2. apa itu ahli kandungan ? 3. bagaimana cara dokter menunjukkan kepedulian dan perhatian kepada pasien dengan keyakinan tertentu? 4. Apa itu professional behavior ? 5. Ketika prosedur pengobatan dan hak autonomy pasien bertentangan, apa yang dokter harus lakukan ? 6. Bagaimana pasien menilai dokter yang merawatnya sesuai dengan professional behavior ?
Jawaban :
1. Kehamilan berlangsung selama 9 bulan menurut penanggalan
international, 10 bulan menurut penanggalan luar, atau sekitar 40 minggu. Kehamilan dibagi menjadi tiga periode bulanan atau trimester. Trimester pertama adalah periode minggu pertama sampai minggu ke 13. Trimester kedua adalah periode minggu ke 14 sampai ke 26, Sedangkan Trimester ke tiga, minggu ke 27 sampai kehamilan cukup bulan 38-40 minggu . a. Usia kehamilan trimester I (0-3 bulan/ 1-13 minggu). Dalam masa kehamilan trimester pertama terjadi pertumbuhan dan perkembangan pada sel telur yang telah dibuahi dan terbagi dalam 3fase yaitu fase ovum, fase embrio dan fase janin. Fase ovum sejak proses pembuahan sampai proses implamasi pada dinding uterus, fase ini di tandai dengan proses pembelahan sel yang kemudian disebut dengan zigot. Fase ovum memerlukan waktu 10 – 14 hari setelah proses pembuahan. Fase embrio ditandai dengan pembentukan organ organ utama,Fase ini berlangsung 2 sampai 8 minggu. Fase janin berlangsung dari 8 minggu sampai tibanya waktu kelahiran, pada fase ini tidak ada lagi pembentukan melainkan proses pertumbuhan dan perkembangan. Pemeriksaan dokter atau bidan secara rutin pada periode kehamilan trimester II bertujuan untuk mengetahui riwayat kesehatan ibu yang sedang hamil, sehingga memungkinkan kehamilannya dapat diteruskan atau tidak. b. Usia kehamilan trimester II (4-6 bulan / 14 – 26 minggu) Masa kehamilan trimester II merupakan suatu periode pertumbuhan yang cepat. Pada periode ini bunyi jantung janin sudah dapat didengar, gerakan janin jelas, panjang janin kurang lebih 30 cm dan beratnya kurang lebih 600 gr. Pada periode ini , dokter dan bidan biasanya mengadakan pemeriksaan terhadap berat dan tekanan darah, pemeriksaan urin, detak jantung baik ibu maupun janin serta kaki dan tangan untuk melihat adanya pembekakan (odema) dan gejaja gejala yang umum terjadi. Pemeriksaan tersebut bertujuan untuk mengetahui kemungkinan timbulnya suatu penyakit yang membahayakan proses pertumbuhan dan perkembangan janin pada akhir masa kehamilan. c. Usia kehamilan trimester III (7-9 bulan/ 27 -40 minggu). Trimester III kehamilan adalah periode penyempurnaan bentuk dan organ organ tumbuh janin untuk siap dilahirkan. Berat janin pada usia kehamilan trimester ini mencapai 2,5 Kg. Semua fungsi organ organ tubuh yang mengatur kehidupan sudah berjalan dengan sempurna. Oleh karena adanya perubahan tersebut, pemeriksaan rutin lebih sering dilakukan biasanya 2 kali seminggu. Hal ini dimaksudkan untuk memantau lebih teliti setiap perkembangan dan pertumbuhan janin, kondisi fisik maupun psikis calon ibu, kemungkinan yang akan terjadi pada calon ibu maupun janin selama sisa proses kehamilan serta dalam menghadapi proses persalinan. Referensi:pertumbuhan fisik masa prenatal. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28206/3/Chapter%20II .pdf
2. sesuai dengan terjemahannya yaitu menangani berbagai masalah kesehatan
(kondisi maupun penyakit) yang berkaitan dengan kebidanan dan kandungan. Yang dimaksud dengan kebidanan adalah perihal proses reproduksi mulai dari pra-konsepsi, konsepsi/pembuahan/fertilisasi, pertumbuhan janin di dalam Rahim, persalinan dan masa sesudah persalinan (masa nifas). Sedangkan yang dimaksud kandungan adalah perihal masalah kesehatan (kondisi maupun penyakit) yang berkaitan dengan masalah organ reproduksi wanita, seperti vagina, serviks, uterus, saluran/tuba, ovarium serta berbagai masalah yang ada di rongga panggul wanita dapat meliputi berbagai penyakit infeksi, radang, tumor (jinak maupun ganas), autoimun, juga berbagai penyakit bawaan/cacat bawaan. Dokter spesialis ginekologi mampu menangani berbagai keluhan wanita/organ reproduksi wanita, menolong persalinan normal dan buatan (vacuum, forceps, dan operasi section sesar) medeteksi dini kanker serviks, dan sebagainya. Referensi : journal dokter spesialis obstetric dan ginekologi.2012.pdf
3. Respect/rasa hormat memiliki pengertian mengenali dan mengakui nilai-
nilai mutlak pasien sebagai seseorang/seorang manusia atau dalam berposisi menjadi seseorang, seperti menghargai otonomi/keputusan yang pasien ambil. sikap yang memperlihatkan penghargaan atau pengakuan yang baik kepada seseorang terhadap orang itu sebagai individu maupun bagian dari masyarakat atau kelompok tertentu atas hak, posisi, norma yang dianut yang merupakan nilai dalam dirinya atau segala jenis tindakan yang dilakukannyaataupun berbagai perbedaan lain yang dimilikinya, lewat segala bentuk komunikasi termasuk ucapan, bahasa tubuh, tulisan, segala tindakan dan dalam berbagai waktu dan tempat. Referensi : Ningrum, dkk. 2012. Understanding Respect : Learning from Patient. Univ. Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta 4. Professional Behavior secara bahasa (terminologi), merujuk pada bahasa inggris, yaitu tingkah laku atau perilaku profesional. Professional Behavior) merupakan salah satu komponen profesionalisme yaitu tindak tanduk atauperilaku yang terlihat yang merefleksikan profesionalisme, ditunjukkan melalui segala tindakan maupun penampilan, dan bersifat esensial dalam menetapkan dasar kepercayaan diantara pasien dan profesional. (Professional Behaviors) yang merefleksikan profesionalisme seorang dokter yang baik dengan tujuan sebagai pedoman untuk menyiapkan mahasiswa kedokteran agar berperilaku profesional dan mencukupi kontrak sosial implisit antara dokter dan pasien serta publik, selain itu yang paling penting juga agar mahasiswa kedokteran dapat menghadapi ancaman terhadap profesionalisme saat ini, seperti meningkatnya biaya pelayanan kesehatan, meningkatnya kesadaran dan kuasa serta harapan pasien terhadap dokter, dan tekanan dokter untuk menekan biaya dengan meningkatkan hasil pengobatan pasien. Referensi : Ningrum, dkk. 2012. Understanding Respect : Learning from Patient. Univ. Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta
5. Tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan dan konsekuensi
tindakan tersebut:
A. Tidak menuruti keinginan pasien untuk tidak melakukan pengobatan.
Konsekuensi : a) Tidak membahayakan keselamatan pasien. b) Pelanggaran terhadap hak pasien untuk menentukan nasibnya sendiri (hak autonomi). B. Memenuhi permintaan klien untuk tidak melakukan pengobatan Konsekuensi : a) Kondisi klien semakin memburuk dan membahayakan nyawanya. C. Tidak menuruti keinginan klien, dan dokter memberikan jalan keluar yang terbaik Konsekuensi : a) Tidak membahayakan keselamatan pasien. b) dokter memberikan informasi yang lebih mengenai pengobatan dan menjelaskan tentang manfaat dari pengobatan tersebut agar pasien lebih mengerti. c) Mampu mencari alternatif atau pengobatan lain yang baik untuk pasien. d) Keinginan klien untuk menentukan nasibnya sendiri tidak terpenuhi. dokter perlu mempertimbangkan pendekatan yang paling menguntungkan dan paling tepat untuk klien. Namun upaya alternatif tindakan lain perlu dilakukan terlebih dahulu misalnya relaksasi, pengalihan perhatian, meditasi, mengurangi tingkat stress dan kemudian dievaluasi efektifitasnya. Apabila terbukti efektif diteruskan namun apabila alternatif tindakan tidak efektif maka keputusan yang sudah ditetapkan antara petugas kesehatan dan klien akan dilaksanakan. Pada kaidah dasar bioetika kedokteran, prinsip yang berlaku salah satunya adalah peduli dan memperhatikan hak pasien. Hak-hak pasien yaitu hak untuk mendapatkan pengobatan, hak mendapatkan informasi, hak memilih, hak untuk privasi, dan hak untuk complain/protes. Pada nilai paternalism, dokter memberikan informed consent baik secara lisan maupun tulisan. Saat meminta informed consent dari pasien, dokter juga menjelaskan kepada pasien mengenai pengobatan apa yang akan diberikan. Jika prosedur dengan autonomy pasien bertentangan atau pasien tidak ingin melakukan prosedur tersebut, pasien dapat menolak prosedur pengobatan yaitu dengan menandatangani surat penolakan informed consent. Referensi :Litaqia,dkk. 2012. Kasus dilemma etik.pdf Purwono, S. 2014. Patient Involvement in therapeutic process in clinical pharmacology. Kuliah Pakar, Dept. Farmakologi dan Terapi Fakultas Kedokteran UGM.
6. yang pertama dilihat itu :
1. dokter terlihat percaya diri 2. memiliki reputasi yang baik dikalangannya 3. berpakaian yang baik, dalam hal ini seperti : a. baju dalam kondisi yang baik ( tidak robek, resleting tidak rusak, dll) 4. cara berbicara yang sopan 5. mementingkan kepentingan pasien terlebih dahulu 6. dapat menerima kritikan 7. terlihat bersih dan rapi 8. dokter menghargai dan menghormati pasien referensi : Kuliah pakar Prof. dr. Siswanto Agus Wilopo, SU., M.Sc., Sc.D. Judul : Personal Qualities of a Healthcare Professional.