Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

GAYA KEPEMIMPINAN OTORITER

NURSING MANAGEMENT AND HEALTH POLICY

KELOMPOK : 1

KELAS : B

Dini Fitriati Arifin 4002150118 Putri Tari L 4002150164

Fahmi Dwi Novian 4002150190 Revita Meily L 4002150014

Melati 4002150101 Ryan Driyana 4002150077

Nita Adella 4002150063 Salma Silviani W 4002150107

Noval Riora P 4002150230 Siti Nyzmah Aji P 4002150062

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA

BANDUNG

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya pada kita semua sehingga kami bisa menyelesaikan
Makalah tentang Gaya Kepemimpinan Otoriter untuk melengkapi nilai Mata Kuliah
Nursing Management and Health Policy, dan mengembangkan kemampuan
menulis kami.

Penulis menyadari meskipun segala upaya telah penulis lakukan dalam


penyusunan makalah ini, namun pastilah ada kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami berharap kepada semua pihak yang sekiranya
membaca makalah ini dapat memberikan saran agar di kemudian hari kami dapat
menyempurnakan makalah ini.

Penulis berharap akan ada yang mengembangkan makalah ini di masa yang
akan datang.

Bandung, 18 Maret 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Tujuan 2
BAB II LANDASAN TEORI 3
A. Konsep Gaya Kepemimpinan Otoriter 3
B. Gaya Kepemimpinan Otoriter 3
C. Tipe Kepemimpinan Otoriter 3
D. Ciri Gaya Kepemimpinan Otoriter 4
BAB III PEMBAHASAN 5
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan 7
B. Saran 7
DAFTAR PUSTAKA 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kepemimpinan otoriter merupakan gaya kepemimpinan yang dikenal
sangat paling tua. Oleh karena itu gaya kepemimpinan ini menempatkan
kekuasaan di satu orang atau sekelompok kecil namun tetap di antara mereka
ada seseorang yang paling berkuasa. Pemimpin bertindak sebagai penguasa
tunggal, orang-orang yang dipimpin dengan jumlah yang lebih banyak
merupakan pihak yang dikuasai yang disebut bawahan atau anak buah.
Kedudukan bawahan semata-mata sebagai pelaksana perintah, keputusan, dan
bahkan kehendak pimpinan. Pemimpin memandang dirinya lebih dalam segala
hal dibandingkan dengan bawahannya. Kemampuan bawahan selalu dipandang
rendah, sehingga dianggap tidak mampu berbuat sesuatu tanpa perintah.
Perintah pemimpin selaku atasan tidak boleh dibantah, karena
dipandang sebagai satu-satunya yang paling benar. Pemimpin sebagai penguasa
merupakan penentu bawahannya. Oleh karena itu tidak ada pilihan lain, selain
harus tunduk dan patuh dibawah kekuasaan pemimpin. Kekuasaan pemimpin
digunakan untuk menekan bawahan dengan mempergunakan sanksi atau
hukuman sebagai alat utama dan juga membuat suasana menjadi kaku. Namun
dari beberapa kasus dalam tenaga kesehatan gaya kepemimpinan otoriter ini
sering digunakan karena tidak semua gaya otoriter yang diterapkan
menimbulkan hal yang negatif, di fasilitas kesehatan di ruangan-ruangan
tertentu pasti pemimpin akan menggunakan gaya kepemimpinan otoriter yang
dimana itu yang seharusnya dilakukan demi keselamatan dan kenyamanan
pasien.

1
B. Tujuan
1. Tujuan umum :
a. Untuk mengetahui dan memahami pokok bahasan khususnya tentang
gaya kepemimpinan.
2. Tujuan khusus :
a. Mampu mengetahui pengertian gaya kepemimpinan otoriter.
b. Mampu memahami gaya kepemimpinan otoriter yang diterapkan
langsung di lapangan.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Konsep Gaya Kepemimpinan Otoriter


Para pemimpin otoriter melakukan pengambilan keputusan sendiri
tanpa berkonsultasi dengan para karyawannya. Mereka menghasilkan
keputusan, mengkomunikasikannya kepada bawahan dan mengharapkan
implementasi atas instruksi mereka dengan segera (Boone & Kurtz, 2007).
Ciri-ciri/indikator kepemimpinan otoriter menurut Sutikno (2007, p.21) :
1. Segala keputusan sendiri diambil oleh pemimpin
2. Tugas-tugas bawahan diperinci oleh pemimpin
3. Dalam bersikap kepada bawahan, pemimpin melibatkan perasaan
pribadinya, sehingga lebih bersifat subjektif
4. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berpartisipasi atau
mengajukan pendapat tetapi itu hanya sebagai lips service saja
5. Mengawasi pekerjaan bawahan dengan ketat
B. Gaya Kepemimpinan Otoriter
Kepemimpinan otoriter merupakan gaya kepemimpinan yang paling tua
di kenal manusia. Oleh karena itu gaya kepemimpinan ini menempatkan
kekuasaan di tangan satu orang atau sekelompok kecil yang diantara mereka
tetap salah seorang yang paling berkuasa.
C. Tipe Kepemimpinan Otoriter
Tipe Kepemimpinan otoriter dilaksanakan dari titik ekstrim tertinggi
dan pergeserannya kearah kepemimpinan demokratis yang terdiri dari :
1. Perilaku atau gaya kepemimpinan otokrat
Beorientasi pada pelaksanaan tugas sebagai perilaku yang terpenting
dalam mewujudkan kepemimpinan yang efektif, pelaksanaan tugas tidak
boleh keliru atau salah atau menyimpang dari instruksi pemimpin dan tidak
percaya kepada anggota atau orang lain.

3
2. Perilaku atau gaya kepemimpinan diktatoris
Berperilaku sebagai penguasa tunggal yang tidak dapat diganti
karena merasa dirinya diciptakan untuk berkuasa dan ucapan diberlakukan
sebagai peraturan atau undang-undang yang tidak boleh dibantah.
3. Perilaku atau gaya otokratik lunak
Pemimpin berorientasi dengan dimanipulasi, kepemimpinan
menuntut ketaatan dan kepatuhan dalam membuat peraturan-peraturan.
4. Perilaku atau gaya kepemimpinan diserter
Pemimpin mudah menyerah dalam menghadapi kesulitan,
cenderung iri hati pada orang lain terutama pada temannya yang sukses
sebagai sesama pemimpin.
5. Perilaku atau gaya kepemimpinan missionary
Pemimpin mengutamakan orientasi hubungan dengan anggota
organisasinya sehingga sering terlihat ramah, banyak senyum dan akrab,
berusaha keras untuk mencegah pertentangan/konflik perdebatan dan
permusuhan dengan orang lain.
6. Perilaku atau gaya kepemimpinan kompromi
Pemimpin dengan gaya ini untuk mempertahankan kekuasaannya
tidak berorientasi pada anggota organisasi. Tetapi pada atasanya yang
berpengaruh dan menentukan jabatan kepemimpinan.
D. Ciri Gaya Kepemimpinan Otoriter
Ciri-ciri kepemimpinan otoriter yaitu :
1. Wewenang mutlak terpusat pada pimpinan
2. Keputusan dan kebijakan dibuat oleh pimpinan
3. Komunikasi berlangsung 1 arah
4. Pengawasan dilakukan secara ketat
5. Lebih banyak kritik daripada pujian
6. Pimpinan menuntut kesetiaan dan prestasi sempurna

4
BAB III
PEMBAHASAN

Jika dilihat berdasarkan teori yang ada mengenai gaya kepemimpinan


otoriter dengan hasil roleplay yang telah kelompok kami buat, terdapat kesesuaian
diantara keduanya.

Contoh sebagai berikut dalam gaya kepemimpinan otoriter:

1. Mengganggap bawahan semata-mata sebagai alat

Dalam role play digambarkan seorang pimpinan yang dengan semana-


mena dan seolah-olah hanya menjadi objek dalam berjalannya suatu
perusahaan, tanpa memikirkan bagaimana kondisi yang dihadapi oleh
bawahannya.

2. Tidak mau menerima kritik

Dalam role play juga terlihat bahwa pimpinan tersebut sulit bahkan tidak
mau menerima kritikan dari bawahannya. Bahkan pimpinan tersebut cenderung
mengganggap bahwa ide ataupun saran yang diberikan oleh bawahannya
dianggap sebagai ketidakpatuhan bawahan terhadap pimpinannya.

3. Dalam tindakan penggerakannya sering menggunakan unsur paksaan

Dalam role play juga terlihat jelas saat pimpinan memerintahkan


bawahannya untuk mengerjakan suatu tugas dan harus selesai dalam waktu
yang telah ditetapkan pimpinannya tersebut, tanpa memikirkan bawahannya
apakah hal tersebut memberatkan atau tidak.

4. Menganggap organisasi sebagai milik pribadi

Hal terbut juga digambarkan dalam role play, saat pimpinan berencana
untuk mengadakan rapat dan semua bawahan diminta untuk hadir tepat waktu,
namun pada akhirnya pimpinan tersebut membatalkan secara mendadak dan
sepihak dan juga membuat bawahannya merasa jengkel. Dalam hal itu juga

5
terlihat jelas bahwa pimpinan merupakan puncak dalam gaya kepemimpinan
otoriter dan mengganggap bahwa organisasi/perusahaan yang dipimpinnya
tersebut merupakan miliknya pribadi dan bebas untuk melakukan apa yang dia
kehendaki.

5. Mengidentifikasi tujuan pribadi dengan tujuan organisasi

Dalam role play digambarkan pula bahwa pimpinan tersebut hanya


berfokus kepada apa yang menjadi tujuan individu (pribadi) tanpa memikirkan
bagaiman dan apa yang terjadi pada bawahannya. Dia mengganggap bahwa apa
yang menjadi tujuan dalam dirinya merupakan tujuan yang harus dicapai pula
oleh suatu organisasi yang dinaunginya.

Pada intinya gaya kepemimpinan otoriter memang menepatkan pimpinan


sebagai puncak dalam suatu organisasi. Kepemimpinan otoriter selalu
dikonotasikan dengan suatu hal yang negatif. Namun pada kenyatannya gaya
kepemimpinan tersebut cocok dan tepat diterapkan pada situasi dan kondisi
tertentu.

6
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kepemimpinan secara otoriter adalah kepemimpinan yang cara
memimpinnya menganggap organisasi sebagai miliknya sendiri, sehingga
seorang pemimpin bertindak pada anggota organisasinya dengan menganggap
mereka itu sebagai bawahannya. Bawahan hanya menurut dan menjalankan
perintah atasannya serta tidak boleh membantah, karena pemimpin tidak mau
menerima kritik, saran dan masukan. Tipe kepemimpinan otoriter bawahan
tidak berhak menyampaikan saran, pendapat dan kritik. Dalam kepemimpinan
ini seorang pemimpin menganggap dirinya adalah segala-galanya yang
memiliki kekuasaan dan kewenangan atas bawahannya sesuai dengan
kehendaknya.
Kepemimpinan ini lebih identik dengan sistem satu organisasi yang
berkuasa, yang berhak menentukan kebijakan, berhak dalam mengambil
keputusan terhadap suatu permasalahan dalam organisasi.
B. Saran
Gaya kepemimpinan otoriter sebaiknya tidak dilakukan dalam setiap
keadaan, karena akan membuat bawahan merasa tertekan. Kepemimpinan
otoriter bisa digunakan pada saat keadaan dimana anggota sudah tidak bisa
diajak kerjasama dan keadaan yang krisis.

7
DAFTAR PUSTAKA

Boone dan Kurtz. 2007. Pengantar Bisnis Kontemporer. Edisi 11. Jakarta:
Salemba Empat.

Sutikno, R. B . 2007. The Power of Empathy in Leadership (to enhance


long-term company performance). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai