Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Danau merupakan ekosistem terbuka yang mendapatkan masukan unsur hara dari dalam
perairan, pasir yang terkikis di tepi danau dan masukan material lain dari luar. Danau sebagai
habitat air tawar membentuk ekosistem dengan organisme yang hidup di dalamnya.

Saat ini,masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi kuantitas air yang
sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan kualitas air untuk keperluan
domestic yang semakin menurun. Kegiatan industri, domestic, dam kegiatan lain.

Suhu adalah tingkat kemampuan benda dalam memberi atau menerima panas.Suhu
seringkali juga dinyatakan sebagai energi kinetis rata-rata suatu benda yang dinyatakan dalam
derajat suhu.Suhu udara tertinggi simuka bumi adalah didaerah tropis (sekitar ekoator) dan
makin ke kutub semakin dingin.Pada udara kering, lapse rate adalah 1 ˚C. (Benyamin, 1997).
Dan suhu tanah mengalami perubahan dari pengembunan secara terus menerus pada kedalaman
yang dangkal di banyak tanah di daerah Alaska yang beku sampai ke Hawai yang tropis,
dimanapun jarang ditemukan suhu tanah dapat mencapai 100o F (37,8o C) pada hari yang panas
sekalipun.

Salah satu komunitas di perairan adalah bentos. Bentos merupakan organisme yang
berada di dasar perairan atau sebagian tubuhnya berada di dalam sedimen perairan. Bentos
mempunyai mobilitas yang sangat rendah dan tidak mudah berpindah-pindah tempat. Apabila
terjadi perubahan kualitas air, bentos terus terpapar (ekposed), sehingga tanggapan
adaptasinya dapat mencerminkan adanya perubahan faktor lingkungan tersebut secara fisik
maupun kimia dari waktu ke waktu.

Kelimpahan suatu organisme berbeda sepanjang aliran sungai, dalam arti beberapa jenis
organisme hanya ditemukan di satu bagian sungai, misalnya bagian hulu sungai, sedangkan
jenis-jenis yang lain ditemukan di bagian muara atau ditemukan di sepanjang aliran sungai.
Penyebaran yang berbeda ini sebagian besar ditentukan oleh faktor fisika-kimia seperti debit
air, ukuran partikel di dasar, suhu, oksigen terlarut, zat hara mineral, arus dan jenis substrat.
Hewan makrobentos merupakan indikator biologi yang baik untuk mengetahui tingkat
pencemaran yang terjadi pada suatu perairan. Pertumbuhan dan perkembangbiakan hewan
makrobentos sangat tergantung pada kualitas dan kuantitas senyawa kimia yang terlarut dalam
air.

B. Tujuan Parktikum
1. Tujuan Umum
a. Untuk mengetahui cara pengukuran parameter Fisik dan Kimia Ekosistem
b. Untuk mengetahui cara pengukuran factor biotik ekosistem
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mampu menentukan profil dan suhu rata-rata harian selama 24 jam.
b. Untuk mampu menentukan profil kelembaban udara harian selama 24 jam.
c. Untuk mampu melakukan pengukuran suhu tanah (permukaan tanah, kedalaman
5cm dan kedalaman 10 cm) dan menggambarkan profilnya untuk pengamatan 24
jam.
d. Untuk mampu menentukan dan menggambarkan profil suhu air selama 24 jam.
e. Untuk mampu menentukan pH tanah untuk berbagai ketinggian tempat
f. Untuk mampu menentukan pH air
g. Untuk mampu melaporkan hasil pengamatan lingkungan
h. Untuk menentukan jenis-jenis makro bentos yang diemukan di lokasi pengamatan
i. Menentukan Indeks Diversitas Bentos di lokasi pengamatan
j. Menyimpulkan dan mengkomunikasikan hasil pengamatan

BAB II

METODE PRAKTIKUM
A. Landasan Teori

1. Pengukuran Parameter Fisik dan Kimia Ekosistem

Suhu adalah suatu sifat fisika dari suatu benda yang menggambarkan energi Kinetik rata-
rata pergerakan molekul suatu benda. Suhu dinyatakan dalam satuaa derajat Celcius ( oC),
Fahreinheit (F), Reamur (R), Kelvin (K). (Daldjumi. 1983). Suhu udara bervariasi menurut
tempat dan dari waktu ke waktu di permukaan bumi. Menurut tempat suhu udara bervariasi
secara vertical dan horizontal dan menurut waktu dari jam ke jam dalam sehari, dan menurut
bulanan dalam setahun. (Wisnubroto,S,S.S.LAminah, dan Nitisapto,M. 1982).

Suhu udara di atmosfer bervariasi menurut letak ketinggian tempat. Hingga ketinggian
tertentu suhu udara dapat menurun, tetapi menurut ketinggian yang lainnya meningkat. Pada
lapisan Troposfer (lapisan bawah atmosfer) suhu udara menurun menurut letak ketinggian tempat
hingga ketinggian 10 km dengan gradein penurunan suhu 5,0 - 6,5 oC per 1000 m diatas
permukaan laut. Menurunnya suhu menurut letak ketinggian tempat ini dimungkinkan karena
beberapa hal antara lain :

a. Pengaruh keadaan suhu dekat permukaan bumi.

b. Pengaruh lautan

c. Pengaruh kerapatan udara Beberapa faktor yang mempengaruhi suhu

secara horizontal di permukaan bumi antara lain :

c. Letak lintang suatu tempat.


d. Pengaruh arus laut
e. Distribusi antara daratan dan lautan

Penyebaran suhu udara menurut waktu dapat kita kaji dalam dua pola:Pola suhu diurnal
(suhu udara setiap jam selama 24 jam), Pola suhu udara rata-rata harian menurut bulanan dan
tahunan. Untuk menyatakan suhu udara dipakai berbagai skala. Dua skala yang sering dipakai
dalam pengukuran suhu udara adalah skala Fahrenheit yang dipakai di negara Inggris dan skala
Celcius atau skala perseratusan (centgrade) yang di pakai oleh sebagian besar negara di dunia.
(Bayong, 2004).
Suhu udara berubah sesuai dengan tempat dan waktu. Pada umumnya suhu maksimun
terjadi sesudah tengah hari, biasannya antara jam 12.00 dan jam 14.00, dan suhu minimun terjadi
pada jam 06.00 waktu lokal atau sekitar matahari tertib. Suhu udara harian rata-rata
didefinisiakan sebagai rata-rata pengamatan selama 24 jam (satu hari) yang dilakukan tiap jam.
Suhu bulanan rata-rata ialah jumlah dari suhu harian rata-rata dalam l bulan dibagi dengan
jumlah hari dalam bulan tersebut. Suhu tahunan rata-rata dihitung dari jumlah suhu bulanan rata-
rata dibagi dengan 12.

Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu di permukaan bumi ialah :

a. Jumlah radiasi yang diterima per tahun -per hari per musim
b. Pengaruh daratan atau laut
c. Pengaruh ketinggian tempat
d. Pengaruh angin secara tidak langsung, angin yang membawa panas dari sumbernya
secara horizontal
e. Pengaruh panas laten panas yang disimpan dalam atmosfer
f. Penutup tanah tanah yang ditutup vegetasi mempunyai temperatur yang kurang daripada
tanah tanpa vegetasi
g. Tipe tanah tanah-tanah gelap indeks suhunya lebih tinggi
h. Pengeruh sudut datang matahari, sinar yang tegak lurusakan membuat suhu ebih panas
daripada yang datangnya miring.

Pengaruh suhu terhadap makhluk-makhluk hidup adalah sangat besar sehingga


pertumbuhanya benar-benar seakan-akan tergantung padanya, terutama dalam kegiatan-
kegiatannya. Dengan suhu yang tinggi benih-benih akan mengadakan metabolisme yang lebih
cepat, akibatnya apabila benih-benih dibiarkan atau ditanam pada datarn atau tanaman tinggi
maka daya kecambahnya akan turun. Jadi pada tanaman juga ada suhu maksimum, suhu
optimum.

Tentang suhu tanah juga demikian berpengaruh pada tanaman, pengukuran biasanya
dilakukan pada kedalam 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm dan 100cm.Pengaruh suhu tanah terhadap
tanaman yaitu pada: perkecambahan biji, pada aktivasi mikroorganisme, dan perkembangan
penyakit tanaman. Faktor pengaruh suhu tanah yaitu faktor luar (eksternal dan faktor dalam
(internal). Faktor eksternal yaitu radiasi matahari keawanan,curah hujan, angin dan kelembapan
udara sedangkan faktor internal yaitu tekstur tanah, struktur dan kadar air tanah, kandungan
bahan organik dan warna tanah.

2. Pengukuran Faktor Biotik Ekosistem


Keanekaragaman hayati adalah keanekragaman makluk hidup yang menunjukka
keseluruhan variasi gen, spesies, dan ekosistem di suatu daerah. Ada dua factor penyebab
keanekaragamn hayati yaitu factor genetik dan faktor luar . Faktor genetik bersifat relative,
konstan, atau stabil pengaruhnya terhdapat morfologi organisme. Sebaliknya, faktor luar relative
stabil pengaruhnya terhdapa morfologi organisme.

Zoobentos merupakan hewan yang sebagian atau seluruh siklus hidupnya berada di dasar
perairan, baik yang sesil, merayap maupun menggali lubang. Klasifikasi bentos menurut
ukuranya : makrobentos merupakan bentos yang memiliki ukurannya lebih besar dari 1mm
(0,04inch). Mesobentos merupakan bentos yang memiliki ukuran antara 0,1-1mm. Mikrobentos
merupakan bentos yang memiliki ukuran lebih kecil dari 0,1. Organisme yang termasuk
makrozobentos diantaranya adalah crutacea, isopoda, decapoda, oligochaeta, Mollusca,
nematoda dan annelida, cacing, pelecypoda, anthozoa, Echinodermata, sponge, ascidian, and
crustacea.

Hewan bentos hidup relatif menetap, sehingga baik digunakan sebagai petunjuk kualitas
lingkungan, karena selalu kontak dengan limbah yang masuk ke habitatnya kelompok hewan
tersebut dapat lebih mencerminkan adanya perubahan faktor-faktor lingkungan dari waktu ke
waktu karena hewan bentos terus menerus berada dalam air yang kualitasnya berubah-ubah.

Keberadaan hewan bentos pada suatu perairan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor
lingkungan, baik biotik maupun abiotik. Faktor biotik yang berpengaruh diantaranya adalah
produsen, yang merupakan salah satu sumber makanan bagi hewan bentos dan interaksi spesies
serta pola siklus hidup dari masing-masing spesie dalam komunitas. Adapun faktor abiotik
adalah fisika-kimia air yang diantaranya : suhu, arus, oksigen terlarut (DO), kebutuhan oksigen
biologi (BOD) dan kimia (COD) serta kandungan nitrogen (N), kedalaman air dan substrat dasar.

Makrozobentos dapat bersifat toleran maupun bersifat sensitive terhadap perubahan


lingkungan.organisme yang memiliki kisaran toleransi yang luas akan memiliki penyebaran yang
luas juga.sebaliknya organisme yang memiliki kisarannya yang sempit (sensitive)penyebarannya
juga sempit.makrozobentos yang memiliki toleran yang lebih tinggi maka tingkat kelangsungan
hidupnya semakin tinggi.tingkat pencemaaran terhadap perairan dapat dilihat dengan identifikasi
makroozobentos yang terdapat diwilayah tersebut.

Sebagai bio indicator cerna organik kelompok hewan artebrata ,terutama yang berukuran
makriskopis memiliki beberapa kelebihan jika dibandikan dengan organisme lainnya.Kelompok
ini relatif hidup menetap dalam waku yang cukup lama pada berbagai kondisi air.beberapa jenis
diantara nya dapat memberikan tanggapan terhadap perubahan kualitas air sehingga dapat
memberikan petunjuk terjadinya pencemaran.selain itu hewan bentuk relatif mudah dikoleksi
dan identifikasi keberadaan hewan afertebrata bentik tentunya sangat dipengaruhui oleh faktor
perairan,terutama fisika,kimia dan biologis.faktor faktor tersebut akan mempengaruhi seberan
dan jumlah hewan persatuan luas tertentu. waktu yang berkaitan dengan musim juga ikut
berpengaruh terhadap keberadaan hewan tersebut,hal ini terutama jika dikaitkan dengan siklus
hidupnya.seluruh faktor faktersebut diatasndapat menjadi faktor pembatas dalam penggunaan
hewan afertebrata bentik sebagai bioindikator.

3. Indeks
Indeks ini merupakan saalah satu yang paling sederhana dan banyak dipergunakan
untuk mengukur indeks diversitas.rumusnya adalah sebagai berikut:

Keterangan : H ' =−∑ ¿ ln ¿


N N

H’ = Keragaman

ni = jumlah spesies

N = jumlah total spesies

C. Langkah langkah pelaksanaan praktikum


1. Penentuan titik lokasi pengambilan sampel menggunakan transek.
2. Pengambilan sampel makroozobentos dan sampel air.
3. Masukkan sampel ke dalam toples.
4. Identifikasi dan penghitungan sampel.
5. Analisis data
6. Tentukan indeks diversitas
D. Alat dan bahan
1. Mikroskop
2. Loup (kaca pembesar )
3. Kalkulator (dengan logaritma )
4. Lembar kerja (job sheet )
5. Gundar kawat
6. Petridish
7. Baskom
8. Pippet tetes
9. pinset

Anda mungkin juga menyukai