Salah satu kelemahan pelayanan kesehatan adalah pelaksanaan rujukan yang kurang
cepat dan tepat. Rujukan bukan suatu kekurangan, melainkan suatu tanggung jawab yang tinggi
dan mendahulukan kebutuhan masyarakat. Kita ketahui bersama bahwa tingginya kematian ibu
dan bayi merupakan masalah kesehatan yang dihadapi oleh bangsa kita. Pada pembelajaran
sebelumnya, telah dibahas mengenai masalah 3T (tiga terlambat) yang melatar belakangi
tingginya kematian ibu dan anak, terutama terlambat mencapai fasilitas pelayanan kesehatan.
Bidan sebagai tenaga kesehatan harus memiliki kesiapan untuk merujuk ibu atau bayi ke
fasilitas kesehatan rujukan secara optimal dan tepat waktu jika menghadapi penyulit. Jika bidan
lemah atau lalai dalam melakukannya, akan berakibat fatal bagi keselamatan ibu dan bayi.
A. SISTEM RUJUKAN
Sistem rujukan adalah Suatu sistem pelayanan kesehatan dimana terjadi pelimpahan tanggung
jawab timbal balik atas kasus atau masalah kesehatan yang timbul baik secara vertical
(komunikasi antara unit yang sederajat) maupun secara horizontal (komunikasi inti yang lebih
tinggi ke unit yang lebih rendah).
Sistem rujukan upaya keselamatan adalah suatu system jaringan fasilitas pelayanan kesehatan
yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas masalah
yang timbul, baik secara vertical maupun horizontalke fasilitas pelayanan yang lebih kompeten,
terjangkau, rasional, dan tidak dibatasi oleh wilayah administrasi. Tujuan system rujukan adalah
untuk meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelayanan kesehatan secara terpadu.
B. TUJUAN RUJUKAN
Tujuan system rujukan adalah agar pasien mendapatkan pertolongan pada fasilitas
pelayanan kesehatan yang lebih mampu sehingga jiwanya dapat terselamatkan, dengan
demikian dapat menurunkan AKI dan AKB
1. Rujukan medic yaitu pelimpahan tanggung jawab secara timbal balik atas satu kasus
yang timbul baik secara vertical maupun horizontal kepada yang lebih berwenang dan
mampu menangani secara rasional. Jenis rujukan medic antara lain:
D. ALUR RUJUKAN
a. Puskesmas pembantu.
b. Pondok bersalin atau bidan di desa.
c. Puskesmas rawat inap.
d. Rumah sakit swasta / RS pemerintah
a. Puskesmas pembantu.
b. Pondok bersalin atau bidan di desa.
E. LANGKAH – LANGKAH RUJUKAN
a. Pada tingkat kader atau dukun bayi terlatih ditemukan penderita yang tidak dapat
ditangani sendiri oleh keluarga atau kader/dukun bayi, maka segera dirujuk ke
fasilitas pelayanan kesehatan yang terdekat,oleh karena itu mereka belum tentu
dapat menerapkan ke tingkat kegawatdaruratan.
b. Pada tingkat bidan desa, puskesmas pembatu dan puskesmas
Tenaga kesehatan yang ada pada fasilitas pelayanan kesehatan tersebut harus dapat
menentukan tingkat kegawatdaruratan kasus yang ditemui, sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawabnya, mereka harus menentukan kasus manayang
boleh ditangani sendiri dan kasus mana yang harus dirujuk.
F. RENCANA RUJUKAN
Kaji ulang tentang keperluan dan tujuan upaya rujukan pada ibu dan keluarganya. Kesempatan
ini harus dilakukan selama ibu melakukan kunjungan asuhan antenatal atau pada saat awal
persalinan, jika memungkinkan. Jika ibu belum membuat rencana selama kehamilannya,
penting untuk mendiskusikan rencana rujukan dengan ibu dan keluarganya pada saat-saat awal
persalinan. Jika kemudian timbul masalah pada saat persalinan dan rencana rujukan belum
dibicarakan maka seringkali sulit untuk membuat persiapan-persiapan dengan cepat. Rujukan
tepat waktu merupakan unggulan asuhan sayang ibu dalam mendukung keselamatan ibu.
DAFTAR PUSTAKA
SISTEM RUJUKAN
OLEH
NIM : 09964
JURUSAN : KEBIDANAN/V-B
TERNATE