Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN


ANAK USIA SEKOLAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunitas

Dosen Pengampu Fery Agusman MM., SKM., M.Kep., Sp.Kom

Disusun oleh:

Abdurrahman Wahid (1303003)

Faisal Humam (1303021)

Resty Fatima (1303043)

Shobrina Widya A. (1303047)

Yuliani Eka Setyowati (1303059)

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2015/2016

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas “Makalah
Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Anak Usia Sekolah” Makalah ini diajukan guna memenuhi
tugas Keperawatan Komunitas.

Kami menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini adanya bantuan berbagai pihak,
untuk itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada
kami
2. Fery Agusman MM, SKM., M.Kep., Sp.Kom., Ns. Ketua STIKES Karya Husada
Semarang
3. Dosen pembimbing Keperawatan Komunitas Fery Agusman MM,, SKM., M.Kep.,
Sp.Kom
4. Semua pihak yang membantu dalam penyusunan makalah ini.

Sejalan dengan materi yang sedang kami pelajari dan diketahui sebelumnya, semoga dengan
adanya makalah ini setidaknya dapat bermanfaat untuk menambah wawasan pengetahuan yang
berhubungan dengan Keperawatan Komunitas.

Kami meyadari bahwa dalama proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala
kemampuan dan pengetahuan serta pengalaman yang dimiliki sehinggga dapat selesai dengan
baik. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
penyempurnaan makalah ini.

Semarang, 28 Maret 2015

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1

C. Tujuan .................................................................................................................. 2

D. Manfaat ................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Keluarga ................................................................................................. 3

B. Macam-macam Struktur Keluarga ....................................................................... 3

C. Tipe-tipe keluarga ................................................................................................ 4

D. Peran Keluarga ..................................................................................................... 5

E. Fungsi Keluarga ................................................................................................... 5

F. Peran Perawat Keluarga ....................................................................................... 5

Asuhan Keperawatan Keluarga Anak Usia Sekolah

A. Pengertian anak usia sekolah ............................................................................... 6

B. Tugas-tugas perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah ......................... 6

C. Perkembangan uasia sekolah .............................................................................. 7

D. Masalah yang dihadapi anak usia sekolah ........................................................... 8

BAB III Asuhan Keperawatan Keluarga pada Anak Usia Sekolah ......................... 12

3
BAB IV PENUIUP

E. Kesimpulan .......................................................................................................... 22

F. Saran .................................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 23

4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu hal terpenting bagi setiap orang. Seperti halnya
perkataan orang bijak “Sehat Mahal Harganya”, maka dari itu setiap orang harus memiliki
prinsip hidup sehat. Namun, tiap manusia memiliki latar belakang kehidupan yang berbeda-
beda. Hal itu menyebabkan banyak faktor yang terjadi terhadap masalah kesehatan. Didalam
suatu komunitas masyarakat suatu daerah tertentu, apabila dijadikan sample berdasarkan
kelompok khusus, kita bisa menjadikan sample tersebut pada anak usia sekolah. Upaya yang
dapat dilakukan dalam meningkatkan pola hidup masyarakat yang sehat dengan melakukan
kegiatan keperawatan pada komunitas atau masyarakat didalamnya terdapat kelompok
khusus anak sekolah.
Selain itu, keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, yang mana memiliki efek-
efek yang menonjol dalam tiap individu. Tiap individu memiliki kebutuhan dasar fisik,
social dan pribadi. Status sehat dan sakit dalam keluarga sangat mempengaruhi seluruh
keluarga. Keluarga merupakan proses terapeutik pada tiap tahap sehat sakit pada anggota
keluarga. Keperawatan keluarga dibagi menjadi beberapa tahapan salah satunya adalah
keluarga dengan anak usia sekolah.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakng masalah maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan keluarga?
2. Apa saja macam-macam struktur keluarga?
3. Apa saja macam tipe keluarga?
4. Bagaimana peran keluarga?
5. Bagaimana fungsi keluarga?
6. Bagaimana peran perawat keluarga?
7. Apa yang dimaksud dengan anak usia sekolah?
8. Apa saja tugas-tugas perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah?
9. Bagaiman perkembangan anak usia sekolah?
10. Apa saja masalah yang dihadapi anak usia sekolah?

5
C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami dan mengerti definisi keluarga.
2. Mahasiswa mampu memahami dan mengerti macam-macam struktur keluarga.
3. Mahasiswa mampu memahami dan mengerti tipe-tipe keluarga.
4. Mahasiswa mampu memahami dan mengerti peran keluarga.
5. Mahasiswa mampu memahmi dan mengerti fungsi keluarga.
6. Mahasiswa mampu memahami dan mengerti peran perwat keluarga
7. Mahasiswa mampu memahami dan mengerti definisi anak usia sekolah
8. Mahasiswa mampu memahami dan mengerti tugas perkembangan keluargadengan anak
usia sekolah
9. Mahasiswa mampu memahami dan mengerti perkembangan anak usia sekolah
10. Mahasiswa mampu memahami dan mengerti masalah yang dihadapi anak usia sekolah.

D. Manfaat
Makalah ini diharapkan bermanfaat bagi :
1. Bagi Keluarga
Makalah ini dapat menjadi salah satu sumber informasi bagi keluarga untuk menindak
lanjuti masalah asuhan keperawatan keluarga pada anak usia sekolah.
2. Bagi Perawat Komunitas
Dapat dijadikan salah satu sumber pengetahuan dan masukan dalam penambahan
wawasan tentang ilmu komunitas, khususnya dalam upaya peningkatan asuhan
keperawatan keluarga pada anak usia sekolah.

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi,
kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional serta social individu-individu yang didalamnya dilihat
dari interaksi yang regular dan ditandai dengan adanya ketergantungan dan hubungan untuk
mencapai tujuan umum. ( Duval, 1972 ).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah satu atap dalam keadaaan
saling ketergantungan ( Depkes RI, 1998 ).

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergantung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi
satu sama lain dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan
kebudayaan. ( Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya, 1989 ).

B. Macam- macam Struktur Keluarga

Struktur Keluarga terdiri dari bermacam-macam yaitu :

a. Patrilineal
Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal
Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal
Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah saudara
istri.

7
d. Patrilokal
Patrolokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga suami.
e. Keluarga kawinan
Keluarga kawin adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya bagian dari suami
istri.

C. Tipe Keluarga

Delapan tipe keluarga menurut Frieman ( 1986 ) :

1. Nuclear Family
Keluarga terdiri dari orang tua dan anak yang masih menjadi tanggungan dan tinggal
alam satu rumah terpisah dari sanak keluarga lainnya.
2. Extended Family
Keluarga yang terdiri dari satu atau dua keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah dan
saling menunjang satu sama lainnya.
3. Single Parent Family
Keluarga yang dikepalai oleh satu kepala keluarga dan hidup bersama dengan anak-anak
yang masih bergantung padanya.
4. Nuclear Dyatd.
Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak, tinggal dalam satu rumah
yang sama.
5. Recontituened atau Blended Family
Keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan dan masing-masing membawa anak
dari hasil perkawinan terdahulu.
6. Tree Generation Family
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yaitu kakek, nenek, bapak,ibu, anak dalam satu
rumah.
7. Single Adult Living Alone
Keluarga yang terdiri dari seorang dewasa yang hidup dalam rumahnya.
8. Midle Age Atau Ederly Couple
Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri usia pertengahan.

8
D. Peran Keluarga

a. Peran Ayah
Pencari nafkah, pendidik,pelindung rasa aman, sebagai kepala keluarga, dan anggota
masyarakat.
b. Peran Ibu
Pengurus rumah tangga, pengasuh, atau pendidik anak, pencari nafkah tambahan dan
anggota masyarakat.
c. Peran Anak
Peran psikososial sesuai tingkat perkembangan, baik mental fisik, social, dan spiritual.

E. Fungsi Keluarga

a. Fungsi afektif dan koping keluarga memberikan kenyamanan emosional anggota,


membantu anggota dalam membentuk identitas dan mempertahankan saat terjadi stress.
b. Fungsi sosialisasi keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap, dan
mekanisme koping, memberikan feedback, dan memberikan petunjuk dalam pemecahan
masalah.
c. Fungsi reproduksi keluarga melahirkan anak, menumbuh-kembangkan anak dan
meneruskan keturunan.
d. Fungsi ekonomi keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarga nya dan
kepentingan di masyarakat.
e. Fungsi fisik, keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan, perkembangan dan istirahat termasuk untuk penyembuhan dari sakit.

F. Peran Perawat Keluarga

a. Pemantau kesehatan (health monitor)


Perawat membantu keluarga mengenali penyimpangan kesehatan dengan menganalisis
data secara objektif serta membuat keluarga sadar tentang akibat masalah terhadap
perkembangan anggota keluarga.
b. Pemberi asuhan keperawatan pada anggota keluarga yang sakit
Selain berperan mencegah dalam penyakit , meningkatkan kesehatan, perawat keluarga
tetap berperan dalam memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.

9
c. Coordinator perawat kesehatan keluarga
d. Fasilitator
e. Pendidik
f. Penasehat

Asuhan Keperawatan Keluarga Anak Usia Sekolah

A. Definisi Anak Usia Sekolah

Anak Usia Sekolah adalah Anak yang memiliki umur 6 tahun dan berakhir 13 tahun,
yang memasuki masa remaja awal. Biasanya anak tersebut masih duduk di sekolah dasar
kelas 1-6 SD, yang sesuai dengan perkembangan usiannya. Pada masa ini merupakan tahun-
tahun yang sibuk. Kini anak-anak mempunyai keinginan dan kegiatan-kegiatan masing-
masing, disamping kegiatan-kegiatan wajib dari sekolah dan dalam hidup, serta kegiatan-
kegiatan orangtua sendiri. Setiap orang menjalani tugas-tugas perkembangannya sendiri-
sendiri, sama seperti keluarga berupaya memenuhi tugas-tugas dan perkembangannya
sendiri.

Menurut Erikson (1950) orangtua berjuang dengan tuntutan ganda yaitu berupaya
mencari kepuasan dalam mengasuh generasi berikutnya (tugas perkembangan generativitas)
dan memperhatikan perkembangan mereka sendiri, sementara anak-anak usia sekolah bekerja
untuk mengembangkan sense of industry–kapasitas untuk menikmati pekerjaan dan mencoba
mengangkis perasaan rendah hati

B. Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga dengan Anak Usia Sekolah

Peran perkembangan keluarga terhadap anak usia sekolah diantaranya :

1. Mensosialisasikan anak-anak termasuk dengan cara meningkatkan prestasi sekolah dan


mengembangkan hubungan teman sebaya.
2. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
3. Memenuhi kebutuhan fisik keluarga.

10
C. Perkembangan Usia Sekolah

1. Perkembangan Biologis
Pada usia sekolah pertumbuhan pada anak laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan.
Pada anak laki-laki lebih tinggi dan kurus sedangkan anak perempuan lebih pendek dan
gemuk, pada usia ini pembentukan lebih cepat daripada otot.

2. Perkembangan Psikososial
Pada tahap ini, anak cenderung membina hubungan yang erat atau akrab dengan teman
sebaya,juga banyak bertanya tentang gambar yang dilihat dan diekslpoitasi sendiri
melalui media. Sikap tempramen menunjukkan bahwa anak mudah bereaksi terhadap
situasi yang baru.

3. Perkembangan Kognitif
Anak mampu mengkekpresikan apa yang dilakukan dengan verbal dan symbol. Pada
tahap ini , anak mulai belajar tentang peraturan-peraturan yang berlaku,menerima
peraturan, dan merasa bersalah bila tidak sesuai dengan aturan yang telah diterimanya.

4. Perkembangan Moral
Anak mulai belajar tentang peraturan-peraturan yang berlaku, menerima peraturan, dan
merasa bersalah bila tidak sesuai dengan aturan yang telah di terimanya.

5. Perkembangan Spiritual
Pada usia anak-anak mulai tertarik terhadap surga dan neraka, sihingga mereka mematuhi
semua peraturan karena takut masuk neraka.

6. Perkembangan Bahasa
Kosa anak akan bertambah, kesalahan pengucapan mulai berkurang karena bertambahnya
pengalaman dan telah mendengarkan pengucapan yang benar. Pembicaraan yang
dilakukan dalam tahap ini terkendali dan terseleksi karena anak menggunakan
pembicaraan sebagai alat komunikasi.

11
7. Perkembangan Social
Akhir masa kanak-kanak sering disebut usia kelompok, yang ditandai dengan adanya
minat terhadap aktivitas teman-teman dan meningkatnya keinginan yang adekuat untuk
diterima sebagai anggota kelompok.

8. Perkembangan Seksual
Pada tahap ini anak mulai menyesuaikan penampilan, pakaian, dan gerak-geriknya sesuai
dengan peran seksnya.

9. Perkembangan Konsep Diri


Dipengaruhi oleh hubungan dengan orangtua, saudara dan lainnya. Anak membentuk
konsep diri sehingga membentuk ego ideal yang berfungsi sebagai standar perilaku
umum yang di internalisasi.

D. Masalah Anak Usia sekolah

1. Bahaya Fisik

Bahaya fisik pada anak sekolah seperti halnya :

a. Kecelakaan
Kecelakaan terjadi akibat keinginan anak untuk bermain yang menghasilkan ketrampilan
tertentu. Meskipun tidak meninggalkan bekas fisik , kecelakaan yang dianggap sebagai
kegagalan dan anak lebih bersikap hati-hati akan berbahaya bagi psikologisnya sehingga
anak merasa takut terhadap kegiatan fisik.

b. Penyakit
Penyakit infeksi pada usia sekolah jarang sekali terjadi dengan adanya kekebalan yang
didapat dari imunisasi yang pernah didapatkan semasa bayi dan diulang pada kelas satu
atau enam , tetapi yang berbahaya penyakit palsu untuk menghindarkan tugas-tugas yang
menjadi tanggung jawabnya. Penyakit yang sering ditemui adalah penyakit yang
berhubungan dengan keberhasilan diri.

12
c. Kegemukan
Kegemukan terjadi bukan karena adanya perubahan pada kelenjar, tetapi akibat
banyaknya karbohidrat yang dikonsumsi.
Bahaya kegemukan yang mungkin dapat terjadi : anak kesulitan mengikuti kegiatan
bermain sehingga kehilangan kesempatan untuk mencapai ketrampilan yang penting
untuk keberhasilan sosial.

d. Kesederhanaan
Kesederhanaan sering dilakukan oleh anak-anak pada saat apapun. Orang yang lebih
dewasa memandangnya sebagai perilaku yang kurang menarik sehingga penolakan yang
dapat mempengaruhi perkembangan konsep diri anak.

e. Kecanggungan
Pada masa ini anak mulai membandingkan kemampuannya dengan teman sebaya. Bila
mumcul perasaan tidak mampu dapat menjadi dasar untuk rendah diri.

2. Bahaya Psikologis

Bahaya Psikologis pada anak sekolah seprti halnya ;

a. Bahaya Berbicara
Ada empat bahaya dalam berbicara yang umum terdapat pada anak usia sekolah :
kosakata yang kurang dari rata-rata menghambat tugas-tugas di sekolah dan menghambat
komunikasi dengan orang lain, kesalahan dalam berbicara, seperti salah ucap dan
kesalahan tata bahasa, cacat dalam bicara seperti gagap atau pilar, akan membuat anak
menjadi sadar diri sehingga anak hanya berbicara bila perlu, anak yang mempunyai
kesulitan berbicara dalam bahasa yang digunakan dilingkungan sekolah akan terhalang
dalam usaha untuk berkomunikasi dan mudah merasa bahwa ia berbeda dan pembicara
yang bersifat membual akan ditentang oleh temannya.

13
b. Bahaya Emosi
Anak akan dianggap tidak matang baik oleh teman-teman sebaya maupun orang dewasa,
bila ia masih menunjukkan pola-pola eksoresi emosi yang kurang menyenangkan, seperti
marah yang meledak-ledak, dan juga bila emosi yang buruk.
c. Bahaya Bermain
Anak yang kurang mempunyai dukungan sosial akan merasa kekurangan kesempatan
untuk mempelajari permainan dan olahraga yang penting untuk menjadi anggota
kelompok. Anak yang dilarang berkhayal karena membuang waktu atau dilarang
melakukan kegiatan kreatif dan bermain akan mengembangkan kebiasaan penurut yang
kaku.
d. Bahaya dalam konsep diri
Anak yang mempunyai konsep diri yang ideal biasanya merasa tidak puas pada perlakuan
orang lain. Bila konsep sosialnya didasarkan pada berbagai stereotip, ia cenderung
berprasangka dan bersikap diskriminatif dalam memperlakukan orang lain.
e. Bahaya Moral
- Perkembangan kode moral berdasarkan konsep teman-teman atau berdasarkan
konsep-konsep media masa tentang benar dan salah yang tidak sesuai dengan kode
orang dewasa.
- Tidak berhasil mengembangkan suara hati sebagai pengawas dalam terhadap perilaku
- Disiplin yang tidak konsisten membuat anak tidak yakin akan apa yang sebaliknya
dialkukan.
- Hukuman fisik contoh agresivitas pada anak.
- Tidak sabar terhadap perbuatan orang lain yang salah
- Menganggap dukungan teman terhadap perilaku yang salah begitu memuaskan
sehingga perilaku menjadi kebiasaan.
f. Bahaya dalam hubungan keluarga
Pertentangan dengan anggota-anggota keluarga mengakibatkan dua hal : melemahkan
ikatan keluarga dan menimbulkan kebiasaan pola penyesuaian yang buruk , serta
masalah-masalah yang dibawa keluar rumah.

14
g. Bahaya terhadap kepribadian
1. Perkembangan konsep diri buruk yang mengakibatkan penolakan diri.
2. Egosentrisme yang merupakan lanjutan dari awal masa kanak-kanak. Egosentrisme
merupakan hal yang serius karena memberikan rasa penting diri yang palsu.
h. Bahaya dalam perkembangan minat
Ada dua bahaya yang umum dihubungkan dengan minat masa kanak-kanak :
1. Tidak berminat terhadap hal-hal yang dianggap penting oleh teman-teman sebaya.
2. Mengembangakan sikap yang kurang baik terhadap minat yang dapat bernilai bagi
dirinya, seperti kesehatan atau sekolah.

15
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA ANAK USIA SEKOLAH

A. Studi Kasus
Tn N berusia (56 thn) bekerja sebagai buruh di sebuah pabrik. Keluarga Tn N adalah
keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya serta kondisi rumah Tn N sangat
tidak layak karena di dalam rumahnya tidak terdapat kamar mandi ataupun WC. Tahap
perkembangan keluarga adalah tahap perkembangan usia sekolah diman aanak pertama An
H berusia 8 thn dan bersekolah SD. Istri Ny W (40 Thn) sebagai ibu rumah tangga, anak
pertama An H (8thn), An A (6 Thn). Keponakan dari Ny W ikut tinggal bersama keluarga
Tn H dari semenjak kecil. An A sudah 5 hari mengeluh batuk dan pilek. Ny W mengatakan
bahwa An A sudah diberi obat dari warung. Kebiasaan berobat An A jarang ke puskesmas
kalau sakit hanya beli obat di warung. Saat pengkajian ditemukan pemeriksaan TD: 110/70
mmHg, RR: 30X/ Ment, BB: 14 Kg, TB: 97 Cm.

B. Pengkajian
Struktur dan sifat keluarga
1. Kepala Keluarga

Nama KK Tn N
Jenis Kelamin Laki-laki
Umur 56 Tahun
Agama Islam
Pendidikan SD tidak tamat
Pekerjaan Buruh
Alamat Dukuwaluh RT 01 RW 02, Bayumas

16
2. Komposisi Keluarga

No Nama Umur sex Hub dengan KK Pendidikan Pekerjaan STTI STTK


1 W 40 th P Istri SD IRT Sehat
2 F 8 th P Anak SD Pelajar ITL Sehat
3 A 6 th L Anak SD Pelajar ITL Tidak
Sehat
4 R 12 th P Ponakan SLTP Pelajar ITL Sehat

3. Genogram

Keterangan :

: Laki-laki : Perempuan : Meninggal

: Tinggal serumah

17
4. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. N merupakan keluarga dengan tipe keluarga Extended Family dimana
terdiri dari keluarga inti yaitu bapak, ibu, dan anak ditambah keponakan dan adik dari
ibu.

5. Struktur Peran
 Tn. N berperan sebagai kepala rumah tangga yang bekerja sebagai buruh
 Ny W berperan sebagai Ibu Rumah tangga yang mengurus keluarga beserta anak-
anaknya
 An. F berperan sebagai anak pasangan Tn. N dan Ny. W yang merupakan anak
pertama dan berperan sebagai anak sekolah
 An. A merupakan anak kedua dari pasangan Tn N dan Ny W berperan sebagai anak
pra sekolah
 An. R berperan sebagai keponakan atau anak dari adik Ny. W yang saat ini diasuh
oleh keluarga Tn. N sejak kecil diasuh Tn. N karena ayah dari An. R meninggal
dunia karena menderita TBC sejak An. R masih kanak-kanak dan ibunya menjadi
TKW
6. Suku Bangsa
 Keluarga Tn N merupakan suku jawa dan termasuk kewarganegaraan Indonesia
7. Agama
 Semua anggota keluarga Tn N beragama islam dan menjalankan ibadah sesuai dalam
ajaran agama islam.
8. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
 Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah tahapan perkembangan anak sekolah
dimana anak pertama Tn. N berumur 8 tahun dan sekolah SD. Tn. N bekerja sebagai
buruh yang berangkat pagi pulang sore.
 Tahap perkembangan keluarga yang belum dipenuhi Tn. N adalah memenuhi
kebutuhan dasar keluarga yang meningkat, termasuk biaya kehidupan dan kesehatan
anggota keluarga . (makan seadanya, mainan anak cumin 3, pakaina kurang, alat
sekolah, tidak ada fasilitas kamar mandi dan WC, bila anak sakit terkadang hanya
dibelikan obat diapotik, jika belum sembuh baru dibawa berobat ke puskesmas.)

18
C. Riwayat Kesehatan
1. Kebutuhan Nutrisi
 Kebiasaan makan ; 3x1 piring, dengan komposisi seadanya terkadang 2x1.
 Kebiasaan minum : 6-8 gelas dengan minum air the dan air putih. Untuk An. A
kadang minum susu formula 2-3x/hari.
2. Kebutuhan Eliminasi
 Pola BAB : 1x sehari dan tidak ada penggunaan laksatif
 Pola BAK : 5-6x perhari dan tidak terjadi inkontinensia
3. Istirahat Tidur
 Waktu Tidur: Siang ½ jam dan malam 6 – 7 jam
 Waktu Bangun: bangun umumnya/seringnya jam 04.30 WIB
4. Kebutuhan Diri
 Mandi: 2 kali sehari
 Gosok Gigi: 2 kali sehari
 Keramas: 1 minggu 2 kali
 Potong Kuku: 1 minggu 1 kali
5. Rekreasi
 Keluarga mempunyai aktifitas diwaktu senggang yaitu menonton TV bersama untuk
hiburan keluarga.

D. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
- Diantara anggota keluarga terhadap perasaan saling menyayangi
2. Fungsi Sosial
- Hubungan social terjalin dengan sangat baik Ny. W selalu mengikuti perkumpulan
PKK setiap bulan sekali dan Dasa Wisma dua minggu sekali
3. Fungsi Reproduksi
- Keluarga Tn. N dikaruniai dua orang anak
4. Fungsi ekonomi
- Tn. N bekerja sebagai buruh dan Ny. W sebagai ibu rumah tangga. Penghasilan Tn.
N yaitu 10000 -20000/ hari, sedangkan pengeluaran 15000/ hari.

19
5. Fungsi Perawatan Keluarga
- Mengenal Masalah
Keluarga Tn. N dapat mengetahui kondisi keluarganya antara sehat dan tidak sehat,
terbukti bahwa Ny W mengatakan bahwa An. A mengalami batuk dan pilek selama 5
hari.
- Merawat anggota keluarga yang sakit
Bila ada anggota keluarga yang sakit biasanya dibelikan obat diapotik terlebih
dahulu, bila belun sembuh dibawa ke puskesmas.
- Mengambil keputusan
Kebiasaan keluarga Tn N jarang ke pelayanan kesehatan jika ada keluhan saja/ sakit
dan belum sembuh dibawa ke puskemas. Tetapi sebelumnya dibelikan obat di apotik
- Modifikasi lingkungan
Keluarga Tn N kurang memahami bagaimana memodifikasi lingkungan yg baik
terlihat dgn kondisi jendela dan meja banyak debu. Di dalam rumah Tn N terdapat
jendela melainkan jendela jarang di buka. Banyak pakaian yg bergantung di kamar
dan ruang makan (bergantung di tembok). Serta kebiasaan Ny W memasak dgn kayu
bakar di dlm rumah dan asap pembakaran keluar lewat pintu rumah . Keluarga Tn N
tdk memiliki jamban keluarga, bila ingin BAB selalu pergi ke sungai / kali dekat
rumah.
- Penggunaan sarana kesehatan
Keluarga Tn N kurang memanfaatkan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan,
karena keluraga Tn.N jarang pergi ke rumah sakit.

E. Faktor Sosial, Budaya dan Ekonomi


1. Pekerjaan Tn. N
- Pekerjaan Tn N adalah Buruh
- Ny W adalah Ibu Rumah tangga yang selalu melayani dan menyiapkan keluarga
mengelola keuangan dan penghasilan yang didapat Tn. N

20
2. Penghasilan dan pengeluaran
- Keluarga Tn N mengatakan penghasilan keluarga cukup untuk makan sehar-hari dan
membiayai keluargany. Penghasilan setiap hari sekitar Rp 10000,00 – Rp 20000,00.
Biaya hidup sehari-hari Rp. 15000,00
3. Simpanan/ uang keluarga
- Sampai sekarang keluraga belum mempunyai simpanan/ tabungan. Tn N
berkeinginan untuk memilki jamban sendiri tetapi tidak mempunyai dana.
4. Penentu keuangan keluarga
- Sebagai penentu keuangan adalah Tn N, sebagai kepala keluarga
5. Sistem Nilai
- Nilai yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah nilai/norma budaya jawa.
Semua keluraga beragama islam dan menjalankan ajaran agama yaitu seperti
mengaji, dan sholat 5 waktu.
6. Hubungan dengan Masyarakat
- Tn N mengikuti arisan Rt dan kegiatan siskamling.
- Ny W mengatakan selalu mengikuti kegiatan PKK dan Dasa Wisma.
- Dalam komunikasi dengan keluarga tidak ada hambatan
7. Mobilitas geografis keluarga
- Tn N menetap dan tinggal dirumah warisan orang tua.

F. Faktor lingkungan
1. Karakteristik Rumah
- Rumah bentuk permanen dengan atap dari genteng, dan seng, lantai sudah diplester,
tetapi dapur masih berlantai tanah. Ukuran rumah 6,5 x 8 m2 menghadap ke barat.
Tiap kamar mempunyai jendela, namun sebagian tidak dibuka sehingga siang hari
tampak gelap ruangan yang lain tidak ada ventilasi (jendela). Penerangan sudah
menggunakan listrik tetapi kurang terang. Barang yang tak terpakai,sepeda dll
disimpan di gudang.

21
2. Persediaan air Bersih
- Persediaan air bersih untuk minum dan memasak diambil dari sumur. Air untuk
minum dimasak terlebih dahulu, mandi, mencuci selalu di sumur tetapi bila BAB
disungai dengan jarak 12 meter dari rumah.
3. Pembuangan sampah
- Sampah yang terkumpul di buang ke sungai
4. Pembuangan Air Limbah
- Keluarga Tn.N membuang di belakang rumah, air limbah yang dihasilkanya
dibiarkan meresap kedalam tanah
5. Lingkuan Rumah
- Lingkungan rumah cukup luas dengan perabotan yang cukup jendela dan meja kursi
tampak banyak debu. Halaman rumah dan ruang selalu disapu. Banyak pakaian
yang bergantung dikamar dan ruang makan (di tembok). Jendela kamar jarang di
buka, sehingga siang hari tampak gelap. Tn.N mengatakan mereka nyaman dengan
kondisi rumah yang sekarang. Kebiasaan Ny.W memasak dengan kayu bakar di
dalam rumah dan asap pembakaran keluar lewat pintu.
6. Jamban Keluarga
- Keluarga Tn.N tidak memiliki jamban sehingga, jikak BAB selalu di sungai (kali)
yang tidak jauh dari rumah sekitar 12 meter dari rumah.
7. Karakteristik Tetangga dan Komunitas
- Sebagian tetangga bekerja sebagai buruh, ibu rumah tangga dan pedagang.
Hubungan dengan anggota masyarakat tidak ada masalah. Setiap bulan keluarga Tn.
N mengikuti arisan yang diadakan oleh RT dan setiap bulan sekali mengikuti rapat
RT dan ronda malam seminggu sekali. Ny.R yaitu tetangga (belakang rumah) Tn.N
menderita penyakit TBC.

G. Psikologis
a. Status Emosi
1. Stressor jangka pendek dan jangka panjang.
- Jangka pendek: Sementara tidak mempunya masalah berat. Hanya an.A sedang
batuk.

22
- Jangka panjang: keluarga Tn.N memikirkan masalah biaya untuk hidup dan
keinginan untuk menyekolahkan anak-anaknya setinggi-tingginya.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor.
Keluarga menganggap masalah yang dihadapi adalah ujian/cobaan dari Tuhan.
3. Stressor koping yang digunakan.
Bila ada masalah Tn.N dan Ny.W selalu membicarakan satu sama lain untuk mencari
jalan keluar.
4. Strategi adaptasi disfungsional.
Keluarga tidak pernah menggunakan strategi adaptasi disfungsional meskipun dalam
kondisi yang parah.
b. Konsep diri
 Body Image: Tn.N melihat dirinya sebagai kepala keluarga Ny.W, An.A, An.F,
An.R. Persepsi dan perasaan Tn. terhadap bentuk tubuh, postur tubuh, fungsi dan
penampilan diri, Tn N merasa lebih dari cukup terhadap gambaran dirinya.
 Personal Identity: Tn.N seorang kepala keluarga dengan 2 orang anak dan memiliki
istri Ny.W dan keponakan An.R.
 Ideal Diri: Tn.N mengharapkan dan selalu berdoa terhadap ALLAH SWT agar diberi
kesabaran dan ketabahan dalam meghadapi ujian/cobaan dan dikabulkan cita-citanya
untuk dapat mensekolahkan anak setinggi-tinnginya.
 Harga Diri: Tn.N menerima setiap ujian/massalah yang dihadapi keluarganya dengan
ikhlas.
c. Pola Komunikasi
Keluarga selalu menggunakan bahasa jawa untuk komunikasi dan setiap ada masalah
selalu dibicarakan satu sama lain.

H. Derajat Kesehatan
1. Kejadian Kesehatan
- Dalam bulan-bulan ini keluarga Tn. N sehat, namun dalam 5 hari terkahir ini An. A
mengalami batuk dan pilek, tidak disertai demam. Sehingga keluarga Tn. N tidak ada
yang dirawat inap/opname.

23
2. Kejadian Cacat
- Tidak ada yang mengalami kecacatan
3. Kejadian Kematian dalam satu tahun
- Tidak ada anggota keluarga yang sakit dan menimbulkan meninggal dunia
4. Perilaku keluarga dalam penanggulangan sakit
- Apabila terdapat anggota keluarga yang sakit hanya di berlikan obat di apotik dan
apabila belum sembuh baru dibawa ke puskesmas.

I. Harapan Keluarga Terhadap Tenaga Kesehatan


- Keluarga Tn. N mengharapkan agar petugas kesehatan dapat memberikan pelayanan
kesehatan terhadap mereka dan membantu keluarga bila keluarga mengalami kesulitan
dalam hal kesehatan semaksimal mungkin.

J. Analisa Data

Data Fokus Problem Symptom


Ds : Ketidakmampuan keluarga Ketidakefektifan bersihan
- An. A mengeluh batuk dan mengambil keputusan yang jalan nafas
pilek tepat untuk mengatasi ISPA
- Berobat An. A jarang ke
puskesmas jika sakit hanya
ke beli obat diwarung
Do :
- TD : 110/70 mmHg
- RR : 30x/mnt
- BB : 14 kg
- TB : 97 cm
Ds : Ketidakmampuan keluarga Resiko terjadinya TBC
- dalam memodifikasi
Do : lingkungan yang mendukung
- Tampak jendela jarang kesehatan

24
dibuka
- Banyak pakaian yang
bergantung di kamar dan
ruang makan
- Tampak memasak dengan
kayu bakar dan asap keluar
dari pintu utama
- Tidak memiliki jamban
keluarga

K. Diagnosa Keperawatan
- Ketidakefektifan bersihan Jalan Nafas An. A pada keluarga Tn. N berhubungan dengan
ketidakmampuan kelurga mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi ISPA
- Resiko terjadinya penyakit TBC berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan

25
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat. Keluarga merupakan suatu
perkumpulan anak, istri dan keluarga. Keluarga merupakan peran dalam perkembangan anak
untuk berkembang dengan baik.
Keluarga dengan tahap perkembangan anak usia sekolah mempunyai tugas
perkembangan, yaitu: mensosialisasikan anak untuk dapat meningkatkan prestasi
sekolahnya, meningkatkan kominikasi terbuka agar anak mau bercerita tentang pengalaman
yang dialaminya, selain itu orang tua juga harus bisa melepaskan anak-anaknya utuk bisa
bergaul dan bermain dengan teman sebayanya.
Penerapan proses keperawan keluarga memerlukan keterampilan yang baik dalam
berkomunikasi, skill keperawatan dan pemilihan pertanyaan yang tepat sehingga proses
keperawatan dapat diterapkan dengan baik.

B. Saran
Adapun saran dari makalah ini adalah manambahnya ilmu pengetahuan tentang asuhan
keperawatan keluarga pada anak usia sekolah dan pemahaman terhadap keperawatan
komunitas menjadi lebih meningkat. Kemudian meningkatnya peran keluarga terhadap
tindakan keperawatan bagi anak-anaknya.

26
DAFTAR PUSTAKA

Harmoko. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga. yogyakarta: Pustaka Pelajar.

http;//www.laporan pendahuluan anak perkembangan sekolah 6-12 tahun.html. diakses 24 maret


2015. jam 09.42

http://www. think god one asuhan keperawatan keluarga dengan tahap perkembangan anak usia
sekolah htm. diakses 24 maret 2015. jam 09.39

http ://www.Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Anak Usia Sekolah.html diakses 24 maret
2015. jam 09.42

Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi dalam Pratik.EGC. Jakarta.

27

Anda mungkin juga menyukai