Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

SENAM NIFAS PADA PASIEN POST PARTUM


DI RUANG VK RSD dr. SOEBANDI JEMBER

Oleh :
Mahasiswa Profesi A8
Kelompok 1

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMDAIYAH JEMBER
2017/2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN
SENAM NIFAS

Pokok Bahasan : Menambah pengetahuan pada ibu post partum


Sub Pokok Bahasan : Perawatan ibu post partum
Topik : Senam nifas
Sasaran : Ibu-ibu post partum
Pemberi materi : Mahasiswa FIKes Unmuh Jember
Tempat : Ruangan VK/Bersalin
Waktu : 30 menit
Hari, tanggal : Disesuaikan

A. Latar Belakang
Menurut WHO (World Health Organization), di seluruh dunia setiap
menit seorang perempuan meninggal karena komplikasi yang terkait dengan
kehamilan,persalinan dan nifas. Dengan kata lain, 1.400 perempuan
meninggal setiap hari atau lebih dari 500.000 perempuan meninggal setiap
tahun (Riswandi, 2005). Menurut Hasil Survey Demografi dan Kesehatan
Indonesia menyebutkan bahwa AKI pada tahun 2007 sebesar 228/100.000
kelahiran hidup. Angka kematian ibu ini turun dibandingkan pada tahun 2002
yang mencapai 307/100.000 kelahiran hidup (Departemen Kesehatan
Indonesia, 2007). Berdasarkan Survey Kesehatan Daerah tahun 2006, AKI di
provinsi Jawa Tengah sebesar 101/100000 kelahiran hidup. Sedangkan tahun
2007, sebesar 116,3/100000 kelahiran hidup. Kematian maternal diantaranya
41% pada waktu nifas, 28,5% disebabkan karena perdarahan, 22% eklamsia
dan 10% infeksi (Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2008).
Kehamilan merupakan suatu kehidupan seorang wanita yang mana
kehamilan akan membuat tubuh wanita berubah. Perubahan fisik tersebut
sesungguhnya merupakan suatu mekanisme adaptasi yang dilakukan tubuh
untuk menghadapi dan mempersiapkan berbagai kebutuhan pada waktu hamil
dan melahirkan. Bertambahnya berat badan dan membesarnya rahim
menyebabkan perubahan pada postur tubuh, yang biasanya memasuki 2
trimester II dan makin jelas pada trimester III. Perubahan pada postur tubuh
menyebabkan perubahan pusat gravitasi ke depan (Maryati dan Sukarti,
2011).
Selama kehamilan otot-otot abdomen secara bertahap akan melebar
atau melonggar seiring bertambahnya usia kehamilan hal ini menyebabkan
terjadinya pengurangan tonus otot dan akan terlihat jelas pada periode post
partum sehingga membuat dinding otot perut menjadi lemah dan terjadi
penurunan kekuatan otot perut (Maryani dan Sukarti, 2011).
Setelah melahirkan dinding abdomen masih lunak dan kendor
diakibatkan karena putusnya serat-serat elastic kulit distensi yang
berlangsung lama akibat membesarnya uterus selama kehamilan. Proses
persalinan dimulai sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan
pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta
secara lengkap (Verney, 2008).
Periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai
organ -organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil. Senam
nifas membantu memperbaiki sirkulasi darah, memperbaiki sikap tubuh
setelah hamil dan melahirkan, memperbaiki tonus otot pelvis, dan otot vagina,
memperbaiki regangan otot tungkai bawah, dan memperkuat otot-otot dasar
perut dan dasar panggul (suherni, 2009).
Salah satu upaya untuk mengembalikan keadaan normal dan
meningkatkan kekuatan otot perut adalah dengan olahraga. Olahraga
bermanfaat untuk meningkatkan stamina, meningkatkan kekuatan otot, 3
memperbaiki peredaran darah, menjaga kekuatan otot serta memperbaiki
kelenturan otot (Deka, 2008). Jenis olahraga yang sesuai dengan kondisi ibu
setelah melahirkan adalah senam nifas.

B. Tujuan Instruksional Umum ( TIU )


Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan ibu-ibu pos partum
mampu memahami dan melakukan senam nifas.

C. Tujuan Instruksional Khusus ( TIK )


Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit, ibu-ibu dapat :
1. Menyebutkan pengertian senam nifas
2. Menyebutkan manfaat senam nifas
3. Melakukan gerakan senam nifas dengan benar
D. Materi
1. Pengertian Senam Nifas
2. Manfaat Senam Nifas
3. Praktik Senam Nifas

E. KEGIATAN
a. Topik: Senam nifas pada pasien post partum
b. Sasaran: Pasien di ruang VK/Bersalin
c. Metode: Ceramah dan Diskusi
d. Media: Leaflet dan PPT
e. Waktu dan tempat
f. Hari/ tanggal:
g. Jam:
h. Tempat: Ruang V/Bersalin RSD dr. Soebandi Jember
i. Setting tempat

j. Pengorganisasian
a. Penanggung jawab: Anggota penyuluhan
Tugas: Mengkoordinasikan kegiatan penyuluhan
b. Moderator: ___________________
Tugas:
1) Membuka dan menutup acara penyuluhan
2) Memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya
3) Mengarahkan jalannya penuluhan
4) Menjawab pertanyaan peserta
c. Penyaji: ___________________
Tugas:
1) Menyajikan atau menyampaikan materi penyuluhan
2) Menggali pengetahuan peserta tentang materi penyuluhan
3) Menjawab pertanyaan peserta
d. Fasilitator:_________________
Tugas:
1) Memotivasi peserta untuk bertanya
2) Menjawab pertanyaan peserta
e. Observer:_________________
Tugas:
1) Mengamati jalannya penyuluhan
2) Mencatat jumlah peserta yang hadir
3) Mencatat tanggapan yang dikemukakan
4) Menjawab pertanyaan peserta
5) Melaporkan hasil kegiatan

F. Proses Belajar:
No Komunikator Komunikan Waktu
Pra Interaksi
1 Memberi salam dan Menjawab salam
memperkenalkan diri
2 Menjelaskan tujuan penyuluhan dan Mendengarkan
tema penyuluhan 5 menit
Isi
3 Menjelaskan materi penyuluhan Mendengarkan
mengenai pengertian, manfaat,
Melakukan gerakan senam nifas
dengan benar 20 menit
4 Memberikan kesempatan kepada Mengajukan
komunikan untuk bertanya tentang pertanyaan
materi yang disampaikan
5 Penutup
Memberikan pertanyaan akhir Menjawab
sebagai evaluasi
6 Menyimpulkan bersama-sama hasil Mendengarkan 5 menit
kegiatan penyuluhan
7 Menutup penyuluhan dan Menjawab salam
mengucapkan salam

G. Evaluasi
1. Menyebutkan pengertian senam nifas
2. Menyebutkan manfaat senam nifas
3. Melakukan gerakan senam nifas dengan benar

H. Materi
Terlampir

LAMPIRAN MATERI PENYULUHAN

MANAJEMEN MOBILISASI PASIEN POST OPERASI


A. Definisi Senam Nifas
Senam nifas adalah gerakan badan tertentu yang dilakukan oleh
ibu setelah melahirkan sampai masa nifas berakhir yang ditujukan untuk
membantu memulihkan kembali kekuatan otot dasar panggul,
mengencangkan otot dinding perut dan perineum, membentuk sikap
tubuh yang baik dan mencegah terjadinya komplikasi.
Senam nifas dapat dimulai pada hari pertama pasca salin dan
latihan dapat ditingkatkan secara bertahap. Ibu tidak boleh melakukan
senam secara berlebihan karena dapat menimbulkan rasa sakit dan trauma
fisik bila terlalu dipaksakan. Selain itu kondisi ibu yang masih lemah
setelah melahirkan perlu waktu yang banyak untuk istirahat dan
mengembalikan kesehatannya, meka diharapkan untuk melaksanakan
senam nifas sesuai kemampuan fisiknya. Gerakan senam yang baru dapat
ditambahkan setiap hari satu persatu. Gerakan tersebut dikerjakan antara
5-10 kali setiap hari dan lamanya kurang lebih 3-5 menit, sehingga setiap
hari waktu dan gerakan senam nifas akan meningkat secara bertahap. Bila
keadaan ibu baik, senam nifas dapat dilakukan 3-4

B. Manfaat Senam Nifas


1. Memperbaiki peredaran darah untuk mencegah sirkulasi statis, trombosis
dan emboli.
2. Mengencangkan otot-otot dinding perut dan perineum.
3. Melancarkan pengeluaran lochea.
4. Mengurangi rasa sakit pada otot-otot.
5. Mempercepat involusi.
6. Memulihkan kembali kekuatan otot dasar panggul.
7. Membentuk sikap dan bentuk tubuh yang baik.
8. Memulihkan bentuk normal abdomen dan kapasitas paru, kekuatan
dinding dada yang dapat mendukung jaringan mamae dan isinya.

C. Gerakan Senam Nifas


1. Hari ke-1. Dalam waktu dua puluh empat jam setelah melahirkan, dapat
dilakukan latihan sebagai berikut:
a. Latihan Pernafasan
Tubuh berbaring rileks dengan kedua tangan diletakkan di atas
perut. Tarik nafas dalam lewat hidung dengan perut digembungkan.
Setelah itu keluarkan nafas dengan ditiupkan lewat mulut. Lakukan
dengan aba-aba: Tarik nafas-kembungkan perut, tiup-kempeskan.
Ulangi gerakan tersebut 4-8 kali.
b. Latihan Tungkai Kaki
Tubuh tetap berbaring dengan menggerak-gerakkan kedua
kaki. Gerakan pertama, telapak kaki direntangkan lurus kemudian
digerakkan ke atas. Lakukan gerakan tersebut 4-8 kali. Gerakan kedua
telapak kaki memutar ke dalam dan keluar.
c. Latihan Otot-Otot Dasar Panggul dan Vagina
Tubuh berbaring dengan kedua kaki ditekuk. Tangan
diletakkan di bawah pantat. Kepala agak diangkat sedikit. Kemudian
kerutkan pantat ke dalam seperti orang menahan buang air besar
seperti orang menahan buang air besar
d. Berlatih Sikap Postur yang Benar
Tubuh berbaring lurus dengan kedua telapak kaki berdiri ke
atas. Kedua tangan lurus di samping bada

2. Hari Kedua dan Ketiga. Setelah latihan senam hari pertama maka
gerakan senam hari-hari selanjutnya ditambahkan dengan beberapa
variasi.
a. Lakukan langkah-langkah senam seperti hari pertama, yaitu gerakan
nomor 1-4 seperti di atas.
1) Latihan Melonggarkan Sendi-Sendi Panggul
Sikap tubuh berbaring dengan kedua tangan di samping tubuh.
Kemudian tekuk kaki kanan dan jatuhkan ke arah kaki kiri yang
lurus. Aba-aba: Kiri-Kembali. Lakukan 4-8 kali gerakan. Setelah
itu diganti dengan kaki sebelahnya lagi.
2) Tubuh berbaring dan kedua kaki ditekukkan.
Kedua tangan tetap di samping tubuh. Lalu badan agak diangkat
tinggi, tahan sebentar, lalu turunkan.
3) Latihan Otot-Otot Perut
a) Tubuh berbaring dengan kedua kaki ditekuk. Lalu angkat
kepala, kontraksi otot perut tarik ke bawah. Kedua tangan lurus
menyentuh kedua lutut kaki.
b) Tubuh tetap berbaring dengan kedua kaki ditekuk.
Gerakannya dengan mengangkat kepala dan badan, satu tangan
kanan menyentuh lutut kiri. Arahnya diagonal. Lakukan 4-8
kali. Setelah itu ganti dengan tangan sebelahnya
4) Latihan Fleksibilitas Otot-Otot Tulang Belakang
a) Tubuh dalam posisi merangkak. Masukkan tangan kiri ke arah
kanan diikuti dengan gerak kepala ke arah yang sama,
sementara satu tangan menahan.
b) Setelah itu keluarkan tangan yang digerakkan tadi ke arah luar
dengan posisi agak ke atas dan lurus, diikuti dengan gerakan
kepala. Lakukan gerakan tersebut dengan tangan bergantian.

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm:


97-115).
Daila, S. (2015). Senam Nifas. http://eprints.ums.ac.id Diakses pada tanggal 05
Januari 2018

Anda mungkin juga menyukai