Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan
kesehatan primer kesehatan dan menjadi tantangan besar di Indonesia. Hipertensi
menjadi silent killer dimana gejala dapat bervariasi pada masing-masing individu dan
hampir sama dengan gejala penyakit lainnya. Hipertensi adalah peningkatan tekanan
darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg
pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
istirahat/tenang.
Menurut American Heart Association (AHA), penduduk Amerika yang
berusia diatas 20 tahun menderita hipertensi telah mencapai angka hingga 74,5 juta
jiwa, namun hampir sekitar 90-95% kasus tidak diketahui penyebabnya. Sedangkan di
Indonesia sesuai dengan data Riskesdas 2013, masalah hipertensi ini memiliki
prevalensi yang tinggi, yaitu sebesar 25,8%. Data yang sama juga menunjukkan
bahwa provinsi Papua masuk dalam 5 provinsi dengan prevalensi hipertensi terendah
dalam jumlah absolut, yaitu 16,8% dari keseluruhan jumlah penduduk. Sementara itu,
berdasarkan data Puskesmas Yendidori, Distrik Yendidori Kabupaten Biak Numfor
Provinsi Papua tahun 2016, didapatkan 51 kasus hipertensi (0,83%) dari total jumlah
kunjungan per tahun.
Pengontrolan hipertensi belum adekuat meskipun obat-obatan yang efektif
banyak tersedia. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu
lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung
(penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara
dini dan mendapat pengobatan yang memadai. Banyak pasien hipertensi dengan
tekanan darah tidak terkontrol dan jumlahnya terus meningkat. Oleh karena itu,
partisipasi semua pihak, baik tenaga kesehatan maupun masyarakat sangat diperlukan
terutama pada fasilitas kesehatan tingkat pertama (Puskesmas). Puskesmas melalui
program posyandu diharapkan dapat berperan langsung dalam tindakan preventif
terkait hipertensi.
Dalam menjembatani masyarakat khususnya kelompok sasaran posyandu,
diperlukan peran seorang kader kesehatan. Kader kesehatan adalah tenaga yang
berasal dari masyarakat yang dipilih oleh masyarakat dan bekerja untuk masyarakat
secara sukarela. Kader diharapkan lebih tanggap dan memiliki pengetahuan kesehatan
diatas rata-rata dari kelompok sasaran posyandu yang dapat diperoleh melalui
pendidikan baik formal maupun pelatihan.

2. Rumusan masalah
2.1 Bagaimana pengetahuan masyarakat mengenai hipertensi?
2.2 Bagaimana pengetahuan dan sikap Kader mengenai hipertensi?
2.3 Bagaimana kemampuan Kader dalam melakukan screening hipertensi dengan
pemeriksaan tekanan darah?

3. Maksud dan tujuan


3.1 Mendapatkan gambaran tentang pengetahuan masyarakat tentang hipertensi.
3.2 Mendapatkan gambaran tentang pengetahun dan sikap kader mengenai hipertensi.
3.3 Mengetahui kemampuan kader dalam melakukan screening hipertensi dengan
pemeriksaan tekanan darah.

Anda mungkin juga menyukai