Hemoglobin merupakan molekul di dalam sel darah merah. Hemoglobin berfungsi untuk
mengangkut oksigen. Kualitas darah ditentukan oleh kadar Hemoglobin. Normalnya, Hemoglobin
pada wanita 12 sampai 14 gram per deciliter (g/dl) dan pada pria 13 sampai 16 g/dl. Ketika Hb
seseorang lebih rendah dari angka tersebut, berarti ada gangguan kesehatan yang terjadi seperti
anemia atau kelainan ginjal. Sementara Hb yang tinggi bisa jadi mengindikasikan adanya
dehidrasi, penyakit paru menahun atau gagal jantung kongestif.
LED merupakan kecepatan endap eritrosit yang menggambarkan komposisi plasma serta
perbandingannya antara eritrosit dan plasma. LED biasanya digunakan untuk memantau efek
terapi dan perjalanan penyakit kronis. LED akan meningkat bila terjadi infeksi akut lokal, trauma,
kehamilan trimester dua dan tiga, operasi dan luka bakar. Sementara itu LED akan menurun saat
terjadi anemia, gagal jantung, atau kekurangan faktor pembekuan.
Leukosit
Leukosit merupakan sel darah putih yang berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai
penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Normalnya jumlah leukosit antara
lima sampai 10 ribu per mililiter. Leukosit yang tinggi menunjukkan adanya infeksi di dalam
tubuh, seperti pneumonia, meningitis, atau radang usus buntu. Namun, jumlahnya menjadi lebih
sedikit ketika seseorang menderita malaria, atau infeksi virus.
BASOFIL
Basofil adalah salah satu jenis leukosit yang jumlahnya 0,5 -1% dari seluruh jumlah leukosit, dan
terlibat dalam reaksi alergi jangka panjang seperti asma, alergi kulit, dan lain-lain. Nilai normal
dalam tubuh: o -1%. Peningkatan basofil terdapat pada proses inflamasi (radang), leukemia, dan
fase penyembuhan infeksi. Penurunan basofil terjadi pada penderita stres, reaksi hipersensitivitas
(alergi), dan kehamilan
EOSINOFIL
Eosinofil merupakan salah satu jenis leukosit yang terlibat dalam alergi dan infeksi (terutama
parasit) dalam tubuh, dan jumlahnya 1 – 2% dari seluruh jumlah leukosit. Nilai normal dalam
tubuh: 1 – 4%
Peningkatan eosinofil terdapat pada kejadian alergi, infeksi parasit, kanker tulang, otak, testis, dan
ovarium. Penurunan eosinofil terdapat pada kejadian shock, stres, dan luka bakar.
6 th 42%
12 th 38%
HEMATOKRIT (HMT)
Hematokrit menunjukkan persentase zat padat (kadar sel darah merah, dan Iain-Iain) dengan
jumlah cairan darah. Semakin tinggi persentase HMT berarti konsentrasi darah makin kental. Hal
ini terjadi karena adanya perembesan (kebocoran) cairan ke luar dari pembuluh darah sementara
jumlah zat padat tetap, maka darah menjadi lebih kental. Diagnosa DBD (Demam Berdarah
Dengue) diperkuat dengan nilai HMT > 20 %.
Anak 33 -38%
Pria dewasa 40 – 48 %
Wanita dewasa 37 – 43 %
Penurunan HMT terjadi pada pasien yang mengalami kehilangan darah akut (kehilangan darah
secara mendadak, misal pada kecelakaan), anemia, leukemia, gagal ginjal kronik, malnutrisi,
kekurangan vitamin B dan C, kehamilan, ulkus peptikum (penyakit tukak lambung).
Peningkatan HMT terjadi pada dehidrasi, diare berat, eklampsia (komplikasi pada kehamilan),
efek pembedahan, dan luka bakar, dan Iain-Iain.
ERITROSIT
Sel darah merah atau eritrosit berasal dari Bahasa Yunani yaitu erythros berarti merah dan kytos
yang berarti selubung. Eritrosit adalah jenis se) darah yang paling banyak dan berfungsi membawa
oksigen ke jaringan tubuh. Sel darah merah aktif selama 120 hari sebelum akhirnya dihancurkan.
Pada orang yang tinggal di dataran tinggi yang memiliki kadar oksigen rendah maka cenderung
memiliki sel darah merah lebih banyak.
Trombosit adalah komponen sel darah yang berfungsi dalam proses menghentikan perdarahan
dengan membentuk gumpalan.
Penurunan sampai di bawah 100.000 permikroliter (Mel) berpotensi terjadi perdarahan dan
hambatan perm- bekuan darah. Jumlah normal pada tubuh manusia adalah 200.000-400.ooo/Mel
darah. Biasanya dikaitkan dengan penyakit demam berdarah.
MCV mengindikasikan ukuran eritrosit : mikrositik (ukuran kecil), normositik (ukuran normal),
dan makrositik (ukuran besar). Nilai MCV diperoleh dengan mengalikan hematokrit 10 kali lalu
membaginya dengan hitung eritrosit.
Nilai rujukan :
Masalah klinis:
Penurunan nilai: anemia mikrositik, anemia defisiensi besi (ADB), malignansi, artritis
reumatoid, hemoglobinopati (talasemia, anemia sel sabit, hemoglobin C), keracunan
timbal, radiasi.
Peningkatan nilai : anemia makrositik, aplastik, hemolitik, pernisiosa; penyakit hati kronis;
hipotiroidisme (miksedema); pengaruh obat (defisiensi vit B12, antikonvulsan,
antimetabolik)
Nilai rujukan :
MCH dijumpai meningkat pada anemia makrositik-normokromik atau sferositosis, dan menurun
pada anemia mikrositik-normokromik atau anemia mikrositik-hipokromik.
MCHC mengindikasikan konsentrasi hemoglobin per unit volume eritrosit. Penurunan nilai
MCHC dijumpai pada anemia hipokromik, defisiensi zat besi serta talasemia. Nilai MCHC
dihitung dari nilai MCH dan MCV atau dari hemoglobin dan hematokrit.
Dewasa : 32 - 36 %
Bayi baru lahir : 31 - 35 %
Anak usia 1.5 - 3 tahun : 26 - 34 %
Anak usia 5 - 10 tahun : 32 - 36 %
Merupakan enzim transaminase yang dalam keadaan normal berada dalam jaringan tubuh
terutama hati. Peningkatan dalam serum darah menunjukkan adanya trauma
atau kerusakan hati.
Nilai normal :
Jumlah ureum yang normal adalah 10 sampai 50 mg/dl dan kreatinin berada pada angka kurang
dari 1,5 mg/dl. Peningkatan jumlahnya mengindikasikan adanya gangguan pada ginjal.