Anda di halaman 1dari 4

CMPRR(Capture Mark Release Recapture)

Capture Mark Release Recapture (CMMR) yaitu menandai, melepaskan dan menangkap
kembali sampel sebagai metode pengamatan populasi. Merupakan metode yang umumnya
dipakai untuk menghitung perkiraan besarnya populasi. Populasi merupakan wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Hal yang pertama
dilakukan adalah dengan menentukan tempat yang akan dilakukan estimasi, lalu menghitung dan
mengidentifikasinya, dan hasil dapat dibuat dalam sistem daftar. Suatu populasi dapat pula
ditafsirkan sebagai suatu kolompok makhuk yang sama spesiesnya dan mendiami suatu ruang
khusus pada waktu yang khusus. Karakteristik dasar populasi adalah besar populasi atau
kerapatan. Pengukuran kerapatan mutlak ialah dengan cara penghitungan menyeluruh yaitu cara
yang paling langsung untuk mengerti berapakah makhluk yang di pertanyakan di sutau daerah
adalah menghitung makhluk tersebut semuanya dan metode cuplikan yaitu dengan menghitung
proporsi kecil populasi pada rumus Paterson. Untuk metode sampling biotik hewan bergerak
biasanya digunakan metode capture recapture. Merupakan metode yang sederhana untuk
menduga ukuran populasi dari suatu spesies hewan yang bergerak cepat seperti ikan, burung dan
mamalia kecil. Metode CMMR ini dilakukan dengan mengambil dan melepaskan sejumlah
kancing yang dianggap sebagai besarnya populasi yang ada menggunakan kancing hitam dan
putih yang dianggap sebagai populasi yang tersebar di alam (Resosoedarmo, 1990).

Untuk metode sampling biotik hewan bergerak biasanya digunakan metode CAPTURE-
RECAPTURE. Merupakan metode yang sudah popular untuk menduga ukuran populasi dari
suatu spesies hewan yang bergerak cepat seperti ikan, burung dan mamalia kecil. Metoda ini ada
beberapa cara (Umar, 2013) yaitu:
1. Metoda Linceln-Peterson
Metoda ini pada dasarya menangkap sejumlah individu dari suatu populasi hewan yang akan
dipelajari. Individu yang ditangkap kemudian diberi tanda yang mudah di baca, kemudian
dilepaskan kembali dalam periode waktu yang pendek. Setelah beberapa hari ditangkap kembali
dan dihitung yang bertanda yang tertangkap.
Dari dua kali hasil penangkapan dapat diduga ukuran atau besarnya populasi (N) dengan
rumus yaitu:
N/M=n/R atau N=(M) (n) R.
Dengan:
N= besarnya populasi total.
M= jumlah induvidu yang tertangkap pada penangkapan pertama.
n= jumlah induvidu yang tertangkap pada penangkapan kedua.
R= Individu yang bertanda dari penangkapan pertama yang tertangkap kembali pada
penangkapan kedua
Pada metode pendugaan populasi yang dilakukan dengan menarik sampel, selalu ada
kesalahan (Error). Untuk menghitung kesalahan metode capture-recapture dapat dilakukan
dengan cara menghitung kesalahan baku (Standart Errror = SE nya)
SE= √(M)(n)(M-R)(n-R) : R3

2. Metode Zippin
Metode ini hanya membutuhkan sedikit periode sampling. Metode ini dapat dilakukan
dengan cara, pada penangkapan pertama sejumlah hewan tidak dilepaskan kembali (n1),
kemudian dalam jangka waktu tertentu dilakukan kembali penangkapan kedua dan juga hewan
tidak dilepaskan kembali (n2). Dengan cara ini populasi dapat diduga dengan rumus yaitu:
N= (n1)2/ (n1 – n2)

3. Metode Schnabel
Untuk memperbaiki keakuratan metode Lincon-Peterson (Karena sample relatif kecil),
dapat digunakan schanabel. Metode ini selain membutuhkan asumsi yang sama dengan metode
lincon-peterson, juga ditambahkan dengan asumsi bahwa ukuran populasi harus konstan dari satu
periode sampling dengan periode yang berikutnya. Pada metode ini penangkapan dan pelepasan
hewan lebih dari 2 kali. Untuk periode setiap sampling, semua hewan yang belum bertanda
diberi tanda dan dilepaskan kembali. Dengan cara ini populasi dapat diduga dengan rumus:
N=∑(ni Mi)/∑Ri
Mi = adalah jumlah total hewan yang tertangkap period eke I ditambah periode sebelumnya,
Ni = adalah hewan yang tertangkap pada periode i
Ri = adalah hewan yang tertangkap kembali pada periode ke I karena pengambilan sample
diatas akan mengurangi kesalahan sampling.
DAFTAR RUJUKAN

Resosoedarmo, Soedjiran., 1990. Pengantar Ekologi. PT Remaja Rosdakarya, Jakarta.

Umar, M. R., 2013. Ekologi Umum. Universitas Hasanuddin, Makassar.

Anda mungkin juga menyukai