PENDAHULUAN
ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dekade terakhir ini. Pengaruh persaingan
persaingan bisnis seringkali hanya dilihat dari segi keuntungan yang dicapai oleh
perusahaan. Namun dari segi keuntungan yang dimiliki perusahaan saja tidak
sebagai komponen bisnis yang penting dan sumberdaya strategis yang lebih
1
pengetahuan (knowledge management) maka kemakmuran suatu perusahaan
pengetahuan itu sendiri (Sawarjono dan Kadir, 2003). Menurut Hurwitz, et al.
(2012) dalam Goh (2005) telah terjadi peningkatan yang besar pada knowledge
workers dan aset tak berwujud pada dekade akhir ini. Hal ini disebabkan oleh
over valuation yang besar pada perusahaan teknologi tinggi, adalah dengan
meningkatkan pengetahuan.
terutama setelah munculnya PSAK No. 19 revisi, (2000) tentang aktiva tidak
namun lebih kurang Intellectual Capital (IC) telah mendapat perhatian. Menurut
PSAK No. 19, aktiva tidak berwujud adalah aktiva non-moneter yang dapat
diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan
pihak lainnya, atau untuk tujuan administratif (IAI, 2002). Walaupun tidak
Intellectual Capital. Akan tetapi dalam dunia praktik, Intellectual Capital belum
dikenal luas di Indonesia. Oleh karena itu, jika perusahaan mengacu pada bisnis
(Dwipayani, 2014).
2
Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk
Value Added (nilai tambah). Value Added (nilai tambah) merupakan salah satu
ini membawa sebuah peningkatan perhatian pada Intellectual Capital (IC) seperti
dihasilkan dari peningkatan selisih antara nilai pasar dan nilai buku. Jadi, jika
misalnya pasarnya efisien, maka investor akan memberikan nilai yang tinggi
terhadap perusahaan yang memiliki Intelectual Capital (IC) lebih besar (Belkaoui,
3
terhadap kinerja keuangan perusahaan serta meningkatkan nilai perusahaan
investasi, baik untuk asset yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang.
produktivitas dapat diukur dengan rasio aktivitas. Dimana, rasio aktivitas diukur
total pendapatan atau penjualan dengan total asset atau aktiva perusahaan.
Rasio ini menggambarkan dana yang tertanam pada aktiva berputar dalam satu
periode tertentu atau kemampuan modal yang ditanamkan dalam seluruh aktiva
4
diukur berdasarkan perbandingan antara laba setelah pajak dengan total aktiva
United Tractor terpilih untuk maju mewakili Indonesia dalam ajang Asian Most
untuk diungkapkan oleh suatu perusahaan. (Menurut Goh dan Lim, 2004 dalam
5
dipasar modal, informasi Intellectual Capital membantu investor menilai
kemampuan perusahaan dengan lebih baik. Oleh karena itu beberapa pihak
(2010), Wicaksana (2011), Suhendah (2012), Dwipayani (2014), Faza dan Erna
Penelitian yang dilakukan oleh Solikhah (2010) hasil yang didapat dari
pasar perusahaan.
terhadap pertumbuhan perusahaan dan nilai pasar. Penelitian ini justru bebeda
6
terhadap ROA. (3) Structural Capital Efficiency (SCE) tidak berpengaruh
terhadap ROA dan CTA. (4) Capital Employed Efficiency (CEE) berpengaruh
signifikan positif terhadap ROA dan tidak berpengaruh pada CTA. (5) Jenis bank
Berbeda dengan penelitian Faza dan Erna (2014), Penelitian Marfuah dan Ulfa
Intellectual Capital (IC), structural capital efficiency (SCE) dan capital employed
profitabilitas dan Intellectual Capital (IC), structural capital efficiency (SCE) dan
menunjukan bahwa pada era persaingan saat ini banyak perusahaan yang telah
7
diteliti mengingat Intellectual Capital sangat hangat diperbicangkan saat ini pada
peneliti-peneliti juga menjadi salah satu faktor peneliti ingin meneliti kembali
menggunakan kedua variabel ini dan hasil pengujiannya berpengaruh positif dan
Intellectual Capital yaitu dengan mengukur efisiensi dari nilai tambah yang
Coefficient – VAIC). Komponen utama dari VAIC dapat dilihat dari sumber daya
perusahaan, yaitu human capital (VAHU – value added human capital), structural
capital (STVA – structural capital value added), dan physical capital (VACA –
value added capital employed). Tujuan utama dalam komponen ini adalah
8
menciptakan nilai tambah dalam mengetahui ukuran tentang physcal capital
karyawan atas kemampuan yang dihasilkan). Hal ini dinyatakan bahwa kedua
tujuan tersebut telah ditunjukkan oleh VAIC bahwa secara efisiensi dimanfaatkan
oleh perusahaan.
Barang Industri Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun
2013-2015).
perusahaan?
berikut:
perusahaan
9
2. Untuk mengetahui pengaruh Intellectual Capital terhadap nilai pasar
1. Manfaat Kebijakan
2. Manfaat Praktik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi bagi
3. Manfaat Akademik
10
BAB II
KERANGKA TEORITIK
defenisi tentang stakeholder, yaitu “any identifiable group or individual who can
tersebut atau bahkan ketika mereka tidak dapat secara langsung memainkan
11
Menurut Fontaine et al (2006) dalam Wicaksana (2011) tujuan utama
perusahaan mereka. Inti seluruh teori ini adalah tentang apa yang akan terjadi
stakeholder memiliki hak untuk diperlakukan adil dan manajer harus mengelola
potensi perusahaan, baik karyawan (human capital), aset fisik (physical capital),
added bagi perusahaan (dalam hal ini disebut VAIC™). Dengan meningkatkan
berasal dari sumber daya perusahaan yang memberikan karakter unik bagi tiap-
tiap perusahaan.
12
Teori RBV memandang perusahaan sebagai kumpulan sumber daya dan
kemampuan perusahaan.
berwujud, tidak berwujud, dan sumber daya manusia (Grant, 2002 dalam
kompetitif yang berkelanjutan, yaitu: (a) sumber daya harus menambah nilai
positif bagi perusahaan, (b) sumber daya harus bersifat unik atau langka
diantara calon pesaing dan pesaing yang ada sekarang ini, (c) sumber daya
harus sukar ditiru, dan (d) sumber daya tidak dapat digantikan dengan sumber
daya lainnya oleh perusahaan pesaing (Fahy dan Smithee, 1999 dalam
13
2.1.3 Intellectual Capital
kelompok kecil dan secara formal belum terdapat metode penilaian yang baku.
fisik atau modal tidak berwujud (intangible assets) atau tidak kasat mata
Intellectual Capital mencakup semua proses dan menjadi asset tak berwujud
dalam neraca meliputi merk dagang, hak paten dan merk. (Stewart, 1997 dalam
utama yang terdiri dari human capital, structural capital, dan customer capital
Bontis et al (2002).
1.Human Capital
14
dapat berhubungan baik dengan pelanggan. Termasuk dalam Human Capital
(Bontis, 2004 dalam Wahdikorin, 2010) human capital adalah kombinasi dari
kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang terdapat dalam tiap individu
yang ada di dalamnya. Human capital ini yang nantinya akan mendukung
15
tersebut. Menurut Suwarjuwono dan Agustine (2003) elemen customer capital
(tangible asset) dan aset tidak berwujud (intangible asset) yang dimiliki
menciptakan value added (VA). Value Added adalah indikator paling objektif
dalam penciptaan nilai (Pulic, 1999). VA dihitung sebagai selisih antara output
mencakup seluruh beban, kecuali beban karyawan (Pulic, 1999). Karena itu,
aspek kunci dalam model Pulic adalah memperlakukan tenaga kerja sebagai
TM
Metode VAIC mengukur efisiensi tiga jenis input perusahaan yaitu
modal manusia; modal struktural; serta modal fisik dan finansial yang terdiri dari:
modal manusia. HCE merupakan rasio dari Value Added (VA) terhadap
16
juga sebagai kemampuan perusahaan menghasilkan nilai tambah setiap
dari Structural Capital (SC) terhadap Value Added (VA). Rasio ini
menghasilkan satu rupiah dari Value Added (VA) dan merupakan indikasi
modal yang digunakan. CEE merupakan rasio dari Value Added (VA)
2011).
17
Weston dan Copeland, (TT) dalam Wicaksana, (2011) mengatakan
Value Added yang merupakan salah satu faktor yang menentukan perusahaan
tercermin pada nilai pasar saham perusahaan. Semakin baik persepsi pasar,
semakin baik pula nilai pasar saham perusahaan. Nilai pasar adalah keseluruhan
nilai saham yang dimiliki oleh perusahaan. Dengan kata lain, nilai pasar adalah
jumlah yang harus dibayar untuk memiliki saham di perusahaan tersebut. Naik
turunnya nilai pasar perusahaan dipengaruhi oleh nilai buku perusahaan, tingkat
laba, gambaran ekonomi, serta spekulasi dan kepercayaan diri pada kemampuan
18
Price to Earning Ratio (PER) merupakan salah satu pendekatan yang
sering digunakan oleh analis sekuritas untuk menilai suatu saham. Pendekatan
ini berdasarkan atas rasio antara harga saham per lembar yang berlaku di pasar
modal dengan tingkat keuntungan bersih yang tersedia bagi pemegang saham.
Capital atau Intellectual Capital (IC) seperti diungkap Stewart (1997) dalam Tan
et al (2007).
dihasilkan dari peningkatan selisih antara nilai pasar dan nilai buku. Jadi, jika
misalnya pasarnya efisien, makan investor akan memberikan nilai yang tinggi
terhadap perusahaan yang memiliki Intelectual Capital (IC) lebih besar (Belkaoui,
2003 dalam Wicaksana, 2011). Selain itu, jika intelectual capital merupakan
2.1.7 Produktivitas
ini dihasilkan oleh Intellectual Capital yang dapat diperoleh dari budaya
19
Menurut Suhendah (2012) Produktivitas mengukur efektivitas
rasio aktivitas yaitu total asset turnover (ATO). Rasio perputaran Asset Turnover
(ATO) dihitung dengan membagi total pendapatan atau penjualan dengan total
asset perusahaan. Rasio ini menggambarkan dana yang tertanam pada aktiva
berputar dalam satu periode tertentu atau kemampuan modal yang ditanamkan
dalam seluruh aktiva untuk menghasilkan pendapatan. Rasio ini berguna untuk
menghitung nilai penjualan yang dihasilkan perusahaan dari setiap asset yang
2.1.8 Profitabilitas
dapat dinilai melalui berbagai cara tergantung pada laba dan aktiva atau modal
20
Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan
kreditur dan investor, serta merupakan bagian dalam proses penciptaan nilai
investor untuk membuat keputusan. Salah satu rasio profitabilitas adalah Return
laba yang tinggi, maka investor dapat mengharapkan keuntungan dari dividen
untuk memperoleh laba yang tinggi. Maka apabila suatu perusahaan dapat
menghasilkan laba yang tinggi ketertarikan investor juga akan meningkat dan hal
(BEI) pada periode penelitian pada tahun 2009 sampai 2010. Sampel dipilih
perusahaan yang menjadi sampel. Penelitian ini adalah studi empiris yang
menggunakan Partial Last Square (PLS) untuk analisis data. Hasil penelitian
21
menunjukkan bahwa Intellectual Capital berpengaruh signifikan dan positif
yang terdaftar di BEI dari tahun 2005-2007. Penentuan sampel dalam penelitian
ini dilakukan secara purposive sampling. Kelompok industri yang diteliti dalam
estate serta perbankan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
terdiri dari 16 bank komersial atau bank umum dan 10 bank asing yang terdaftar
di BEI. Data yang digunakan dalam penelitian ini data sekunder. Hasil penelitian
adalah sebagai berikut: (1) secara agregat, Intellectual Capital (Value Added
Asset (CTA) dan tidak berpengaruh terhadap Return on Asset (ROA). (2)
22
dan tidak berpengaruh terhadap ROA. (3) Structural Capital Efficiency (SCE)
tidak berpengaruh terhadap ROA dan CTA. (4) Capital Employed Efficiency
(CEE) berpengaruh signifikan positif terhadap ROA dan tidak berpengaruh pada
CTA. (5) Jenis bank (GROUP) tidak berpengaruh terhadap ROA dan CTA.
Penelitian yang dilakukan oleh Solikhah (2010) hasil yang didapat dari
pasar perusahaan.
pertumbuhan perusahaan.
23
2.3 Kerangka Pemikiran
dapat bertumbuh dan meningkatkan nilai perusahaan. Ulum (2008) dan Diez et
dengan ratio Price to Earning Ratio (PER). Produktivitas diukur dengan rasio
24
perputaran asset (Aset Turnover atau ATO). Profitabilitas dapat diukur dengan
salah satu rasionya yaitu ROA (Return On Asset) dengan membandingkan laba
Pertumbuhan (Y1)
Gambar 2.1
25
positif terhadap return yang didapatkan stakeholder. Hal ini juga sesuai dengan
Stakeholder theory.
yang dilakukan oleh perusahaan. Strategi tersebut antara lain dilakukan dengan
perusahaan tidak akan berhasil tanpa adanya sumber daya manusia yang
yang dilakukan oleh Marfuah dan ulfa (2014) yang menemukan bahwa
26
2.4.2 Intellectual Capital dan Nilai Pasar
keunggulan kompetitif dan nilai tambah. Atas dasar keunggulan kompetitif dan
nilai tambah perushaan itu maka Investor yang juga merupakan Stakeholder
lebih tinggi. Dimana hal tersebut sesuai dengan pandangan Teori Stakeholder.
nilai pasar. Meningkatnya nilai pasar ini berpengaruh pada price to book value
(PER). Hal ini disebabkan karena PER didapatkan dari membagi nilai pasar
dengan nilai buku perusahaan. Dengan mengetahui nilai PER maka dapat
diketahui selisih antara nilai pasar dengan nilai buku. Jika selisih tersebut sangat
besar maka terdapat hidden asset yang tidak diungkapkan oleh laporan
keuangan. Oleh karena itu untuk meningkatkan nilai pasar dengan cara
tinggi disbanding perhitungan pada nilai buku (chen et al, 2005). Oleh karena itu
dapat dihipotesikan bahwa semakin besar IC, semakin besar pula rasio market to
27
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Solikhah, (2010) menemukan bahwa
bahwa Intellectual Capital berpengaruh signifikan dan positif terhadap nilai pasar
perusahaan.
meningkat Ghosh dan Mndal (2009) dalam Faza dan Erna (2014). Hal ini
nantinya berdampak pada tingkat pengembalian dana dalam bentuk kas yang
dari sumber daya yang dimiliki perusahaan sehingga dapat menciptakan value
added.
28
keberlangsungan perusahaan akan bergantung pada pengembangan sumber
sumber daya akan berpengaruh pada kinerja perusahaan yang semakin baik.
Temuan ini didukung oleh Marfuah dan ulfa (2014) yang juga menemukan bahwa
asetnya untuk kegiatan operasi maka indikator nilai ROA akan naik. Dengan
pemanfaatan sumber daya Intellectual Capital yang baik dan benar, maka
jumlah laba yang diperoleh dari tiap rupiah asset yang dimiliki oleh perusahaan.
29
penggunaan total asset untuk operasional perusahaan. Semakin tinggi ROA
suatu bank semakin tinggi pula keuntungan yang dicapai bank tersebut dan
semakin baik posisi perusahaan dari segi penggunaan aset. ROA juga
yang telah diinvestasikan menjadi laba bersih kepada para investor (Pramudita,
2012).
30
BAB III
METODE PENELITIAN
pada sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2013-2015. Dimana data yang diperoleh dari website IDX:
http:www.idx.co.id. Waktu penelitian ini dimulai dari bulan Juni - Agustus tahun
2016.
pada sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
penelitian ini.
Jenis data penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data berupa angka
31
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu
berupa laporan keuangan tahunan yang terbit tahun 2013 s.d 2015. Data-data
manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013, 2014, dan
2015. Dimana data tersebut diperoleh dari data sekunder yang diterbitkan oleh
lembaga seperti IDX, dalam bentuk laporan penelitian, yang mencangkup semua
parsial (Ghozali, 2013). Terdapat beberapa teknik statistik yang dapat digunakan
untuk menganalisis data. Sebelum melakukan analisa regresi linear maka harus
diuji dahulu dengan uji asumsi klasik untuk memastika apakah model regresi
32
3.5.1 Statistik Deskriptif
dalam penelitian ini adalah nilai rata-rata (mean), maksimum, minimum, dan
standar deviasi.
maka untuk mendapatkan ketepatan model yang akan dianalisis perlu dilakukan
regresi. Tahapan analisis awal untuk menguji model yang digunakan dalam
terdistribusi secara normal dalam variabel yang digunakan dipenelitian ini. Data
yang baik dapat dipakai dalam suatu penelitian adalah data yang telah
terdistribusi secara normal. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah uji
statistic non parametrik kolmogorov smirnov. Uji ini dilakukan dengan membuat
hipotesis.
digunakan yaitu jika nilai signifikansinya >0,05 maka dapat dikatakan bahwa data
berdistribusi normal. Tetapi jika nilai signifikansinya <0,05 maka data tidak
33
3.5.2.2 Uji Autokorelasi
linier ada korelasi antara kesalahan penganggu (residual) pada periode t dengan
kesalahan penganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan terdapat masalah autokorelasi. Model regresi yang baik adalah tidak
yang lain. Model regresi yang baik adalah yang terjadi Homoskesdatisitas atau
atas 5%, berarti tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dan apabila dibawah 5%
34
EG (Y1) = α + β1+ ε ............................................................................. (1)
Keterangan:
α = Konstanta
β1 = Koefisien Regresi
dua variabel atau lebih, dan untuk menunjukkan arah hubungan antara variabel
berulang).
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur
dari goodness of fit-nya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai
35
3.5.4.1 Koefisien determinasi
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti
adjusted R2 dapat dievaluasi model regresi mana yang terbaik. Tidak seperti nilai
R2, nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen
oleh Ghozali, 2013), jika dalam uji empiris didapatkan nilai adjusted R2 negatif,
melihat tingkat singnifikansi apabila nilai singnifikansi t < 0,05 (5%) maka
36
variabel dependen, dan apabila nilai sinifikansi t > 0,05 (5%) maka artinya tidak
dependen.
diciptakan oleh physical capital, human capital, dan structural capital. Kombinasi
dari value added disimbolkan dengan VAIC™ yang dikembangkan oleh Pulic
perusahaani
𝑽𝑨
𝑪𝑬𝑬 =
𝑪𝑬
37
Keterangan :
perusahaani
𝑽𝑨
𝑯𝑪𝑬 =
𝑯𝑪
𝑺𝑪
𝑺𝑪𝑬 =
𝑽𝑨
𝑺𝑪 = 𝑽𝑨 − 𝑯𝑪
Keterangan :
38
3.6.2 Variabel Dependen
3.6.2.1 Pertumbuhan
Variabel dependen kedua dalam penelitian ini adalah firms’ market value
(Mval) yang diproksikan dengan price to earning ratio (PER). Price to earning
ratio (PER) menunjukkan besarnya harga yang dibayar investor untuk aliran
earning yang akan diperoleh investor. PER dihitung dengan rumus berikut:
𝑯𝒂𝒓𝒈𝒂 𝑺𝒂𝒉𝒂𝒎
𝑷𝑬𝑹 =
𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑷𝒆𝒓 𝑺𝒂𝒉𝒂𝒎
3.6.2.3 Produktivitas
39
ada dalam perusahaan untuk menghasilkan pendapatan dengan rumus
perhitungan:
3.6.2.4 Profitabilitas
setelah pajak dengan total aktiva perusahaan. Salah satu rasio profitabilitas
40
BAB IV
perusahaan yang terdaftar pada kategori sector industry barang dan konsumsi.
dijadikan sampel dalam penelitian ini dengan jumlah sampel 36 data sampel.
Tabel 4.1
Sampel penelitian
41
4.2 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean), standar
deviasi dari setiap variabel penelitian. Berikut ini adalah hasil statistik deskriptif:
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
Intellectual
36 2.72 11.62 6.17 2.41
Capital
Pertumbuhan 36 1.64 2.85 2.10 0.25
Nilai Pasar 36 12.04 41.59 23.72 8.10
Produktivitas 36 0.66 1.76 1.09 0.30
Profitabilitas 36 0.04 0.17 0.10 0.04
Valid N (listwise) 36
Sumber: Data sekunder (2016) yang di olah dengan SPSS Statistic 16,0
Farma Tbk dan nilai maksimum sebesar 11,62 terdapat pada perusahaan PT
Kalbe Farma Tbk dengan nilai rata-rata sebesar 6,17. Sedangkan standar
deviasinya sebesar 2,41. Nilai rata-rata yang lebih besar dari standar deviasi
42
Laboratoria Tbk sedangkan nilai maksimum pertumbuhan perusahaan sebesar
2,85 pada PT Ultrajaya Milk Industry and Tranding Company Tbk dan nilai rata-
rata sebesar 2,10. Nilai standar deviasi pertumbuhan perusahaan sebesar 0,25.
Nilai rata-rata yang lebih besar dari standar deviasi menunjukkan bahwa data
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk dan nilai maksimum nilai pasar adalah sebasar
41,59 pada PT Kalbe Farma Tbk. Nilai rata-rata sebesar 23,72 dan nilai stardar
deviasi sebesar 8,10. Nilai rata-rata yang lebih besar dari standar deviasi
sebesar 0,66 pada PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, sedangkan nilai maksimum
produktivitas perusahaan terdapat pada PT Kimia Farma Tbk sebesar 1,76. Nilai
rata-rata sebesar 1,09 dan standar deviasi sebesar 0,30. Nilai rata-rata yang
lebih besar dari standar deviasi menunjukkan bahwa data terdistribusi dengan
baik.
minimum variabel profitabilitas sebesar 0,04 pada PT Tiga Pilar Sejahtera Food
profitabilitas sebesar 0,17 pada PT Kalbe Farma Tbk dengan nilai rata-rata
sebesar 0,10. Nilai standar deviasi profitabilitas sebesar 0,04. Nilai rata-rata yang
lebih besar dari standar deviasi menunjukkan bahwa data terdistribusi dengan
baik.
43
4.2.2 Uji Asumsi Klasik
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi yang
atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau
Jika nilai probabilitas (kolmogorov Smirnov) > taraf signifikansi 5% (0,05), maka
distribusi data dikatakan normal dan jika nilai probabilitas (kolmogorov Smirnov)
< taraf signifikansi 5% (0,05), maka distribusi data dikatakan tidak normal.
Tabel
4.3 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov Smirnov Test
Unstandardized Unstandardized Unstandardized Unstandardized
Residual Residual Residual Residual
(Pertumbuhan) (Nilai Pasar) (Produktivitas) (Profitabilitas
N 36 36 36 36
Kolmogorov-
0.939 0.936 0.734 0.584
Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-
0.341 0.345 0.655 0.885
tailed)
Sumber: Data sekunder (2016) yang di olah dengan SPSS Statistic 16,0
(5%). Karena pada model regresi mempunyai p> 0,05 (5%) maka dapat
disimpulkan bahwa data residual berdistribusi normal dan model regresi pada
44
4.2.2.2 Uji Autokorelasi
terjadi autokolerasi pada ke 4 (empat) model ini karena nilai DW berada diantara
-2 dan 2 sehingga ke empat model regresi ini dapat digunakan pada uji asumsi
klasik.
model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual pada satu pengamatan
tingkat signifikansi berada diatas 0,05 (5%) maka tidak terjadi heterokedastisitas.
45
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Uji Glejser
Dari output di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pada model 1
berada diatas 0,05 (5%), berarti bahwa tidak terjadi gejala heterokedastisitas
maka diperoleh hasil analisis regresi linier sederhana seperti terlihat pada Tabe
Tabel 4.6
Hasil Analisis Regresi Sederhana
Unstandardized Adjusted
Keterangan Constant Sig Hipotesis
Coefficients R2
N : 36
46
Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana dalam Tabel 4.6 dengan
Y1 = 2,074 + 0,005 + ε
Y2 = 18,960 + 0,771 + ε
Y3 = 0,956 + 0,022 + ε
Y4 = 0,031 + 0,011 + ε
1. Nilai konstanta (α) yang diperoleh model 1 sebesar 2,074. Artinya, jika X
adalah tidak signifikan dan memiliki nilai koefisien regresi dengan arah
yang positif yaitu 0,005 (0,5%). Hal ini menggambarkan bahwa jika terjadi
2. Nilai konstanta (α) yang di peroleh model 2 sebesar 18,960. Artinya, jika
18,960. Variabel nilai pasar (Y2) memiliki nilai sig = 0,179 (>0,05) adalah
tidak signifikan dan memiliki nilai koefisien regresi dengan arah yang
positif yaitu 0,771 (77,1%). Hal ini menggambarkan bahwa jika terjadi
47
3. Nilai konstanta (α) yang diperoleh model 3 sebesar 0,956. Artinya, jika X
0,956. Variabel produktivitas (Y3) memiliki nilai sig = 0,291 (>0,05) adalah
tidak signifikan dan memiliki nilai koefisien regresi dengan arah yang
positif yaitu 0,022 (2,2%). Hal ini menggambarkan bahwa jika terjadi
4. Nilai konstanta (α) yang di peroleh model 4 sebesar 0,031. Artinya, jika X
0,031. Variabel profitabilitas (Y4) memiliki nilai sig = 0,000 (<0,05) adalah
signifikan dan memiliki nilai koefisien regresi dengan arah yang positif
yaitu 0,011 (1,1%). Hal ini menggambarkan bahwa jika terjadi kenaikan
bebas dengan variabel terikat. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan
sampai dengan satu (Ghozali, 2013). Nilai koefisien determinasi dapat dilihat
48
Tabel 4.7 Koefisien Determinasi
Persamaan Regresi Model ke 1- 4
Variabel dependen : (Pertumbuhan, Nilai Pasar, Produktivitas dan
Profitabilitas)
4
.737a .543 .529 .02445 1.318
49
pada model ke 4 (empat) saja yang variabel independennya mampu memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan oleh variabel dependen yaitu sebesar
0,529. Hal ini berarti 52,9% variabel dependen profitabilitas dapat dijelaskan oleh
dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
melihat tingkat singnifikansi apabila nilai singnifikansi t < 0,05 (5%) maka
variabel dependen, dan apabila nilai sinifikansi t > 0,05 (5%) maka artinya tidak
dependen.
Pada model regresi sederhana dapat dilihat pada Tabel 4.6 nilai
sebesar 0,782 lebih besar dari 0,05 artinya H1 ditolak. Model regresi ke 2 (dua)
menunjukan nilai singnifikansi 0,179 lebih besar dari 0,05 untuk variabel
intellectual capital terhadap nilai pasar yang artinya H2 ditolak. Nilai signifikansi
pada model regresi ke 3 (tiga) adalah 0,291 untuk variabel intellectual capital
50
4.3 Pembahasan
value lebih besar dari tingkat signifikansi sehingga H1 ditolak. Hasil pengujian
pertama ini bertolak belakang dengan temuan Wicaksana (2011) dan Solikhah
nilai sehingga perusahaan akan lebih mudah dalam meningkatkan jumlah aset
Dalam kaitannya dengan teori stakeholder, hasil ini tidak sejalan dengan
Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Ulum (2008) dan Rambe
intellectual capital yang diakui sebagai aset pada perusahaan belum mampu
51
menghasilkan keunggulan kompetitif sehingga perusahaan belum mampu untuk
yang ada pada perusahaan manufaktur yang merupakan salah satu komponen
sehingga hal ini memberikan nilai tambah yang relatif kecil bagi perusaaan
penilitian ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Solikah
(2010), Suhendah (2012), Faza dan Erna (2014) yang menemukan bahwa
intellectual capital tidak memiliki pengaruh terhadap nilai pasar. Hasil ini juga
tambah perusahaan itu maka investor yang juga merupakan stakeholder akan
tinggi. Secara teori, kekayaan intelektual yang dikelola secara efisien oleh
52
perusahaan akan meningkatkan apresiasi pasar terhadap nilai pasar perusahaan
terhadap nilai pasar. Hal ini kemungkinan disebabkan karena nilai tambah dalam
pendapatan perusahaan (Marfuah & Ulfa, 2014). Selain itu, minimnya informasi
sebabnya. Sehingga dalam menilai perusahaan investor hanya akan melihat dari
2010). Adapun salah satu faktor yang mempengaruhi penelitian ini yaitu Menurut
Firer dan William (2003) dan Saengchan (2008), industri perbankan adalah salah
satu sektor yang memiliki IC paling intensif. Selain itu, dari aspek intelektual,
berpengaruh terhadap produktivitas, karena nilai p-value lebih besar dari tingkat
kaitannya dengan resource based theory, hasil ini tidak sejalan dengan konteks
53
teori ini dikatakan bahwa Intellectual Capital yang ada pada perusahaan
ekonomis.
Suhenda (2012), Faza dan Erna (2014) yang menemukan intellectual capital
tidak memiliki pengaruh terhadap produktivitas perusahaan. Hal ini berarti besar
Intellectual Capital masih belum dikenal secara luas di Indonesia (Abidin, 2000
dalam Faza dan Erna, 2014). Hal ini dikarenakan perusahaan-perusahaan yang
54
4.3.4 Intellectual Capital Terhadap Profitabilitas perusahaan
Suhendah (2012), Faza dan Erna (2014), Dwipayani (2014), dan Marfuah dan
profitabilitas. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi nilai intellectual capital sebuah
meningkat. Oleh karena itu, dengan pengelolaan intellectual capital yang baik
Pengelolaan atas potensi yang dimiliki organisasi secara baik dan optimal dapat
dalam pengelolaan sumber daya intelektual yang dimiliki perusahaan dimana hal
55
dengan baik maka perusahaan tersebut akan memiliki keunggulan kompetitif
yang berkembang pesat. Pengelolaan aset yang baik dapat meningkatkan laba
atas sejumlah aset yang dimiliki perusahaan yang diukur dengan ROA. Hal ini
56
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode
hal ini tidak dapat membuktikan bahwa semakin tinggi nilai Intellectual
2. Tidak terdapat pengaruh Intellectual Capital terhadap Nilai Pasar, hal ini
laba atas sejumlah aset yang dimiliki perusahaan yang diukur dengan
ROA.
57
5.2 Keterbatasan Penelitian
yaitu 36 data sampel. hal ini membuat terbatasnya sumber data, sehingga
Indonesia.
5.3 Saran
penelitian yang lebih lama dan dengan jumlah sampel yang lebih banyak
Sehingga dapat memberikian hasil yang lebih baik dari penelitian ini.
58
DAFTAR PUSTAKA
Bontis, Nick. 2000, 2002. Assessing Knowledge Assets: A Review of the Models
Used to Measure Intellectual Capital. Intellectual Capital Disclosure in
Candian Corporations. McMaster University.
Chariri, Anis dan Imam Ghozali. 2005. Teori Akuntansi. Semarang : Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Ekowati Serra, Rusmana Oman, Mafudi. (2012). Pengaruh Modal Fisik, Modal
Finansial, dan Modal Intelktual Terhadap Kinerja Perusahaan Pada
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), 2000. PSAK No 19 Revisi tahun 2000. Akuntansi
Aktiva Tidak Berwujud.
59
Maditinos D, Chatzoudes D, Tsairidis C, Theriou G. 2011. The Impact of
Intellectual Capital on firms market value and financial performance.
Journal of Intellectual Capital, Vol. 12, No. 1, pp. 132-151.
Nuverio, Knowledge Based Country. 2009. MAKE, 2012. Diakses, 14 Juni 2009.
http://noverio.blog.binusian.org/category/uncategorized/
Pramelasari, YM. 2010. Pengaruh Intellectual Capital terhadap nilai pasar dan
kinerja keuangan perusahaan. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro.
Santoso M.M. 2016. Statistika Hospitalitas. Edisi 1. Penerbit Cv. Budi Utama.
Yogyakarta.
Steward, T.A. 1997. Intellectual Capital: The New Wealth of Organizations. New
York : Doubleday.
60
Suwarjono T, Agustine P.K. 2003. Intellectual Capital: Perlakuan, Pengukuran,
Dan Pelaporan (Sebuah Library Research). Jurnal Akuntansi dan
Keuangan. Vol. 5, No. 1, Mei 2003: 35-37. Universitas Airlangga.
Surabaya.
Tan Hong Pew, Plowman David, Hancock Phil. 2007. Intellectual Capital and
financial returns of companies. Journal of Intellectual Capital, Vol. 8, No.
1, pp. 76-95.
Tseng, C. And Goo, Y.J. 2005. Intellectual Capital and corporate value in an
emerging economy: empirical studies of Taiwanese manufacturers. R&D
Management, Vol. 35, No. 2, pp. 187-201.
Ulum, Ihyaul, Imam Ghozali & Anis Chariri. 2008. “Intellectual Capital dan Kinerja
Keuangan Perusahaan: Suatu Analisis dengan Pendekatan Partial Least
Squares”. Proceeding SNA XI. Pontianak.
61
Lampiran 1. Penelitian terdahulu
Penelitian Terdahulu
NO PENELITI JUDUL VARIABEL HASIL
62
NO PENELITI JUDUL VARIABEL HASIL
berpengaruh signifikan
negatif terhadap CTA,
dan tidak berpengaruh
terhadap ROA. (3)
Structural Capital
Efficiency (SCE) tidak
berpengaruh terhadap
ROA dan CTA. (4)
Capital Employed
Efficiency (CEE)
berpengaruh signifikan
positif terhadap ROA
dan tidak berpengaruh
pada CTA. (5) Jenis
bank (GROUP) tidak
berpengaruh terhadap
ROA dan CTA
63
NO PENELITI JUDUL VARIABEL HASIL
64
Lampiran 2. Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
Valid N (listwise) 36
1. Uji Normalitas
N 36 36 36 36
Std.
.24738322 7.88371691 .29101712 .02409409
Deviation
65
2. Uji Glejser Heterokedastisitas
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
66
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model Summaryb
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
67
2. Regres Model 2 (Dua)
Model Summaryb
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model Summaryb
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
68
4. Regres Model 4 (Empat)
Model Summaryb
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
69
Lampiran 3. Nama-nama Perusahaan Manufaktur yang
70
Lampiran 4. Data 2 Tabulasi Variabel Penelitian
71
72