Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DISMENOREA

PRIMER TERHADAP SWAMEDIKASI PADA MAHASISWI


PENDIDIKAN DOKTER ANGKATAN 2016

Anggun Rosalina1, Suryawati2, Cut Gina Inggriyani3


1) Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala; 2) Staf Pengajar Farmakologi Fakultas
Kedokteran Universitas Syiah Kuala Aceh; 3) Staf Pengajar Histologi Fakultas Kedokteran
Universitas Syiah Kuala

ABSTRAK

Dismenorea merupakan masalah yang sering terjadi pada wanita setiap


bulannya. Dismenorea umumnya ditangani secara swamedikasi. Swamedikasi
merupakan upaya pengobatn sendiri terhadap keluhan yang dirasakan yang
sepenuhnya dikelola diri sendiri. Banyak faktor yang memengaruhi swamedikasi
salah satunya adalah pengetahuan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan tingkat pengetahuan dismenorea primer terhadap swamedikasi pada
mahasiswi pendidikan dokter angkatan 2016 dengan menggunakan kuisioner pada
bulan januari 2016. Pengambilan sampel dilaksanakan dengan menggunakan teknik
total sampling selama 4 hari didapatkan 51 responden memenuhi kriteria inklusi.
Hasil penelitian menunjukan kejadian dismenorea (51%) dengan pengetahuan
terhadap dismenorea (74,6% baik, 19,4% buruk) dan responden yang memiliki
pengetahuan baik 41,7% melakukan swamedikasi. Hasil analisis dengan uji chi-
square didapatkan nilai p-value (p=0,743), dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
hubungan antara tingkat pengetahuan dismenorea primer terhadap swamedikasi pada
mahasiswi pendidikan dokter angkatan 2016.
Kata Kunci : Dismenorea Primer, Swamedikasi

ABSTRACT

Dysmenorrhoea is a common problem in women every month. Dysmenorrhoea


is generally treated with self-medication. Self-medication an effort of self-medication
against the perceived complaints are fully managed themselves. Many factors affect
self-medication one of which is knowledge. The purpose of this study was to
determine the relationship of the level of knowledge of primary dysmenorrhoea
against self-medication on medical education student army in 2016 using
questionnaires in January 2016. Sampling was conducted using total sampling
technique for 4 days found 51 respondents met the inclusion criteria. The results

1
showed the incidence of dysmenorrhoea (51%) with knowledge of dysmenorrhoea
(74.6% good, 19.4% bad) and respondents who have a good knowledge 41.7% do
swamedikasi. The results of the analysis with the chi-square test p-value obtained
(p=0.743), it can be concluded that there is no relationship between the level of
knowledge of primary dysmenorrhoea against self-medication on medical education
student force in2016.

Keywords: Primary dysmenorrhoea, Self-medication

2
PENDAHULUAN sebanyak 59,7% wanita mengalami
dismenorea.4 Kejadian dismenorea di
Dismenorea adalah rasa nyeri New Delhi dan Karachi tercatat lebih
selama menstruasi akibat kejang otot dari 75% pelajar mengalami
uterus yang cukup berat sehingga 2,5
dismenorea. Kejadian dismenorea di
dapat membatasi akitivitas sehari-hari. Indonesia juga cukup tinggi, tepatnya
Nyeri yang dirasakan berpusat di Manado 94,5% wanita mengalami
dibagian bawah perut, dapat menjalar dismenorea.6 Penelitian yang
ke bagian pinggang hingga paha. Nyeri dilakukan pada mahasiswi pendidikan
juga dapat disertai dengan gejala dokter universitas andalas 80%
sistemik seperti mual, muntah, sakit mahasiswi mengalami dismenorea.7
kepala, kelelahan hingga diare. Penelitian di Aceh khususnya Aceh
Berdasarkan penyebabnya dismenorea Besar 97,1% remaja awal mengalami
terdiri dari dismenorea primer dan dismenorea dan 56,5% wanita
dismenorea sekunder. Dismenorea mengalami dismenorea pada dewasa
primer adalah nyeri menstruasi yang awal.8
terjadi karena tidak adanya gangguan Dismenorea pada umumnya
fisik seperti penyakit panggul, dapat ditangani secara swamedikasi.
sedangkan dismenorea sekunder Swamedikasi (Self medication) adalah
adalah nyeri yang dirasakan akibat upaya dalam pengobatan sendiri
adanya masalah fisik seperti terhadap keluhan yang dirasakan,
endometriosis, polip uteri, leiomioma, proses ini termasuk upaya
stenosis serviks, atau penyakit radang peningkatan, pengambilan keputusan,
panggul.1 pencegahan dan penyembuhan
Dismenorea merupakan masalah penyakit. 9
Penelitian terhadap
ginekologi yang paling umum terjadi mahasiswi keperawatan di Chandigarh
selama masa remaja dan menjadi dari total 76% penderita dismenorea
permasalahan pada wanita setiap 29% penderita melakukan pengobatan
bulannya. Dismenorea dapat sendiri selama dismenorea, 78%
menyebabkan ketidak nyamanan fisik menggunakan anti spasmodik diikuti
yang mengakibatkan akitifitas sehari- dengan analgetik 22%.2 Indonesia
hari terganggu.2 Dismenorea juga khususnya di Magetan sebagian besar
merupakan penyebab paling banyak wanita yang mengalami dismenorea
ketidak hadiran disekolah dan bekerja, melakukan pengobatan sendiri 64%
sekitar 140 juta jam terbuang sia-sia menggunakan jamu dan 19%
setiap tahunnya dari sekolah atau menggunakan obat modern. 10
bekerja karena dismenorea.3 Tindakan swamedikasi dapat
Prevalensi dismenorea di dunia dipengaruhi oleh pengetahuan dari
terbilang cukup tinggi, di California penderita tentang dismenorea itu

4
sendiri. Pengetahuan adalah hasil tahu dengan pendekatan cross sectional.
dari manusia yang hanya sekedar Penelitian ini dilakukan di Fakultas
menjawab pertanyaan “what”, Kedokteran Universitas Syiah Kuala
biasanya terjadi setelah seseorang pada bulan Januari 2017.
melakukan penginderaan terhadap Sampel diambil secara non-
objek tertentu.11 Pengetahuan tentang probability sampling dengan
swamedikasi yang baik dari menggunakan teknik Total Sampling.
masyarakat yang mengalami Sampel penelitian adalah pasien yang
dismenorea dapat mengatasi keluhan- pernah atau dedang mengalami
keluhan yang dialami selama haid dismenorea primer. Data yang
berlangsung. Hal ini penting untuk dikumpulkan dalam penelitian ini
membantu wanita dalam melakukan adalah data primer. Data primer
aktivitas sehari-harinya tanpa diambil melalui wawancara dengan
terganggu. Penelitian di Manado lebih pasien berdasarkan daftar pertanyaan
dari 54,5% respoden memiliki wawancara..
pengetahuan yang kurang tentang Instrumen yang digunakan dalam
dismenorea.12 penelitian ini adalah menggunakan
Penelitian ini akan dilakukan keusioner yang telah diuji validasi.
pada mahasiswi Fakultas Kedokteran berisi pertanyaan yang berhubungan
Universitas Syiah Kuala angkatan dengan dismenorea primer dan
2016 karena mahasiswi kedokteran swamedikasi yang diraskan responden
merupakan populasi yang memiliki selama menderita dismenorea.
akses tinggi terhadap kesehatan12. Penelitian ini menggunakan
Selain itu, belum diketahui apakah analisa univariat dan bivariat. Analisa
mahasiswi tahun pertama yang belum univariat dilakukan untuk mengetahui
banyak mendapat pendidikan tentang distribusi frekuensi setiap variabel.
masalah reproduksi telah memiliki Data yang diperoleh kemudian
pengetahuan yang baik tentang disajikan dalam bentuk tabel distribusi,
swamedikasi. frekuensi dan persentase. Analisa
Berdasarkan uraian diatas maka bivariat digunakan untuk menguji
peneliti tertarik untuk melakukan hipotesis pada α: 0,05. Analisa bivariat
penelitian tentang “Hubungan Tingkat yang digunakan adalah uji statistik
Pengetahuan Dismenorea Primer Chi-Square.
Terhadap Swamedikasi pada
HASIL DAN PEMBAHASAN
Mahasiswi Pendidikan Dokter Total responden selama
Angkatan 2016”. penelitian sebanyak 100 responden
METODOLOGI PENELITIAN penelitian. Distribusi frekuensi dari
Penelitian ini merupakan responden dibagi menjadi 4 tabel,
penelitian analitik observasional

5
Tabel 1 adalah tabel karakteristik Hasil penelitian didapatkan
gamabaran dismneorea primer, tabel 2 mayoritas responden yang mengalami
adalah tabel distribusi frekuensi dismenorea primer berusia 18 tahun
tingkat pengetahuan, tabel 3 distribusi 49,0% dengan 51% responden
frekuensi swamedikasi dan tabel 4 mengalami dismenorea primer. Lama
adalah tabel hasil analisa hubungan dismenorea yang dirasakan dominan
tingkat pengetahuan dismenorea <24 jam yaitu sebanyak 76,4% dengan
primer terhadap swamedikasi. derajat nyeri yang dirasakan dominan
ringan dengan persentase 45,1%.
Tabel 1 Karakteristik Umum Gejala dismenorea yang paling sering
Gambaran Dismenorea dirasakan oleh responden adalah nyeri
Karakteristik Frekuensi Persentase perut bagian bawah. Seluruh
(n) (%)
mahasiswi (100%) mersakan nyeri
Usia
16 tahun 2 3,9 perut bagian bawah selama dismenorea
17 tahun 12 23,5 primer diikuti mual dan muntah 5,9%,
18 tahun 25 49,0
19 tahun 10 19,6
lainnya 5,9 % dan pusing 1,9%.
20 tahun 2 3,9
Dismenorea Tabel 2. Distribusi Frekuensi Tingkat
Iya 51 51
Tidak 49 49 Pengetahuan
Tipe Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase
Dismenorea (n) (%)
Primer 51 100 Baik 40 78,6
Sekunder 0 0 Buruk 11 21,6
Lama Berdasarkan tabel tingkat
Dismenorea pengetahuan responden didapatkan
<24 Jam 39 76,4
24-72 Jam 10 19,6 mayoritas mahasiswi pendidikan
>72 Jam 2 4 dokter angkatan 2016 memiliki
Tingkat Nyeri
Dismenorea
pengetahuan yang baik terhadap
Ringan 23 45,1 dismenorea dengan persentase 78,6%.
Sedang 7 13,7
Berat 21 41,2
Gejala Tabel 3 Distribusi Frekuensi
Dismenorea Swamedikasi
Nyeri Perut 51 100 Tabel dibawah menunjukan
Bagian Bawah
Pusing 1 1,9 responden yang mengalami
Mual dan 3 5,9 dismenorea cenderung tidak
Muntah
Lainnya 3 5,9
melakukan swamedikasi yaitu 56,9%.
Responden yang menagalami
dismenorea melakukan swamediaksi
dengan alasan penyakit yang diderita
ringan 52,6% dengan sumber

6
informasi paling banyak didapat dari 54,5% denagn p-value=0,604.
keluarga 63,1%. Responden lebih Peneltian ini dapat disimpullan bahwa
memilih menggunakan obat modern tidak terdapat hubungan antara tingkat
untuk menangani swamedikasi dengan pengetahuan dismenorea primer
persentase asam mefenamat 47,3% dan terhadap swamedikasi pada
paracetamol 15,8%. mahasisiwi pendidikan dokter
angkatan 2016. Dalam penelitian ini
Karakteristik Frekuensi Persentase
(6) (%)
baik mahasiswi yang berpengetahuan
Swamedikasi tinggi maupun rendah tentang
Iya 22 43,1
Tidak 29 56,9
dismenorea cenderung tidak
Alasan Swamedikasi melakukan swamedikasi. Dismenorea
Penyakit yang diderita ringan 10 52,6
Pengalaman Sebelumnya 8 42,1
merupakan nyeri pada bagian perut
Penggunaan darurat 0 0 bawah yang dirasakan selama
Mudah didapat 3 15,8
Kurang Waktu ke Dokter 2 10,5
menstruasi atau sebelum menstruasi
Biaya Murah 0 0 yang dapat menyebabkan kegiatan
Lainnya 0 0
Sumber Informasi
sehari-hari terganggu. Berdasarkan
Dokter 4 21 teori meskipun nyeri haid terasa
Keluarga 12 63,1
Teman 6 31,5
mengganggu banyak yang
Internet 1 5,7 beranggapan bahwa nyeri haid
Lainnya 0 0
Pengovatan yang dipilih
merupakan hal yang wajar dan dapat
Obat Modern sembuh sendiri sehingga banyak dari
Asam Mefenamat 9 47,3
Paracetamol 3 15,8
penderita dismenorea yang menangani
Obat Tradisional dismenorea hanya dengan beristirahat
Kunyit Asam
saja13. Swamedikasi tidak hanya
dipengaruhi oleh pengetahuan.
Tabel 4. Hubungan Tingkat
Tindakan seseorang tentang kesehatan
Pengetahuan Dismenorea Primer
juga ditentukan oleh sikap,
Terhadap Swamedikasi.
kepercayaan dan tradisi. Sehingga hal
Swamedikasi
Penget Iya Tidak Total P- ini dapat menyebabkan seseorang yang
ahuan Valu memiliki pengetahuan yang baik
e
N % N % N % maupun buruk belum tentu mengambil
Baik 16 40,0 24 60,0 40 100 0.60 tindakan pengobatan sendiri untuk
Buruk 5 45,5 6 54,5 11 100 4
Total 22 43,1 29 56,9 51 100 menangani rasa sakit yang dirasakan,
Berdasarkan hasil penelitian karena banyak hal yang dapat
mahasiswi pendidikan dokter angkatan memengaruhi swamedikasi selain
2016 baik yang berpengetahuan baik pengetahuan, diantaranya adalah sosial
maupun buruk cenderung tidak sekonomi, gaya hidup, faktor
melakukan swamedikasi dengan lingkungan dan ketersediaan dari obat
persentase berturut-turut 60,0% dan yang diinginkan. Sebagian besar

7
masyarakat menggunakan DAFTAR PUSTAKA
swamedikasi karena obat yang
1. rice SA, Wilson LM.
diinginkan tersedia dan mudah Patofisiologi: Konsep Klinis
didapat.14 Proses-proses Penyakit. 6th ed.
KESIMPULAN DAN SARAN Hartanto H, Wulansari P, Susi
Kesimpulan N, Maharani DA, editors.
Jakarta: EGC; 2013. 308-309 p.
Berdasarkan hasil penelitian dan
analisis data dari penelitian ini, maka 2. Kaur BR, Chinmayee B, Brar
dapat disimpulkan bahwa tidak GK, Lyngdoh D. A Descriptive
terdapat hubungan antara pengetahuan Study on The Prevalence and
Self Medication For
dismenorea primer terhadap
Dysmenorrhea Among Basic
swamedikasi dismenorea primer. Nursing Student of n. i. n. e. Int
J Sci Res. 2015;4(10
Saran october):387–8.
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat
3. Juang C, Yen M, Twu N, Horng
disarankan beberapa hal sebagai H, Yu H, Chen C. Impact of
berikut : Pregnancy on Primary
1. Bagi responden yang Dysmenorrhea. Int J Gynecol
mengalami dismenorea Obstet. 2006;222.
primer berat diharapkan
dapat melakukan 4. Klein JR, Litt IF. Epidemilogy
of Adolescent Dysmenorrhea.
pemeriksaan lebih lanjut
Dep Pediatr Div Adolesc Med
untuk memastikan apakah Stanford Univ Sch Med Stanford
mengalami dismenorea Calif. 68:661–3.
primer atau sekunder.
2. Disarankan untuk 5. Gulzar S, Khan S, Abbas K,
kedepannya penelitian ini Arif S, Husain SS, Imran H, et
dapat dilakukan kepada al. Prevalence, Perceptions and
Effects of Dysmenorrhea in
mahasiswa non paramedis
School Going Female
untuk mendapatkan hasil Adolescent of Karachi,
yang lebih maksimal. Pakistan. Int J Innov Res Dev
[Internet]. 2015;4(2 February
2015):236–40. Available from:
www.ijird.com

6. Lestari H, Metusala J, Suryanto


DY. Gambaran Dismenorea
pada Remaja Putri Sekolah
Menengah Pertama di Manado.

8
Sari Pediatr. 2010;12(2):99– astika, editor. Jakarta: EGC;
102. 2001. 518-524 p.

7. Sari D, Nurdin AE. Artikel 14. Anurogo D, A Wulandari. Cara


Penelitian Hubungan Stres Jitu Mengatasi Nyeri Haid.
dengan Kejadian Dismenore Yogyakrta: ANDI; 2011.
Primer pada Mahasiswi
Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran Universitas
Andalas. 2015;4(2):567–70.

8. Suliawati. Hubngan Umur,


Paritas dan Status Gizi dengan
Kejadian Dismenorea pada
Wanita Usia Subur di Gampong
Klieng Cot Aron Kecamatan
Baitussalam Kabupaten Aceh
Besar. 2013;56.

9. Rikomah SE. Farmasi Klinik.


yogyakarta: Deepublish; 2016.
160 p.

10. Purwati siti. Evaluasi Tingkat


Pengetahuan Tentang
Swamedikasi Nyeri Haid
(dismenore) pada Siswi SMA N
“X” Magetan dan SMK Farmasi
“X” Setelah Mendapat Edukasi.
Fak Farm Univ Muhammadiyah
Surakarta. 2015;8.

11. Notoatmodjo S. Ilmu Perilaku


Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta; 2010.

12. Pati E, Purba N, Karundeng M.


Penanganan Dismenorea di
SMA Negeri 7 MANADO.
2013; 101 p.

13. Manuaba IBG. Kapita selekta


penatalaksanan rutin obstetri
ginekologi dan KB. I. Sari L

Anda mungkin juga menyukai

  • Contoh Bukti Daftra Hadir
    Contoh Bukti Daftra Hadir
    Dokumen2 halaman
    Contoh Bukti Daftra Hadir
    Anggun Rosalina
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
    Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
    Dokumen21 halaman
    Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
    Anggun Rosalina
    Belum ada peringkat
  • GiziBalita
    GiziBalita
    Dokumen2 halaman
    GiziBalita
    Anggun Rosalina
    Belum ada peringkat
  • 74 143 1 SM
    74 143 1 SM
    Dokumen23 halaman
    74 143 1 SM
    Teguh Bayu Permana
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus Pterigium
    Laporan Kasus Pterigium
    Dokumen29 halaman
    Laporan Kasus Pterigium
    Anggun Rosalina
    Belum ada peringkat
  • Invaginasi Usus
    Invaginasi Usus
    Dokumen22 halaman
    Invaginasi Usus
    Anggun Rosalina
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen9 halaman
    Bab Ii
    Anggun Rosalina
    Belum ada peringkat
  • Jurnal
    Jurnal
    Dokumen5 halaman
    Jurnal
    Anggun Rosalina
    Belum ada peringkat
  • PERSALINAN NORMAL
    PERSALINAN NORMAL
    Dokumen9 halaman
    PERSALINAN NORMAL
    Anggun Rosalina
    Belum ada peringkat
  • Hemoroid
    Hemoroid
    Dokumen19 halaman
    Hemoroid
    Anggun Rosalina
    Belum ada peringkat
  • Syok
    Syok
    Dokumen19 halaman
    Syok
    Anggun Rosalina
    Belum ada peringkat
  • Syok
    Syok
    Dokumen47 halaman
    Syok
    Vivie Rembang
    Belum ada peringkat
  • Invaginasi Usus
    Invaginasi Usus
    Dokumen22 halaman
    Invaginasi Usus
    Anggun Rosalina
    Belum ada peringkat