Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

Sampai saat ini sebagian masyarakat luas belum mengetahui secara


kompleks mengenai apa itu kanker serviks, apa penyebab kanker serviks, apa saja
gejala dari kanker serviks, apa akibat yang akan terjadi jika terkena kanker serviks
dan apakah ada cara untuk mengobatinya. Masyarakat masih kurang mengetahui hal
– hal yang berkaitan dengan penyakit yang satu ini dimana penyakit ini salah satu
penyakit yang berbahaya dan mematikan didunia. Penyakit ini menyerang salah satu
bagian sistem reproduksi yang menyerang kaum perempuan pada umumnya. Salah
satu tujuan dari penulisan dan pembuatan makalah ini yaitu untuk memberi
informasi dan menambah wawasan khalayak masyarakat luas mengenai kanker
serviks sehingga masyarakat dapat mengetahuinya secara kompleks dan dapat selalu
menjaga kesehatan agar terhindar dari penyakit kanker serviks, serta dapat
mengetahui persentase penderita kanker serviks khususnya di Indonesia.
A. Latar Belakang
Penyakit kanker adalah penyakit yang timbul akibat pertumbuhan tidak normal
sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker
Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh
dunia. Pada tahun 2012, sekitar 8,2 juta kematian disebabkan oleh kanker. Lebih dari
30% dari kematian akibat kanker disebabkan oleh lima faktor risiko perilaku dan pola
makan, yaitu:
(1). Indeks massa tubuh tinggi,
(2). Kurang konsumsi buah dan sayur,
(3). Kurang aktivitas fisik,
(4). Penggunaan rokok, dan
(5). Konsumsi alkohol berlebihan.
Lebih dari 60% kasus baru dan sekitar 70% kematian akibat kanker di dunia
setiap tahunnya terjadi di Afrika, Asia dan Amerika Tengah dan Selatan. Diperkirakan

1
kasus kanker tahunan akan meningkat dari 14 juta pada 2012 menjadi 22 juta dalam
dua dekade berikutnya.
Faktor risiko penyakit kanker antara lain:
 Faktor Genetik
 Faktor Karsinogen, di antaranya yaitu zat kimia, radiasi, virus, hormon, dan iritasi
kronis
 Faktor Perilaku/Gaya Hidup, diantaranya yaitu merokok, pola makan yang tidak
sehat, konsumsi alkohol, dan kurang aktivitas fisik
Salah satu jenis kanker yang ada di Indonesia bahkan yang ada di dunia dan
banyak menyerang kaum wanita yaitu kanker serviks (kanker mulut leher rahim).
Kanker serviks ( kanker mulut leher rahim ) merupakan salah satu penyakit yang menyerang
organ reproduksi tepatnya pada bagian mulut leher rahim, kanker serviks adalah salah satu
penyakit penyebab kematian terbesar di dunia yang menyerang perempuan-perempuan dewasa
atau perempuan pada usia subur. Di dunia sendiri penyakit kanker serviks terletak pada urutan
ke empat, sedangkan di Indonesia kanker serviks terletak pada urutan ke dua sebagai penyebab
kematian terbesar perempuan dewasa.
Data Globocan tahun 2012 menyebutkan kanker di seluruh dunia mencapai
530.232 kasus dan di Asia dilaporkan 312.990 adalah kasus kanker leher rahim (59%),
dari jumlah global maupun di Asia, 50% kasus mengalami kematian. Laporan WHO
menyatakan, tiap tahun terjadi 500.000 kasus baru kanker leher rahim di dunia, sekitar
266.000 berakhir dengan kematian, dan hampir 87% kasus terjadi di negara
berkembang (WHO/ ICO, 2013).
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu kanker serviks?
2. Apa penyebab munculnya penyakit kanker serviks?
3. Bagaimana ciri-ciri seseorang yang terkena kanker serviks?
4. Bagaimana perkembangan kanker serviks di Indonesia?
5. Bagaimana cara untuk mendeteksi dini penyakit kanker serviks di dalam tubuh?
6. Bagaimana cara pengobatan bagi para penderita kanker serviks?

2
7. Bagaimana cara pencegahan penyakit kanker serviks?
8. Bagaimana penggunaan metode POAC dalam memecahkan permasalahan kanker
serviks di Indonesia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu kanker serviks.
2. Untuk mengetahui penyebab munculnya penyakit kanker serviks.
3. Untuk mengetahui ciri-ciri seseorang yang terkena kanker serviks.
4. Untuk mengetahui perkembangan kanker serviks di Indonesia.
5. Untuk mengetahui cara mendeteksi dini penyakit kanker serviks di dalam tubuh.
6. Untuk mengetahui cara pengobatan bagi para penderita kanker serviks.
7. Untuk mengetahui cara pencegahan penyakit kanker serviks.
8. Untuk mengetahui penggunaan metode POAC dalam memecahkan permasalahan
kanker serviks di Indonesia.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim atau
serviks yang terdapat pada bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak
vagina.( Diananda,Rama, 2009 )
Kanker serviks merupakan gangguan pertumbuhan seluler dan merupakan
kelompok penyakit yang dimanifestasikan dengan gagalnya mengontrol proliferasi
dan maturasi sel pada jaringan serviks. Kanker serviks biasanya menyerang wanita
berusia 35 - 55 tahun, 90% dari kanker serviks berasal dari sel kelenjar penghasil
lendir pada saluran servikal yang menuju kedalam rahim.(Sarjadi, 2001)
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, dapat
disimpulkan bahwa kanker serviks adalah pertumbuhan sel yang abnormal yang
terdapat pada organ reproduksi wanita yaitu serviks atau bagian terendah dari rahim
yang menempel pada puncak vagina.
B. Penyebab munculnya penyakit kanker Serviks
 Human papilloma virus (HPV)
Human papilloma virus (HPV) genitalia adalah penyebab infeksi paling
sering yang ditularkan melalui hubungan seksual (sexually transmitted infection) di
dunia. Infeksi persisten HPV, khususnya HPV tipe high risk, dapat menimbulkan
kanker serviks pada wanita dan kanker anogenital lainnya (vulva, vagina, penis, dan
anus). Kanker serviks merupakan jenis kanker penyebab kematian kedua terbanyak
pada wanita di seluruh dunia, dengan insidens sebesar 25-40 per 100.000 wanita per
tahun.
Menurut American Social Health Association, sekitar 6,2 juta orang di
Amerika Serikat terinfeksi HPV setiap tahunnya. Sedangkan Globocan (2008)

4
menunjukan data prevalensi HPV di populasi wanita Indonesia adalah sekitar 31%.
Data infeksi HPV dan kanker serviks di Indonesia dapat dilihat pada tabel 1.

HPV adalah jenis virus dari keluarga Papillomaviridae dengan materi inti
DNA untai ganda (double-stranded DNA) dan tidak memiliki selubung (envelope).
Aktivasi protein onkogenik pada HPV tipe high risk menyebabkan terjadinya
perubahan epigenetik pada beberapa promoter tumor suppressor gene (TSG)
sehingga dapat menimbulkan kanker. Siklus HPV dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:

5
Gambar Infeksi dan siklus HPV pada sel-sel epitel serviks.

 Merokok
Wanita perokok konsentrasi nikotin pada getah servik 56 kali lebih tinggi
dibandingkan di dalam serum, efek langsung bahan tersebut pada serviks adalah
menurunkan status imun lokal sehingga dapat menjadi kokarsinogen infeksi virus.
 Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini ( kurang dari 18 tahun).
 Berganti - ganti pasangan seksual.
 Suami atau pasangan seksualnya melakukan hubungan seksual pertama pada usia 18
tahun, berganti - berganti pasangan dan pernah menikah dengan wanita yang
menderita kanker serviks.
 Pemakaian DES ( Diethilstilbestrol ) pada wanita hamil untuk mencegah keguguran.
 Pemakaian Pil KB.
Kontrasepsi oral yang dipakai dalam jangka panjang yaitu lebih dari lima tahun
dapat meningkatkan resiko relatif 1,53 kali. WHO melaporkan resiko relative pada
pemakaian kontrasepsi oral sebesar 1,19 kali dan meningkat sesuai dengan lamanya
pemakaian.

6
 Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamedia menahun.
 Golongan ekonomi lemah.
Dikaitkan dengan ketidakmampuan dalam melakukan tes pap smear secara rutin dan
pendidikan yang rendah. ( Dr imam Rasjidi, 2010 )
C. Ciri-ciri orang yang terkena kanker serviks
Sebelum penyakit kanker serviks ini muncul, mula-mula timbul ciri-ciri atau gejala
yang dialami seseorang yang biasa disebut tahap inkubasi. Berikut adalah beberapa ciri-
ciri atau gejala yang timbul sebelum penyakit ini muncul:
1. Riwayat Keluarga
Seorang ibu yang mempunyai riwayat ca serviks.
2. Keputihan yang makin lama makin berbau akibat infeksi dan nekrosis
jaringan.
3. Perdarahan yang dialami segera setelah senggama ( 75% - 80% ).
4. Perdarahan yang terjadi diluar senggama.
5. Perdarahan spontan saat defekasi.
6. Perdarahan diantara haid.
7. Rasa berat dibawah dan rasa kering di vagina.
8. Anemia akibat pendarahan berulang.
9. Rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor ke serabut syaraf.
10. Nyeri ( daerah panggul atau tungkai )
Nyeri bisa diakibatkan oleh karena sel kanker yang sudah mendesak dan abnor
malita pada organ - organ daerah panggul.
11. Perasaan berat daerah perut bagian bawah
Sel - sel kanker yang mendesak mengakibatkan gangguan pada syaraf - syaraf
disekitar panggul dan perut, sehingga menimbulkan perasaan berat pada daerah
tersebut.
Dari beberapa gejala yang telah dipaparkan dapat memudahkan kita
khususnya bagi para wanita untuk mengetahui ciri-ciri atau gejala dari kanker

7
serviks ini sendiri, sehingga dapat melakukan pemeriksaan lebih awal yang
sekiranya merasakan salah satu gejala seperti yang telah dipaparkan diatas.
D. Perkembangan kasus kanker serviks di Indonesia
Kasus kanker serviks mengalami perkembangan yang cukup pesat khusunya
di Indonesia sendiri, masalah penyakit kanker serviks di Indonesia hampir sama
dengan negara berkembang lainnya. Di Indonesia 15.000 kasus baru kanker serviks
terjadi setiap tahunnya, sedangkan angka kematiannya 7.500 kasus per tahun. Pada
tahun 2009, kasus baru kanker serviks berjumlah 2.429 atau sekitar 25,91% dari
seluruh kanker yang ditemukan di Indonesia. Berdasarkan data dari Sistem
Informasi Rumah Sakit (SIRS) terjadi peningkatan kasus dari sebelumnya 4.690
kasus (11,07%) menjadi 5.786 kasus (11,78%) pada tahun 2010, dan Indonesian
Journal of Cancer 2012, dari data kanker leher rahim berbasis rumah sakit
melaporkan temuan kasus baru tahun 2003 sampai tahun 2007 sebesar 18,43%
(Suzanna, 2012).
Kanker pada leher rahim adalah jenis keganasan nomer dua setelah kanker
payudara yang rata–rata terjadi di semua rumah sakit di wilayah Indonesia (Depkes
RI, 2010). Penanganan penyakit kanker leher rahim di Indonesia mengalami
beberapa hambatan yang menimbulkan sekitar 70% penderita dideteksi pada
stadium berat (Suwiyoga, 2010).
Berikut adalah tabel Estimasi Persentase Kasus Baru dan Kematian akibat Kanker
pada penduduk laki-laki dan perempuan di Dunia tahun 2012:

8
Sumber : GLOBOCAN, IARC, 2012
Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa banyaknya persentase kasus baru
sehingga munculnya angka kematian yang melingkupi penduduk laki-laki maupun
perempuan dengan berbagai macam sebab yang berasal dari berbagai jenis kanker.
Sebelum kita mengatahui jumlah penduduk yang terkena kanker serviks sebaiknya
kita wajib ketahui terlebih dahulu jumlah penduduk untuk setiap provinsi yang
terkena penyakit kanker secara umum khususnya di Indonesia sendiri sehingga pada
tabel selanjutnya kita dapat mengetahui Prevalensi dan Estimasi Jumlah Penderita
Penyakit Kanker pada penduduk semua umur menurut Provinsi Tahun 2013:

9
Sumber: Diolah berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar 2013,
Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI dan Data Penduduk
Sasaran, Pusdatin Kementerian Kesehatan RI.

Pada tabel diatas yang membahas mengenai jumlah penduduk di Indonesia


yang terkena kanker dapat kita ketahui secara nasional prevalensi penyakit kanker
pada penduduk semua umur di Indonesia tahun 2013 sebesar 1,4% atau
diperkirakan sekitar 347.792 orang. Provinsi D.I. Yogyakarta memiliki prevalensi
tertinggi untuk penyakit kanker, yaitu sebesar 4,1%. Berdasarkan estimasi jumlah
penderita kanker Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Jawa Timur merupakan

10
provinsi dengan estimasi penderita kanker terbanyak, yaitu sekitar 68.638 dan
61.230 orang. Di daerah Jawa mempunyai jumlah prevalensi tertinggi terhadap
penyakit kanker.
Prevalensi dan Estimasi Jumlah Penderita Penyakit Kanker Serviks (%)
Menurut Provinsi Tahun 2013:

Sumber: Diolah berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar 2013, Badan Litbangkes Kementerian
Kesehatan RI dan Data Penduduk Sasaran, Pusdatin Kementerian Kesehatan RI
Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa penyakit kanker serviks mempunyai
prevalensi tertinggi dibandingkan dengan pembandingnya yaitu kanker payudara

11
dan kanker prostat. Tingkat prevalensi pada kanker serviks yaitu sebesar 0,8%
Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi Maluku Utara, dan Provinsi D.I. Yogyakarta
memiliki prevalensi kanker serviks tertinggi yaitu sebesar 1,5%. Berdasarkan
estimasi jumlah penderita kanker serviks terbanyak terdapat pada Provinsi Jawa
Timur dan Provinsi Jawa Tengah.
Prevalensi Penyakit Kanker pada Penduduk (%) Menurut Kelompok Umur Tahun
2013:

Sumber: Riset Kesehatan Dasar 2013, Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI


Semua umur rentan terkena penyakit kanker dan mempunyai tingkat kerentanan
terpapar penyakit ini, sebagaimana telah disajikan pada tabel diatas hampir semua
kelompok umur penduduk memiliki prevalensi penyakit kanker yang cukup tinggi.
Prevalensi penyakit kanker tertinggi berada pada kelompok umur 75 tahun ke atas, yaitu
sebesar 5,0% dan prevalensi terendah pada anak kelompok umur 1-4 tahun dan 5-14
tahun sebesar 0,1%. Terlihat peningkatan prevalensi yang cukup tinggi pada kelompok
umur 25-34 tahun, 35-44 tahun, dan 45-54 tahun.

12
E. Pendeteksian dini penyakit kanker serviks
Sebelum kanker serviks semakin meluas dan merusak sistem tubuh kita sehingga
dapat menyebabkan kematian sebaiknya kita mengetahui dan dapat melakukan
pencegahan dini agar dapat terhindar dari penyakit yang satu ini, maka dari itu mari kita
bahas bagaimana cara melakukan pendeteksian dini terhadap penyakit kanker serviks.
Deteksi dini kanker serviks yang ideal adalah pemeriksaan Papanicolaou (dikenal
dengan sitologi Pap smear), baik sitologi konvensional maupun berbasis cairan, yang
dikombinasikan dengan pemeriksaan DNA HPV. Menurut NCCN Guidelines 2011
Cervical Cancer Screening, deteksi dini kanker serviks dengan sitologi Pap smear
dimulai saat wanita berumur 21 sampai 29 tahun dengan frekuensi pemeriksaan setiap 2
tahun. Bagi wanita umur 30 tahun atau lebih, selain sitologi, juga disarankan untuk
menjalani pemeriksaan DNA HPV. Apabila ditemukan hasil negatif pada pemeriksaan
sitologi dan DNA HPV, pemeriksaan dapat kembali dilakukan setelah 3 tahun. Pada saat
ini sudah tersedia vaksin khusus untuk mencegah dan mengantisipasi virus HPV yang
dapat menginfeksi tubuh manusia, vaksin khusus ini membentuk kekebalan tubuh dari
untuk melindungi tubuh dari virus HPV yang dapat menyebabkan penyakit kanker
serviks, vaksin ini dapat diperoleh di pelayanan kesehatan meskipun belum banyak yang
mengetahui tentang keberadaan vaksinasi ini. Deteksi dini kanker serviks dilakukan
dengan pemeriksaan sitologi dan DNA HPV menggunakan spesimen berupa sel-sel
serviks. Untuk memastikan kualitas sampel yang baik, area pengambilan specimen
difokuskan pada zona transformasi (zona antara bagian ektoserviks dan endoserviks).
Pengambilan spesimen sebaiknya dilakukan 3600 mengelilingi zona transformasi
sebanyak 5 kali DNA HPV sebaiknya mengandung sel-sel endoserviks sebagai
parameter bahwa selsel di zona transformasi juga sudah terambil. Pada masa lalu,
sampel yang tidak mengandung sel-sel endoserviks disarankan untuk dilakukan
pemeriksaan ulang.
Namun, beberapa studi menunjukkan wanita dengan hasil sitologi negative tanpa
sel endoserviks tidak lebih tinggi resikonya untuk mendapatkan lesi serviks di kemudian
hari, dibandingkan wanita dengan hasil sitologi negatif dan sampelnya mengandung sel

13
endoservik Deteksi dini kanker serviks melalui pemeriksaan sitologi Pap smear, baik
konvensional maupun berbasis cairan, bersama dengan pemeriksaan DNA HPV harus
menjadi prioritas bagi setiap wanita agar risiko kematian akibat kanker serviks dapat
dicegah.

Gambar Teknik pengambilan specimen untuk pemeriksaan sitologi


dan DNA HPV. Sel-sel pada zona transformasi diambil menggunakan
cervical brush.

F. Pengobatan penyakit kanker serviks


Untuk para penderita kanker serviks tidak usah khawatir mengenai penyakit
yang dideritanya, karena kanker serviks dapat diobatin dengan berbagai tahap
penyembuhan medis, tetapi penyembuhan yang dilakukan para tenaga kesehatan
terhadap pasien penderita kanker serviks dilihat lagi seberapa parah penyakit
tersebut dan berada pada stadium berapa kanker tesebut.
Jika kanker masih dalam stadium awal maka dapat dilakukan tindakan medis
yaitu dengan cara jika telah positif mengidap kanker serviks maka dapat dilakukan
tindakan operasi pengangkatan sebagian atau seluruh organ rahim, radioterapi atau
kombinasi keduanya agar akar dari kanker tersebut tidak semakin menyebar luas
dan merusak jaringan tubuh lainnya. Jika kanker sudah dalam tahap akhir atau
stadium akhir maka tindakan yang dilakukan yaitu radioterpi, kemoterapi atau

14
kombinasi keduanya secara rutin, jika tindakan operasi masih mungkin untuk
dilakukan maka dapat dilakukan operasi.
G. Pencegahan penyakit kanker serviks
Pencegahan pada penyakit kanker serviks ini ada dua cara yaitu dengan
pencegahan primer dan pencegahan sekunder.
 Pencegahan primer
1. Menunda onset aktivitas seksual
Menunda aktivitas seksual sampai usia 20 tahun dan berhubungan secara
monogamy akan mengurangi risiko kanker serviks secara signifikan.
2. Penggunaan Kontrasepsi Barier
Dokter merekomendasikan kontrasepsi metode barier (kondom, diafragma, dan
spermisida) yang berperan untuk proteksi terhadap agen virus. Penggunaan
lateks lebih dianjurkan daripada kondom yang dibuat dari kulit kambing.
3. Penggunaan Vaksinasi HPV
Vaksinasi HPV yang diberikan kepada pasien bisa mengurangi infeksi Human
Papilomavirus, karna mempunyai kemampuan proteksi > 90%. Vaksin HPV
yang saat ini telah dibuat dan dikembangkan merupakan vaksin kapsid L1
(imunogenik mayor) HPV tipe 16 dan 18. Vaksinasi HPV merupakan upaya
pencegahan primer yang diharapkan akan menurunkan terjadinya infeksi HPV
risiko tinggi, menurunkan kejadian karsinogenesis kanker serviks dan pada
akhirnya menurunkan kejadian kanker serviks uteri.
 Pencegahan Skunder
Pada tahap ini tindakan yang dilakukan yaitu dengan cara pap smear dan skrining,
berikut penjelasannya:
1. Pap smear
Tes pap merupakan tes yang dipercaya sebagai pencegahan sekunder kanker
serviks dan tidak mahal. Tes pap yang pertama dilakukan ketika wanita
menjadi aktif secara seksual atau mencapai usia 18 tahun. Karna tes ini

15
mempunyai risiko false negatif sebesar 5-6%, Tes pap yang kedua
seharusnya dilakukan saat tahun pemeriksaan yang pertama. Tujuan utama
tes pap adalah untuk menemukan sel-sel kanker serviks dalam stadium dini.
Secara umum pemeriksaan tes pap adalah untuk mengetahui sel-sel serviks
2. Skirining
Penurunan insiden dan kematian akibat kanker serviks berkaitan dengan
skrining. Diperkirakan sebanyak 40% kanker serviks invasif dapat dicegah
dengan skrining pap interval 3 tahun. Semakin besar jumlah hasil negatif
yang didapat, maka akan semakin kecil risiko berkembangnya tumor serviks
invasif.
Solusi untuk mengatasi semakin meningkatkan angka kejadian kanker
serviks yaitu mula- mula para petugas kesehatan terjun ke masyarakat untuk
memberikan penyuluhan mengenai apa itu kesehatan dan arti pentingnya kesehatan
dengan cara melakukan promosi kesehatan setelah mereka paham dan mengerti
tentang pentingnya menjaga kesehatan, tugas selajutnya yaitu memberi informasi
mengenai pentingnya menjaga kesehatan reproduksi dan memberi tau dampak apa
yang akan muncul jika kita tidak memperhatikan kesehatan kita khususnya
kesehatan reproduksi, penyakit-penyakit yang akan timbul jika kita lalai dan
cenderung mengabaikan kesehatan reproduksi. Salah satu dari sekian banyak
penyakit yang akan timbul jika kesehatan reproduksi kita tergangu yaitu kanker
serviks atau yang sering kita dengar dengan sebutan kanker mulut leher rahim.
Kenapa penyuluhan dan pemberian informasi ini penting untuk para petugas
kesehatan berikan kepada masyarakat, karena sebagian masyarakat masih ada yang
belum paham dan cenderung mengabaikan kesehatan mereka diakibatkan sebagian
dari mereka mempunyai latar belakang pendidikan yang rendah dan pengetahuan
yang mereka punya tentang kesehatan terutama yang berkaitan dengan masalah
penyakit kanker serviks masih kurang. Sebagai petugas kesehatan kita wajib
member mereka bekal ilmu pengetahuan tentang hal yang berkenaan dengan kanker
serviks mulai dari apa saja penyebab munculnya penyakit, gejala-gejala munculnya

16
penyakit, pendeteksian dini, pengobatan dan tindakan cepat yang harus diambil,
serta pencegahannya. Kita harus mengajak mereka untuk mulai membiasakan diri
dengan hidup sehat, merubah perilaku masyarakat yang kurang sehat menjadi sehat.
Mengajak mereka agar tidak malu memeriksakan diri ke dokter jika dirasa ada
sesuatu gejala yang sekiranya tidak wajar dan perlu pemeriksaan petugas medis,
karena dengan melakukan pemeriksaan secara sepat dan sedini mungkin maka
kemungkinan besar penyakit kanker serviks ini dapat dicegah dan disembuhkan.
Dengan cara-cara seperti itu diharapkan masyarakat dapat sadar dan mau merubah
perilaku mereka yang sekiranya kurang sehat menuju kearah yang lebih sehat dan
kearah yang lebih baik serta dapat menekan angka kejadian penyakit kanker serviks
ini.
H. Penggunaan metode POAC dalam memecahkan permaasalahan kanker
serviks di Indonesia
Kelompok berisiko untuk terjadinya kanker serviks adalah wanita di atas usia 30
tahun yang memiliki banyak anak dan dengan perilaku menjaga kesehatan reproduksi
yang masih kurang. Kebiasaan gonta ganti pasangan seksual merupakan salah satu
faktor utama penularan virus HPV penyebab kanker serviks ini terjadi. Di Indonesia
sendiri angka kejadian mengenai kanker serviks masih cenderung semakin meningkat,
untuk menekan dan menurunkan angka kejadian kanker serviks penulis membuat
perencanaan untuk memecahkan permasalahan kanker serviks di Indonesia, dengan
menggunakan metode POAC (planning, organizing, actuating, controlling).Kita ambil
saja suatu contoh daerah yang akan dijadikan sasaran penyuluhan yang beralamat di aula
serba guna yang letaknya masih berada disekitaran kerja Puskesmas Loa Janan Ilir,
alasan mengapa penulis mengambil contoh tempat penyuluhan didaerah Loa janan,
karena didaerah tersebut terdapat suatu tempat prostitusi yang letaknya dekat dengan
pemukiman warga.

17
Contoh:
Pada hari Sabtu, tanggal 21 Mei 2016 bertempat di Aula serba guna yang
terletak masih di wilayah kerja Puskesmas Loa Janan Ilir ini akan diadakan kegiatan
pertama yaitu penyuluhan tentang kesehatan reproduksi wanita, serta langkah-
langkah pencegahan terhadap kanker serviks.

1. Tahap Planning: Kegiatan penyuluhan dimulai pukul 16.00 WITA dan dihadiri oleh 35
orang peserta dengan rentang usia antara 21-45 tahun. Sebelum penyuluhan dimulia,
peserta melakukan registrasi terlebih dahulu dan dibagikan pamphlet mengenai
kesehatan reproduksi wanita dan pencegahan kanker serviks. Materi penyuluhan berisi
tentang anatomi organ reproduksi wanita mulai dari vagina, indung telur (ovarium),
saluran telur (tuba uterins), Rahim (uterus), dan leher Rahim (serviks). Beberapa
kelainan yang mungkin terjadi pada organ reproduksi wanita seperti keputihan, mioma,
kista dan kanker juga tak luput dibahas. Untuk meningkatkan kesadaran peserta
mengenai pentingnya menjaga kesehatan reproduksi wanita, juga dipaparkan materi
tentang bagaimana terjadinya kanker serviks, faktor penyebab, faktor risiko, serta cara
penularannya.
2. Tahap selanjutnya yaitu Organizing: Yaitu pengorganisasian dengan cara pengambilan
data sebelum kegiatan dilakukan agar penyuluhan dapat sesuai dengan sasaran yang
telah ditargetkan, target peserta penyuluhan yang termasuk ke dalam faktor risiko
terjadinya kanker serviks didata dengan bantuan Ketua RW setempat. Kelompok faktor
risiko terjadinya kanker serviks adalah wanita dengan usia > 30 tahun, memiliki banyak
anak (multipara).
3. Tahap yang dilakukan setelah tahap planning dan organizing yaitu tahap Actuating:
Dimana metode pelaksanaannya yaitu kegiatan pelaksanaan terdiri dari penyuluhan
kesehatan dan pemeriksaan serviks dengan metode IVA. Penyuluhan diberikan untuk
memberi gambaran mengenai organ reproduksi wanita, gejala-gejala kanker servik,
faktor risiko dan tindakan untuk mencegahnya. Setelah penyuluhan selesai dilakukan
pendataan bagi peserta yang akan melakukan pemeriksaan serviks. Persyaratan untuk

18
dilakukannya IVA test yaitu tidak sedang datang bulan/haid dan 24 jam sebelumnya
tidak melakukan hubungan seksual. Peralatan yang harus disiapkan yaitu ruangan
tertutup dan meja periksa ginekologis, sumber cahaya yang cukup untuk melihat
serviks, spekulum vagina Asam asetat (3-5%) dan swab lidi kapas dan sarung tangan.
Cara pemeriksaan teknik IVA menggunakan spekulum untuk melihat serviks
yang telah dipulas dengan asam asetat 3-5% . Hasil (+) pada lesi prakanker terlihat
warna bercak putih disebut : ACETO WHITE EPITELIUM. Tindak lanjut IVA (+)
Biopsi Kategori pemeriksaan IVA ada beberapa kategori yang dapat dipergunakan, salah
satu kategori yang dapat dipergunakan adalah:
 IVA negatif = Serviks normal.
 IVA radang = Serviks dengan radang (servisitis), atau kelainan jinak lainnya
(polip serviks).
 IVA positif = ditemukan bercak putih (aceto white epithelium). Kelompok ini
yang menjadi sasaran temuan skrining kanker serviks dengan metode IVA
karena temuan ini mengarah pada diagnosis Serviks-pra kanker (dispalsia
ringan-sedang-berat atau kanker serviks in situ).
 IVA- Kanker serviks Pada tahap ini pun, untuk upaya penurunan temuan
stadium kanker serviks, masih akan bermanfaat bagi penurunan kematian akibat
kanker serviks bila ditemukan masih pada stadium invasif dini.
4. Langkah terakhir yaitu Controling, dimana setelah dilakukan penyuluhan sampai pada
tahap pemeriksaan teknik IVA tugas para tenaga kesehatan belum selesai begitu saja
karena petugas tenaga kesehatan harus mengontrol/ memantau perkembangan
masyarakat setempat setelah diberikan penyuluhan apakah ada perkembangan atau tetap
seperti pada saat sebelum diberikan penyuluhan, hal tersebut dapat dilihat dari
pengetahuan mereka yang dimana sudah bertambah dan mengetahui permasalahan
kanker serviks serta mau melakukan pemeriksaan jika ada merasakan tanda-tanda yang
mengganggu kesehatan dibagian reproduksi. Jika mereka sudah mulai mau
memeriksakan diri ke dokter untuk mengantisipasi terinfeksinya tubuh dengan virus

19
HPV maka tugas para tenaga kesehatan tidak sia-sia dan berhasil mengubah
pengetahuan masyarakat serta perilaku masyarakat tentang pentingnya menjaga
kesehatan khusunya kesehatan reproduksi.
Dengan menggunakan metode POAC, diharapkan dapat menekan dan menurunkan angka
kejadian permasalahan kesehatan mengenai kanker serviks di Indonesia.

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas mengenai kanker serviks dapat ditarik kesimpulan
bahwa kanker serviks adalah pertumbuhan sel yang abnormal yang terdapat pada
organ reproduksi wanita yaitu serviks atau bagian terendah dari rahim yang
menempel pada puncak vagina. Kaum wanita rentan terkena penyakit kanker
serviks ini, penyebab utama kanker serviks yaitu virus HPV (Human
papillomavirus), salah satu gejala yang dirasakan oleh penderita kanker serviks
yaitu terjadi pendarahan diluar jadwal menstruasi yang abnormal. Kanker serviks
bisa diobati jika kita cepat melakukan pendeteksian dini secepat-cepatnya.
B. Saran
Saran penulis bagi masyarakat luas di Indonesia yaitu untuk selalu
senantiasa menjaga kesehatan diri dengan cara selalu melakukan pola hidup sehat,
hindari melakukan hubungan seks dengan berganti-ganti pasangan seks karena hal
tersebut merupakan salah satu cara virus HPV masuk kedalam tubuh, hindari
pernikahan dini. Jangan malu-malu memeriksakan diri ke dokter jikalau dirasa ada
sesuatu yang mengganggu kesehatan, mengomsumsi makanan bergizi agar tubuh
mempunyai kekebalan untuk melawan virus yang masuk kedalam tubuh. Lebih baik
mencegah dari pada mengobati.

21
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-desypuspit-6714-2-babii.pdf

http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-kanker.pdf
http://usupress.usu.ac.id/files/Dukungan%20Sosial%20pada%20Pasien%20Kanker,%20Perlukah_F
inal_Normal_Web.pdf

http://eprints.undip.ac.id/37777/1/Satya_Ariza_G2A008172_Lap.KTI.pdf

http://www.kalbemed.com/Portals/6/26_189Praktis-
Human%20Papillomavirus%20dan%20kanker%20Serviks.pdf

http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/BPK/article/viewFile/2053/1215

file:///C:/Users/ACER/Downloads/buletin-kanker.pdf

https://wisuda.unud.ac.id/pdf/1392161019-2-BAB%20I.pdf

22

Anda mungkin juga menyukai