Anda di halaman 1dari 18

REFRESHING

PEMERIKSAAN GINEKOLOGI

Pembimbing:
dr.H.Hermawan, Sp.OG

Disusun Oleh:
Megi Annisa Rahmah 2013730152
Shila Rubianti P 2013730179
Asyha Kantifa 2009730178

KEPANITERAAN KLINIK STASE ILMU KANDUNGAN


RUMAH SAKIT SAYANG CIANJUR
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
Karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas penyusunan refreshing yang berjudul
“PEMERIKSAAN GINEKOLOGI”.
Adapun refreshing ini dibuat untuk memenuhi syarat Kepaniteraan Klinik
Kandungan dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta
yang dilaksanakan di RSUD Sayang Cianjur.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada dr.H.Hermawan, SpOG yang
telah membimbing dalam penyelesaian refreshing ini serta pihak yang secara
langsung maupun tidak langsung membantu dalam penyusunan refreshing ini.
Akhir kata bila ada kekurangan dalam pembuatan refreshing ini saya mohon
kritik dan saran yang bersifat membangun menuju kesempurnaan dengan berharap
refreshing ini bermanfaat bagi pembacanya.
BAB I
PENDAHULUAN

Pemeriksaan ginekologi adalah suatu prosedur klinik yang dilakukan secara


bimanual untuk menentukan atau mengetahui kondisi organ genitalia wanita,
berkaitan dengan upaya pengenalan atau penentuan ada tidaknya kelainan pada
bagian tersebut. Pemeriksaan ini merupakan rangkaian dari suatu prosedur
pemeriksaan yang lengkap sehingga hasil pemeriksaan ini terfokus pada tampilan
genitalia eksterna dan upaya untuk mengetahui arah, besar, konsistensi uterus dan
serviks, kondisi adneksa, parametrium dan organ-organ disekitar genitalia interna
(rongga pelvik).
BAB II
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI

A. Pemeriksaan Ginekologi
Pemeriksaan ginekologi adalah suatu prosedur klinik yang dilakukan secara
bimanual untuk menentukan atau mengetahui kondisi organ genitalia wanita,
berkaitan dengan upaya pengenalan atau penentuan ada tidaknya kelainan pada
bagian tersebut.
Keluhan utama pasien wanita yang pergi ke dokter ginekologi atau poli kandungan
adalah :
1. Keputihan (leucorrhoe) atau infeksi genitalia.
2. Perdarahan pervaginam.
3. Tumor abdomen atau payudara.
4. Kehamilan.

Syarat pemeriksaan ginekologi


1. Dilakukan dalam ruangan tertutup untuk kepentingan “privacy”
2. Seorang asisten dokter (wanita) dan untuk anak perempuan ditemani
dengan ibunya.
3. Penerangan yang cukup disertai dengan peralatan pemeriksaan
ginekologi baku.

Perlengkapan pemeriksaan ginekologi baku


1. Meja periksa.
2. Lampu penerangan yang baik.
3. Kain penutup tubuh.
4. Sarung tangan.
5. Spekulum.
6. Cunam kapas.
7. Kateter.
8. Kapas sublimat / kapas disinfektan.
9. Gelas objek untuk pemeriksaan mikroskopik.
10. Spatula AYRE , “cytobrush” - alkohol 95% untuk pemeriksaan
papaniculoau
11. Kapas lidi untuk pemeriksaan gonorrhoe, trichomonas, kandida.
12. Botol kecil dengan larutan fisiologis untuk pemeriksaan segar
trichomonas dan kandida.
13. Cunam porsio.
14. Sonde uterus.
15. Cunam biopsi , Mikro-kuret.

Posisi Penderita Pada Pemeriksaan Ginekologi :


1. Posisi Lateral : miring ke kiri dengan sendi lutut dan paha semi fleksi
2. Posisi Dorsal : Pasien berbaring telentang, Kedua sendi pada dan sendi
lutut semi fleksi. Kedua tungkai dalam keadaan saling menjauh satu sama lain
sehingga daerah perineum terpapar. Bokong pasien diganjal dengan bantal.
3. Posisi Lithotomi : Pasien berbaring pada meja pemeriksaan
ginekologi. Bagian belakang kedua sendi lutut disangga oleh penyangga kaki
sehingga daerah perineum terpapar.

Jenis dan luasnya pemeriksaan ginekologi tergantung pada sejumlah hal, namun
selalu meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Anamnesa medik
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan panggul
4. Pap Smear
5. Biakan
6. Pemeriksaan Rectal
7. Pemeriksaan Urine.
8. Pemeriksaan sediaan “basah”
9. Mammogram
10. “Breast Self Examination”
11. Konsultasi.
12. Perencanaan perawatan penderita.
13. Pembuatan rekam medis.

ANAMNESA MEDIK
1. Keluhan Utama
2. Riwayat penyakit
3. Medikasi
4. Riwayat obstetri-ginekologi
5. Riwayat haid
6. Riwayat kehamilan
7. Kontrasepsi
8. Riwayat seksual
9. Nutrisi / Gizi
10. Gaya Hidup
11. Perasaan (mood)

KELUHAN UTAMA
 Alasan kunjungan dapat berupa kunjungan ginekologi rutin, ingin
mendapatkan oral kontrasepsi atau karena adanya “vaginal discharge”
 Keluhan utama - KU hampir selalu dapat dituliskan dalam sebuah kalimat
yang merupakan jawaban atas pertanyaan :
 Apa masalah ibu sehingga datang kepada saya hari ini ?
 Letakkan “Keluhan Utama” pada status kunjungan dibagian paling atas
sehingga mudah dibaca dan tak terlupakan oleh saudara.

RIWAYAT PENYAKIT
 Apa yang dirasakan mengganggu?
 Sejak kapan?
 Menetap, menjadi semakin berat atau ringan?
 Hal apa yang meringankan atau memberatkan keluhan?
 Kapan pemeriksaan medik terakhir.
 Pada kunjungan lanjutan :
1. Bagaimana keadaan anda sekarang?
 Pada kunjungan pertama perlu diperoleh keterangan atau riwayat mengenai
masalah medis, pembedahan atau alergi.
 Di beberapa pusat pelayanan kesehatan tertentu, terdapat kebiasaan dimana
sebelum bertemu dengan dokter, pasien diminta terlebih dahulu untuk mengisi
formulir yang berupa daftar. pertanyaan. Pada saat bertemu dengan dokter, dokter
akan mengklarifikasi jawaban yang diberikan oleh pasien.

RIWAYAT MEDIS
 Obat yang selalu diminum secara teratur oleh pasien.
 Secara tidak langsung dapat menjelaskan perihal masalah kesehatan pasien
secara umum.
 Sejumlah terapi dapat memberikan dampak obstetrik atau ginekologik ( terapi
hormon – antibiotika) “
 Apakah sebelum ini , anda minum obat – obat tertentu dari dokter lain ?

RIWAYAT OBSTETRI GINEKOLOGI


 Jumlah kehamilan dan persalinan.
 Riwayat haid.
 Riwayat seksual.
 Masalah ginekologi yang ada :
 Kelainan hasil Pap smear,
 Perdarahan pervaginam,
 Penyakit menular seksual
 dsb nya

RIWAYAT HAID
 Catatan tentang periode haid.
 Usia menarche – regularitas haid – durasi – banyaknya jumlah perdarahan
haid, PMS (kejang haid, meteorismus, nyeri kepala), Dismenorea.
 Catatan mengenai Periode Haid Terakhir :
HPHT_________
Usia Menarche______
Haid regular/irregular
Lama haid_____ hari
Gangguan haid dan siklusnya antara lain :
 Hipermenorea (menoragia) : perdarahan haid yang lebih banyak
dari normal, atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari)
 Hipomenorea : perdarahan haid yang lebih pendek dan/atau lebih
kurang dari biasa.
 Polimenorea : siklus haid lebih pendek dari biasa (kurang 21 hari),
perdarahan kurang lebih sama atau lebih sedikit dari biasa
(polimenoragia/epimenoragia)
 Oligomenorea : siklus haid lebih panjang (lebih 35 hari).
Perdarahan biasanya berkurang.
 Amenorea : tidak haid sedikitnya 3 bulan berturut-turut.
 Metroragia : perdarahan di luar siklus haid.

RIWAYAT KEHAMILAN
 Keterangan mengenai jumlah dan riwayat kehamilan serta persalinan : G..P
 G = jumlah kehamilan yang pernah dialami.
 P = jumlah anak yang dilahirkan.
 A = jumlah abortus.
 Kebiasaan yang sangat baik untuk mengetahui nama masing-masing anak
yang hidup untuk personalisasi pelayanan, sebagai upaya untuk membahas hal-hal
yang tidak terlampau berat serta untuk mengurangi kecemasan pasien.

KONTRASEPSI
 Menanyakan mengenai metode kontrasepsi yang di gunakan serta dapat
membuka topik diskusi mengenai masalah seksual yang mengganggu pasien.
 Bila pasien menjawab “tidak”, perlu dipertanyakan lebih lanjut mengapa hal
itu terjadi:
 Pasien sudah tidak aktif dalam aktivitas seksual
 Pasien mencari kepuasan dengan gaya hidup atau cara yang berbeda.
 Pasien menginginkan kehamilan.
 Pasien tidak menghendaki kehamilan tanpa alasan yang jelas.
 Terdapat masalah disfungsi seksual pada pasien atau suaminya.

RIWAYAT SEKSUAL
 Perlu atau tidaknya pertanyaan mengenai riwayat seksual secara terinci
tergantung pada keluhan utama dan situasi klinis tertentu.
 Pada beberapa kasus, penjelasan mengenai riwayat seksual terinci tidak terlalu
penting dan dapat diabaikan.
 Pada kasus lain, riwayat seksual secara terinci mutlak diperlukan dan
pertanyaan antara lain meliputi :
 Usia hubungan seksual pertama kali.
 Aktivitas seksual saat ini (vaginal, oral, anal, manual).
 Frekuensi aktivitas seksual dan aktivitas seksual terahir.
 Penggunaan peralatan pengaman hubungan seksual.
 Jumlah pasangan seksual ( masa lalu dan sekarang)
 Preferensi Sexual (laki atau wanita saja, laki dan wanita).
 Disfungsi seksual (masalah libido, hasrat,nyeri lubrikasi, orgasmus).
 Perhatian pasien terhadap masalah seksual.

NUTRISI
 Perhatikan status gizi secara umum dengan mengukur tinggi dan berat badan
 Untuk pasien dengan status nutrisi yang seimbang, pemberian suplemen
nutrisi perlu dipertimbangkan dengan baik.
 Pada pasien yang menghendaki kehamilan diberikan asam folat 400 ug p.o
perhari
 Pertanyaan berikut diperkirakan dapat membantu dokter :
 “Bagaimana selera makan anda, seimbangkah gizi makanan anda ?"
 “apakah anda mengkonsumsi vitamin?"
GAYA HIDUP
 Olah raga teratur perlu bagi kesehatan fisik dan psikis.
 Kebiasaan merokok, minum alkohol

MOOD – PERASAAN
 Depresi merupakan masalah yang sering dialami oleh wanita.
 Berbicara dengan pasien dapat menilai bagaimana sebenarnya “mood” pasien.

PEMERIKSAAN FISIK
a. Pemeriksaan fisik umum
1. Kesan umum : tampak sakit, kompos mentis, anemia, ikterus.
2. Kesadaran – komunikasi personal - tekanan darah – nadi –
frekuensi nafas – suhu badan.
3. Pemeriksaan jantung dan paru
Pemeriksaan fisik lain yang dipandang perlu ( kelenjar thyroid, kelenjar getah bening
leher dsb nya).
 Banyak ahli ginekologi yang secara rutin memeriksa keadaan kelenjar tiroid (
pembesaran, pembengkakan, benjolan kecil)
 Penyakit tiroid lebih sering mengenai wanita dan meningkat dengan semakin
bertambahnya usia.
 Beberapa gangguan haid berkaitan dengan disfungsi tiroid.

b.Pemeriksaan Payudara

Mempunyai arti penting bagi penderita wanita, terutama dalam hubungan dengan
diagnosa kelainan endokrin kehamilan, dan Ca mammae. Pemeriksaan Klinis
Mammae sngat diperlukan untuk mendeteksi kanker. Pemeriksaan bisa
mengidentifikasi kanker pada beberapa kasus yang tidak memerlukan mamografi.

 Inspeksi mammae

Pemeriksaan ini dilakukan dengan membusungkan dada unruk memfleksikan otot


pectoralis. Hal yang di inspeksi antara lain : eritem, retraksi, skaling terutama pada
daerah puting dan edema, yang dinamakan peau d’orange. Selain itu kontur aksila
juga dinilai simetrisnya.

 Penilaian nodus limfa.

Setelah inspeksi, nodus limfa aksila, supraklavikula dan infraklavikula dipalpasi. Hal
ini mudah dilakukan jika pasien berada pada posisi duduk dan tangan di pinggang.
Kelenjar limfa dipalpasi dari atas ke bawah. Pada pasien kurus, satu atau lebih
dengan ukuran kurang dari 1 cm sering ditemukan.

 Palpasi payudara

Setelah inspeksi, palspasi payudara dilakukan dengan posisi supinasi dan satu tangan
berada pada kepala untuk meregang jaringan mammae di dinding dada. Pemeriksaaan
harus mencapai jaringan mammae yang menempel di klavikula, batas sternum,
inframammary crease , dan garis midaksila. Pemeriksaan dilakukan denagn jari secara
kontinu dan bergerak melingkar. Setiap derah palpasi, jatingan harus dinilai bagian
permukaan hingga dasar. Selama pemeriksaan, memencet puting susu untuk melihat
discharge tidak dilakukan kecuali ka dikeluhkan oleh pasien.

PEMERIKSAAN KHUSUS GINEKOLOGI


Abdomen :
Inspeksi abdomen :

1. Pembesaran perut kearah depan yang berbatas jelas umumnya


disebabkan oleh kehamilan atau tumor.
2. Pembesaran perut kearah samping umumnya terjadi pada asites.
3. Striae, jaringan parut, peristaltik.
Palpasi abdomen :
1. Pasien diminta untuk mengosongkan kandung kemih dan atau
rectum terlebih dahulu.
2. Pasien diminta untuk berada pada posisi dorsal dan dalam keadaan
santai.
3. Palpasi dilakukan dengan menggunakan seluruh telapak tangan
berikut jari-jari dalam keadaan rapat yang dimulai dari bagian
hipochondrium secara perlahan-lahan dan kemudian diteruskan
kesemua bagian abdomen dengan tekanan yang meningkat secara
bertahap.
4. Melalui pemeriksaan ini ditentukan apakah :
5. Terdapat “defance muscular” akibat peritonitis atau rangsangan
peritoneum yang lain.
6. Apakah ada rasa nyeri tekan atau nyeri lepas.
7. Dengan tekanan yang agak kuat serta menggunakan sisi ulnar
telapak tangan kanan dilakukan pemeriksaan untuk mencari
kelainan lain dalam cavum abdomen.
8. Bila dijumpai adanya masa tumor dalam cavum abdomen, tentukan
lebih lanjut mengenai perkusi abdomen.

Perkusi abdomen :
 Bila dijumpai adanya pembesaran perut, dengan perkusi dapat
ditentukan apakah pembesaran perut tersebut disebabkan oleh
cairan bebas, udara (meteorismus) atau tumor.
Auskultasi abdomen
 Penting untuk menyingkirkan kemungkinan kehamilan (dengan
mencari denyut jantung janin).
 Diagnosa ileus (paralitik atau hiperdinamik).
 Menentukan pulihnya bising usus pasca pembedahan.

GENITALIA EKSTERNA
Inspeksi genitalia eksterna :
Pada posisi lithotomi, genitalia eksterna dapat dilihat dengan jelas

 Dalam inspeksi perlu diperhatikan bentuk, warna, pembengkakan, dsb dari


genetalia eksterna, perineum, anus dan sekitarnya ; dan apakah ada fluor
albus, atau darah. Apakah himen masih utuh dan klitoris normal.

Didahului dengan pemeriksaan inspekulo untuk melihat keadaan permukaan vagina


dan servik serta fornix vaginae

 Pemeriksaan dengan Spekulum

Setelah dilakukan inspeksi alat genital, untuk pemeriksaan lebih lanjut dapat
dilakukan pemeriksaan dengan speculum, terutama apabila akan dilakukan sitologi
vagina. Namun ada juga yang memulai dengan pemeriksaan bimanual terlebih
dahulu. Untuk wanita yang belum pernah melahirkan dipilih speculum yang kecil,
atau pada anak kecil apabila memang diperlukan memenggunakan speculum paling
kecil sesuai dengan kecilnya introitus vagina.

 Cara pemasangan Spekulum Spekulum

Simm

Dipasang terlebih dahulu ke dalam vagina bagian belakang. Mulamula ujung


speculum dimasukkan agak miring ke dalam IV, didorong ke dalam sedikit, dan
diletakkan melintang dalam vagina; lalu speculum ditekan ke balakang dan didorong
lebih dalam lagi, sehingga ujung speculum menyentuh puncak vagina di fornik
posterior. Setelah speculum pertama dipasang, maka pemasangan speculum kedua
yang lebih kecil menjadi sangat mudah; ujungnya diletakkan di fornik anterior dan
ditekan sedikit ke depan. Biasanya portio langsung tampak dengan jelas. Apabila
portio menghadap terlampau ke depan atau ke belakang, maka posisi speculum
disesuaikan, sehingga letak portio tepat di tengah speculum.

Spekulum Cocor Bebek

Dalam keadaan tertutup, speculum dimasukkan ujungnya ke dalam IV sedikit miring,


kemudian diputar kembali menjadi melintang dalam vagina dan didorong masuk lebih
dalam ke arah fornik posterior sampai dipuncak vagina. Lalu speculum dibuka
melalui mekanik pada tangkainya. Dengan demikian dinding vagina depan dipisah
dari yang belakang, dan portio tampak jelas. Apabila portio belum tampak jelas,
posisi speculum dapat disesuaikan. Waktu speculum dibuka daun depan tidak
menyentuh portio karena agak lebih pendek dari daun belakang.

Dengan menggunakan speculum, periksa dinding vagina (rugae, Ca, fluor albus), dan
portio ( bulat, terbelah melintang, mudah berdarah, erosio, peradangan, polip, tumor
atau ulkus, juga perhatikan warna, dan OUE membuka / menutup )

Selain itu dengan speculum dapat dilakukan usap vagina dan usap servik untuk
pemeriksaan sitologi, getah kanalis servikalis untuk pemeriksaan GO, dan getah dari
fornik posterior untuk pemeriksaan trikomoniasis dan kandidiasis. Dapat juga
digunakan untuk pelepasan AKDR.

Palpasi daerah genitalia eksterna

Vaginal toucher
Perabaan vagina :
 Keadaan himen.
 Keadaan introitus vaginae.
 Keadaan dinding vagina.
 Perabaan pada cavum Douglassi.

Perabaan servik :
dikerjakan secara sistematis untuk menentukan

 Arah menghadap dan posisi dari porsio uteri.


 Bentuk, besar dan konsistensi servik.
 Keadaan kanalis servikalis (terbuka atau tertutup).

Perabaan corpus uteri


 Letak
 Bentuk
 Besar
 Konsistensi
 Permukaan
 Mobilitas dengan jaringan sekitarnya

Untuk melakukan evaluasi pada uterus, pemeriksaan dilakukan secara bimanual.


Perabaan uterus sulit dilakukan pada kasus:

 Uterus retroversio fleksio, perabaan uterus agak sulit oleh karena pencekapan
uterus tak dapat berlangsung secara baik.
 Pasien obese, evaluasi uterus secara palpasi sulit dilakukan.
 Vesika urinaria yang terlampau penuh.

Perabaan adneksa dan parametrium:


 Pemeriksaan adneksa dan parametrium baru dapat dilakukan bila palpasi
uterus sudah dapat dilakukan dengan baik.
 Dalam keadaan normal, tuba falopii dan ovarium tak dapat diraba.
 Tuba falopii dan ovarium hanya dapat diraba dari luar pada pasien kurus atau
pada tumor ovarium / kelainan tuba ( hidrosalphynx) yang cukup besar.

Pemeriksaan lain-lain :
Rectal toucher
dikerjakan pada:

 Pasien yang mengaku “belum pernah bersetubuh”


 Kelainan bawaan (atresia himenalis atau atresia vaginalis)
 Wanita diatas usia 50 tahun
Recto vaginal toucher :

Pemeriksaan rectovaginal dikerjakan untuk menilai keadaan septum rectovaginalis.


Penebalan dinding vagina dan infiltrasi karsiona rektum lebih mudah ditentukan
dengan pemeriksaan rectovaginal.

Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan diagnostik sederhana yang dapat dikerjakan secara poliklinis (di kamar
periksa):

Sediaan basah :
 Untuk melihat penyebab dari fluor albus
 Ambil sedikit cairan vagina, letakkan pada gelas objek dan campur
dengan KOH , kemudian tutup dengan gelas penutup , periksa dibawah mikrosokop (
pemeriksaan benang hyphae pada candida)
 Ambil sedikit cairan vagina, letakkan pada gelas objek dan campur
dengan NaCl 0.9% , kemudian tutup dengan gelas penutup , periksa dibawah
mikrosokop (pemeriksaan gerakan trichomonas dan vaginosis bakterial)
 Pemeriksaan tambahan lain :
1. Ultrasonografi : dapat dikerjakan transabdominal atau
transvaginal.
2. Histerosalfingografi : dengan pemberian cairan kontras,
keadaan cavum uteri , tuba falopii dapat diamati untuk melihat adanya
patensi tuba falopii.
3. Sonohisterografi : modifikasi pemeriksaan ultrasonografi
dengan memasukkan cairan kedalam cavum uteri sehingga keadaan
cavum uteri dapat dilihat.
4. Kolposkopi : digunakan untuk melihat servik secara langsung.
5. Histeroskopi : digunakan untuk melihat keadaan dalam cavum
uteri dan melakukan tindakan – tindakan pembedahan tertentu.
6. Fern Tes : untuk melihat adanya ovulasi. Gambaran daun
pakis pada lendir servik menunjukkan adanya efek estrogen tanpa
dipengaruhi progeteron. Gambaran daun pakis tidak terlihat pada masa
ovulasi.
7. Schiller tes : Untuk deteksi lesi prekanker. Lesi prakanker
tidak mengandung glikogen sehingga tak dapat menyerap larutan lugol
yang dibubuhkan.
8. Kuldosintesis : pemeriksaan untuk menentukan adanya cairan
dalam cavum douglassi.
9. Biopsi
 Biopsi dapat dilakukan pada vulva-vagina atau servik
 Pada endometrium biopsi dapat dilakukan dengan D & C atau
menggunakan metode “kuretase fraksional”.
10. Computed Tomography ( CT-scan)
 Tehnik diagnostik dengan menggunakan bayangan 2 dimensi
yang memiliki resolusi tinggi.
11. Magnetic Resonance Imaging ( MRI)
 Tehnik yang menggunakan absorsi dari pancaran gelombang
radio yang berasal dari perangkat Magnetic Resonance Imaging.

Anda mungkin juga menyukai