Muh. Zulfajri Aidul (16010028), Teknik Tekstil, Politeknik STT Tekstil Bandung
E-Mail: m.z_aidul@yahoo.co.id
Phone: 082348077968
Abstrak
Suatu besi jika dipanaskan oleh suhu tertentu akan mengalami ekspansi termal, sehingga terjadi
perubahan panjang. Agar besi mengalami penyusutan maka dapat dilakukan komprebilitas dengan
memberinya tekanan. Perubahan bentuk suatu materi yang diakibatkan suhu dan tekanan dapat
menentukan karakteristik suatu bahan. Pada eksperimen bab ini akan diteliti hubungan antara
bertambahnya suhu terhadap pertambahan panjang suatu bahan. Teori ralat juga digunakan dalam
eksperimen ini.
PENDAHULUAN pemuaian panjang, pemuaian luas, dan
pemuaian volume.
Dalam kehidupan sehari-hari kita
dapat melihat banyak sekali hal-hal yang Pemuaian panjang adalah
terjadi berkaitan dengan pemuaian dan bertambahnya ukuran panjang suatu benda
pengerutan suatu benda. Misalnya pada suatu karena menerima kalor, pada pemuaian
hari panas, kawat-kawat listrik atau kawat panjang nilai lebar dan tebal sangat kecil jika
telepon yang bergantung pada tiangnyaakan dibandingkan dengan muai panjang benda
bergantung kendur. Tetapi sebaliknya pada tersebut, sehingga lebar dan tebal dianggap
hari yang dingin. Rel kereta api dibangun tidak ada atau bisa diabaikan.
dengan memberikan sedikit ruang pemisah
Pemuaian panjang suatu benda
diantara sambungan – sambungan antar relnya
dipengaruhi oleh panjang awal benda tersebut,
sehingga rel tersebut tidak akan melengkung
koefisien muaipanjang sendiri dipengaruhi
ketika musim panas. Dan banyak hal lainnya
oleh jenis benda atau jenis bahan yang
yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari kita.
digunakan. Nilai koefisien muai panjang besi
Oleh karena itu, percobaan kali ini mengenai
dan tembaga menurut standar internasional
muai panjang zat padat, untuk dapat
adalah sebesar 1.2x10-5/°C dan 1.7x10-5/°C
memberikan suatu pengetahuan lebih
(Joseph, 1978 :197).
mengenai hal tersebut, dan dapat kita terapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Ketika sebuah benda mengalami
pemanasan, volumenya selalu meningkat dan
TUJUAN setiapdimensi meningkat bersamaan. Pada
1. Agar praktikan dapat menentukan koefisien tingkat mikroskopis kita dapat menentukan
muai panjang suatu logam. sebuah ketepatan antara hubungan panjang
2. Agar praktikan mempunyai kemampuan pada obyek dengan perubahan suhu,
menggunakan teori ralat dalam melakukan penambahan pada ukuran dapat dipahami pada
eksperimen serta mengerti cara penulisan istilah peningkatan energi kinetik akibat setiap
ilmiah. molekul bertubrukan sangat kuat dengan
3. Agar praktikan dapat menggunakan molekul disebelahnya. Molekul-molekul
percobaan koefisien muai thermal untuk berhasil mendorong satu sama lain sampai
menentukan konstanta muai thermal suatu terpisah dan mengembangkan benda (Joseph,
bahan. 1978 : 198).
2
1 𝑛(∑ 𝑇 )−(∑ 𝑇) 2
To + ∆Tlogam = (27,3 +0,5) oC ̅̅̅̅
∆𝑇= 𝑛 √ 𝑛−1
T+ ∆Tlogam = (110,6 +0,5) oC
Lo+ ∆Lologam = (60,2+0,05) cm 1 3(36720,81)−(331,9)2
r + ∆r = (2,19 +0,005) cm = √
3 3−1
R + ∆R = (20,1 +0,05) cm
1 (110162,43)−(110157.61)
= √
Kiri Tengah Kanan Perubahan 3 2
logam logam logam panjang
Suhu 1 (4,82)
28 OC 25,2 OC 28,7OC 0,00 = 3√ 2
awal
Suhu 1
akhir
109,6 111,2 111,1 0,08 = √2,41
3
1
Dapat diperlihatkan pada tabel-1: = 3 . 1,55
No T ∆T ∆L (cm) ∆𝐿
. 10-3 = 0,52°C
𝐿
1 110,6 oC 83.3oC 2.2 3,65 ∆𝑇
Angka penting = 𝑇 x 100 %
2 27,3 oC 0 oC 0 0
0,52
= x 100 %
110,6
Pertambahan Panjang = 0,08 inci
= 0,0047 x 100 %
X cm . 0,39 inci = 0,08 inci
= 0,47%
0,08
X cm = = 2,05 cm
0.39
𝑟
ΔL= 𝑅 L 0,2%<AP<10% = 2 AngkaPenting (AP)
𝑟
𝜕∆𝐿 𝜕𝑅 ∆𝐿 𝜕𝑟𝑅−1 ∆𝐿
𝜕𝑟
= 𝜕𝑟
∆r= 𝜕𝑟
∆r = R-1∆𝐿 ∆𝑟
𝑟
𝜕∆𝐿 𝜕𝑅 ∆𝐿 𝜕𝑟𝑅−1 ∆𝐿 1
𝜕𝑟
= 𝜕𝑅
∆R= 𝜕𝑅
∆R = r∆𝑙(𝑅2 ) ∆𝑅
𝑟
𝜕∆𝐿 𝜕𝑅 ∆𝐿 𝜕𝑟𝑅−1 ∆𝑙
=
𝜕∆𝐿 𝜕∆𝑙
∆∆ 𝑙 = 𝜕∆𝑙
∆∆ 𝑙 = r. 𝑅 2 ∆∆𝑙
1 1 1
ΔL=( 𝑅 ∆𝑙. ∆𝑅 ) - (r∆𝑙 𝑅2 ∆𝑅 )+ (r 𝑅 ∆∆𝑙)
|10,51−0,16| + |8,79−00,16|
=
2
Diplot pertambahan Panjang terhadap
pertambahan suhu, maka didapatkan 10,25+8,63
= 2
= 9,49 x 10-2
2. Pada percobaan tunggal didapatkan
bahwa panjang logam awal, jejari
silinder, dan jarum penunjuk adalah :
∆𝐿
𝜕𝛼 𝜕∆𝐿.𝑙𝑜−1 ∆𝑇 −1 1
= 𝜕 𝑙0.∆𝑇
= = 𝛥𝐿. 𝑙𝑜 -1 (− ∆𝑇 2 ) ̅ = ∑ 𝑇 =82,4 = 27,5°C
T
𝜕∆𝑇 𝜕𝑙𝑜 𝜕𝑙𝑜 𝑛 3
1 1 1 2 2
α =( ∆∆𝐿 ) – (∆𝐿 ∆𝐿𝑜) − (∆𝐿 ∆∆𝑇) ̅̅̅̅ 1 𝑛(∑ 𝑇 )−(∑ 𝑇)
𝑙𝑜 ∆𝑇 ∆𝑇.𝐿𝑜2 𝐿𝑜.∆𝑇 2 ∆𝑇= 𝑛 √ 𝑛−1
𝛥𝐿
𝐿𝑜
= α ∆T
1 3(2263,28)−(82,4)2
= √
3 3−1
2,2
= α 0,52
60,2
3,65 1 (6789,84)−(6789,76)
α = = 3√
0,52
2
α = 7,01 x 10-4(oC)-1
=10,51 x 10-3 1
= 3 √0,04
𝑌 −𝑌 10,7−0,5 10,2
M2 = 𝑋4 −𝑋3 = = 11,6 = 0,879 x 10-2 1
4 3 11,6−0 = 3 . 0,2
= 8,79 x 10-3 = 0,06 °C
|𝑀1−𝑀𝑔𝑟𝑎𝑑𝑖𝑒𝑛| + |𝑀2−𝑀𝑔𝑟𝑎𝑑𝑖𝑒𝑛|
∆Mgradien= 2
∆𝑇
Angka penting = 𝑇 x 100 % 1 3(4615,62)−(117,2)2
= √
3 3−1
0,06
= 27,5 x 100 %
1 (13846,86)−(13735,84,)
= 3√ 2
= 2,72 %
1 (111,02)
0,2%<AP<10% = 2 Angka Penting (AP) = 3√ 2
Dapat diperlihatkan pada table-2: 1
= 3 √55,51
No T ∆T ∆L (cm) ∆𝐿
. 10-3
𝐿 1
1 39,0oC 11,5oC 0,1122 1,23 = 3 . 7,45
2 27,5 oC 0 oC 0 0
= 2,48 °C
∆𝑇
Pertambahan Panjang = 0,4 inci Angka penting = 𝑇 x 100 %
2,48
X cm . 0,39 inci = 0,4 inci = x 100 %
39,06
0,4
X cm = 0.39 = 1,02 cm = 0,038 x 100%
= 6,3 %
𝑟
ΔL= 𝑅 L 0,2%<AP<10% = 2 AngkaPenting (AP)
𝑟 Diplot pertambahan Panjang terhadap
𝜕∆𝐿 𝜕𝑅 ∆𝐿 𝜕𝑟𝑅−1 ∆𝐿
𝜕𝑟
= 𝜕𝑟
∆r= 𝜕𝑟
∆r = R-1∆𝐿 ∆𝑟 pertambahan suhu, maka didapatkan :
𝑟
𝜕∆𝐿 𝜕𝑅 ∆𝐿 𝜕𝑟𝑅−1 ∆𝐿 1
= ∆R= ∆R = r∆𝑙( ) ∆𝑅
𝜕𝑟 𝜕𝑅 𝜕𝑅 𝑅2
𝑟
𝜕∆𝐿 𝜕𝑅 ∆𝐿 𝜕𝑟𝑅−1 ∆𝑙
= ∆∆ 𝑙 = ∆∆ 𝑙 = r. 𝑅 2 ∆∆𝑙
𝜕∆𝐿 𝜕∆𝑙 𝜕∆𝑙
1 1 1
ΔL=( ∆𝑙. ∆𝑅 ) - (r∆𝑙 ∆𝑅 )+ (r ∆∆𝑙)
𝑅 𝑅2 𝑅
𝑟
ΔL= 𝑅 ∆𝑙
2,19
= 20,1 x 1,02 = 0,1122
𝛥𝐿
= α ∆T [2]http://amingokilb.blogspot.co.id/2012/03/
𝐿𝑜
pemuaian-termal.html
0,1122
= α 2,48 [3] Vidia,Galih dan Endah.Pengantar
60,3
0,22
α = Eksperimen Fisika (untuk SMA/S1).CV.
2,48
α = 8,87 x 10-4(oC)-1 Mulia Jaya.Yogyakarta.2015.
𝑌2 − 𝑌1 22,8−(−0,5) 23,3
M1 = = = = 0,279 x 10-2 [4] Haliday, D, Resnick, R, Walker,
𝑋2 − 𝑋1 83,4−0 83,4
Fundamenthal of physics-Extended, 5th, Jhon
= 2,79 x 10-3 Wilwy & Sons, New York 1997.
𝑌4 − 𝑌3 21,8−0,5 21,3
M2 = 𝑋 = 834,4−0
= 834,4 = 0,255 x 10-2
4 − 𝑋3
= 2,55 x 10-3
|𝑀1−𝑀𝑔𝑟𝑎𝑑|+|𝑀2−𝑀𝑔𝑟𝑎𝑑|
∆Mgrad=
2
|2,79−0,044|+|2,55−0,044|
= 2
2,746+2,506
=
2
= 2,626 x 10-3
SARAN
Dapat dilakukan uji larutan lain dan
menghitung besar koefisien muai panjang
logam jenis lain.
LAPORAN
PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
MODUL A-5
KOEFISIEN MUAI TERMAL
DISUSUN