat
  • Rekayasa Gempa 2b
    Rekayasa Gempa 2b
    Dokumen5 halaman
    Rekayasa Gempa 2b
    Onaddio Dikz Streettangerangz
    Belum ada peringkat
  • Kelurahan Babakan: Tangerang
    Kelurahan Babakan: Tangerang
    Dokumen1 halaman
    Kelurahan Babakan: Tangerang
    Onaddio Dikz Streettangerangz
    Belum ada peringkat
  • Dochiouuv
    Dochiouuv
    Dokumen1 halaman
    Dochiouuv
    Onaddio Dikz Streettangerangz
    Belum ada peringkat
  • Dochiouuv
    Dochiouuv
    Dokumen1 halaman
    Dochiouuv
    Onaddio Dikz Streettangerangz
    Belum ada peringkat
  • Titi
    Titi
    Dokumen96 halaman
    Titi
    Onaddio Dikz Streettangerangz
    Belum ada peringkat
  • Rekayasa Gempa 2b
    Rekayasa Gempa 2b
    Dokumen5 halaman
    Rekayasa Gempa 2b
    Onaddio Dikz Streettangerangz
    Belum ada peringkat
  • Aha 2015
    Aha 2015
    Dokumen16 halaman
    Aha 2015
    willdania yolanda
    100% (5)
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen8 halaman
    Bab 1
    Onaddio Dikz Streettangerangz
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen2 halaman
    Bab 1
    Onaddio Dikz Streettangerangz
    Belum ada peringkat
  • Ini Dia Dokumen ISO14001 PDF
    Ini Dia Dokumen ISO14001 PDF
    Dokumen6 halaman
    Ini Dia Dokumen ISO14001 PDF
    Aidil Dendrophila
    Belum ada peringkat
  • Sap Penkes Asma
    Sap Penkes Asma
    Dokumen9 halaman
    Sap Penkes Asma
    Endah Kusuma Wardani
    Belum ada peringkat
  • Rekayasa Gemetrik W-02 OKRE
    Rekayasa Gemetrik W-02 OKRE
    Dokumen96 halaman
    Rekayasa Gemetrik W-02 OKRE
    Muhammad Oktavianto
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen8 halaman
    Bab 1
    Onaddio Dikz Streettangerangz
    Belum ada peringkat
  • Punya Maul
    Punya Maul
    Dokumen2 halaman
    Punya Maul
    Onaddio Dikz Streettangerangz
    Belum ada peringkat
  • Untitled Document
    Untitled Document
    Dokumen2 halaman
    Untitled Document
    Onaddio Dikz Streettangerangz
    Belum ada peringkat
  • Proposal Tugas Akhir Bangkit
    Proposal Tugas Akhir Bangkit
    Dokumen6 halaman
    Proposal Tugas Akhir Bangkit
    Onaddio Dikz Streettangerangz
    Belum ada peringkat
  • 2.pedoman An Geometrik Jalan Perkotaan
    2.pedoman An Geometrik Jalan Perkotaan
    Dokumen60 halaman
    2.pedoman An Geometrik Jalan Perkotaan
    redy kwee
    Belum ada peringkat
  • Ipi 352404
    Ipi 352404
    Dokumen8 halaman
    Ipi 352404
    Onaddio Dikz Streettangerangz
    Belum ada peringkat
  • Universitas Gunadarma
    Universitas Gunadarma
    Dokumen11 halaman
    Universitas Gunadarma
    Onaddio Dikz Streettangerangz
    Belum ada peringkat
  • PERENCANAAN GEOMETRIK
    PERENCANAAN GEOMETRIK
    Dokumen9 halaman
    PERENCANAAN GEOMETRIK
    Danang Eko Saputro
    Belum ada peringkat
  • AMDAL Wan
    AMDAL Wan
    Dokumen13 halaman
    AMDAL Wan
    Onaddio Dikz Streettangerangz
    Belum ada peringkat