RMK CHPTR 6
RMK CHPTR 6
NIM : A31114326
CHAPTER 6
“PEKERJAAN LAPANGAN I”
D. Bukti Audit
Sebagian besar pekerjaan auditor independen dalam rangka memberikan pendapat atas
laporan keuangan terdiri dari usaha untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti audit.
Ukuran keabsahan (validity) bukti tersebut untuk tujuan audit tergantung pada pertimbangan
auditor independen, dalam hal ini bukti audit (audit evidence) berbeda dengan bukti hukum
(legal evidence) yang diatur secara tegas oleh peraturan yang ketat. Bukti audit sangat
bervariasi pengaruhnya terhadap kesimpulan yang ditarik oleh auditor independen dalam
rangka memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan. Relevansi, objektivitas,
ketepatan waktu, dan keberadaan bukti audit lain yang menguatkan kesimpulan, seluruhnya
berpengaruh terhadap kompetensi bukti.
Standar dari audit evidence atau bukti audit harus memenuhi kriteria:
1. Sufficiency/Kecukupan
Kecukupan bukti audit lebih berkaitan dengan kuantitas bukti audit. Faktor yang
mempengaruhi kecukupan bukti audit terdiri dari:
a. Materialitas
Auditor harus membuat pendapat pendahuluan atas tingkat materialitas laporan
keuangan. Ada hubungan terbalik antara tingkat materialitas dan kuantitas bukti audit
yang diperlukan. Semakin rendah tingkat materialitas, semakin banyak kuantitas bukti
yang diperlukan.Tingkat materialitas yang ditentukan rendah berarti torelable
missunderstatement rendah. Rendahnya salah saji dapat ditoleransi menuntut auditor
untuk menghimpun lebih banyak bukti sehingga auditor yakin tidak ada salah saji
material yang terjadi.
b. Risiko audit
Rendahnya risiko audit berarti tingginya tingkat kepastian yang diyakini auditor
mengenai ketepatan pendapatnya. Tingginya tingkat kepastian tersebut menuntut
auditor untuk menghimpun bukti yang lebih banyak. Semakin rendah tingkat risiko
audit yang dapat diterima auditor, semakin banyak bukti audit yang diperlukan.
c. Faktor-Faktor Ekonomi
Auditor memilih keterbatasan sumber daya yang digunakan untuk memperoleh bukti
yang digunakan sebagai dasar yang memadai untuk memberikan pendapat atas
kewajaran laporan keuangan. Pelaksanaan audit menghadapi kendala waktu dan biaya
dalam menghimpun bukti. Auditor harus memperhitungkan apakah setiap tambahan
biaya dan waktu untuk menghimpun bukti seimbang dengan keuntungan atau manfaat
yang diperoleh melalui kuantitas dan kuliatas bukti yang dihimpun.
d. Ukuran dan Karakteristik Populasi
Ada hubungan searah antara besarnya populasi dengan besar sampling yang harus
diambil dari populasi tersebut. Semakin besar populasinya, semakin besar jumlah
sampel bukti audit yang harus diambil dari populasinya. Karakteristik populasi
berkaitan dengan homogenitas atau variabilitas item individual yang menjadi anggota
populasi. Auditor memerlukan lebih banyak sampel atau informasi yang lebih kuat
atau mendukung atas populasi yang bervariasi anggotanya daripada populasi yang
seragam.
2. Competence/Kompetensi
Untuk dapat dikatakan kompeten, bukti audit, terlepas bentuknya, harus sah dan
relevan. Keabsahan sangat tergantung atas keadaan yang berkaitan dengan pemerolehan
bukti tersebut. Dengan demikian penarikan kesimpulan secara umum mengenai dapat
diandalkannya berbagai macam bukti audit, tergantung pada pengecualian penting yang
ada. Namun, jika pengecualian yang penting dapat diketahui, anggapan berikut ini
mengenai keabsahan bukti audit dalam audit, meskipun satu sama lain tidak bersifat
saling meniadakan, dapat bermanfaat.
a. Apabila bukti dapat diperoleh dari pihak independen di luar perusahaan, untuk tujuan
audit auditor independen, bukti tersebut memberikan jaminan keandalan yang lebih
daripada bukti yang diperoleh dari dalam perusahaan itu sendiri.
b. Semakin efektif pengendalian intern, semakin besar jaminan yang diberikan mengenai
keandalan data akuntansi dan laporan keuangan.
c. Pengetahuan auditor secara pribadi dan langsung yang diperoleh melalui inspeksi fisik,
pengamatan, perhitungan, dan inspeksi lebih bersifat menyimpulkan dibandingkan
dengan yang diperoleh secara tidak langsung.
Kompetensi atau reliabilitas bahan bukti yang berupa catatan akuntansi berkaitan
erat dengan efektivitas pengendalian internal klien. Semakin efektif pengendalian intern
klien, semakin kompeten catatan akuntansi yang dihasilkan. Kompetensi bukti yang
berupa informasi penguat tergantung pada beberapa faktor, yaitu:
a. Sumber
b. Ketepatan waktu
c. Objektifitas
3. Relevance/ Relevansi
Bukti yang relevan adalah bukti yang tepat digunakan untuk suatu maksud
tertentu.Sebagai contoh pengamatan fisik persediaan yang di auditor relevan digunakan
untuk menentukan keberadaan persediaan.Namun, pengamatan fisik persediaan tidak
relevan digunakan untuk menentukan apakah persediaan tersebut benar-benar dimiliki
perusahaan.
F. Audit SMART- Selective Monitoring and Assessment of Risks and Trends (Pengawasan
dan Penentuan Selektif atas Risiko dan Tren)
Konsep audit SMART dikembangkan oleh operasi audit pada Carolina Power and
Light, salah satu perusahaan publik terbesar di Amerika Serikat. Metode ini merupakan
gabungan penentuan risiko dan audit analitis. Hal ini dimaksudkan untuk mencerminkan
efektivitas sistem kontrol internal dan memungkinkan auditor untuk dengan segera
mengidentifikasi masalah-masalah potensial, tren yang tidak menguntungkan dan fluktuasi-
fluktuasi yang tidak normal. Metode ini menggunakan "indikator-indikator kunci" sebagai
elemen dasar proses audit. Terdapat empat tahap yaitu:
1. Pemilihan bidang-bidang kunci untuk pengawasan dan penentuan:
a. Risiko-risiko yang dihadapi organisasi
b. Lingkungan kontrol (lemah)
c. Perubahan atau inisiatif baru
d. Bidang-bidang masalah yang diketahui
e. Kemampuan menggunakan teknik audit berbantuan komputer secara efektif dari
segi biaya
f. Kualitas informasi
g. Likuiditas aset / potensi kecurangan
h. Kontrak-kontrak utama.
i. Manajemen (kekuatan dan fokus)
j. Pengawasan aktivitas oleh yang lain
G. Pengukuran Kinerja
Agar pemeriksaan menjadi berarti, auditor melihat satuan pengukuran untuk menjadi
standar. Sebuah contoh pemeriksaan rutin berikut ini mengilustrasikan konsep pengukuran
audit. Anggaplah auditor ingin mengevaluasi kecepatan penerimaan dan inspeksi bahan baku
yang dibeli. Kecepatan berarti untuk pengukurannya adalah jam atau hari. Tingkat standar
per unit waktu bisa jadi:
1. apa yang dipandang layak diterima oleh manajemen, seperti yang dinyatakan dalam
instruksi-instruksi operasi;
2. kebutuhan departemen produksi seperti yang dinyatakan dalam jadwal produksi; atau
3. beberapa kriteria logis lainnya yang berkaitan dengan tujuan organisasi.
c. Jadwal
Tentukan apakah tanggal saat barang dibutuhkan tercantum dalam pesanan
pembelian apakah tanggal tersebut sesuai dengan yang diminta oleh organisasi
pengguna. Tentukan apakah pegawai departemen pembelian secara rutin mengingatkan
pemasok agar barang diperoleh tepat waktu.
3. Pengujian
Auditor mencapai tujuan audit melalui proses yang dikenal sebagai pengujian.
Pengujian berarti menempatkan aktivitas atau transaksi dalam percobaan dengan memilih
beberapa bukti dan menentukan kualitas atau karakteristik bawaan mereka. Bagi auditor
internal, pengujian berarti pengukuran hal-hal yang representatif dan perbandingan
hasilnya dengan standar atau kriteria yang ditetapkan. Tujuan dari pengujian ini adalah
untuk memberi auditor dasar bagi pembentukan opini audit.
Pengujian audit terdiri dari metode pemeriksaan, perbandingan, analisis, dan evaluasi
data, materi, dan transaksi berdasarkan beberapa jenis standar atau kriteria. Secara khusus
tujuan proses pengujian adalah untuk menentukan:
1. Validitas, yaitu kelayakan, keaslian, dan kewajaran
2. Akurasi, yaitu kuantitas, kualitas, dan kualifikasi
3. Ketaatan dengan prosedur, regulasi, hukum yang berlaku, dan lain-lain
4. Kompetensi kontrol, yaitu tingkat kenetralan risiko
Pengujian harus bertanggung jawab untuk memenuhi satu atau lebih tujuan-tujuan di
atas, tergantung pada arahan, baik implisit maupun eksplisit, yang dinyatakan organisasi
audit dalam membuat penugasan proyek audit. Gampangnya, pengujian dilakukan untuk
menentukan apakah sesuatu telah sesuai dengan apa yang seharusnya.
DAFTAR PUSTAKA
Moeller, Robert R. 2009. Brink’s Modern Internal Auditing, Edisi 7. New Jersey: John
Wiley & Sons, Inc, Hoboken.
Sawyer, Lawrence, at all. 2005. Sawyer’s Internal Auditing. Florida : The Institute of
Internal Auditors.