PRARANCANGAN PABRIK
ETILEN GLIKOL DARI ETILEN OKSIDA DAN AIR
DENGAN PROSES HIDRASI NON KATALITIK
KAPASITAS 220.000 TON/TAHUN
Oleh :
Dosen Pembimbing :
Etilen glikol atau EG merupakan senyawa organik yang tidak berwarna, tidak
berbau, dan berwujud cairan. Secara umum etilen glikol digunakan untuk tambahan serat
pada polyester, wadah yang menggunakan bahan PET, antifreeze dan pendingin pada
mesin. Di Indonesia secara umum dan komersial, etilen glikol digunakan untuk bahan
baku industri tekstil (polyester) sebesar 97,34% dan 2,66% digunakan sebagai bahan baku
tambahan pembuatan cat, cairan lem, solvent (pelarut), tinta cetak, tinta pada pena,
kosmetik, dan bahan anti beku. Kebutuhan ini dipenuhi oleh PT Polychem Tbk sedangkan
kekurangannya dipenuhi dengan melakukan impor dari berbagai negara. Prarancangan
pabrik etilen glikol dari etilen oksida dan air dengan proses hidrasi non katalitik kapasitas
220.000 ton/tahun direncanakan akan didirikan pada tahun 2025 untuk memenuhi
kebutuhan etilen glikol di Indonesia, sehingga mengurangi angka impor. Selain itu
adanya bahan baku dan lokasi di Tangerang, Banten seluas 22.000 m2 serta dengan 184
karyawan sangat mendukung berdirinya pabrik ini.
Prarancangan pabrik etilen glikol menggunakan bahan baku berupa etilen oksida
dan air berlebih, dengan perbandingan mol 1:20. Kapasitas produksi sebesar 220.000
ton/tahun yang direncanakan beroperasi selama 330 hari dalam tiap tahunnya. Proses
pembuatan etilen glikol ini dilakukan di dalam plug flow reactor secara kontinyu tanpa
menggunakan katalis. Pada reaktor ini, proses pembuatan etilen glikol dijaga agar
berlangsung pada fase cair, irreversible, eksotermis, adiabatic dan non isothermal pada
suhu 130,34C hingga 190C dan tekanan 18 atm. Konversi yang dicapai adalah 99,8%
dengan seletivitas etilen glikol 91,8%. Produk samping yang dihasilkan berupa dietilen
glikol dan trietilen glikol. Dalam prosesnya dibutuhkan etilen oksida sebanyak
23.529,7386 kg/jam dan air sebanyak 192.831,6709 kg/jam. Produk yang dihasilkan
berupa etilen glikol sebanyak 27.777,7778 kg/jam. Utilitas pendukung proses meliputi
penyediaan air sebesar 720.341,4345 kg/jam yang diperoleh dari air sungai Cisadane
Tangerang, penyediaan saturated steam sebesar 34.827,955 kg/jam dari boiler dengan
menggunakan bahan bakar berupa fuel oil sebesar 11.482,4919 L/jam untuk dua buah
boiler, kebutuhan listrik sebesar 2.720,3 kW diperoleh dari PLN dan sebuah generator
set sebagai cadangan.
Pabrik etilen glikol menggunakan modal tetap sebesar
Rp 968.080.018.924,- dan modal kerja sebesar Rp 1.809.340.555.217,-. Berdasarkan
analisis ekonomi kelayakan pendirian suatu pabrik, maka pabrik etilen glikol ini
menguntungkan dan layak didirikan. Keuntungan yang diperoleh sebelum pajak adalah
Rp 655.476.883.524,- per tahun setelah dipotong pajak 30 % keuntungan yang diperoleh
mencapai Rp 458.763.818.467,- per tahun. Percent Return On Investment (ROI) sebelum
pajak 67,70% dan setelah pajak 47,39%. Pay Out Time (POT) sebelum pajak selama 1,29
tahun dan setelah pajak 1,7 tahun. Break Even Point (BEP) sebesar 48,5%, dan Shut Down
Point (SDP) sebesar 36,87%. Discounted Cash Flow (DCF) terhitung sebesar 25,87%.
Kata kunci: etilen glikol, plug flow reactor, hidrasi, non katalitik
I. PENDAHULUAN besar air yang berlebih (Kirk-Othmer,
1.1 Latar Belakang 1999). Dimana kebutuhan bahan baku
Etilen glikol atau disingkat EG untuk etilen oksida diperoleh dari
merupakan senyawa organik yang tidak PT.Chandra Asri Petrochemical Center
berwarna, tidak berbau, memiliki viskositas dengan kapasitas produksi 522.000
yang rendah sehingga menyebabkan cairan ton/tahun dan bahan baku air dapat
bersifat higroskopis (mudah menguap). diperoleh dari Sungai Cisadane yang dekat
Etilen glikol dapat menurunkan titik beku dengan area pabrik.
pelarutnya dengan menggangu proses Etilen glikol digunakan untuk bahan
pembentukan kristal es pelarut. baku industri tekstil (polyester) sebesar
97,34% dan 2,66% digunakan sebagai
Konsumsi etilen glikol di Indonesia dari
bahan baku tambahan pembuatan cat,
tahun ke tahun memiliki peningkatan. Pada
cairan lem, solven (pelerut), tinta cetak,
tahun 2013 konsumsi etilen glikol di
tinta pada pena, foam stabilizer, kosmetik
Indosesia mencapai 622.995,4 ton/tahun.
dan bahan anti beku. Polyester merupakan
Konsumsi ini hanya dapat dipenuhi 35%
senyawa polimer jenis termoplastik yang
oleh PT Polychem Tbk yang memproduksi
digunakan sebagai bahan baku industri
etilen glikol sebesar 216.000 ton/tahun.
tekstil dan pelastik. Di samping dapat
Sedangkan kekurangan dari kebutuhan
dibuat serat yang kemudian dipintal
etilen glikol di Indonesia dipenuhi dengan
menjadi benang, juga bisa dibuat langsung
melakukan impor dari berbagai negara.
menjadi benang filament untuk produksi
Etilen glikol diproduksi dengan tekstil. Selain itu, polyester ini juga dapat
hidrolisis etilen oksida dan air tanpa dibentuk (dicetak) sebagai bahan molding
menggunakan katalis pada media yang seperti pada pembuatan botol pelastik
netral. Reaksi hidrolisis antara etilen oksida (Mc.Ketta,1984).
dengan air ini, selain menghasikan etilen
glikol yang sangat tinggi, juga 1.2 Kapasitas Perancangan
menghasilkan produk samping berupa Kebutuhan etilen glikol di Indonesia
dietilen glikol, dan trietilen glikol. dapat dilihat dari jumlah impor yang
Selektivitas glikol secara tepat dapat cendrung naik. Berdasarkan data yang
dilakukan dengan pengontrolan variasi diperoleh dari Badan Pusat Statistik,
rasio antara etilen oksida dan sejumlah proyeksi kecendrungan naiknya
kebutuhan etilen glikol dapat dilihat dari II. TINJAUAN PUSTAKA
tabel berikut (BPS, 2005-2013) : 2.1 Macam-macam Proses Pembuatan
Tabel 1 Kebutuhan Etilen Glikol Etilen Glikol
Indonesia Pada tahun 1937 oleh Lefort dari
Tahun Jumlah (ton) etilen oksida menjadi etilen glikol
2005 293.543,9 berdasarkan reaksi hidrolisis. Dalam
2006 286.467,9
perkembanganya pembuatan etilen glikol
2007 247.639,0
2008 321.971,9 dapat diproduksi menggunakan beberapa
2009 319.940,3 proses lain, diantaranya (Kirk-Othmer,
2010 400.759,2
1999):
2011 386.041,9
2012 396.889,5 1. Proses Du Pont Formaldehid
2013 406.995,4 Pada proses Du Pont, formaldehid
Dengan adanya kecenderungan naiknya bereaksi dengan karbon monoksida dan
jumlah etilen glikol di Indonesia maka air, yang dijalankan pada suhu sekitar
diperkirakan pada tahun 2025 impor etilen 200⁰C dan tekanan 700 atm, untuk
glikol diperkirakan mengalami kenaikan. memproduksi glycolic acid (90-95%).
Hal ini dikarenakan produsen etilen glikol 2. Hidrasi Etilen Oksida
di Indonesia hanya ada satu yaitu Di mana reaksi ini ada tiga cara yaitu:
PT.Polychem Tbk dengan kapasitas a. Reaksi hidrasi non katalitik
produksi 216.000 ton/tahun. Melihat pada
Pada reaksi ini pembentukan etilen
kapasitas produksi etilen glikol yang sudah glikol dilakukan dalam fase cair.
ada yaitu : Rentang harga tekanan dalam
Tabel 2 Kapasitas Produksi Etilen Glikol operasi ini adalah 14-22 atm dengan
Negara Jumlah (ton/tahun) suhu antara 190-200°C dengan
Dow Kanada 363.000 yield sebesar 99,5% dan koversi
Dow US 400.000 sebesar 99,8% (Mc. Ketta, 1984).
Dow Netherland 220.000 b. Hidrasi Katalitik Fase Cair
Maka dapat ditetapkan kapasitas Hidrasi etilen glikol menggunakan
prarancangan pabrik etilen glikol yang katalis dapat berupa katalis asam
akan didirikan tahun 2025 adalah 220.000 atau basa, di mana penggunaan
ton/tahun dengan katalis basa, hasil glikol
dengan derajat tinggi akan
meningkat atau lebih tinggi bila diasetat melalui proses oksidasi, lalu
dibandingkan dengan katalis asam pembentukan monasetat dan menjadi
(Mc.Ketta,1984). etilen glikol.
c. Hidrasi Katalitik Fase Uap 6. Proses Union Carbide Syngas
Proses ini dilakukan melalui fase Proses ini menggunakan katalis rodium
uap dan diperlukan adanya katalis dan menggunakan solven berupa
berupa silver oksida dan tetrahidrofuran pada temperatur 190-
alumunium dengan kondisi operasi 230°C dan pada tekanan tingi 3400 atm.
temperatur dan tekanan yang lebih Dengan mencampur gas CO dan H2
rendah dari proses non katalitik. secara ekuimolar akan dikonversikan
Akan tetapi yield yang dihasilkan menjadi etilen glikol dan produk
hanya sebesar 80% dan dengan samping
konversi sebesar 20% (Mc Ketta, 7. Proses Union Carbide- Ube Syngas
1984). Proses yang terjadi adalah
3. Etilen Glikol dari Transesterifikasi pembentukan oksilat dari syngas,
Etilen Karbonat kemudian hidrogenasi oksilat pada
Proses transesterifikasi etilen karbonat temperatur dan tekanan rendah,
ini didasarkan pada reaksi dari etilen kenudian dilakukan pemurnian untuk
karbonat dengan metanol untuk menghasilkan etilen glikol.
menjadi dimetil karbonat dan etilen
glikol yang digambarkan dalam paten 2.2 Konsep Reaksi
Texaco. a. Dasar reaksi
4. Oksiklorinasi Teijin Prarancangan pabrik kimia etilen glikol
Proses pembuatan etilen glikol dengan ini menggunakan proses hidrasi. Proses
cara oksiklorinasi yaitu dengan hidrasi adalah reaksi penambahan satu atau
mereaksikan garam TlCl3 di dalam air lebih molekul air kedalam suatu molekul.
dan asam klorida dibantu dengan katalis Bahan baku yang digunakan dalam
Teijin. pembuatan etilen glikol ini adalah etilen
5. Proses Asetoksilasi Halcon oksida dan air. Etilen oksida bereaksi
Pembuatan etilen glikol dengan proses dengan air membentuk monoetilen glikol,
asetoksilasi halcon ini meliputi dua (Mc. Ketta, 1984):
langkah, di mana terjadi pembentukan 𝑎. C2 H4 O(𝑙) + H2 O(𝑙) → C2 H6 O2 (𝑙)
Produk etilen glikol yang terbentuk Berdasarkan pada harga enthalpy dari
akan bereaksi lebih lanjut dengan etilen reaksi pembentukan, maka reaksi tersebut
oksida membentuk dietilen glikol dan termasuk reaksi eksotermis, sedangkan
membentuk trietilen glikol dengan reaksi untuk menentukan apakah reaksi bolak-
sebagai berikut: balik atau searah yaitu dengan
b. C2 H6 O2 (𝑙) + C2 H4 O → C4 H10 O3 (𝑙) menentukan harga K, jika harga K lebih
𝑐. 𝐶4 𝐻10 𝑂3 (𝑙) + 𝐶2 𝐻4 𝑂 → 𝐶6 𝐻14 𝑂4 (𝑙) besar daripada 1 (satu) maka reaksi akan
Variabel penting yang diperlukan agar berjalan ke arah kanan (searah), dan jika
hasil etilen glikol yang terbentuk banyak harga K lebih kecil daripada 1 (satu)
atau maksimal adalah perbandingan etilen maka reaksi akan berjalan ke arah kanan
oksida dengan air. Dalam hal ini perlu dan kiri (bolak- balik) (Rivai, 1995).
ditambahkanya air berlebih karena etilen Harga (∆H°f) masing-masing
oksida lebih cepat bereaksi dengan etilen komponen pada suhu 298 K dapat dilihat
glikol yang telah terbentuk untuk pada Tabel 3 (Yaws, 1999).
membentuk glikol berderajat tinggi Tabel 3 Harga Gibs (ΔGf°) dan enthalpy
tersebut. Reaksi yang terjadi dalam proses standar (ΔHf°)
Tekanan : 18 atm
Reaksi utama :
Sifat reaksi : eksotermis
∆Hreaksi = ∆Hf° produk − ∆Hf° reaktan
Fase : cair-cair
= (∆Hf°C2H6 O2 ) − (∆Hf°C2H4 O + ∆Hf°H2 O )
Mol (C2H6O : H2O) : 1 : 20 = (−389,32) − ((−52,63) + (−241,80))
𝑘𝐽 𝑘𝑎𝑙
c. Tinjauan termodinamika = −94,89 = −22.669,221
𝑚𝑜𝑙 𝑚𝑜𝑙
Termodinamika sangat diperlukan
Reaksi samping (1)
dalam prinsip keseimbangan reaksi.
∆Hreaksi = ∆Hf° produk − ∆Hf° reaktan
= (∆Hf°C4H10O3 ) − (∆Hf°C2H6O2 + ∆Hf°C2H4O ) = (∆Gf°C4H10O3 ) − (∆Gf°C2H6O2 + ∆Gf°C2H4O )
= (−571,20) − ((−389,32) + (−52,63)) = (−409) − ((−304,47) + (−13,10))
kJ kal kJ kal
= −129,25 mol = −30.877,825 mol = −91,43 mol = −21.842,627 mol
4000
Harga (Miliar Rupiah)
3500
3000
2500
2000
1500
1000 Va
500 Ra
0
0 20 40 60 80 100
% Kapasitas Produksi
Gambar 2 Grafik analisa ekonomi.
air digolongkan pabrik beresiko tinggi. 3. Pay Out Time (POT) sebelum pajak
dengan tekanan 18 atm dan suhu operasi Pay Out Time (POT) setelah pajak 1,7
Hasil analisi kelayakan ekonomi adalah Pay Out Time (POT) sebelum pajak
Percent Return on Invesment (ROI) diterima harus lebih besar dari bunga
sebelum pajak untuk pabrik beresiko pinjaman di bank, suku bunga bank
saat ini 9,5 %.
Dari data hasil perhitungan analisis
ekonomi di atas dapat disimpulkan bahwa
pabrik etilen glikol menarik dan
menguntungkan untuk didirikan.
DAFTAR PUSTAKA