Bagian Dini Regulation of The Mititic Cell - Protooncogenes Product
Bagian Dini Regulation of The Mititic Cell - Protooncogenes Product
Inisiasi pada replikasi kromosom sangat di control kondisi perkembangannya. Pada sel eukariotik,
kontrol pembelahan sel nya lebih kompleks jika dibandingkan dengan sel prokariotik karena pada
eukariotik proses nya lebih kompleks dimana tidak hanya ada pengaturan duplikasi kromosom dan
sitokenesis, tetapi juga terdapat siklus sel yang mengatur pembelahan mitosis.
Regulasi Siklus Sel Mitosis Pada Eukariota Dan Komunikasi Antar Sel Pada Eukariota Multiseluler
Sel yang berkembang akan mengalami siklus sel dimana membran sel dan sebagian besar
komponen yang ada di sitosol akan mengalami peningkatan dalam hal ukuran dan jumlah, serta pada
duplikasi ini DNA harus di replikasikan. Pada pembelahan sel ada dua hal yang penting yaitu materi
genetic yang digandakan dan salinan materi genetic yang akan diturunkan pada keturunannya. Semua sel
memiliki siklus serta waktu untuk memulai replikasi DNA. Bagaimana sel bias tau kapan dia akan
melakukan replikasi DNA? Sebuah faktor mitosis yang disebut MPF atau mitotic promoting factors telah
ditemukan pertama kali pada Xenopus yaitu ketika MPF disuntikkan ke oosit Xenopus maka MPF akan
merangsang oosit untuk memasuki fase M pada siklus sel dan hal tersebut karena danya protein (disebut
siklin) yang mengalami siklus sintesis dan akumulasi selama fase G1 dan G2 serta degradasi selama fase
M dan adanya protein kinase pp34 (pp merupakan phosphoprotein dan memiliki berat molekul sebesar
34.000 bobot molekul). Adanya pp34 ini akan terlibat dalam awal fase M.
Komunikasi intersluler memiliki peran penting dalam pertumbuhan dan diferensiasi sel pada
hewan dan tumbuhan tingkat tinggi. Bagaimana komunikasi interseluler ini terjadi? Pembelahan sel
berada di bawah kontrol genetic dan gen mengatur semua prosesnya. Seperti yang kita semua ketahui
bahwa gen juga dapat mengalami mutasi sehingga sering terjadi pembelahan yang abnormal karena mutasi
menyebabkan kemampuan sel terganggu, baik kemampuan untuk tidak mampu membelah atau
ketidakmampuan untuk berhenti membelah. Saat ini telah ditemukan adanya virus gen yang disebut
dengan oksogen yang dapat menyebabkan hilangnya kontrol pembelahan sel secara normal. Selain itu
juga terdapat suatu protoonkogen pada sel normal yang dapat berubah menjadi onkogen selular tumor.
Sel Kanker Kehilangan Kontrol Pembelahan Sel Dan Induksi Virus Pada Tumor Virus
Kanker adalah penyakit yang disebabkan karena adanya pertumbuhan dan pembelahan sel yang
tidak terkendalidan bisa menghasilkan tumor. Baik tumor ganas atau jinak. Kanker atau tumor ganas
adalah sel-sel yang dapat berpisah dan bermigrasi ke bagian tubuh yang lain sehingga nantinya akan
menyebabkan adanya tumor sekunder atau bis dikatakan tumor lanjutan dan tumor/kanker ganas akan
mengalami metastasis sedangkan kanker/tumor jinak yang tidak dapat bermetastasis. Onkogen atau gen
tumor dikenali saat melakukan studi tentang virus tumor RNA dan retrovirus dimana retrovirus
menyimpan informasi genetic dalam bentuk genom RNA tunggal lalu diubah menjadi DNA homolog
double strain setelah virus menginduksi sel inang. Retrovirus akan mengkode enzim reverse transkriptase
yang dapat mengkatalisis sintesi urutan DNA homolog dengan menggunakan molekul RNA sebagai
template. Genom virus tumor DNA seperti polyomavirus, SV40 dan adenovirus juga mengandung
onkogen yang mampu menginduksi pertumbuhan sel yang tidak terkendali dan replikasi kromosom virus
serta ekspresi gen virus lainnya dapat menyebabkan sel inang terinfeksi dan mengalami kematian.
1) Bagaimana mekanisme protoonkogen dalam proses regulasi seluler dan bergabungnya virus dengan
protoonkogen sehingga menyebabkan kanker?
Jawab: Virus dapat menginduksi kanker dengan cara bergabung sebagai provirus pada protoonkogen
sehingga protoonkogen terekspresi berlebihan. Protoonkogen yang terekspresi berlebihan akan
memproduksi faktor pertumbuhan dan protein reseptor yang berlebih pula. Protoonkogen
memproduksi faktor pertumbuhan dan protein reseptor yang bekerja dengan cara mengikat faktor
pertumbuhan pada sisi ekstraselulernya kemudian meneruskan pesan faktor pertumbuhan tersebut
melalui transmisi alosterik dimana transmisi alosterik ini akan mengaktifkan protein kinase dan
menginduksi phosporilase protein intraseluler. Proses tersebut akan menyebabkan autophosporilasi
protein tirosin kinase dan protein tirosin kinase ini akan menyalurkan informasi dari faktor
pertumbuhan kepada inti sel sehingga dapat mengaktivasi jalur sintesis protein yang berperan dalam
pembelahan seluler. Jadi, jika virus bergabung dengan protoonkogen menyebabkan protoonkogen
terekspersi berlebih kemudian memproduksi factor pertumbuhan yang berlebih sehingga pembelahan
seluler menjadi tidak terkendali dan menyebabkan kanker.