Tugas Uas Sejarah Hukum
Tugas Uas Sejarah Hukum
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. H. Mashudi., S.H, M.H.
Oleh :
Rafa Zhafirah Amaani
NPM : 178040014
Daftar isi…………………………………………………………………………………………..i
BAB 1 Pendahuuan……………………………………………………………………………….1
A. Latar Belakang……………………………………………………………………1
B. Identifikasi Masalah……………………………………………………………….2
C. Metode Penelitian………………………………………………............................2
BAB IV Kesimpulan……………………………………………………………………………..10
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………..………..11
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembuatan Rekam Medis) di rumah sakit atau boleh dokter pada kartu pasien di
tempat praktek sebenarnya sudah merupakan kebiasaan sejak zaman dahulu, namun
rekam medis menjadi sangat penting dan dibutuhkan . Maka karena itu, khusus di
pengadaan rekam medis menjadi suatu keharusan atau telah menjadi hukum yang harus
Medis/Medical Records, yang dimaksud rekam medis ialah berkas yang berisikan
pelayaran lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan (Pasal 1 huruf a)
Rekam medis merupakan kumpulan segala kegiatan yang dilakukan oleh para
pelayan kesehatan yang tertulis, maka akan mencerminkan setiap langkah yang diambil
dalam rangka hubungan pasien dengan dokter yang disebut hubungan transaksi
terapeutik. Pada transaksi ini pasien dilindungi oleh dokumen internasional yang terdiri
dari hak untuk mendapatkan informasi dan hak untuk menentukan kebutuhan medis.
1
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah pada penelitian ini adalah deskripsi sejarah dan perkembangan
C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah yuridis normatif. Data
2
BAB II
LANDASAN TEORI DAN LANDASAN YURIDIS
Hayt and Hayt menyatakan bahwa rekam medis itu ialah himpunan fakta-fakta yang
Pengertian yang lebih luas menjelaskan rekam medik ialah suatu himpunan data ilmiah dari banyak
sumber, dikoordinasikan pada satu dokumen dan yang disediakan untuk bermacam-macam
kegunaan, personel dan impersoanl, untuk melayani pasien dirawat, diobati , ilmu kedokteran, dan
(medical record) dalam Hukum Kedokteran,” rekam medis dirumuskan sebagai kumpulan segala
kegiatan yang dilakukan oleh para pelayan kesehatan yang ditulis, digambarkan, atas aktivitas
terhadap pasien. 2
Rekam medis sifatnya wajib bagi penyelenggaraan praktek kedokteran, serta pelanggaran
terhadap ketentuan tersebut dapat dikenai sanksi. Mengenai kewajiban pembuatan rekam medis
dalam penyelenggaraan praktek kedokteran telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan dan
Undang-undang Praktek Kedokteran. Rekam medis diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan
nomor 269 tahun 2008 tentang Rekam Medis pada bab III mengenai tata cara penyelenggaraan.
Pada Pasal 5 Peraturan Menteri Kesehatan nomor 269 tahun 2008 berbunyi 3 :
Ayat 1 : “Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktek kedokteran wajib
1
Hayt, Emanuel and Hayt, Jonathan. 1964. Legal Aspect of Medical Record
2
Gemala R. Hatta. 1986, “ Peranan Rekam Medik/Kesehatan (medical Record) dalam Hukum Kedokteran”.
3
Peraturan Menteri Kesehatan nomor 269 tahun 2008 tentang Rekam Medis
3
Ayat 2 : Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dibuat segera dan
Kewajiban dokter dan dokter gigi dalam membuat rekam medis juga tercantum pada
Undang-undang praktek kedokteran Nomor 29 tahun 2004 pasal 46 paragraf ketiga mengenai
1. Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib membuat
rekam medis.
2. Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus segera dilengkapi setelah
3. Setiap catatan rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan petugas
Kewajiban akan pembuatan rekam medis ini penggalarannya dapat dikenai sanksi yang
telah tercantum pada Undang-undang praktek kedokteran Nomor 29 tahun 2004 pasal 79 yang
berbunyi, “Dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak
Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah), setiap dokter atau dokter gigi yang :
a. dengan sengaja tidak memasang papan nama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat
(1) :
b. dengan sengaja tidak membuat rekam medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat
(1); atau
c. dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 huruf
4
Undang-undang Praktek Kedokteran nomor 29 tahun 2004
4
Rekam medis terkait dengan sifatnya yaitu rahasia sehingga wajib dijaga kerahasiaannya.
Landasan hukum yang berkaitan dengan sifat rekam medis ini dapat dijumpai dalarn beberapa
peraturan, yaitu :
Medis/Medical Records, yang berbunyi: “Rekam medis merupakan berkas yang wajib
dijaga kerahasiannya”.
Rekam Medik/Medical Record di Rumah Sakit, yang berbunyi: “Isi rekam medis adalah
milik pasien yang wajib dijaga kerahasiannya”. Untuk melindungi kerahasiaan tersebut,
a. Hanya petugas rekam medis yang diizinkan masuk ruang penyimpanan berkas rekam
medis.
b. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi rekam medis untuk badan-badan atau
berlaku.
c. Selama penderita dirawat, rekam medis menjadi tanggung jawab perawat ruangan dan
menjaga kerahasiannya.
3. Pasal 22 PP Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan, Ayat
(1) yang berbunyi: “Bagi tenaga kesehatan jenis tertentu dalam melaksanakan tugas
profesinya berkewajiban untuk menjaga kerahasiaan identitas dan data kesehatan pribadi
pasien“.
5
BAB III
PEMBAHASAN
Rumah sakit di Indonesia sudah melakukan kegiatan pencatatan, hanya saja masih belum
dilaksanakan dengan penataan yang baik, atau mengikuti sistem yang benar. Pengelolaan dan
pentaan rekam medis sesuai belum terdata dengan baik sehingga dikeluarkannya Peraturan
Pemerintah No 10 Tahun 1966, kepada semua petugas kesehatan diwajibkan untuk menyimpan
Pada tahun 1972 dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 034/Birhup/1972, ada
kejelasan bagi rumah sakit menyangkut kewajiban untuk melaksanakan pembuatan tekam medis.
Bab I pasal 3 menyatakan bahwa guna menunjang terselenggaranya rencana induk ( master plan )
– Membuat rekam medis yang berdasarkan ketentuan – ketentuan yang telah ditetapkan.
sakit diharuskan mengerjakan medical recording, reporting dan hospital statistic. Keputusan
Menteri Kesehatan RI no. 134/Menkes/SK/IV/78 tentang susunan organisasi dan tata kera rumah
sakit menyebutkan bagian tentang pencatatan rekam medis mempunyai tugas mengatur
pelaksanaan kegiatan pencatatan medis tersebut. Pencatatan rekam medis ini melibatkan dokter
6
dan dokter gigi sehingga untuk mendukung pencatatan tersebut Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
menerbitkan fatwa tentang Rekam Medis, pada SK No. 315PB/A.4/88, yang menegskan bahwa
praktek profesi kedokteran harus melaksanakan Rekam medis baik pada dokter yang bekerja di
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) telah mengeluarkan pernyataan IDI tentang rekam medis/
kesehatan (medical record) melalui lampiran SKPB IDI No. 315/PB/A.4/88 yang antara lain berisi
1. Rekam medis/ kesehatan adalah rekam dalam bentuk tulisan atau gambaran aktivitas
pelayanan yans diberikan oleh pemberi pelayanan medis/ kesehatao kepada seorang pasien.
2. Rekam medis/ kesehatan meliputi: identitas lengkap pasien, catatan tentang penyakit
(diagnosis,terapi pengamatan perjalanan penyakit), catatan dari pihal ketiga, hasil pemeriksaan
3. Rekam medis/ kesehatan harus dibuat segera dan dilengkapi seluruhnya paling lambat 48
4. Dalam hal dokter memberikain perintah melalui telepon kepada perawat, perawat senior
yang berhak menerinm perintah tersebut harus membaca ulang catatan tentang perintah tersebut
dan bila ada kesalahan dokter harus melakukan koreksi. Dalam waktu paling lamba; 24 jam, dokter
5. Perubahan terhadap rekam medis harus dilakukan dalam lembar khusus yang harus
5
Jusuf Hanafiah, Amir Amri. Etika Hukum Kedokteran dan Hukum Kesehatan. 1999.
7
6. Rekam medis harus ada untuk mempertahankan kualitas pelayanan profesional yang
tinggi, untuk kepentingan dokter pengganti yang meneruskan perawatan pasien, untuk referensi
7. Oleh karena itu, rekam medis wajib ada baik di rumah sakit, puskesmas atau balai
8. Rekam medis hanya boleh disimpan di rumah sakit, fasilitas kesehatan lainnya dan dokter
praktik pribadi/ kelompok, karena rekam medis adalah milik sarana yankes tersebut di atas.
9. Pemilik isi rekam medis adalah pasien, maka dalam hal pasien tersebut menginginkannya
dokter yang merawat harus mengutarakannya kepada pasien baik secara lisan maupun tertulis.
10. Pemaparan isi kandungan rekam medis hanya boleh dilakukan oleh dokter yang
bertanggung jawab dalam perawatan pasien yang bersangkutan. Dan pemaparan tersebut hanya
sakit).
11. Lama penyimpanan berkas rekam medis adalah 5 (lima) tahun dari tanggal terakhir pasien
berobat atau dirawat dengan catatan selama 5 tahun pasien yang bersangkutan tidak pernah lagi
berkunjung untuk berobat: Dalam hal rekam medis yang berkaitan dengan hal-hal yang bersifat
12. Setelah batas waktu 5 tahun sesuai dengan butir 11 tersebut terlampaui, maka berkas
8
rekam medis looleh dimusnahkan.
Tujuan dari peraturan tersebut adalah agar di institusi pelayanan kesehatan termasuk rumah
sakit, penyelenggaraan rekam medis dapat berjalan dengan baik. Pada tahun 1972–1989
penyelenggaraan rekam medis belum berjalan sesuai yang diharapkan. Sehingga dibuat peraturan
yang merupakan landasan hukum bagi semua tenaga medis dan paramedis di rumah sakit yang
Petunjuk pelaksanaan peraturan ini, akan ditetapkan oleh Direktorat Jenderal sesuai dengan
bidang tugas masing – masing. Sesuai dengan pasal 22 ini, maka Direktorat Jenderal Pelayanan
Medis telah menyusun Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Rekam Medis; di Rumah Sakit
dengan Surat Keputusannya No YM000322 1296 Tahun 1996 tanggal 27 Nopember 1966, tentang
Pembuatan rekam medis merupakan salah satu kewajiban dokter yang tercantum di dalam
pasal 46 ayat (1) sampai dengan ayat (3) dan pasal 47 ayat (1) sampai dengan ayat (3) UU Praktik
Kedokteran yang bila kewajiban ini dilanggar, dokter akan terkena sanksi pidana berdasar pasal
79b UU Praktik Kedokteran.Undang-Undang Praktik Kedokteran yang mulai berlaku pada tanggai
6 Oktober 2005 menyebutkan Rekam Medis di dalam UU Praktik Kedokteran pasal 46 ayat (1)
sampai dengan (3) dan pasal 47 ayat (1) sampai dengan ayat (3). Sehingga dengan diterbitkannya
UU praktik Kedokteran ini Hukum Positif yang berlaku bagi Rekam Medis adalah sebagaimana
9
BAB IV
KESIMPULAN
dilakukan secara lengkap dan langsung, tepat waktu,. Sejarah rekam medis di Indonesia sudah
dimuali sejak zaman sebelum kemerdekaan. Rekam medis memilki informasi penting tentang
pasien.
Rekam medis mempunyai landasan hukum dalam pelaksanaannya, maka dari itu dalam
sejarahnya rekam medis yang dicatat oleh dokter dan dokter gigi melibatkan banyak undang-
undang daan peraturan menteri kesehatan. Rekam medis dapat menjadi salah satu aspek penting
bagi perlindungan hukum dokter dalam kasus pidana, maka dari itu semakin lama
perkembangan zaman.
10
DAFTAR PUSTAKA
Gemala R. Hatta. 1986, “ Peranan Rekam Medik/Kesehatan (medical Record) dalam Hukum
Kedokteran”. Makalah. Disampaikan dalam Konggres PERHUKI I,tanggal 8 -9 Agustus 1986 di
Jakarta: PERHUKI.
Hayt, Emanuel and Hayt, Jonathan. 1964. Legal Aspect of Medical Record. Illinois: Physician’s
Record Company
Jusuf Hanafiah, Amir Amri. Etika Hukum Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Jakarta : EGC.
1999.
Peraturan Menteri Kesehatan nomor 269 tahun 2008 tentang Rekam Medis
11