Firina Rahmadani
Masyarakat sipil pada abad ini merasakan teknologi canggih lebih merata
dibandingkan dari abad sebelumnya. Berdasarkan pengetahuan saya, abad ke 18 –
20 merupakan abad dimana para ilmuwan dan politikus mulai merintis ilmu
pengetahuan dan teknologi modern. Perang Dunia contohnya. Perang Dunia
memberikan dampak besar dalam perkembangan teknologi, masa masa perang
dunia baik yang pertama maupun yang kedua pastinya merupakan masa yang
tidak mengenakkan bagi orang yang hidup pada masa itu. Walaupun begitu, ilmu
pengetahuan dan teknologi sangat berkembang pada zaman itu. Dimulai dari
pertanian, infrastruktur, sampai kessehatan. Sedangkan pada abad ke-21? Orang-
orang awam baik dari negara maju maupun negara berkembang sudah dapat
merasakan teknologi canggih yang dirintis oleh ilmuwan-ilmuwan pada abad
sebelumnya.
Pada bidang kesehatan sendiri, jika kita lihat pada masa sebelumnya, dunia
medis saat ini sangat modern, mulai dari produksi obat-obatan sampai mekanisme
pembedahan. Penyakit-penyakit yang mewabah pada abad pertengahan pun pada
abad ini telah ditemukan vaksinnya. Obat-obatan sintetik juga semakin banyak
ditemukan.
Tetapi pengobatan penyakit pada zaman ini tentu lebih modern. Para
dokter pada zaman sekarang banyak yang berorientasi pada obat-obatan sintetik
yang bisa dikatakan lebih efektid dari obat-obatan herbal. Hal ini dapat kita lihat
selama kita berobat ke dokter bahwa jarang sekali kita diberi obat herbal.
Mengenai para dokter yang berorientasi pada obat-obatan sintetik. Sejauh
yang saya ketahui, semua obat-obatan sintetik memiliki efek samping. Seperti
parasetamol, salah satu obat yang telah dikenal oleh masyarakat pada umumnya.
Obat ini tentu memiliki efek samping. Kita bisa melihat di kemasan parasetamol
bahwa obat ini memiliki efek samping yaitu dapat menyababkan kerusakan hati
jika dipakai berlebihan. Parasetamol saja yang merupakan obatan yang sangat
umum dapat menyebabkan efek samping. Bagaimana dengan obat yang lebih
berat lagi?
1
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2015. Pemahaman Masarakat
Akan Penggunaan Obat Masih Rendah. Dipublikasi 27 November 2015.
http://www.depkes.go.id/article/view/15112700005/pemahaman-masyarakat-
akan-penggunaan-obat-masih-rendah.html. dilihat pada 20 Januari 2017.
2
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2015. Apoteker Perlu Pemberian
Kontrol Pemberian Antibiotik Kepada Masyarakt. Dipublikasi 14 November
2017. http://www.depkes.go.id/article/view/17111500001/apoteker-perlu-kontrol-
pemberian-antibiotik-kepada-masyarakat.html. dilihat pada 20 Januari 2017.