Anda di halaman 1dari 6

JAKARTA.

Dalam pengelolaan keuangan, kadang-kadang kita mengalami masalah


pada arus kas. Eko Endarto, perencana keuangan dari Finansia Consulting,
mengatakan, masalah cash flow akan terjadi apabila antara dana yang masuk dan
dana keluar tidak seimbang.
Masalah akan muncul baik saat dana yang keluar lebih banyak ketimbang dana
masuk, maupun saat dana yang masuk justru lebih banyak dari yang keluar. “Jadi
sebenarnya cash flow yang baik adalah cash flow yang seimbang, di mana dana
yang masuk sama dengan yang akan keluar,” kata Eko.
Dengan demikian, pada dasarnya masalah pada cash flow bisa dikategorikan
menjadi tiga jenis, yakni arus kas yang defisit, arus kas yang pas-pasan dan arus
kas yang surplus. Mana masalah yang menimpa arus kas Anda?
Defisit

Mungkin masih banyak orang yang mengalami arus kas defisit. Hal ini terjadi saat
pengeluaran lebih besar daripada pendapatan. Biasanya, orang dengan kas yang
defisit terpaksa akan berutang untuk menutupi pengeluarannya.

Defisit merupakan masalah arus kas paling berat. Budi Raharjo, perencana
keuangan dan Direktur OneShildt Financial Planning, menyebut, masalah ini kerap
terjadi karena orang gegabah dalam melakukan keputusan keuangan. Kas menjadi
defisit lantaran orang tersebut seringkali mendahulukan keinginan dan kepuasan
pribadi ketimbang kebutuhan, bahkan sampai rela berutang.

Bila utang sampai menumpuk, hal ini bisa menjadi masalah keuangan di kemudian
hari. ”Bahayanya, aset-aset yang telah dikumpulkan akan berkurang, bahkan jika
aset habis akan berujung pada utang yang ditutup utang lagi,” kata Budi. Hal ini
akan mengakibatkan keuangan orang tersebut rentan terhadap krisis, serta bisa
mengakibatkan kebangkrutan.

Lalu, bagaimana cara mengembalikan kas yang defisit menjadi sehat? Budi
menyebut, hal pertama yang perlu dilakukan adalah meneliti semua pendapatan dan
pengeluaran yang dilakukan selama satu periode. Sebab, defisit seringkali terjadi
bukan karena pendapatan yang kurang, tetapi karena pengeluaran terlalu banyak.

Karena itu, cara memperbaiki agar kas tidak lagi defisit, orang tersebut harus bisa
menurunkan pengeluaran. Susun daftar semua pendapatan dan pengeluaran di satu
periode. Setelah semua pengeluaran didata, susunlah prioritas keuangan.
Kategorikan mana pengeluaran yang merupakan kebutuhan dan mana kebutuhan
yang merupakan keinginan.

Agar bisa menurunkan pendapatan, hapuslah pengeluaran yang tidak diperlukan,


sesuai prioritas yang sudah disusun tadi. “Seimbangkan antara kebutuhan dan
keinginan,” ujar Budi.

Kalau langkah tersebut belum cukup untuk kembali menyehatkan arus kas, cobalah
kurangi frekuensi dan jumlah pengeluaran yang kurang menjadi prioritas. Kalau
masih belum cukup juga, orang tersebut perlu mengganti pengeluaran yang
prioritasnya tidak terlalu tinggi dengan produk atau jasa sejenis dan memberi
kepuasan serupa, namun harganya lebih murah.

Tapi, bagaimana kalau defisit yang terjadi pada kas orang tersebut sudah sangat
parah? Misalnya saja, utang orang tersebut sudah menggunung. Bila hal ini terjadi
dan pendapatan orang tersebut tidak bisa lagi mencukupi untuk menanggung
pengeluaran bulanan, maka ia perlu menaikkan pendapatan.

Ada beberapa cara menaikkan pendapatan, misalnya dengan mencari pekerjaan


sampingan, sehingga gaji bertambah. Atau, bila sebelumnya hanya suami yang
bekerja, selanjutnya istri juga ikut bekerja agar penghasilan bertambah.

Eko juga mengingatkan, perhatikan juga sumber tambahan pendapatan tersebut.


Jangan sampai menambah pendapatan melalui utang.

Impas
Jangan buru-buru senang kalau pemasukan Anda sama dengan pengeluaran, atawa pas-
pasan. Kondisi ini bisa jadi masalah dalam cash flow, meskipun tidak separah defisit. “Jadi
walau seimbang, alokasinya tidak memberikan manfaat keuangan secara lebih dalam,” kata
Eko.

Kondisi ini disebabkan karena kurang cermatnya seseorang mengelola penghasilan,


sehingga penghasilan dibelanjakan hingga habis tak bersisa. Orang tersebut kurang berpikir
panjang dan bijak mengenai kebutuhan keuangannya saat ini maupun di masa depan.

Kas yang pas-pasan tidak disarankan dalam financial planning karena seseorang akan sulit
merencanakan masa depan. Pasalnya, tidak ada dana tersisa untuk kebutuhan darurat dan
masa depan. “Kondisi ini mengakibatkan seseorang dalam kondisi yang rentan apabila
terjadi krisis,” ujar Budi.

Budi menambahkan orang dalam kondisi ini tidak siap jika ada pengeluaran mendadak,
seperti anggota keluarga yang tiba-tiba sakit atau perlu dana perbaikan rumah. Ia juga bisa
kesulitan dalam kondisi krisis, misalnya bila ia terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
Selain itu, ia juga tidak dapat menyiapkan dana untuk kebutuhan jangka panjang, seperti
dana pendidikan anak di masa depan, dana untuk hari tua dan dana untuk membeli aset.

Untuk menyehatkan keuangan yang pas-pasan, orang tersebut harus membuat prioritas
alokasi pengeluaran rutin. Revisi pola pengeluaran selama ini, baik rutin maupun non rutin.

Sisihkan dana untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Lalu, pastikan ada alokasi dana untuk
dana darurat. Setelah dana darurat terpenuhi, pastikan juga ada alokasi dana untuk utang.
Perhatikan juga porsi dana untuk pembayaran utang. Rekomendasi perencana keuangan,
porsi cicilan utang tidak boleh lebih besar dari 30% penghasilan rutin.

Bila masih ada sisa dana, sisihkan 10% untuk proteksi dan 10% lagi untuk investasi. Sisa
dana bisa digunakan untuk kebutuhan lain, misalnya memenuhi hobi.

Surplus

Arus kas yang surplus, di mana pemasukan lebih besar ketimbang pengeluaran, merupakan
kondisi arus kas yang sesuai dengan perencana keuangan. “Kondisi ini disebabkan karena
seseorang mampu mengendalikan gaya hidup di bawah kemampuan keuangannya,” kata
Budi.

Tapi jangan salah, surplus juga bisa menjadi masalah bagi arus kas, lo. “Surplus jadi
masalah apabila dana tidak dialokasikan dengan baik,” kata Eko. Jadi, surplus tidak
dialokasikan untuk aset produktif yang menghasilkan dan menambah kekayaan.

Ada beberapa tanda kas yang surplus masih bermasalah. Pertama, bisa jadi meski arus kas
surplus, tapi tabungan orang tersebut tidak kunjung bertambah. Kedua, meski arus kas
surplus, orang tersebut tidak memiliki persiapan dana untuk masa depannya.
Untuk orang yang terjebak masalah ini, cara mengatasinya adalah dengan menyusun
kembali prioritas pengeluaran. Pastikan ada pengeluaran untuk proteksi dan asuransi. Bila
masih ada utang, maka gunakan surplus untuk mengurangi utang tersebut.

Nah, silahkan cek lagi kondisi arus kas Anda, apakah sudah termasuk sehat?

Dalam menjalankan bisnis terkadang tagihan akan datang sebelum Anda menerima pembayaran maupun
pemasukkan dari para pelanggan. Jika tidak diperhitungkan dengan baik, maka tagihan yang tidak dibayar
tepat pada waktunya akan menyebabkan segala kegiatan operasional bisnis menjadi semakin terhambat.
Kondisi kekurangan kas seperti ini biasanya lebih sering disebut sebagai cash flow gap.

Lalu, bagaimana dan apa yang bisa dilakukan oleh seorang


akuntan dan bisnis kecil agar dapat bekerja sama dalam mengatasi hal seperti ini?

Berikut ini adalah hal-hal yang mungkin bisa dijadikan sebagai solusinya.

1. Mencoba untuk Mengatur Ekspetasi.

Sebagai langkah awal, seorang akuntan dan bisnis kecil agar dapat bekerja sama dalam memperkirakan
arus kas terhadap bisnis dan membuatnya untuk menjadi sebuah rencana agar dapat memperbaiki
permasalahan tersebut. Misalnya saja, apabila Anda memang memiliki tagihan utilitas secara rutin setiap
tanggal 10, sedangkan invoice biasanya baru cair di atas tanggal 20, itu berarti bahwa Anda harus
menyediakan biaya cadangan Kas Inflow milik Anda sendiri dari periode sebelumnya untuk membayar
tagihan saat ini.

Dengan cara seperti itu, tagihan Anda akan tetap terbayarkan dan tidak sampai mengganggu segala
kegiatan operasional. Setelah Anda sudah memperkirakan tentang arus kas pada bisnis, sekarang saatnya
bagi Anda untuk mempersiapkan dan memproyeksikan cash flow dari bisnis dalam waktu tertentu di masa
depan, mulai dari tahunan, bulanan, atau bahkan mungkin adalah mingguan.

2. Menggali dengan lebih mendalam pada angka-angka penting.

Mengutip dari halaman xero.com, seorang akuntan professional bernama Artur Durbanov dari Nexis
Accountants and Business Advisors menyatakan bahwa langkah selanjutnya yang mngkin dapat dilakukan
oleh seorang akuntan adalah dengan melakukan analisis secara lebih terperinci. Anda bisa juga
melakukan analisis yang lebih terperinci ke dalam debitur dan juga krediturnya.

Saat bisnis Anda sedang mengalami masa gap, usahakan untuk tetap memperhatikan dan
menyelesaikannya secara perlahan-lahan dan teratur. Anda bisa juga memprioritaskan biaya tagihan yang
seharusnya segera dibayarkan oleh perusahaan Anda. Urutkanlah tagihan-tagihan tersebut mulai dari
jumlah yang terbesar dan dalam waktu jatuh tempo yang paling dekat. Dengan cara seperti ini, maka
analisis penagihan akan dapat berjalan dengan sangat baik sehingga setiap tagihan akan dapat teratasi
dengan baik dan sesuai dengan kriterianya.
3. Melaksanakan perencanaan.

Menurut Artur, terdapat tiga area penting yang sangat berpengaruh dengan adanya permasalahan
semacam ini, seperti gaji, kepatuhan, dan juga penjualan. Oleh karena itu, setelah membuat perencanaan
dan melakukan analisis secara lebih terperinci, maka para pengusaha sebaiknya harus berkomitmen
kepada pendekatan yang lebih tersistematis.

Setelah itu, lakukanlah perencanaan yang sudah dibuat sebelumnya dengan data serta pendekatan
tersistematis untuk menyelesaikan permasalahan cash flow gap tersebut. Dalam melakukannya, Anda
tidak perlu merasa takut untuk melakukan perubahan dan perbaikan-perbaikan terhadap keuangan
perusahaan. Atasi permasalahan cash flow tersebut sedini mungkin dengan perlahan-lahan secara
menyeluruh sehingga proyeksi cash flow yang telah direncakanan sebelumnya akan dapat berjalan
dengan baik dan lebih tepat.

4. Menggunakan Manajemen Cash Flow.

Manajemen cash flow memiliki peran yang sangat penting dalam menjalankan bisnis Anda. Misalnya saja,
Anda bisa lebih awal dalam mengenali titik-titik kegiatan yang lebih berpotensi untuk menjadi cash flow gap
sehingga dapat sedini mungkin berusaha untuk mencegahnya agar tidak sampai terjadi. Contoh lainnya
adalah jika Anda bisa melihat kapan Anda akan mengalami kelebihan kas dan segera mencarikan
investasi yang lebih tepat untuk menyalurkannya. Manfaat secara tidak langsungpun akan dapat Anda
dapatkan melalui manajemen cash flow. Pada kondisi ekonomi yang masih sulit, Anda masih tetap dapat
meyakinkan para pelanggan, investor, kreditur, dan para supplier bahwa bisnis Anda masih berada dalam
kondisi yang tetap sehat dan dapat menjalankan segala kegiatan operasionalnya setiap hari.

Itulah beberapa cara yang mungkin dapat Anda lakukan sebagai seorang pebisnis atau seorang akuntan
dalam menjalankan bisnis dalam memperbaiki situasi dan kondisi arus kas atau cash flow saat sedang
mengalami permasalahan gap. Saat Anda masih merasa kesulitan dalam memastikan kondisi kas Anda
untuk segala kegiatan operasional, mungkin sudah saatnya bagi Anda untuk mempertimbangkan mencari
pinjaman jangka pendek. Semoga dapat bermanfaat dan terimakasih.
Sebelas (11) Tips Untuk Memperbaiki Masalah Cash Flow
(Arus Kas) Usaha Anda
Apakah anda mengalami kesulitan dengan arus kas anda tiap bulannya? Barangkali penjualan barang dagangan
meningkat, namun pengeluaran tidak terkontrol, sehingga anda tidak mampu membayar tagihan tepat waktu.
Masalah arus kas akan menggangu dan menghantui hampir semua pengusaha kecil, namun jangan biarkan
masalah ini berlarut-larut dan menghancurkan bisnis anda. Saya sodorkan Sebelas (11) tips yang dapat
membantu agar Arus Kas Anda tetap terjaga dan mengalir positif.

Masalah Arus Kas adalah layaknya seperti penyakit kanker yang menggerogoti usaha atau perusahaan kecil dari
waktu ke waktu. Di atas kertas tampaknya seperti baik dan OK. Penjualan sekarang lebih tinggi dari tahun lalu
dan pengeluaran tidak terlalu banyak. Seharusnya anda akan mendapatkan keuntungan. Tetapi para kreditor
atau bank yang mendanai usaha anda mulai menghembuskan napasnya keleher anda dan siap sedia melilit
leher kapanpun sehingga anda harus main kejar-kejaran dengan mereka. Apa yang dapat anda lakukan? Inilah
saran dari saya agar anda bisa maju dan melangkah dalam jalur yang benar.

1. Kirimkan Tagihan lebih awal.


Jika anda menagih pelanggan, anda tidak akan mendapatkan pembayaran sampai anda mengirimkan tagihan
kepada mereka. Seandainya anda menagih pelanggan pada tanggal 28 setiap bulannya sedangkan pelanggan
anda membayar tagihan setiap tanggal 25 setiap bulannya, anda akan menunggu 30 hari atau lebih lama lagi
untuk mendapatkan uang. Percepat arus kas anda dengan mengirimkan tagihan seawal mungkin setelah
pengiriman barang diterima atau pekerjaan selesai.

2. Naikan Harga
Ketika anda memulai usaha, harga-harga dari produk atau jasa akan dimulai dengan harga rendah sebagai
suatu cara untuk menarik pelanggan, atau anda memberikan harga murah, mungkin karena anda belum
menyadari berapa total biaya operasional dari bisnis yang anda jalankan. Sekarang, banyak pelanggan yang
datang, banyak order pekerjaan, tetapi tidak menghasilkan keuntungan. Mungkin saja anda banyak mengirimkan
barang atau bekerja 80 jam per minggu untuk menyelesaikan semua pekerjaan. Banyak pengeluaran diluar
perencanaan, seperti biaya pajak penjualan, pajak gaji pekerja, biaya sewa toko atau kantor atau bahkan
keperluan untuk mendapatkan alat-alat baru untuk menjalankan bisnis anda.

Jika anda dalam situasi seperti ini, dan anda masih memberikan harga yang sama seperti harga 2 atau 3 tahun
yang lalu, maka solusinya anda harus secepatnya MENAIKAN HARGA. Anda tidak akan bisa menjalankan
usaha pada margin yang tipis seperti itu dalam waktu lama. Dengan meningkatkan harga, anda akan
mendapatkan arus kas masuk yang dapat membantu stabilitas keuangan anda dikala pelanggan atau order sepi
atau disaat pembayaran terlambat.

3. Salahkan Akuntan, Pabrik dan Distributor


Sebagian pelanggan, khususnya yang baru menjadi pelanggan anda, akan merasa jengkel ketika anda
mengumumkan kenaikan harga untuk suatu produk atau jasa anda. Mereka percaya bahwa Anda berhutang
pada mereka karena mereka menolong anda untuk memulai usaha dengan cara membeli produk atau jasa anda,
sehingga ketika mengetahui kenaikan harga yang anda umumkan, mereka menganggap ini adalah suatu
ketidaksetiaan dari anda terhadap para pelanggan. Kalau anda tidak ingin disalahkan dan tetap ingin menjaga
hubungan baik dengan pelanggan, salah satu cara untuk mengatasinya yaitu janganlah membawa masalah ini
menjadi masalah personal. Daripada harus berargumentasi tentang mengapa anda memutuskan untuk
menaikan harga, bersimpatilah kepada pelanggan atau klien dan rujuklah keputusan naiknya harga tersebut
telah diputuskan oleh akuntan atau pabrik atau distributor bagi pengusaha ritel. Anda bisa mengatakan, sebagai
contoh, “Mohon maaf pak/bu, seperti yang bapak/ibu tahu, Saya sangat berat dan tidak ingin menaikan harga,
tetapi akuntan/distributor/pabrik memutuskan harga harus naik, saya tidak memiliki pilihan agar usaha saya tetap
bisa berjalan”.

4. Bekerjalah pada Retainer


Salah satu masalah bagi yang bekerja untuk diri sendiri yaitu bahwa penghasilan yang sangat bervariasi dari
setiap bulannya. Ketika anda harus memakai semua topi bisnis, kebutuhan untuk melakukan pekerjaan sering
mengganggu pemasaran yang berkelanjutan. Jika anda tidak memasarkan secara terus menerus, ada kalanya
bisnis anda menurun akibatnya tidak ada pemasukan. Dengan skenario kenyang dan lapar (feast and famine)
seperti ini, anda bisa saja mendapatkan 10 juta dalam seminggu. Namun tidak akan mendapatkan hasil selama
dua atau tiga bulan kemudian.

Salah satu cara untuk mengatasi ketidak tentuan arus kas seperti ini yaitu dengan mencari pelanggan atau klien
yang bisa dijadikan retainer. Retainer akan membayar secara teratur sejumlah uang yang sudah terjamin
pembayarannya setiap bulannya. Sehingga dengan jaminan tersebut anda bisa mengatur berapa barang yang
harus dikeluarkan tiap bulannya atau berapa hari kerja harus dilakukan setiap bulannya. Untuk pekerjaan jasa
dengan klien sebagai retainer mereka akan tetap membayar walaupun dalam bulan tersebut tidak ada pekerjaan
yang harus diselesaikan. Jika pekerjaan melebihi waktu yang telah ditentukan maka Retainer akan membayar
overtime, jika tidak ada pekerjaan maka retainer akan kehilangan waktu. Waktu yang tidak digunakan tidak
berakumulasi untuk bulan-bulan selanjutnya.
Usaha seperti ini dilakukan oleh Praktisi hukum, Akuntan, Hubungan Masyarakat dan Konsultan computer.

5. Latih Karyawan untuk Upsell dan Cross-Sell


Tingkatkan keuntungan dengan menaikan jumlah order atau menaikan jumlah penjualan diatas rata-rata. Untuk
melakukan seperti itu, maka anda harus melatih karyawan agar bisa menyarankan pelanggan untuk membeli
produk tertentu atau opsi menjual produk atau jasa yang lebih mahal yang disesuaikan dengan kebutuhan dan
minat pelanggan.

6. Perhatikan kapan waktu pencairan cek


Uang yang ada dibank belum tentu bisa cepat di ambil, memerlukan waktu khususnya untuk pencairan cek atau
giro. Perhatikan kapan harus mencairkan cek, tanyakan berapa lama uang dapat masuk ke rekening anda,
beberapa bank memberikan waktu sampai 2 hari kerja untuk pencairan cek, jika pelanggan anda berada di luar
negeri, bank akan melakukan pencairan sampai 10 hari kerja. Jika uang yang harus dicairkan berjumlah banyak,
tampaknya 10 hari kerja terlalu lama untuk menunggu.

7. Terima pembayaran lewat kartu kredit dan kartu debit untuk mempercepat arus kas
Sekarang jamannya kartu kredit, kartu debit, belanja online atau bisnis lain yang berhubungan dengan dunia
internet. Istilah-istilah ini tidak asing bagi pelaku bisnis, tapi apakah semua pengusaha sudah memaksimalkan
servicenya dengan menggunakan teknologi ini? Belum semuanya. Banyak karyawan, pegawai pemerintah,
pengusaha-pengusaha atau instansi-instansi tertentu yang menggunakan kartu kredit dan kartu debit untuk
transaksi jual beli. Daripada kita harus menunggu sampai berminggu-minggu untuk mendapatkan pembayaran
dari pelanggan anda, tapi hanya perlu 2 atau 3 hari saja bagi anda untuk menunggu mendapatkan pembayaran
dari kartu kredit atau kartu debit. Anda hanya perlu membayar persentase atau biaya bulanan untuk setiap kali
transaksi kepada bank atau perusahaan yang mengeluarkan kartu kredit atau kartu debit, tapi semua
pengeluaran itu sangat kecil kalau dibandingkan dengan hematnya waktu dan uang yang cepat diterima
disamping itu juga pelayanan yang optimal bagi pelanggan. Ini sebuah win win arrangement. Pelanggan
membayar cepat, dan anda tidak kehilangan waktu untuk mengejar pelanggan dan tidak perlu mengeluarkan
tagihan. Sebagai bonus tambahan: arus kas anda akan cepat mengalir dan apabila anda memiliki tanggungan ke
bank anda bisa cepat membayar sehingga anda terhindar dari denda keterlambatan membayar.

8. Alihkan Piutang/Klaim Anda ke Perusahaan Pembiayaan (Finance)


Jika pelanggan tidak menyukai pembayaran dengan kartu kredit atau kartu debit, atau jika jumlah uang yang
harus dibayarkan terlalu besar bagi pelanggan untuk membeli produk atau menggunakan jasa anda, carilah
perusahaan pembiayaan yang akan memberikan pinjaman kepada mereka. Lagi-lagi anda akan mendapatkan
bayaran, pelanggan akan membayar kepada perusahaan pembiayaan tersebut setiap bulannya. Anda tidak perlu
lagi mengeluarkan tagihan dan rekening Koran bulanan. Lebih mudah bukan? Usaha showroom mobil, motor,
elektronik banyak menikmati kerjasama dengan perusahaan pembiayaan seperti ini.

9. Dapatkan Uang Muka dari jual beli yang sudah disepakati


Jangan biarkan hari-hari kerja atau penjualan anda tanpa pemasukan. Jika akad jual beli sudah terjadi, dapatkan
paling tidak 1/3 uang muka dari total pembayaran jika pekerjaan memerlukan waktu atau pengiriman barang
tertunda beberapa saat. Jika mungkin, pembayaran cicilan bisa dilakukan dengan tempo harian, mingguan atau
bulanan sehingga uang kas anda akan tetap mengalir setiap saat.
Jika anda tidak mengetahui secara pasti siapa sebenarnya pelanggan anda dan ada kemungkinan tidak akan
membayar dalam waktu yang lama maka anda berhak untuk meminta pembayaran di muka. Sehingga anda
tidak perlu bermasalah untuk menagih selanjutnya.

10. Cek Kelayakan Sebelum Transaksi Jual Beli


Salah satu cara yang terbaik untuk menghindari masalah setelah terjadinya transaksi jual beli yaitu menyakinkan
bahwa pelanggan anda adalah layak untuk bertransaksi dengan anda. Luangkan waktu anda untuk mengecek
siapa sebenarnya pelanggan anda. Selalu mendengarkan pengalaman dari pengusaha yang lain tentang
pelanggan, apakah mereka mengalami kesulitan disaat bertransaksi dan bagaimanakah disaat penagihan
apakah lancar atau macet, kalau macet lebih baik di hindari.

11. Cepat tanggap lebih awal untuk mengetahui kredit yang bermasalah
Selalu aktif melihat siapa saja pelanggan yang berindikasi memiliki kredit macet. Jangan menunggu sampai
berminggu-minggu atau berbulan-bulan pelanggan menunggak pembayaran. Kirimkan pemberitahuan terakhir
apabila masih belum membayar. Jika pelanggan anda biasa membayar normal tepat waktu, lalu suatu ketika
macet, hubungi dan cari tahu alasan kenapa macet apakah ada masalah dengan barang atau jasa yang
diberikan, kalau tidak ada masalah cepat tanyakan kapan pelanggan bisa melunasi utangnya.

Anda mungkin juga menyukai