Anda di halaman 1dari 19

LaporanKasus

HEMOROID GRADE IV

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menjalankan


Kepaniteraan Klinik Senior Bagian/SMF Bedah
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

Oleh:
Sheilla Natasha 1607101030046
Rayhan Shafithri 1607101030169

Pembimbing:
dr. Ferry Erdani Sp.B(K)BD

BAGIAN/SMF ILMU BEDAH


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN
BANDA ACEH
TAHUN 2017

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini Dengan
judul “Hemoroid grade IV”. Adapun tujuan penulisan laporan kasus ini adalah
sebagai salah satu tugas dalam menjalani kepaniteraan klinik senior di
Bagian/SMF Bedah, Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Rumah Sakit
Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
Untuk dapat menyelesaikan laporan kasus ini, penulis telah banyak
mendapatkan bantuan dan bimbingan secara langsung maupun tidak langsung dari
berbagai pihak. Penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. dr. Ferry Erdani, Sp.B(K)BD selaku dosen pembimbing laporan kasus
yang telah memberikan bimbingan kepada penulis.
2. Teman-teman sejawat yang sedang menjalani kepaniteraan klinik
senior di Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam laporan kasus
ini. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari
pembaca sekalian demi kesempurnaan laporan kasus ini.

Banda Aceh, September 2017

Penulis

2
BAB I
PENDAHULUAN

Hemoroid adalah pelebaran dan inflamasi dari pleksus arteri-vena di saluran


anus yang berfungsi sebagai katup untuk mencegah inkontinensia flatus dan
cairan. (1)

Diagnosis hemoroid mencapai 500.000 orang setiap tahunnya, 75%


penduduk dunia pernah mengalami hemoroid. National Centre of Health Statistics
in The United States memperkirakan prevalensi hemoroid di United States sebesar
4,4%. Sedangkan di India kejadian hemoroid sebesar 75% dari seluruh penduduk,
hal ini terkait dengan pola makan dan budaya di India yaitu kurangnya kebiasaan
mengonsumsi makanan berserat. Hemoroid di Indonesia juga memiliki prevalensi
yang cukup tinggi. Di RSCM Jakarta, sebanyak 20% pasien yang dilakukan
kolonoskopi menderita hemoroid.(1) Seiring dengan bertambahnya usia seseorang
berusia 45-65 tahun, kejadian hemoroid cenderung meningkat. Sekitar setengah
dari pasien yang berusia 50 tahun pernah mengalami hemoroid, dikarenakan
orang lanjut usia sering mengalami konstipasi, sehingga terjadi penekanan
berlebihan pada pleksus hemoroidalis karena proses mengejan.(1) Selain itu,
prevalensi hemoroid pada negara maju lebih tinggi dibandingkan dengan negara
berkembang, dikarenakan pola makannya berbeda. Diet tinggi lemak pada negara
maju dan diet tinggi serat di negara berkembang. Nilai normal konsumsi serat
yang dianjurkan menurut WHO diatas 20-35 g/ hari. Kurangnya mengonsumsi
makanan yang berserat (buah dan sayuran) merupakan salah satu faktor risiko
terjadinya hemoroid.
Hemoroid dapat disebabkan oleh obstipasi yang berkepanjangan dan uterus
gravidus, kurangnya mobilisasi, herediter atau penyakit jantung kongestif,
obesitas, konsumsi alkohol, lama duduk saat buang air besar, pembesaran prostat,
dan tumor rectum.
Hemoroid dibagi 2, yaitu hemoroid external dan internal.Hemorid external
yaitu varises pada pleksus hemoroidalis inferior di bawah atau di luar linea
dentate dan tertutup oleh kulit. Hemoroid eksterna dibagi dua, yaitu bentuk akut

3
adalah pembengkakan bulat kebiruan pada tepi anus yang merupakan hematoma.
Bentuk ini sangat nyeri dan gatal dikarenakan terkenanya reseptor nyeri pada
ujung-ujung saraf kulit. Sedangkan hemoroid externa bentuk kronik berupa satu
atau lebih lipatan kulit anus yang terdiri dari jaringan dan sedikit pembuluh
darah. Sedangkan hemoroid interna adalah pelebaran vena pada pleksus
hemoroidalis superior di atas linea dentate dan tertutup oleh mukosa.
Penegakan diagnosis hemoroid dilakukan dengan melakukan anamnesis,
beberapa kondisi anorektal dapat menyebabkna gejala mirip dengan yang
berhubungan dengan wasir. Misalnya kanker, penyakit radang usus harus segera
kolonoskopi. Hal hal yang harus diperhatikan seperti perubahan kebiasaan buang
air besar, sakit perut, penurunan berat badan, perdarahan, rektum dengan darah
dalam tinja, atau riwayat keluarga kanker usus besar. Pemeriksaan fisik seperti
pemeriksaan perut, pemeriksaan perineum, pemeriksaan colok dubur, dan
anoskopi. Menurut American Society of Colon and Rectal Surgeons
merekomendasikan pemeriksaan fisik dengan anaskopi, menelusuri riwayat
penyakit dan evaluasi endoskopi lebih lanjut jika ada kekhawatiran untuk penyakit
radang usus atau kanker, pada anoskopi wasir internal tampak melebarnya
pembuluh darah biru keunguan, dan wasir ingternal yang prolapse muncul
berwarna merah muda gelap, berkilau, dan massa kadang-kadang lembut pada
margin anal. Sedanfkan hemoroid eksternal tampak berwarna merah muda dengan
konsistensi lembut. Beberapa ahli merekomendasikan kolonoskopi pada semua
pasien dengan gejala hemoroid dan perdarahan yang berusia lebih dari 40
tahun.(1)

Penatalaksanaan hemoroid meliputi menghilangkan ketidaknyamanan


dengan perbaikan gaya hidup, hygiene personal yang baik dan menghindari dan
perbaikan cara defekasi. mengejan berlebihan selama defekasi, diet tinggi
serat,dan perbaikan pola makan dan minum.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi
Hemoroid berasal dari kata “aima” dan “rheo” yang berarti pelebaran
pembuliuh darah. Hemoroid adalah keluarnya daging dari anus karena buang air
besar yang keras dan berulang-ulang dan sering kali disertai darah karena
terluka.(1)
Hemoroid merupakan pelebaran dan inflamasi dari pleksus arteri-vena di
saluran anus yang berfungsi sebagai katup untuk mencegah inkontinensia flatus
dan cairan.
2.2Etiologi
Menurut teori, banyak hal yang dapat menyebabkan terjadinya hemoroid,
yaitu kelainan vena seperti vena varikosa esofagus, morfologi dan fungsi
abnormal sfingter yang mengatur keluar masuk pembuluh darah anorektal.
Penyebab lain yaitu melemahnya struktur kolagen pada jaringan anal oleh karena
degenerasi serabut kolagen submukosa karena gesekan berlebih saat defekasi
terutama konstipasi atau aktivitas fisik lainnya. Teori lain yaitu karena
meningkatnya aliran arteri ke pleksus vena hemoroidalis. Konstipasi dan
kebiasaan buang air besar sangat mempengaruhi terjadinya hemoroid.
Hemoroid disebabkan oleh obstipasi yang menahun dan uterus gravidus.
Herediter atau penyakit dari lubang anus, bendungan sentral seperti bendungan
susunan portal pada sirosis hati.

2.3 Epidemiologi

Hemoroid merupakan penyakit daerah anal yang paling umum terjadi, dan
merupakan 50% kelainan kolorektal yang terjadi. Hemoroid dapat terjadi pada
seluruh kelompok usia dan semua gender, namun lebih sering terjadi pada
kelompok usia 45-65 dan lebih sering ditemukan pada laki-laki. Sekitar 50-85%
orang di dunia menderita hemoroid. National Centre of Health Statistics in The
United States memperkirakan prevalensi hemoroid di United States sebesar 4,4%.
Sedangkan di India kejadian hemoroid sebesar 75% dari seluruh penduduk, hal ini

5
terkait dengan pola makan dan budaya di India yaitu kurangnya kebiasaan
mengonsumsi makanan berserat.

2.3.Patogenesis
Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan oleh gangguan
aliran balik dari vena hemoroidalis. Telah diajukan beberapa faktor etiologi yaitu
konstipasi, diare, sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan,pembesaran
prostat, fibroid uteri, dan tumor rektum. Penyakit hati kronis yang disertai
hipertensi portal sering mengakibatkan hemoroid, karena vena hemoroidalis
superior mengalirkan darah ke sistem portal. Selain itu sistemportal tidak
mempunyai katup, sehingga mudah terjadi aliran balik.
Hemoroid dapat dibedakan atas hemoroid eksterna dan interna. Hemoroid
eksterna di bedakan sebagai bentuk akut dan kronis. Bentuk akut berupa
pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya merupakan suatu
hematoma, walaupun disebut sebagai hemoroid trombosis eksternal akut. Bentuk
ini sering terasa sangat nyeri dan gatal karena ujung-ujung saraf pada kulit
merupakan reseptor nyeri. Kadang-kadang perlu membuang trombus dengan
anestesi lokal, atau dapat diobati dengan “kompresduduk” panas dan analgesik.
Hemoroid eksterna kronis atau skin tag biasanya merupakan sekuele dari
hematom akut. Hemoroid ini berupa satu atau lebihlipatan kulit aus yang terdiri
dari jaringan ikat dan sedikit pembuluh darah.

2.4.Gejala Klinis
Hemoroid menyebabkan rasa gatal dan nyeri, dan sering menyebabkan
perdarahan berwarna merah terang pada saat defekasi. Hemoroid eksternal
dihubungkan dengan nyeri hebat akibat inflamasi dan edema yang disebabkan
oleh thrombosis. Thrombosis adalah pembekuan darah dalam hemoroid. Ini dapat
menimbulkan iskemia pada area tersebut dan nekrosis. Hemoroid interna tidak
selalu menimbulkan nyeri sampai hemoroid ini membesar dan menimbulkan
perdarahan atau prolaps. Gejala hemoroid paling sering dikeluhkan yaitu : BAB
berdarah segar, prolaps, nyeri, gatal. Tidak ada kaitan antara gejala klinis dengan

6
grade hemoroid. Keluhan muncul benjolan mungkin akan berbeda-beda sesuai
grade hemoroid, yaitu :
- Grade I : tidak ada prolaps, pelebaran/ kongesti vena hemoroidalis hanya
terlihat melalui pemeriksaan endoskopi.
- Grade II : Prolaps terjadi saat defekasi tetapi secara spontan dapat kembali
ke dalam kanalis analis.
- Grade III : Prolaps saat defekasi tetapi reduksi hanya terjadi jika benjolam
dimasukkan secara manual (dengan bantuan tangan).
- Grade IV : Prolaps persisten, tidak dapat dimasukkan kembali meskipun
secara manual.
2.5 Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
2. Pencitraan (Imaging)

2.6 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan hemoroid termasuk diantaranya konservatif dan
konservatif.
Konservatif treatment:
1. Modifikasi pola makan dan gaya hidup merupakan terapi konservatif
lini pertama. merekomendasikan untuk pasien- pasien hemoroid.
2. Pola diet yang direkomendasikan termasuk intake makanan
mengandung serat. Karena serat terbukti memperlancar proses
defekasi. Menurut American society of colon and rectal surgeon
sebuah study chonchren bahwa meningkatkan konsumsi makanan
berserat pada780 pasien menunjukkan pasien dengan hemoroid prolaps
dan bleeding mengrang resiko gejala .
3. Menghindari mengedan saat defekasi.
4. Mempersingkat waktu yang dihabiskan selama defekasi.
5. Mengkompres hangat. Menurut studi manometrik mengaplikasikan
pelembab yang hangat ke daerah perianal menurunkan tekanan sfinger
internal hemoroidalis dan canalis analis. Umumnya pasien dengan
hemoroid mengalami peningkatan tonus sfingter pasien pasien tersebut

7
juga mengalami fisura dan trombosis hemoroid interna. Yang juga
meningkatkan canalis analis.

Gejala hemoroid dan ketidaknyamanan dapat dihilangkan denganhygiene


personal yang baik dan menghindari mengejan berlebihan selamadefekasi. Diet
tinggi serat yang mengandung buah dan sekam mungkin satu-satunya tindakan
yang diperlukan; bila tindakan ini gagal, laksatif yangberfungsi mengabsorpsi air
saat melewati usus dapat membantu. Rendam dudukdengan salep, dan supositoria
yang mengandung anestesi, astringen (witchhazel) dan tirah baring adalah
tindakan yang memungkinkan pembesaran berkurang. Terdapat berbagai tipe
tindakan nonoperatif untuk hemoroid. Foto koagulasi inframerah, diatermi
bipolar, dan terapi laser adalah teknik terbaru yang digunakan. Untuk melekatkan
mukosa ke otot yang mendasarinya. Injeksi larutan sklerosan juga efektif untuk
hemoroid berukuran kecil dan berdarah. Prosedur ini membantu mencegah
prolaps. Hemoroidektomi kriosirurgi adalah metode untuk mengangkat hemoroid
dengan cara membekukan jaringan hemoroid selama waktu tertentu sampai timbul
nekrosis. Meskipun hal ini relatif kurang menimbulkan nyeri, prosedur ini tidak
digunakan dengan luas karena menyebabkan keluarnya rabas yang berbau sangat
menyengat dan luka yang ditimbulkan lama sembuhnya. Metode pengobatan
hemoroid tidak efektif untuk vena trombosis luas,yang harus diatasi dengan bedah
lebih luas. Hemoroidektomi atau eksisi bedah dapat dilakukan untuk mengangkat
semua jaringan sisa yang terlibat dalam proses ini. Selama pembedahan, sfingter
rektal biasanya didilatasi secara digital dan hemoroid diangkat dengan klem dan
kauter atau dengan ligasi dan kemudian dieksisi. Setelah prosedur operatif selesai,
selang kecil dimasukkan melalui sfingter untuk memungkinkan keluarnya flatus
dan darah; penempatan Gelfoan atau kasa Oxygel dapat diberikan diatas luka
kanal.
Penatalaksanaan meliputi perbaikan gaya hidup, perbaikan pola makan
dan minum, dan perbaikan cara defekasi. Diet seperti minum 30–40 ml/kgBB/hari
dan makanan tinggi serat 20-30 g/hari. Perbaikan pola defekasi dapat dilakukan
dengan berubah ke jongkok pada saat defekasi. Penanganan lain seperti
melakukan warm sitz baths dengan merendam area rektal pada air hangat selama

8
10-15 menit 2-3 kali sehari. Penatalaksanaan farmakologi obat-obatan yang dapat
memperbaiki defekasi. Serat bersifat laksatif memperbesar volume tinja dan
meningkatkan peristaltik. Obat simptomatik yang mengurangi keluhan rasa gatal
dan nyeri. Bentuk suppositoria untuk hemoroid interna dan ointment untuk
hemoroid eksterna. Obat untuk menghentikan perdarahan campuran diosmin dan
hesperidin. Penatalaksanaan invasif minimal Penanganan dilakukan bila
manajemen konservatif mengalami kegagalann yaitu
a. skleroterapi yaitu penyuntikan cairan kimia menyebabkan luka
jaringanhemoroid. Skleroterapidengan suntikanaethoxysclerol0,5–1 ml
dandidapatkan pengecilan hemoroid minggu ke 4
b. Rubber band ligationmerupakan prosedur dengan menempatkan karet
pengikat
di sekitar jaringan hemoroid interna sehingga mengurangi aliran darah kejaringan
tersebut menyebabkan hemoroid nekrosis, degenerasi,dan ablasi.
c. Laser, inframerah, atau koagulasi bipolar menggunakan laser atau
sinarinframerah atau panas untuk menghancurkan hemoroid interna.
Penatalaksanaan bedah meliputitindakanhemoroidektomi.

2.7 Komplikasi
Komplikasi hemoroid yang paling sering adalah perdarahan, thrombosis,
dan strangulasi.Hemoroid strangulasi adalah hemoroid yang prolaps dengansuplai
darah dihalangi oleh sfingter ani.
Komplikasi hemoroid antara lain :
1. Luka dengan tanda rasa sakit yang hebat sehingga pasien takut mengejan
dan takut berak. Karena itu, tinja makin keras dan makin memperberatluka
di anus.
2. Infeksi pada daerah luka sampai terjadi nanah dan fistula (saluran
taknormal) dari selaput lendir usus/anus.
3. Perdarahan akibat luka, bahkan sampai terjadi anemia.

9
4. Jepitan, benjolan keluar dari anus dan terjepit oleh otot lingkar
dubursehingga tidak bisa masuk lagi. Sehingga, tonjolan menjadi merah,
makinsakit, dan besar. Dan jika tidak cepat-cepat ditangani dapat busuk.

10
BAB III
LAPORAN KASUS
1. IdentitasPasien

Nama : Muhammad Badruddin

JenisKelamin : Laki-laki

Umur : 24 tahun

Alamat : Aceh Timur

Agama : Islam

No CM : 1-14-04-22

TanggalMasuk RS : 27 Agustus 2017

TanggalPemeriksaan : 6 September 2017

2. Anamnesis

2.1 KeluhanUtama
BAB berdarah.
2.2 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien rujukan RSUD Zubir Mahmud datang dengan keluhan BAB
disertai darah sejak 5 tahun yang lalu dan memberat dalam 14 hari SMRS.
Belakangan ini keluhan semakin memberat, BAB yang disertai darah segar. Darah
tidak hanya keluar saat pasien BAB. Saat ini pasien BAB seperti biasa dari anus
bentuk feses panjang seperti batang konsistensi seperti odol namun disertai rasa
nyeri. Frekuensi BAB 1x sehari, namun sebelumnya pasien mengaku sering
konstipasi. Saat ini keluar benjolan dari anus saat BAB, dalam 2 hari terakhir
benjolan tidak dapat masuk lagi ke anus dan terasa nyeri. Tidak ada riwayat lebam
kulit, terdapat riwayat penurunan berat badan dalam setahun terakhir sekitar 5 kg.
Tidak ada keluhan mual dan muntah.

11
2.3 Riwayat Penggunaan Obat
Disangkal

2.4 Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien belum pernah memiliki keluhan seperti ini.

2.5 Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada keluarga pasien yang mengalami hal yang sama seperti pasien.
2.6 Riwayat Kebiasaan Sosial
Pasien merupakan seorang wiraswasta sudah menikah dengan pola makan
kurang serat, sayuran, pasien juga sering menahan BAB karena pekerjaan dan
konstipasi.

3. Pemeriksaan Fisik

VITAL SIGN

Blood Pressure : 110/60 mmHg

Heart Rate :84x/mnt-

Respiratory Rate :24x/mnt

Temperatur :36,9C

Kesadaran : Compos Mentis

KEPALA :
 Mata : tidak terdapat kelainan
 Telinga : tidakterdapatkelainan
 Hidung : tidak terdapat kelainan
 Mulut : tidak terdapat kelainan
 Leher : tidak terdapat massa ataupun benjolan

DADA
 Inspeksi : simetris
 Palpasi : nyeri (-)

12
 Auskultasi : vesicular (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
BJ1>BJ2, regular, bisingjantung (-)
ABDOMEN
 Inspeksi : distensi (-), jejas (-)
 Auskultasi : peristalticususdalambatas normal
 Palpasi : nyeritekan (-), hepar, lien, dan renal tidakteraba
 Perkusi : timpani (+)
RECTAL TOUCHE (RT)

Teraba massa mobile

EKSTREMITAS
 Superior : tidakterdapatkelainan
 Inferior : tidakterdapatkelainan
GENETALIA
Tidak dilakukan pemeriksaan.

4. PemeriksaanPenunjang
 Pemeriksaan Lab (28 Agustus 2017)
JenisPemeriksaan Hasil NilaiRujukan Satuan
Hemoglobin 8 14,0-17 g/dL
Hematokrit 26 45-55 %
Eritrosit 3,3 4,7-6,1 106/mm3
Leukosit 4,1 4,5 -10,5 103/mm3
Trombosit 218 150-450 103/mm3
Waktu Perdarahan 2 1-7 Menit
Waktu Pembekuan 8 5-15 Menit
SGOT/ AST 14 <35 U/L
SGPT/ALT 11 <45 U/L
Glukosa darah 104 <200 mg/dl
sewaktu
Ureum 24 13-43 mg/dL
Kreatinin 0,60 0,67- 1,17 mg/dL

13
 Pemeriksaan Lab (1 September 2017)

JenisPemeriksaan Hasil NilaiRujukan Satuan

Hemoglobin 10,2 14,0-17 g/dL

Hematokrit 32 45-55 %

Eritrosit 4 4,7-6,1 106/mm3

Leukosit 8,2 4,5 -10,5 103/mm3

Trombosit 127 150-450 103/mm3

SGOT/ AST 14 <35 U/L

SGPT/ALT 11 <45 U/L

Glukosa darah 104 <200 mg/dl


sewaktu

Ureum 24 13-43 mg/dL

Kreatinin 0,60 0,67- 1,17 mg/dL

 Pemeriksaan Lab (4 September 2017)


JenisPemeriksaan Hasil NilaiRujukan Satuan
Na 135 132- 146 mg/dl
K 3 3,7- 5,4 mg/dL
Cl 110 98- 106 mg/dL

 Pemeriksaan Lab (6 September 2017)


JenisPemeriksaan Hasil NilaiRujukan Satuan

14
Na 141 132- 146 mg/dl
K 4,1 3,7- 5,4 mg/dL
Cl 110 98- 106 mg/dL

5. Diagnosis
Hemoroid grade IV

6. Penatalaksanaan
Non Operatif

 IVFD Nacl 0,9% 20 gtt/

Operatif
Hemoroidectomy
7. Prognosis

 Quo ad vitam : Dubia ad bonam


 Quo ad functionam : Dubia ad bonam
 Quo ad sanactionam : Dubia ad bonam

15
BAB IV
ANALISA KASUS

Pasien rujukan RSUD Zubir Mahmud datang dengan keluhan BAB disertai
darah sejak 5 tahun yang lalu dan memberat dalam 14 hari SMRS. Belakangan ini
keluhan semakin memberat, BAB yang disertai darah segar. Darah tidak hanya
keluar saat pasien BAB. Saat ini pasien BAB seperti biasa dari anus bentuk feses
panjang seperti batang konsistensi seperti odol namun disertai rasa nyeri.
Umumnya perdarahan merupakan tanda pertama dari hemoroid interna akibat
trauma oleh feses yang keras. Darah yang keluar berwarna merah segar dan tidak
tercampur dengan feses, dapat berupa garis pada feses sampai perdarahan yang
terlihat menetes. Atau mewarnai air toilet menjadi merah.(1) Frekuensi BAB 1x
sehari, namun sebelumnya pasien mengaku sering konstipasi. Salah satu penyebab
terjadinya hemoroid yaitu konstipasi menyebabkan melemahnya struktur kolagen
pada jaringan anal oleh karena degenerasi serabut kolagen submukosa karena
gesekan berlebih saat defekasi. Saat ini keluar benjolan dari anus saat BAB, dalam
2 hari terakhir benjolan tidak dapat masuk lagi ke anus dan terasa nyeri. Menurut
pembagian grade hemoroid, pasien ini termasuk grade IV, yaitu prolaps persisten,
tidak dapat dimasukkan kembali meskipun secara manual. Grade I : tidak ada
prolaps, pelebaran/ kongesti vena hemoroidalis hanya terlihat melalui
pemeriksaan endoskopi.Grade II : Prolaps terjadi saat defekasi tetapi secara
spontan dapat kembali ke dalam kanalis analis.Grade III : Prolaps saat defekasi
tetapi reduksi hanya terjadi jika benjolam dimasukkan secara manual (dengan
bantuan tangan).

Pasien merupakan seorang wiraswasta sudah menikah dengan pola makan


kurang serat, sayuran, pasien juga sering menahan BAB karena pekerjaan dan
konstipasi. Hal ini menjadi faktor risiko terjadinya hemoroid. Nilai normal
konsumsi serat yang dianjurkan menurut WHO diatas 20-35 g/ hari. Kurangnya
mengonsumsi makanan yang berserat (buah dan sayuran) merupakan salah satu
faktor risiko terjadinya hemoroid. Diet seperti minum 30–40 ml/kgBB/hari.(2)

16
Hemoroid diobati bila pasien mengeluhkannya. Menurut ACG Guidelines
(The American Collage of Gastronterology), menganjurkan pasien dengan
hemoroid yang simptomatik diobati dengan meningkatkan asupan serat,
meningkatkan asupan cairan. tatalaksana hemorid tergantung dari jenis hemoroid
dan gradenya. Tatalaksana hemoroid interna, yaitu:
Grade 1, terapi konservatif dan menghindari NSAIDs, makanan berlemak, dan
makanan pedas.
Grade 2 atau 3, tatalaksana awal dengan prosedur non bedah.
Grade 3, 4 yang sangat simptomatik, paling baik adalah hemoroidectomy.
Tatalaksana hemoroid internal grade 4 atau hemoroid incaserata atau janringan
gangren memerlukn konsultasi bedah segera. .
Pada kasus ini pasien termasuk hemoroid grade 4 sehingga tatalaksana
yang dilakukan ialah hemoroidectomy. hemoroidectomy adalah operasi untuk
mengeluarkan hemoroid internal atau eksternal yang bersifat luas atau parah.
Tindakan ini merupakan tidakan yang paling efektif untuk penatalaksanaan
hemoroid. Indikasi hemoroidectomy adaah hemoroid dengan gejala grade 3, grade
4, atau campuran hemoroid external dan internal, hemoroid intenal strangulated,
beberapa hemoroid eksternal trombus, pasien yang tipdak dapat mentoleransi atau
gagal prosedur invasif minimal.

17
BAB V
KESIMPULAN

18
DAFTAR PUSTAKA

1. Sudarsono DF. Diagnosis dan Penanganan Hemoroid. Jurnal Majority.


2015. 4(4).31-34.
2. Muthmainnah A, Masrul, Zhari A. Peranan Diet Rendah Serat Terhadap
Timbulnya Hemoroid di RSUP dr. M. Jamil Padang. Jurnal Kesehatan
Andalas. 2015. 4 (1-5).
3.

19

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
    Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
    Dokumen21 halaman
    Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
    Anggun Rosalina
    Belum ada peringkat
  • GiziBalita
    GiziBalita
    Dokumen2 halaman
    GiziBalita
    Anggun Rosalina
    Belum ada peringkat
  • 74 143 1 SM
    74 143 1 SM
    Dokumen23 halaman
    74 143 1 SM
    Teguh Bayu Permana
    Belum ada peringkat
  • Contoh Bukti Daftra Hadir
    Contoh Bukti Daftra Hadir
    Dokumen2 halaman
    Contoh Bukti Daftra Hadir
    Anggun Rosalina
    Belum ada peringkat
  • Artkel
    Artkel
    Dokumen8 halaman
    Artkel
    Anggun Rosalina
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus Pterigium
    Laporan Kasus Pterigium
    Dokumen29 halaman
    Laporan Kasus Pterigium
    Anggun Rosalina
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen9 halaman
    Bab Ii
    Anggun Rosalina
    Belum ada peringkat
  • Jurnal
    Jurnal
    Dokumen5 halaman
    Jurnal
    Anggun Rosalina
    Belum ada peringkat
  • PERSALINAN NORMAL
    PERSALINAN NORMAL
    Dokumen9 halaman
    PERSALINAN NORMAL
    Anggun Rosalina
    Belum ada peringkat
  • Invaginasi Usus
    Invaginasi Usus
    Dokumen22 halaman
    Invaginasi Usus
    Anggun Rosalina
    Belum ada peringkat
  • Invaginasi Usus
    Invaginasi Usus
    Dokumen22 halaman
    Invaginasi Usus
    Anggun Rosalina
    Belum ada peringkat
  • Syok
    Syok
    Dokumen47 halaman
    Syok
    Vivie Rembang
    Belum ada peringkat
  • Syok
    Syok
    Dokumen19 halaman
    Syok
    Anggun Rosalina
    Belum ada peringkat