Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN METODE MIND MAPPING TERHADAP

KEMAMPUAN ANAK USIA SEKOLAH DALAM MERAWAT KESEHATAN GIGI


DAN MULUT DI SD TEPOS KABUPATEN SITUBONDO

Putri Nurvita Dwi Fatma1, Ns. Nikmatur Rohmah, S.Kep., M.Kes.2,


Ns. Susi Wahyuning Asih, S.Kep., M.Kep3
1
Mahasiswa S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UNMUH Jember,
putrinurvita728@yahoo.co.id
2
Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan UNMUH Jember, r.nikmatur@yahoo.co.id
3
Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan UNMUH Jember, susiwahyuningasih@ymail.com

ABSTRAK

Introduksi: Kesehatan gigi dan mulut adalah suatu pemeliharaan kebersihan dan
hygine struktur gigi dan mulut melalui sikat gigi dan prosedur lain yang berfungsi
untuk mempertahankan kesehatan gigi dan mulut. Pendidikan kesehatan dengan
metode mind mapping yang banyak disenangi anak usia sekolah merupakan hal yang
perlu diberikan untuk meningkatkan kemampuan anak dalam merawat kesehatan gigi
dan mulut.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain pra eksperiment dengan rancangan one
group pre test post test study bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh pendidikan
kesehatan dengan metode mind mapping terhadap kemampuan anak usia sekolah
dalam merawat kesehatan gigi dan mulut. Populasi penelitian ini adalah 61 anak usia
sekolah di SD Tepos Kabupaten Situbondo dengan sampel sejumlah 38 responden.
Teknik pengambilan sampel menggunakan Probability Sampling dengan jenis Simple
Random Sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan lembar
observasi. Analisa data uji Paired T-test (ρ < 0.05).
Result: Hasil penelitian ini rata-rata kemampuan dalam komponen kognitif pre test
6,84 dan post test 8,61 dengan nilai signifikansi 0,00. Komponen afektif pre test 7,05
dan pos test 8,39 dengan nilai signifikansi 0,00. Komponen psikomotor pre test 4,26
dan post test 6,08 dengan nilai signifikansi 0,00. Melihat hasil pre test dan post test
ketiga komponen di peroleh hasil ρ value 0,000 < 0,05. Kesimpulan penelitian ini
Ada Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Metode Mind Mapping terhadap
Kemampuan Anak Usia Sekolah dalam Merawat Kesehatan Gigi dan Mulut.
Diskusi: Rekomendasi penelitian ini hendaknya dalam memberikan pendidikan
kesehatan yang mudah dipahami oleh anak usia sekolah dapat menggunakan metode
mind mapping.

Kata Kunci : Pendidikan Kesehatan; Mind Mapping; Kesehatan Gigi dan Mulut;
Anak Usia Sekolah

1
ABSTRACT

Introduce: Oral health is a maintenance of cleanliness and hygiene of teeth structure


and mouth through the toothbrush and other procedures that serve to maintain oral
health. Health education with mind mapping method that a lot of child school age
favourite consitute thing that needs to be given to increase child school age ability in
nurse oral health.
Method: This research is using pre experiment design with one design pre test post
test study test aims to identify health education influence by method mind mapping to
child school age ability nurses oral health. This observational population is 61 childs
school age at SD Tepos District Situbondo with sample 38 respondents. The sample
was taken by using probality sampling by type simple random sampling technique.
Data collecting tech is using kuesioner and observation sheet. Data analysis test
paires T-test (ρ < 0,05).
Result: This research result average ability in cognitive component pre test 6,84 and
post test 8,61 by appreactive significance 0,00. affective component pre test 7,05 and
post test 8,39 by appreactive significance 0,00. psychomotor component pre test 4,26
and post test 6,08 by appreactive significance 0,00. Seeing result of pre test and post
test on three component at gets result ρ value 0,00<0,05. This research conclusion is
available health education influences by Method Mind Mapping to Child ability in
Nurses Oral Health.
Discuss: This research recommendation is ought to deep give perspicuous health
education child school age is using mind mapping method.

Key word : Health Education; Mind Mapping; Oral Health; Child School Age

PENDAHULUAN
Masalah kesehatan gigi dan gigi terkait perilaku pemeliharaan
mulut merupakan masalah yang rentan kesehatan gigi yang dipengaruhi faktor
dihadapi oleh sekelompok anak usia individu dan diluar individu.
sekolah dasar (SD). Struktur gigi pada Permasalahan karies gigi pada anak usia
masa anak-anak, terutama pada masa SD menjadi penting karena karies
SD, termasuk dalam jenis gigi terdapat pada gigi merupakan indikator
bercampur yaitu gigi susu dan permanen keberhasilan upaya pemeliharaan
yang rentan mengalami karies gigi. kesehatan gigi anak (Simutorang, 2006).
Karies gigi ialah pembentukan lubang Masa kanak-kanak pertengahan
permukaan gigi terbuka yaitu mahkota 6-12 tahun sering disebut sebagai masa-

2
masa yang rawan, karena pada masa persatu dan gigi permanen pertama
itulah gigi susu mulai tanggal satu mulai tumbuh (usia 6-8 tahun).
Variasi gigi susu dan gigi permanen Orang tua mayoritas menghabiskan
bersama-sama di dalam mulut, menandai waktunya untuk bekerja diladang
masa gigi campuran pada anak. Gigi yang sehingga perhatian terhadap kesehatan
baru tumbuh tersebut belum matang anak pada umunya terutama kebersihan
sehingga rentan terhadap kerusakan gigi dan mulut sangat kurang. Sehingga
(Darwirta, 2011 dalam Ernita, et al. anak-anak di daerah tersebut banyak yang
2012). Masalah-masalah yang muncul mengalami gangguan kesehatan gigi dan
dari kurangnya perawatan gigi dan mulut mulut.
adalah karies gigi, nafas tidak segar, gusi Upaya peningkatan kesehatan gigi
berdarah dan bengkak, gigi kuning, dan mulut meliputi upaya promotif,
sariawan, dan karang gigi. preventif, kuratif, dan rehabilitatif dapat
Survey awal yang dilakukan ditingkatkan dengan peran serta
peneliti pada tanggal 12 Februari 2015 di masyarakat. Salah satu upaya untuk
SD Tepos Kecamatan Banyuglugur meminimalisasi angka kesakitan yang ada
Kabupaten Situbondo, dengan jumlah adalah dengan preventif dengan cara
siswa sebanyak 149 anak didapatkan promosi kesehatan. Penyuluhan
hampir semua siswa mengalamii masalah merupakan salah satu upaya untuk
kesehatan gigi dan mulut berupa gigi mencegah masalah kesehatan gigi dan
kuning 65%, karies gigi 13%, karang gigi mulut melalui program penyuluhan
22%. Pelayanan kesehatan desa hanya diharapkan dapat meningkatkan
sebatas posyandu balita, sedangkan untuk pengetahuan dan kesadaran masyarakat
usia sekolah tidak tersedia pelayanan sehingga ikut berpartisipasi serta aktif
kesehatan. Selama ini pengetahuan anak- dalam meningkatkan derajat kesehatan
anak tentang kesehatan gigi dan mulut (Ashar. 2005 dalam Oki, et al. 2012).
masih sangat terbatas. Anak-anak yang Upaya pendidikan kesehatan gigi
mengalami gangguan kesehatan gigi dan dan mulut yang selama ini dilakukan
mulut tidak pernah mendapatkkan masih adalah dengan metode ceramah
pendidikan kesehatan dari orang tuanya. ,metode belajar menyikat gigi dan audio

3
visual. Metode ini umumnya tidak terhadap kemampuan anak usia sekolah
didengarkan dan tidak menjadi perhatian dalam merawat kesehatan gigi dan mulut.
anak-anak. Anak-anak cenderung Tujuan dari penelitian ini untuk
menyukai hal-hal yang menarik, atraktif menganalisis pengaruh pendidikan
dan langsung dipraktekkan sehingga kesehatan metode mind mapping terhadap
mudah diingat dan mudah diterima. kemampuan anak usi sekolah dalam
Nurika (2014) mengatakan bahwa metode merawat kesehatan gigi dan mulut di SD
pendidikan kesehatan melalui skema dan Tepos Kabupaten Situbondo.
gambar sering kali lebih disenangi
sehingga lebih mudah ditangkap. Metode MATERIAL DAN METODE
itu disebut dengan metode mind mapping. Penelitian ini merupakan
Menurut Buzan dalam Nurika penelitian pra eksperimen dengan
(2014), metode mind mapping adalah menggunakan desain One group pre test
cara mencatat yang kreatif, efektif dan post test study. Dalam penelitian ini tidak
secara harfiahkan memetakan pikiran- ada kelompok pembanding (control)
pikiran kita. Catatan yang dibuat tersebut tetapi sudah dilakukan observasi pertama
membentuk gagasan yang saling (pre test) sehingga peneliti dapat ,enguji
berkaitan, dengan topik utama di tengah perubahan yang terjadi setelah adanya
dan sub topik serta perincian menjadi ekseperimen.
cabang-cabangnya. Manfaat gambar dan Penelitian ini dilakukan di SD
teks seseorang mencatat atau Tepos Kabupaten Situbondo. Populasi
mengeluarkan suatu ide yang ada di penelitian ini 61 siswa dari kelas 4-6 usia
dalam pikiran, maka kita telah 10-12 tahun. Sampel dalam penelitian ini
menggunakan dua belahan otak secara 38 responden. Pengambilan sampel
sinergis. Apalagi jika dalam peta pikiran menggunakan teknik probability
itu kemudian ditambahkan warna dan hal- sampling dengan jenis simple random
hal yang memperkuat emosi. sampling.
Berdasarkan paparan di atas maka Instrumen untuk mengumpulkan
perlu diteliti pengaruh pendidikan data menggunakan kuesioner untuk
kesehatan dengan metode mind mapping mengumpulkan data komponen kognitif

4
dan afektif, sedangkan untuk komponen HASIL DAN PEMBAHASAN
psikomotor menggunakan instrumen Pada data demografi responden
lembar observasi. Pernyataan kuesioner didapatkan data usia dan jenis kelamin.
untuk komponen kogntitif terbagi 4 Dari hasil penelitian didapatkan usia
indikator pernyataan meliputi pengertian, responden 11 anak berusia 10 tahun
penyebab, cara perawatan dan macam- (28,9%), 15 anak berusia 11 tahun
macam masalah kesehatan gigi dan (39,5%), 12 anak berusoa 12 tahun
mulut. Pernyataan untuk komponen (31,6%). Data jenis kelamin responden
kognitif terdiri dari 5 indikator yaitu didapatkan jumlah responden laki-laki
menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan sebesar 18 siswa (47,4%) dan responden
cara menggosok gigi, membiasakan perempuan sebesaar 20 siswa (52,6%).
memakai sikat gigi sendiri dan tidak
Tabel 1.1 Karakteristik Responden Penelitian
bergantian sikat gigi,
mengenali Berdasarkan Usia
penyebab masalah kesehatan gigi dan Usia Jumlah Presentase
mulut, mengetahui cara menggosok gigi (%)
10 tahun 11 28,9
yang benar, dan pergi berobat ke dokter 11 tahun 15 39,5
12 tahun 12 31,6
bila sakit gigi. Untuk komponen Total 38 100
psikomotor menggunakan lembar
Tabel 1.2 karakteristik Responden Penelitian
observasi yang diisi langsung oleh Berdasarkan Jenis Kelamin

peneliti dengan mengobservasi responden Jenis Kelamin Jumlah Persentase


(%)
dalam melakukan perawatan kesehatan Laki-laki 18 47,4
Perempuan 20 52,6
gigi dan mulut dengan menggosok gigi.
Total 38 100
Analisis data yang dilakukan
Menurut Wong (2009), usia
meliputi analisis univariat dengan
sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun,
mendeskripsikan data dalam bentuk
yang artinya sekolah menjadi pengalaman
mean, minimal, maximal, standar deviasi
inti anak. Periode ketika anak-anak
dan analisis bivariat menggunakan uji
dianggap mulai bertanggung jawab atas
stastistik paired T-test dengan tingkat
perilakunya sendiri dalam hubungan
kemaknaan ρ<0,05. Hasil penelitian ini
dengan orang tua mereka, teman sebaya,
disajikan dalam bentuk narasi dan tabel.

5
dan orang lainnya. Usia sekolah sariawan merupakan salah satu masalah
merupakan masa anak memperoleh dasar- kesehatan gigi dan mulut yaitu
dasar pengetahuan untuk keberhasilan mendapatkan 15 responden menjawab
penyesuaian diri pada kehidupan dewasa benar. Nilai tertinggi atau jawaban
dan memperoleh ketrampilan tertentu. terbanyak didapatkan pada pernyataan
Karakteristik anak usia sekolah yang gigi yang sehat adalah gigi yang bersih
sedang dalam pertumbuhan biasanya dan tidak berlubang yaitu 36 responden
akan mengkonsumsi segala jenis menjawab benar. Pada komponen afektif
makanan agar asupan energi yang nilai terendah didapatkan pada
dibutuhkan sesuai dengan energi yang pernyataan menggunakan sikat gigi
dikeluarkan. secara bersama tidak akan menyebabkan
Berdasarkan hasil data penelitiaan masalah kesehatan gigi dan mulut yaitu
data demografi semua responden laki-laki 15 responden menjawab benar. Nilai
maupun perempuan berusia 6-12 tahun, tertinggi didapatkan pada pernyataan
usia ini termasuk dalam usia sekolah menggosok gigi dilakukan pagi setelah
sehaingga dapat diberikan pendidiken sarapan dan malam sebelum tidur sebagai
kesehatan dengan metode mind mapping. cara menjaga kesehatan gigi dan mulut
yaitu mendapat nilai 36 responden
Tabel 1.3 Kemampuan Anak Dalam Merawat
menjawab benar. Pada komponen
Kesehatan Gigi dan Mulut Sebelum Diberikan
Pendidikan Kesehatan dengan Metode Mind psikomotor nilai terendah didapatkan
Mapping
pada item memposisikan sikat gigi 450 di
Komponen daerah perbatasan gigi dan gusi yaitu 1
Kognitif Afektif Psikomotor
Mean 6,84 7,05 4,26 responden mampu melakukan langkah
Median 7,00 7,00 4,00
Modus 8 9 4 tersebut. Nilai tertinggi didapatkan pada
St. 1,551 1,676 0,601 item berkumur-kumur dengan air bersih
Deviasi
Min 4 3 3 yaitu 38 responden melakukan langkah
Max 9 9 6
tersebut.
Sebelum diberikan pendidikan Kemampuan anak dalam merawat
kesehatan, pada komponen kognitif nilai diri adalah suatu ketrampilan praktis
terendah didapatkan pada pernyataan yang memungkinkan anak atau orang

6
dewasa menacapai kehidupan yang lebih sikap yang dilakukan dalam sehari-hari
mandiri atau lebih menyenangkan. adalah salah dan merubah ke sikap yang
Kemampuan merawat diri ini mencakup benar.
ketrampilan dasar seperti: berpakaian, Komponen psikomotor memiliki
buang air kecil dan besar, membersihkan tujuan sebagai perubahan perilaku dari
diri dan mencuci, makan, dan sebagainya. yang tidak mampu menjadi mampu.
Kemampuan merawat diri dalam hal ini Dalam hal ini responden menjadi mampu
yaitu merawat penyakit yang dialaminya melakukan tindakan perawatan kesehatan
merupakan tindakan yang harus dimiliki gigi dan mulut dengan cara menggosok
seorang anak dengan masalah gangguan gigi dengan baik dan benar.
kesehatannya (Asjari, 2010 dalam
Nurika, 2014).
Tabel 1.4 Kemampuan Anak Dalam Merawat
Kemampuan merawat kesehatan Kesehatan Gigi dan Mulut Setelah Diberikan
Pendidikan Kesehatan dengan Metode Mind
gigi dan mulut dengan penilaian tiga
Mapping
komponen yaitu kognitif, afektif dan
Komponen
psikomotor. Kognitif ini bertujuan untuk Kognitif Afektif Psikomotor
memberikan informasi atau pengetahuan Mean 8,61 8,39 6,08
Median 9,00 8,00 6,00
kepada responden yang awalnya tidak Modus 8 7 6
St. 1,001 1,220 0,673
tahu menjadi tahu tentang hal-hal yang Deviasi
Min 6 6 5
terkait dengan kesehatan gigi dan mulut Max 10 10 7
seperti penyebab, macam-macam
masalah kesehatan gigi dan mulut, cara Sesudah diberikan pendidikan

pencegahan dan pengobatan. kesehatan, pada komponen kognitif nilai

Komponen berikutnyayaitu terendah didapatkan pada pernyataan


afektif. Afektif menyangkut perubahan pemeriksaan gigi ke dokter dilakukan
sikap responden tentang kesehatan gigi hanya jika sakit gigi saja yaitu 21
dan mulut. Afektif bertujuan untuk responden menjawab benar. Nilai
merubah sikap dari responden yang salah tertinggi didapatkan pada pernyataan gigi
menjadi benar dan dari yang tidak mau yang sehat adalah gigi yang bersih dan
menjadi mau. Artinya mengerti bahwa tidak berlubang dan pernyataan

7
menggosok gigi minimal 2 kali sehari dalam memelihara dan meningkatkan
setelah makan dan sebelum tidur yaitu 38 kesehatannya. Selain itu, untuk mencapai
responden menjawab benar (100 %). derajat kesehatan yang sempurna baik
Pada pernyataan sariawan merupakan fisik, mental, dan sosial, maka
salah satu masalah kesehatan gigi dan masyarakat harus mampu mengenal dan
mulut mendapat nilai 32 responden mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya,
menjawab benar. dan mampu mengubah atau mengatasi
Pada komponen afektif nilai lingkungannya (lingkungan fisik, sosial
terendah didapatkan pada pernyataan budaya, dan sebagainya).
menggunakan sikat gigi secara bersama Mind mapping merupakan metode
tidak akan menyebabkan masalah yang baik digunakan sebagai pendidikan
kesehatan gigi dan mulut yaitu 18 kesehatan yang menyangkut komponen
responden menjawab benar. Nilai kognitif, afektif dan psikomotor. Dengan
tertinggi didapatkan pada pernyataan jika memanfaatkan simbol, gambar daan
mengalami sakit gigi sebaiknya warna ketika anak mengeluarkan suatu
memeriksakan ke dokter yaitu 38 (100 ide yang ada dalam pikiran, maka anak
%) responden menjawab benar. Pada telah menggunakan dua belahan otak
komponen psikomotor nilai terendah secara sinergis (Nurika, 2014). Mind
didapatkan pada item memposisikan sikat mapping sebenarnya melatih cara
0
gigi 45 di daerah perbatasan gigi dan berpikir analitis dalam memecahkan
gusi yaitu 2 responden mampu masalah atau mencari solusi dari cara
melakukan langkah tersebut. Nilai berpikir yang silmutan dan kreatif.
tertinggi didapatkan pada item langkah Dengan cara tersebut dapat melatih anak
berkumur menggunakan air yang bersih dalam mengambil keputusan
yaitu 38 (100%) responden mampu menggunakan logika yang tepat termasuk
melakukan langkah tersebut. dalam mengambil keputusan dalam cara
Menurut Ottawa Charter (1986) merawat dirinya secara mandiri.
dalam Notoatmodjo (2012) pendidikan Hasil prosentase post test yang
kesehatan adalah proses untuk lebih tinggi dari hasil pre test, peneliti
meningkatkan kemampuan masyarakat berasumsi bahwa responden yang

8
diberikan pendidikan kesehatan dengan simbol dan gambar yang disampaikan
metode mind mapping mengalami secara singkat namun terperinci karena
peningkatan kemampuan merawat masing-masing pesan disampaikan
kesehatan gigi dan mulut. Peningkatan tersusun rapi dengan garis-garis yang
prosentase tersebut dikarenakan anak menghubungkan satu dengan yang
merasa tertarik dan mudah memahami lainnya. Anak akan mudah dalam
pendidikan kesehatan yang sudah memahami dan mengingat pesan yang
disampaikan dengan mind mapping. disampaikan untuk kemudian
Anak menjadi tertarik karena pendidikan diaplikasikan dalam bentuk tindakan atau
kesehatan dengan metode mind mapping kegiatan.
menggunakan permainan warna, simbol-
Tabel 1.5 Kemampuan Anak Dalam Merawat Kesehatan Gigi dan Mulut

Komponen
Kognitif Afketif Psikomotor
Pre Post Pre Post Pre Post
Mean 6,84 8,61 7,05 8,39 4,26 6,08
Median 7,00 9,00 7,00 8,00 4,00 6,00
Modus 8 8 9 7 4 6
St. Deviasi 1,551 1,001 1,676 1,220 0,601 0,673
Min 4 6 3 6 3 5
Max 9 10 9 10 6 7
P 0,000 0,000 0,000

Dari hasil penelitian diperoleh kenaikan 2 poin dan pada nilai maksimal
nilai rata-rata pre test yaitu sebelum mengalami kenaikan 1 poin. Sedangkan p
diberikan pendidikan kesehatan dengan value pada komponen kognitif adalah
metode mind mapping pada kognitif 0,000 yang artinya nilai tersebut lebih
sebesar 6,84 dan nilai post test sebesar kecil dari nilai signifikan <0,05 dengan
8,61 nilai tersebut menunjukkan kenaikan demikian maka ada pengaruh komponen
rata-rata sebesar 1,77. Pada pre test kognitif pada pendidikan kesehatan
kognitif nilai minimal 4 dan nilai dengan metode mind mapping terhadap
maksimal 9, sedangkan pada post test kemampuan anak dalam merawat
nilai minimal 6 dan nilai maksimal 10. kesehatan gigi dan mulut.
Sehingga pada nilai minimal mengalami

9
Pada komponen afektif diperoleh pengaruh komponen psikomotor pada
nilai rata-rata pada pre test sebesar 7,05 pendidikan kesehatan dengan metode
dan post test 8,39. Nilai tersebut mind mapping terhadap kemampuan anak
menunjukkan kenaikan 1,34. Nilai dalam merawat kesehatan gigi dan mulut.
minimal pada pre test sebesar 3 dan Pendidikan kesehatan pada masa
maksimal 9, sedangkan pada post test usia sekolah sangat penting untuk peroleh
nilai minimal 6 dan nilai maksimal 10. tinggah laku dan praktik kesehatan pada
Nilai tersebut menunjukkan kenaikan dewasa. Pendidikan kesehatan digunakan
nilai minimal 3 poin dan nilai maksimal 1 sebagai proses menjembatani antara
poin. Nilai p value pada komponen kesenjangan informasi dan tingkah laku
afektif 0.000 yang artinya nilai tersebut kesehatan. Pendidikan kesehatan sering
lebih kecil dari nilai signifikan <0,05 dilakukan disekolah sebagai motivasi
dengan demikian maka ada pengaruh anak untuk menerima informasi
komponen afektif pada pendidikan kesehatan dan berbuat sesuai dengan
kesehatan dengan metode mind mapping informasi tersebut agar mereka menjadi
terhadap kemampuan anak dalam lebih tau dan lebih sehat (Potter & Perry,
merawat kesehatan gigi dan mulut. 2010 dalam Nurika, 2014).
Pada komponen psikomotor Pada penelitian ini peneliti
diperoleh nilai rata-rata pada pre test menggunakan media cetak berupa mind
sebesar 4,26 dan pada post test 6,08. mapping. Media ini akan menarik minat
Nilai tersebut menunjukkan kenaikan anak untuk mengikuti pendidikan
1,82. Nilai minimal pada pre test sebesar kesehatan. Mind mapping dibuat dengan
3 dan nilai maksimal 6, sedangkan pada warna-warna dan gambar yang menarik
post test nilai minimal 5 dan maksimal 7. dan disukai anak sehingga tujuan dari
Nilai tersebut menunjukkan kenaikan pendidikan kesehatan dapat dipahami
nilai minimal 2 poin dan nilai maksimal 1 oleh anak.
poin. Nilai p value pada komponen Peningkatan kemampuan yang
psikomotor 0,000 yang artinya nilai signifikan dari tidak mampu menjadi
tersebut lebih kecil dari nilai signifikan mampu pada responden sebelum dan
<0,05 dengan demikian maka ada sesudah diberikan pendidikan kesehatan

10
dengan metode mind mapping sekolah (6-12) tahun sebelum diberikan
dikarenakan alat bantu peraga berupa pendidikan kesehatan dengan metode
mind mapping memiliki kelebihan yang mind mapping pada kognitif memiliki
sesuai dengan usia sekolah. Kelebihan rata-rata 6,84. Rata-rata afektif 7,05 dan
tersebut antara lain mind mapping rata-rata psikomotor 4,26. 2)
merupakan media cetak dengan Kemampuan anak usia sekolah (6-12)
menggunakan permainan warna, simbol tahun setelah diberikan pendidikan
dan gambar yang menarik minattt anak kesehatan dengan metode mind mapping
sehingga tujuan pendidikan kesehatan pada kognitif memiliki rata-rata nilai
yang diberikan akan mudah diterima oleh kognitif 8,61 dengan peningkatan nilai
anak. Mind mapping menarik minat anak rata-rata 1,77. Rata-rata nilai afektif 8,39
untuk lebih memperhatikan. Pesan yang dengan peningkatan nilai rata-rata 1,34.
disampaikan juga disusun dengan rapi Rata-rata nilai psikomotor 6,08 dengan
dan sederhana yang membuat anak peningkatan nilai 1,82. 3) Ada pengaruh
memahami serta mudah mengingat pesan pendidikan kesehatan dengan metode
yang disampaikan untuk kemudian dapat mind mapping terhadap kemampuan anak
mengaplikasikannya dengan bentuk dalam merawat kesehatan gigi dan mulut
kegiatan anak dalam kehidupan sehari- di SD Tepos Kabupaten Situbondo.
hari. Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan, maka selanjutnya
SIMPULAN DAN SARAN peneliti mengemukakan saran kepada: 1)
Berdasarkan penelitian dan Orang tua dapat lebih memperhatikan
pembahasan yang telah diuraikan dari keadaan kesehatan gigi anak-anaknya. 2)
penelitian tentang Pengaruh Pendidikan Penyelenggara Pendidikan Sekolah Dasar
Kesehatan Metode Mind Mapping untuk meningkatkan program pendidikan
Terhadap Kemampuan Anak Usia kesehatan gigi dan mulut di sekolah yang
Sekolah Dalam Merawat Kesehatan Gigi lebih aplikatif sesuai kurikulum yang ada.
dan Mulut Di SD Tepos Kabupaten 3) Dinas kesehatan dapat membuat
Situbondo, maka dapat disimpulkan program penyuluhan kesehatan gigi dan
sebagai berikut: 1) Kemampuan anak usia mulut bagi masyarakat yang ada

11
disekolah secara berkala. 4) Peneliti Skabies di Yayasan Pondok
Pesantren Darul Istiqomah
selanjutnya dapat melakukan observasi
Azainiyah Antirogo-Jember. Skripsi
langsung selain melalui kuesioner untuk Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammdiyah Jember.
melihat perilaku seseorang dalam sehari-
Tidak dipublikasikan.
hari sehingga hasilnya dapat lebih valid.
Simutorang, N. (2006). Pencarian
Kesehatan dan Pemeliharaan Gigi.
DAFTAR PUSTAKA Majalah Kedokteran Gigi.

Kurnia Sari, Ernita., Elida Ulfiana & Wong, Donna L, dkk. (2009). Buku Ajar
Praba Dian. (2012). Pengaruh Keperawatan Pediatrik Volume 2.
Pendidikan Kesehatan Gosok Gigi Jakarta : EGC.
dengan Metode Permainan
Simulasi Ular Tangga terhadap
Perubahan Pengetahuan, Sikap,,
dan Aplikasi Tindakan Gosok gigi
Usia Sekolah di SD Wilayah Paron
Ngawi. Artikel Penelitian Program
Sarjana Ilmu Keperawatan Fakultas
Keperawatan Universitas
Airlangga.
http://journal.unair.ac.id/article_481
3_media127.category3. html.
Diperoleh 14 Maret 2015.
Notoatmodjo, S. (2012). Promosi
Kesehatan dan Perilaku
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Nurhidayat, Oki., Eram Tunggul P. &
Bambang Wahyono. (2012).
Perbandingan Media Power Point
dengan Flip Chart dalam
Meningkatkan Pengetahuan
Kesehatan Gigi dan Mulut. Unnes
Journal of Public Health.
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.
php/ujph/article/view/179/187.
Diperoleh 16 Desember 2014.
Nurika, Della D. (2014). Pengaruh
Pendidikan Kesehatan dengan
Metode Mind Mapping terhadap
Kemampuan Anak dalam Merawat

12

Anda mungkin juga menyukai