Lelani Reniart
Divisi Hematologi-Onkologi
Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK.UNPAD- RSHS, Bandung
1. Pendahuluan
Kanker anak bukanlah merupakan satu jenis penyakit semata-mata, tetapi terdiri dari
beberapa spektrum keganasan yang berbeda-beda. Di seluruh dunia terdapat Iebih dari
200.000 kasus baru kanker anak setap tahunnya, 70 % diantaranya terjadi di negara
berkembang.1 Dengan kemajuan pengobatan saat ini Iebih dari 80 % penderita kanker anak
dapat bertahan hidup Iebih dari 5 tahun.2,3 Di negara maju, 70 % diantaranya akan bertahan
hidup jangka panjang, pada anak usia dibawah 5 tahun kelangsungan hidupnya bahkan
mencapai 95 %. Di Amerika penyakit kanker merupakan penyebab kematan ke empat
terbanyak pada anak dibawah usia 14 tahun. Kematan yang terjadi segera setelah diagnosis
ditegakkan mencerminkan ketdak mampuan deteksi dini dan rujukan penderita kanker.
International Agency of Research Cancer (IARC), memperkirakan bahwa sebanyak 80% anak
yang didiagnosis menderita kanker adalah mereka yang tinggal di negara berkembang. Di
Departemen Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung dalam kurun waktu 5
tahun terakhir sejak tahun 2009 terdapat peningkatan kunjungan penderita kanker, 6321
kunjungan rawat inap dan 3349 kunjungan rawat jalan, dengan lekemia menempat jenis
kanker terbanyak disusul oleh retnoblastoma. Selama ini, walaupun insiden kanker pada
anak di negara berkembang Iebih tnggi, tetapi belum menjadi prioritas program pelayanan
kesehatan.3
Penderita kanker yang didiagnosis Iebih dini prognosisnya Iebih baik. Penderita dengan
kanker stadium 1 atau 2 memiliki prognosis yang Iebih baik dibandingkan stadium 3 atau 4.
Di negara maju penderita umumnya datang pada stadium awal penyakit sehingga, didignosis
Iebih dini, sehingga kelangsungan hidupnya Iebih baik. Penderita kanker di negara
berkembang sering terlambat didiagnosis karena seringnya terlambat datang berobat,
disamping itu banyak petugas kesehatan tdak menyadari bahwa kanker dapat terjadi pada
masa kanak-kanak. Karena itu perlu pemahaman mengenai kanker pada anak agar dapat
dideteksi Iebih dini dan prognosisnya Iebih baik. Mengingat hal tersebut maka sangatlah
pentng untuk mengenali tanda dini penyakit kanker, sehingga penderita dapat didiagnosis
Iebih dini dan harapan hidupnya meningkat.
2. Kanker
Penyakit kanker ditandai oleh pertumbuhan sel yang tdak terkontrol. Semua
keganasan atau kanker termasuk kanker pada anak, merupakan suatu penyakit dimana sel
tumbuh diluar kontrol normal, berkembang menjadi abnormal baik dalam ukuran maupun
bentuknya diluar batas normal, menghancurkan sel sekitarnya dan menyebar (metastasis) ke
organ maupun jaringan lainnya. Sel normal mempunyai siktus hidup yang memungkinkan sel
tersebut untuk terus tumbuh dan menggant dirinya sendiri dengan sel baru dalam suatu
sistm pengontrolan yang terkendali. Apabila sel kehilangan mekanisme kontrol normal, sel
tersebut akan tumbuh dan bertambah secara abnormal dan tdak terkendali, maka akan
tmbul kanker atau keganasan. Transformasi dari sel normal menjadi sel ganas merupakan
sutau rangkaian mult tahap antara lain meliput mutasi dari DNA sebagai pembawa kode
genetk. Rangkaian tahapan perubahan tersebut biasanya diperlukan beberpa tahun untuk
menjadi ganas. Pada anak yang lebih kecil mungkin lebih cepat. Sel kanker tdak akan mat,
tetapi terus tumbuh dan bertambah karena sel kanker bersifat abnormal dan secara cepat
akan membentuk suatu massa yang disebut sebagai tumor. Selain itu sel kanker akan
menyebar kesetap bagian tubuh dan menggantkan sel dan jaringan normal, yang disebut
sebagai kemampuan sel kanker untuk mengadakan metastasis. Beberapa kanker sepert
lekemia tdak membentuk tumor, tetapi mengganggu produksi sel darah normal dan
mempengaruhi sistm immun tubuh. Pada saat sel kanker tumbuh akan memerlukan banyak
nutrisi untuk pertumbuhannya. Mengingat kanker akan terus tumbuh dan berkembang
dituar kontrol, maka lama kelamaan anak akan kehilangan kekuatannya, kanker akan
menghancurkan organ2 dan tulang dan melemahkan daya tahan tubuh terhadap anak.2,4
Tabel 3. Waktu Evaluasi dan Test yang diperlukan untuk diagnosis Kanker Anak berdasarkan gejala
klinis yang dicurigai
Gejala kinis Waktu evaluasi Test
Demam Fever Demam berlangsung lebih dari 14 hari tanpa CBC dan differental
penyebab yang jelas count
Vomitus/ Vomitus berlangsung lebih dari 7 hari tanpa CT scans abdomen dan
Muntah penyebab yang jelas kepala
Vomitus yang disertai nyeri kepala saat tdur. CT scan Kepala
Konstpasi Konstpasi berkepanjangan (>1 bulan) yang CT scans Abdomen dan
tdak memberikan respon dengan terapi pelvis
biasa
Batuk Batuk berlangsung lebih dari 2 minggu tanpa Thorak foto
penyebab yang jelas Radiologis, CT scans
Nyeri tulang dan Nyeri berlangsung lebih dari 2 minggu tanpa tulang, Bone scans, CBC
otot penyebab yang jelas
Sakit kepala Sakit kepala selama tdur, disertai defiaait CT scan Kepala
neurologis dan vomitus atau terjadi saat
tdak ada riwayat keluarga dengan migraine.
Hematuria Evaluasi segera bila penyebab tdak dapat USG Abdomen
diidentfikasi.
Kesulitan Evaluasi segera bila penyebab tdak dapat USG Abdomen
berkemih diidentfikasi.
Lymphadenopat Evaluasi bila limfadenopat tdak memberikan CBC , differental count,
(> 2 cm) respon terhadap pemberian antbiotk 7 hari LDH
Sumber : Am Fam Physician. 20005
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium meliput pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan kimia
termasuk fungsi ginjal dan fungsi hepar, elektrolit, Asam urat, LDH dan urinalisis. Adanya
pansitopenia dapat disebabkan infiltrasi keganasan pada sumsum tulang. Pungsi sumsum
tulang dan pemeriksaan morfologi sumsum tulang perlu dilakukan pada tersangka
neuroblastoma, sarkoma Ewing, Rhabdomiosarkoma atau limfoma. Lumbal pungsi perlu
dilakukan untuk penderita yang dicurigai tumor parameningeal, Retnoblastoma dengan
metastase, Tumor paraspinal, termasuk Neuroblastoma dan Rhabdomiosarkoma atau Tumor
otak tanpa disertai tanda tekanan tnggi intrakranial.10
Pemeriksaan tumor marker sangat berguna untuk menentukan diagnosa maupun
prognosa dari tumor tersebut, dimana dapat membantu menilai respon pengobatan atau
deteksi rekurensi. Kadar Homovanillic acid (HVA) dan Vanillylmandelic acid (VMA) urine
diperlukan pada kecurigaan kearah Neuroblastoma atau Pheokromositoma. Kadar
betachorionic gonadotropin (HCG) dapat meningkat pada Germ cell Tumor, sedangkan pada
tumor hepar terdapat peningkatan kadar alfa feto protein.11
Pemeriksaan pencitraan
Pemeriksaan pencitraan memegang peranan pentng dalam evaluasi keganasan pada anak
dengan memberikan perkiraan diagnosis dan memberikan gambaran tentang penyakit
tersebut dan perkiraan luas dari metastasis. Hal ini dapat dilakukan dengan konsultasi pada
ahli radiologi, khususnya ahli pencitraan pada keganasa10-1
a. Radiografi dan fluoroskopi
Pemeriksaan radiografi saat ini kurang memegang peranan dalam evaluasi awal, karena
pemeriksaan pencitraan terbaru lebih memberikan gambaran yang lebih baik, namun
radiografi toraks dan skelet masih sering digunakan untuk mendeteksi tumor primer
maupun tumor skunder.3 Pemeriksaan foto toraks dapat digunakan untuk menilai tumor
primer mediastnum dan adanya limpadenopat hilar dan mediastnal pada penyakit
Hodgkin dan Limfoma Non Hodgkin . Pada foto toraks dapat terlihat adanya penekanan
trakeobronkial oleh massa yang harus diatasi segera mencegah terjadinya kegagalan
pernapasan.10
b. Ultrasonografi (USG)
Pemeriksaan USG merupakan pemeriksaan yang non invasif, tdak menimbulkan rasa
sakit, lebih murah dan tdak memerlukan penggunaan radiasi ionisasi atau kontras. USG
ideal dilakukan untuk evaluasi pada tumor intraabdomen dan massa di pelvis dan dapat
membedakan suatu massa yang kistk dengan massa yang padat di ginjal, usus, ovarium
yang biasanya disebabkan oleh keganasan. Pemeriksaan USG dapat memperlihatkan
rhabdomisarkoma di dinding kandung kencing lebih baik daripada pemeriksaan
Computed Tomography (CT scan). 1° Pada anak usia dibawah 1 tahun, tumor padat intra
renal umumnya adalah Mesoblastk nephroma, yang relatf bersifat jinak. Sebaliknya pada
anak diatas 1 tahun hampir sebagian besar tumor padat yang berasal dari ginjal adalah
Tumor Wilms. Dengan kombinasi pemeriksaan USG dan CT dapat memberikan informasi
yang tepat mengenai ukuran dan lokalisasi yang tepat dari massa tumor, invasi vaskular &
metastase ke kelanjar getah bening dan hepar. Sebagian besar tumor padat non renal
yang terletak retroperitoneal adalah Neuroblastoma. Tidak ada pemeriksaan pencitraan
yang dapat membedakan neuroblastoma dari ganglioneuroma dan
ganglioneuroblastoma. Walaupun teratoma sulit dibedakan dengan Neuroblastoma, tapi
pada umumnya pada teratoma pada pemeriksaan USG, CT dan MRI didapatkan bukt
yang menunjukkan asal teratoma yang multi tissue origin.11
c. CT scan
CT scan digunakan untuk evaluasi lesi primer dan mencari metastase ke paru-paru. CT
scan terdiri dari beberapa gambar yang dilalui oleh sinar X yang melewat beberapa
bagian tubuh. Untuk masing-masing bagian mempunyai ketebalan 8-10 mm.
Kontras digunakan untuk memperjelas tumor dan struktur anatomi. Kontras nonion dapat
mengurangi resiko terjadinya reaksi anafilaksis. CT scan thorak lebih sensitf daripada foto
toraks untuk mendeteksi adanya metastase ke paru-paru.10
d. Magnetc Resonance Imaging (MRI)
MRI merupakan pilihan utama untuk mendiagnosa tumor intra kranial (brain tumor). 11
MRI tdak digunakan untuk mendeteksi massa intra abdomen, kecuali untuk
memperkirakan kemungkinan dapat tdaknya dilakukan reseksi pada tumor hepar dengan
melihat kaitan tumor dengan pembuluh darah pentng. Untuk tumor ekstra kranial MRI
sangat berguna untuk mengevaluasi tumor muskuloskeletal, termasuk dalam hal ini
adalah Sarkoma Ewing dan Osteosarkoma.10-11
Diagnosa Patologis
Pada saat klinis, laboratoris, pemeriksaan pencitraan menunjukkan bahwa
kemungkinannya adalah suatu keganasan, maka diagnosa past adalah berdasarkan
pemeriksaan patologis. Biopsi eksisi dan insisi adalah merupakan tehnik standar untuk
memperoleh jaringan. Sebelum melakukan biopsi sebaiknya dokter onkologi anak, bedah
dan ahli patologi mendiskusikan lokasi biopsi, jumlah jaringan dan spesimen yang
diperlukan. Biopsi eksisi adalah lebih baik karena dapat diperoleh jaringan yang adekuat
untuk pemeriksaan patologis. Tetapi bila biopsi eksisi tersebut akan mempengaruhi
pengobatan jangka panjang maka sebaiknya jangan dilakukan. Sebagai gantnya dapat
dilakukan biopsi dari kelenjar getah bening yang dicurigai terdapat metastase. 10-11
Biopsi aspirasi dan sitologi dengan menggunakan jarum halus yang disebut juga Fine needle
biopsy(FNA), pada saat ini sangat dianjurkan pada beberapa keadaan klinis dimana sejumlah
kecil jaringan cukup memadai untuk mendiagnosa patologis.
Kesimpulan
Penyakit kanker ditandai oleh pertumbuhan sel yang tdak terkontrol. Paparan bahan
karsinogen di lingkungan dapat menjadi penyebab penyakit kanker kanker anak tersering
adalah leukemia, limfoma dan tumor otak. Terdapat 3 cara untuk mendeteksi dan
mendiagnosis dini kanker pada anak yaitu Waspada kanker anak, Mengenali kelompok risiko
tnggi , dan Mengenali tanda dini kanker anak . Gejala klinis kanker anak yang harus
diwaspadai antara lain pucat dan purpura , nyeri tulang dan sendi , limfadenopat , massa
atau tumor tanpa penyebab yang jelas, gejala Neurologis tanpa penyebab yang jelas, gejala
pada mata dan demam yang persisten dan penurunan berat badan. Kecurigaan terdapatnya
kanker anak perlu ditndak lanjut melalui pemeriksaan laboratorium, pencitraan dan
patologi. Dengan deteksi dini dan diagnosa yang tepat kemungkinan harapan hidup
penderita kanker akan Iebih baik.
Daftar Pustaka
1. Stones DK. Childhood cancer: Early warning signs. CME 2010;28(7):314-6.
2. American Cancer Society. Cancer in children. Last Medical Review: 09/05/2013 Last
Revised: 01/31/2014. Accessed at www.cancer.org on February 3, 2014
3. Stefan DC. Epidemiology of childhood cancer and the SACCSG tumour registry. CME
2010;28(7):317- 9
4. German Insttute for Quality and Efficiency in Health Care (IQWiG). How do cancer cells
grow and spread? PubMed Health. Update" terakhir 19 Maret 2010. Diakses pada
tanggal 10 Februari 2014 melalui http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedheaIth/PM
H0005064/
5. Young G, Toretsky JA, Campbell AB, Eskenazi AE. Recogniton of common childhood
malignancies. Am Fam Physician. 2000 Apr 1;61(7):2144-54.
6. Fragkandrea I, Nixon JA, Panagopoulou P. Signs and symptoms of childhood cancer: a
guide for early recogniton. Am Fam Physician. 2013 Aug 1;88(3):185-92.
7. Dommett RM, Redaniel T, Stevens MC, Martn RM, Hamilton W. Risk of childhood cancer
with symptoms in primary care: a populaton-based case-control study. Br J Gen Pract.
2013 January; 63(606): e22—e29.
8. CHOC Childhood Cancer Foundaton & Department of Health of South Africa . The Saint
Siluan Early Warning Signs of Cancer in Children. Awareness Campaign: Report 7
September 2012.
9. Dommett RM, Redaniel MT, Stevens MC, et al. Features of childhood cancer in primary
care: a populaton-based nested case-control study. Br J Cancer. 2012;106(5):982987.
10. Crist WM. Principles of diagnosis. Dalam:Behrman ME, Kliegman RM, Jenson HB, editor.
Nelson textbook of pediatrics. Edisike-16. WB Saunders company; 2000.h.153643.
11. Golden CB, Feusner JH. Malignant abdominal masses in children: quick guide to
evaluaton and diagnosis. Dalam: Vichinsky EP, Walters MC, Feusner J, editor. The
pediatrics clinics of North America. WB Saunders company; 2002.h.1371-411.
Retinoblastoma, Tumor Ganas Mata pada Anak
Departemen Ilmu Kesehatan Mata
Pusat Mata Nasional, RS Mata Cicendo Bandung
Tumor ganas mata pada anak, menjadi masalah yang pentng hampir di semua negara
karena pada akhirnya dapat mengancam jiwa. Tidak terlepas di negara berkembang sepert
Indonesia, sering kita jumpai hal tersebut. Masalah ini tmbul salah satunya akibat
ketdaktauan masyarakat dan juga belum berkembangnya suatu upaya deteksi dini dan
pencegahan yang melibatkan insan kesehatan dan masyarakat itu sendiri.
Salah satu tumor ganas mata pada anak adalah retnoblastoma, merupakan tumor ganas
primer mata dapat mengancam jiwa anak. Sering ditemukan pada anak-anak di bawah usia
lima tahun, dapat terjadi pada satu mata atau keduanya (biasanya bersifat diturunkan).
Bahkan pada beberapa kasus, dapat terjadi di dalam jaringan otak manusia.
Gejala yang paling sering ditemukan adalah adanya bercak puth di bagian tengah mata,
akan terang sepert mata kucing apabila terkena cahaya. Namun dapat ditemukan juga gejala
lainnya yang tdak khas sepert, juling (akibat terganggunya penglihatan, karena tumor ganas
menghalangi jaras penglihatan), adanya riwayat radang mata merah yang nyeri berulang
(kemungkinan akibat peningkatan tekanan bola mata). Pada kasus kasus retnoblastoma
lanjut, biasa penderita datang sudah dengan penonjolan bola mata.
Tumor ganas ini memiliki kemampuan menyebar, yang sering kita sebut metastasis.
Penyebaran ini dapat melalui berbagai macam cara, sepert cara langsung syaraf mata ke
jaringan otak, atau menembus dinding bola mata (sclera) kemudian memasuki jaringan di
luar bola mata, yang kita sebut rongga orbita. Hal lainnya dapat mengalami penyebaran jauh
melalui pembuluh darah atau pembuluh kelenjar getah bening, sehingga berakibat sistemik.
Sehingga pemeriksaan tubuh secara keseluruhan diperlukan untuk melihat sejauh mana
penyebarannya.
Penegakkan diagnosis retnoblastoma, harus dilakukan untuk menentukan penatalaksanaan
yang tepat. Penatalaksanaan retnoblastoma dilakukan secara komprehensif berdasarkan
atas temuan klinis dokter mata dan dokter anak, untuk menentukan tngkatan keparahan
dari retnoblastoma itu sendiri (staging). Sehingga terapi pada kasus tumor ganas dapat
berupa terapi lokal (laser), terapi adjuvant lain berupa kemoterapi atau radioterapi atau
kedua duanya bahkan dilakukan pengangkatan bola mata dengan indikasi yang sangat kuat.
Dengan perkembangnya teknologi kesehatan, terapi adjuvant ini dapat dilakukan secara
spesifik pada jaringan tumor ganasnya.