disusun oleh :
Muhammad Faisyal A. M.
Selvi Anggun S
Jamaluddin Nawawi
Dosen pembimbing:
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
BANDUNG
2017
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
BAB II LAPORAN KASUS ............................................................................................... 3
BAB III TINJAUAN PuSTKA ......................................................................................... 13
3.1 Candidiasis ....................................................................................................... 13
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................................. 25
BAB V KESIMPULAN .................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 29
ii
BAB I
PENDAHULAN
Kandidiasis adalah suatu infeksi jamur yang disebabkan oleh jamur genus
normal pada rongga mulut, di dalam rongga mulut kurang lebih 40-60% dari
dengan terapi imunosupresif, dsb.) (Scully, 2012). Kandidiasis oral pertama sekali
dikenalkan oleh Hipocrates pada tahun 377 SM, yang melaporkan adanya lesi oral
yang kemungkinan disebabkan oleh genus Kandida. Terdapat 150 jenis jamur
patogen, dan C. albican merupakan jamur terbanyak yang terisolasi dari tubuh
2003).
1
2
efek dari infeksi HIV dan meningkatnya jumlah spesies jamur kandida yang
serta etnik suku dan tidak menyerang jenis kelamin tertentu (Scully, 2012)
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai kasus pada pasien laki-laki usia
51 tahun yang datang ke bagian Penyakit Mulut Rumah Sakit Hasan Sadikin
BAB II
LAPORAN KASUS
Nama : Tn. Ww
Usia : 51 Tahun
Alamat : Bandung
Pekerjaan : Wiraswasta
2.2.1 Anamnesia
Pasien laki-laki usia 51 tahun datang dengan konsul dari SMF Bedah
Mulut RSHS dengan kondisi bengkak di daerah dagu dan leher yang dibalut
dengan verban sehingga sakit ketika menelan dan sulit bernafas. Keluhan tersebut
dirasakan sejak +- 1 minggu yang lalu. Terdapat bercak putih pada lidah pasien
1) Wajah : asimetris
3
4
sakit.
6) Lateral lidah kiri dan kanan : terdapat plak putih, dapat discrap dan
servikal gigi
Gambar 3. Mukosa Labial bawah terdapat bercak putih pada region 32-42
Gambar 5. Terdapat plak putih pada lateral kiri dan kanan lidah
2.2.4 Diagnosa
Coated tongue
2.2.6 Perawatan
2) Pro konsul ke bagian periodonsia untuk scaling gigi rahang atas dan
rahang bawah di bagian periodonsia SMF Gigi Mulut (jika keadaan pasien
DBN)
3) Pro konsul ke bagian konservasi gigi untuk dilakukan restorasi gigi 21, 22,
dan 23
4) Resep
∫ 4dd 2 ml
∫ 1 dd 1 tab 1 ac
∫ 3 dd 1
8
2.3.1 Anamnesa
Pasien datang dua minggu setelah medapat rujukan dari SMF bedah mulut
untuk kontrol selaput putih yang terdapat pada lidah. Keluhan bengkak di
daerah dagu dan leher mulai berkurang. Pasien sudah bias makan makanan
semi padat dan minum air putih. Keluhan selaput putih pada lidahnya pun
1) Muka : Simetris
sedikit sakit
tidak sakit
sakit
ptechiae 1 buah
6) Lateral lidah kanan dan kiri : Plak putih dapat dikerok dan
Gambar 9. Mukosa bukal kiri dan kanan terdapat selaput putih yang tidak dapat dikerok, tidak
2.3.4 Diagnosis
2.2.5 Perawatan
chlorhexidine)
2) Pro scaling gigi rahang atas dan rahang bawah di bagian periodonsia SMF
3) Resep
∫ 4dd1 ml
∫ 3 dd 10 ml
∫ 3 dd 1 pc
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Candidiasis
pada jaringan lunak mulut yang disebabkan oleh jamur saprofit dari genus
oral sering menjadi gejala awal dari infeksi HIV yang bertanggung jawab
3.1.1 Etiologi
13
14
2008).
3.1.2 Patogenesis
tubuh yang rendah dan terjadi ketidak seimbangan flora normal dalam
gejala penyakit. Faktor virulensi dari Candida yaitu berasal dari dinding
sel dan sifat dimorfik dari Candida. Dinding sel mempunyai peranan
virulensi yang lain adalah sifat dimorfik dari Candida. Pada keadaan
2002):
f. Idiopatik
mukosa yang putih, difus, bergumpal atau seperti beludru, terdiri dari
pada mukosa pipi, lidah, dan palatum lunak. Penderita kandidiasis ini
(Langlais, 2001)
18
Kandida. Kandidiasis ini hampir 60% diderita oleh pemakai gigi tiruan
terutama pada wanita tua yang sering memakai gigi tiruan selagi tidur.
(Langlais, 2001)
Infeksi jamur timbul pada mukosa bukal atau tepi lateral lidah berupa
f. Keilitis Angularis
3.1.4 Diagnosis
sering diduga atas dasar kecurigaan klinis yaitu perubahan mukosa yang
khas berwarna putih sampai merah (Epstein, 2001). Pada rongga mulut
(oral) tampak infeksi yaitu sariawan, terutama terjadi pada selaput mukosa
pipi dan tampak sebagai bercak-bercak putih yang sebahagian besar terdiri
atas pseudomeselium dan epitel yang terkelupas dan hanya terdapat erosi
2011)
Sabaroud’s Dextrose Agar (SDA) pada suhu ruangan atau 370 dalam
(Mitchell, 2007).
carbohydrate fermentation
22
biomerieux vitek
2013)
3.1.5 Pengobatan
melepas protese setiap hari, terutama pada malam hari saat tidur dan
Pengobatan Topikal
(Epstein, 2001)
dalam mulut, akan tetapi pemakaian dengan cara ini terbatas karena
efek samping seperti muntah dan diare. Obat lain yang termasuk
23
krem 2%, tablet 250 mg. Pengobatan diteruskan sampai 2 hari sesudah
2002).
Pengobatan Sistemik
terapi imunosupresif.
d. Pada pasien AIDS : kapsul Flukonazol lebih baik dari pada kapsul
PEMBAHASAN
Anamnesis yang didapat dari pasien berupa adanya bercak putih pada lidah pasien
dan tidak sakit. Keluhan tersebut dirasakan sejak +- 1 minggu yang lalu. Pada
pasien berada pada mukosa labial bawah region gigi 32 hingga 42, dorsum lidah,
dan lateral lidah kiri dan kanan. Plak dapat di scrap dan meninggalkan daerah
akut tampak sebagai plak mukosa yang putih, difus, bergumpal atau seperti
beludru, terdiri dari sel epitel deskuamasi, fibrin, dan hifa jamur, dapat dihapus
mukosa pipi, lidah, dan palatum lunak. Kandidiasis seperti ini sering diderita oleh
pasien dengan sistem imun rendah, seperti HIV/AIDS, pada pasien yang
pada pasien dapat menjadi salah satu faktor predisposisi dari kandidiasis. Selain
itu menurunnya sistem imun tubuh yang ditandai dengan adanya abses
25
26
Faktor virulensi dari Candida berasal dari dinding sel dan sifat dimorfik
dari Candida. Dinding sel mempunyai peranan penting dalam virulensi karena
memiliki bagian yang berinteraksi dengan sel penjamu secara langsung (Mitchell,
2007). Pada dinding sel Candida mengandung zat turunan mannoprotein yang
imunitas penjamu menjadi lebih tinggi, selain itu juga mengandung enzim
pada tahap awal invasi jaringan. Faktor virulensi yang lain adalah sifat dimorfik
dari Candida. Pada keadaan patogen, Candida lebih banyak ditemukan dalam
bentuk pseudohifa. Sifat morfologis yang dinamis tersebut merupakan cara untuk
bentuk menjadi pseudohifa menjadi salah satu faktor virulensi karena bentuk
(Ghannoum, 2000).
yang diberikan kepada pasien ini adalah instruksi OHI dan KIE. Instruksi tersebut
adalah untuk membersihkan gigi dan lidah minimal 2 kali sehari, menghindari
makanan panas, pedas, berbumbu, dan bertekstur keras, juga instruksi cara pakai
obat. Pasien juga diberikan anjuran untuk melakukan scaling gigi rahang atas dan
rahang bawah di bagian periodonsia SMF Gigi Mulut (jika keadaan pasien
cair untuk di konsumsi 4 kali sehari dengan cara dikulumkan lalu di telan, asam
folat 1 mg Tab No. VII 1x1/hari sebelum makan dan vitamin B12 50mcg Tab No.
sterol (terutama ergosterol) yang terdapat di dalam membran sel fungi. Nystatin
tidak aktif melawan organisme (contohnya: bakteri) yang tidak mempunyai sterol
pada membran selnya. Hasil dari ikatan ini membuat membran tidak dapat
berfungsi lagi sebagai rintangan yang selektif (selective barrier) sehingga akan
membuat komponen sel yang lainnya akan hilang dan kemudian jamur akan
menjadi mati.
dalam dinding sel sehingga mudah diterima oleh membran sel jamur yang terdiri
menyebabkan perubahan integritas dinding sel jamur yang terdiri dari lipid.
intraseluler.
28
empat nitrogen pirol. Vitamin ini termasuk vitamin yang larut dalam air. Berperan
penting dalam sistem saraf pusat dan hemopoiesis. Vitamin B12 berperan dalam
sintesis DNA, sintesis asam lemak, produksi energi, sintesis Asam Amino, serine,
methionine, glycine, purine nucleotides dan dTMP. Vitamin B12 terpisah dari
protein yang mengingat pada makanan dengan bantuan asam lambung dan pepsin.
Vitamin B12 mengikat cobaophilin dan faktor intrinsik untuk kemudian diserap ke
dalam tubuh.
dengan methionine synthase. Vitamin B12 dapat masuk ke dalam mitokondria dan
deoxyadenosyltransferase.
29
selaput putih pada lidahnya sudah mulai berkurang. Hasil pemeriksaan intra oral
memperlihatkan plak putih pada dorsum lidah sudah membaik dari sebelumya
tetapi masih terdapat plak putih pada 1/3 posterior lidah dapat dikerok dan
meninggalkan daerah eritem, serta terasa sedikit sakit. Pada lateral lidah kanan
dan kiri juga masih terdapat Plak putih dapat dikerok dan meninggalkan daerah
eritem.
lidah menggunakan chlorhexidine 0,2% dengan kassa steril, dan penggunaan obat
rahang atas dan rahang bawah di bagian periodonsia SMF Gigi Mulut juga masih
0,2% untuk bekumur 3x/hari, Nystatin cair untuk di konsumsi 4x/hari, dan
vitamin B12 50mcg Tab No. XXI untuk dikonsumsi 3x/hari sebelum makan.
30
BAB V
KESIMPULAN
dan palatum durum. Terdapat bercak putih yang dapat discrap dan meninggalkan
eritema pada palatum durum dan dorsum lidah pasien, serta tidak terasa sakit.
patogen. Selain itu terjadi perubahan mikroba rongga mulut akibat penggunaaan
instruction (OHI) dan komunikasi informasi edukasi (KIE) kepada pasien dengan
menjaga kesehatan gigi dan mulut, membersihkan lidah dan mukosa minimal 2x
dengan cara kumur telan 4x sehari untuk mematikan jamur Candida albicans,
Selain itu pasien pun diinstruksikan untuk menggunakan multivitamin Asam folat
dan vitamin B12 guna memperbaiki daya tahan tubuh sehingga pemulihan dapat
28
DAFTAR PUSTAKA
Akpan, A., Morgan, R., 2002. Review Oral Candidiasis. Journal of Postgrad
Medicine. 78: 455-458
Epstein, JB., Silverman, S.Jr., Fleischmann, J., 2001. Chapter 18: Oral Fungal
Infections. In: Silverman S.Jr, Eversole RL, Truelove EL Essentials of
Oral Medicine. Canada: BC Decker Inc: 170-177. Available at:
http://web.squ.edu.om/medLib/MED_CD/E_CDs/Essential%20of%20Oral
%20Medicine/startme.pdf
Evans, E.G.V., 2002. Fungi. In: Greenwood D, Slack R.C.B, Peutherer J.F
Medical Microbiology A Guide To Microbial Infections: Pathogenesis,
Immunity, Laboratory Diagnosis and Control. Ed. 16th. London: Churchill
Livingstone: 575-576.
Gabler, IG., Barbosa, AC., Vilfla, RR., Lyon, S., Rosa, CA., 2008. Incidence and
Anatomic Localization of Oral Candidiasis in Patients with AIDS
Hospitalized in a Public Hospital in Belo Horizonte, MG, Brazil. Journal
of Applied Oral Science. 16(4): 247-250
Langlais RP, Miller CS. 2001. Atlas berwarna kelainan rongga mulut yang lazim.
Hipokrates : 58.
Mitchell, T.G., 2007. Bab 45: Mikologi Kedokteran. In: Brooks G.F, Butel J.S.
Morse S.A; alih bahasa, Hartanto H et al; editor edisi bahasa Indonesia,
Sudjana, P., 2008. Infeksi Jamur Pada Penderita Infeksi HIV. Jurnal IPD FKUP-
RSHS. Available at: www.interne-rshs.com
29
30