Pengertian
Mioma uteri adalah tumor yang paling umum pada traktus genitalis (Derek Llewellyn-
Jones, 1994). Mioma uteri adalah tumor jinak otot rahim, disertai jaringan ikatnya (www.
Infomedika. htm, 2004).
Operasi yang dilakukan pada umur kahamilan dibawah 20 minggu harus diberikan
substitusi progesteron :
ü Beberapa hari sebelum operasi.
ü Beberapa hari setelah operasi, sebab ditakutkan korpus luteum terangkat bersama
tumor yang dapat menyebabkan abortus.
Operasi darurat apabila terjadi torsi dan aboment akut.
Bila tumor agak besar dan lokasinya agak bawah akan menghalangi persalinan,
penanganan yang dilakukan :
ü Coba reposisi, kalau perlu dalam narkosa.
ü Bila tidak bisa persalinan diselesaikan dengan sectio cesarea dan jangan lupa, tumor
sekaligus diangkat.
F. Komplikasi
1) Perdarahan sampai terjadi anemia.
2) Torsi tangkai mioma dari :
a) Mioma uteri subserosa.
b) Mioma uteri submukosa.
3) Nekrosis dan infeksi, setelah torsi dapat terjadi nekrosis dan infeksi.
4) Pengaruh timbal balik mioma dan kehamilan.
Pemeriksaan penunjang
a) USG, untuk menentukan jenis tumor, lokasi mioma, ketebalan endometriium dan
keadaan adnexa dalam rongga pelvis. Mioma juga dapat dideteksi dengan CT scan
ataupun MRI, tetapi kedua pemeriksaan itu lebih mahal dan tidak memvisualisasi uterus
sebaik USG. Untungnya, leiomiosarkoma sangat jarang karena USG tidak dapat
membedakannya dengan mioma dan konfirmasinya membutuhkan diagnosa jaringan.
b) Dalam sebagian besar kasus, mioma mudah dikenali karena pola gemanya pada
beberapa bidang tidak hanya menyerupai tetapi juga bergabung dengan uterus; lebih
lanjut uterus membesar dan berbentuk tak teratur.
c) Foto BNO/IVP pemeriksaan ini penting untuk menilai massa di rongga pelvis serta
menilai fungsi ginjal dan perjalanan ureter.
d) Histerografi dan histeroskopi untuk menilai pasien mioma submukosa disertai
dengan infertilitas.
e) Laparaskopi untuk mengevaluasi massa pada pelvis.
f) Laboratorium : darah lengkap, urine lengkap, gula darah, tes fungsi hati, ureum,
kreatinin darah.
g) Tes kehamilan.
H. Diagnosis banding
1. Tumor solid ovarium.
2. Uterus gravid.
3. Kelainan bawaan rahim.
4. Endometriosis, adenomiosis.
5. Perdarahan uterus disfungsional
I. Penanganan
Penanganan yang dapat dilakukan ada dua macam yaitu penanganan secara
konservatif dan penanganan secara operatif.
1. Penanganan konservatif sebagai berikut :
Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodik setiap 3-6 bulan.
Bila anemia, Hb
1. Penanganan secara operatif
Indikasi mioma uteri yang diangkat adalah mioma uteri subserosum bertangkai. Pada
mioma uteri yang masih kecil khususnya pada penderita yang mendekati masa
menopause tidak diperlukan pengobatan, cukup dilakukan pemeriksaan pelvic secara
rutin tiap tiga bulan atau enam bulan. Adapun cara penanganan pada myoma uteri yang
perlu diangkat adalah dengan pengobatan operatif diantaranya yaitu dengan
histerektomi dan umumnya dilakukan histerektomi total abdominal. Tindakan
histerektomi total tersebut dikenal dengan nama Total Abdominal Histerektomy and
Bilateral Salphingo Oophorectomy (TAH-BSO). TAH–BSO adalah suatu tindakan
pembedahan untuk mengangkat uterus, serviks, kedua tuba falofii dan ovarium dengan
melakukan insisi pada dinding, perut pada malignan neoplasmatic desease, leymyoma
dan chronic endrometriosis (Tucker, Susan Martin, 1998).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PEREMPUAN DENGAN MASALAH
GINEKOLOGI: MIOMA UTERI
1. A. Pengkajian
I. Pengkajian primer: Identitas Klien, data fokus:
1. Usia :
1. Mioma biasanya terjadi pada usia reproduktif, paling sering ditemukan pada usia
35 tahun keatas.
2. Makin tua usia maka toleransi terhadap nyeri akan berkurang.
3. Orang dewasa mempunyai dan mengetahui cara efektif dalam menyesuaikan diri
terutama terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya akibat tindakan TAH-
BSO.
2. Keluhan Utama
Keluhan yang timbul pada hampir tiap jenis operasi adalah rasa nyeri karena terjadi
tarikan, manipulasi jaringan organ. Rasa nyeri setelah bedah biasanya berlangsung 24-
48 jam. Adapun yang perlu dikaji pada rasa nyeri tersebut adalah :
ü Lokasi nyeri :
ü Intensitas nyeri
ü Waktu dan durasi
ü Kwalitas nyeri.
3. Riwayat Reproduksi
1. Haid
Dikaji tentang riwayat menarche dan haid terakhir, sebab mioma uteri tidak pernah
ditemukan sebelum menarche dan mengalami atrofi pada masa menopause
1. Hamil dan Persalinan
ü Kehamilan mempengaruhi pertubuhan mioma, dimana mioma uteri tumbuh cepat
pada masa hamil ini dihubungkan dengan hormon estrogen, pada masa ini dihasilkan
dalam jumlah yang besar.
ü Jumlah kehamilan dan anak yang hidup mempengaruhi psikologi klien dan keluarga
terhadap hilangnya oirgan kewanitaan.
1. Data Psikologi.
Pengangkatan organ reproduksi dapat sangat berpengaruh terhadap emosional klien
dan diperlukan waktu untuk memulai perubahan yang terjadi. Organ reproduksi
merupakan komponen kewanitaan, wanita melihat fungsi menstruasi sebagai lambang
feminitas, sehingga berhentinya menstruasi bias dirasakan sebagai hilangnya perasaan
kewanitaan.
Perasaan seksualitas dalam arti hubungan seksual perlu ditangani. Beberapa wanita
merasa cemas bahwa hubungan seksualitas terhalangi atau hilangnya kepuasan.
Pengetahuan klien tentang dampak yang akan terjadi sangat perlu persiapan psikologi
klien.
1. Status Respiratori
Respirasi bias meningkat atau menurun. Pernafasan yang ribut dapat terdengar tanpa
stetoskop. Bunyi pernafasan akibat lidah jatuh kebelakang atau akibat terdapat secret.
Suara paru yang kasar merupakan gejala terdapat secret pada saluran nafas. Usaha
batuk dan bernafas dalam dilaksalanakan segera pada klien yang memakai anaestesi
general.
1. Tingkat Kesadaran
Tingkat kesadaran dibuktikan melalui pertanyaan sederhana yang harus dijawab oleh
klien atau di suruh untuk melakukan perintah. Variasi tingkat kesadaran dimulai dari
siuman sampai ngantuk , harus di observasi dan penurunan tingkat kesadaran
merupakan gejala syok.
1. Status Urinari
Retensi urine paling umum terjadi setelah pembedahan ginekologi, klien yang
hidrasinya baik biasanya baik biasanya kencing setelah 6 sampai 8 jam setelah
pembedahan. Jumlah output urine yang sedikit akibat kehilangan cairan tubuh saat
operasi, muntah akibat anestesi.
1. Status Gastrointestinal
Fungsi gastrointestinal biasanya pulih pada 24-74 jam setelah pembedahan,
tergantung pada kekuatan efek narkose pada penekanan intestinal. Ambulatori dan
kompres hangat perlu diberikan untuk menghilangkan gas dalam usus.
1. D. Evaluasi
Setelah implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah ditetapkan, maka
dilakukan evaluasi untuk melihat respon pasien apakah criteria hasil yang ditetapkan
sudah tercapai atau belum.