Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN Tn. A. M.

DENGAN
GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN (TUBERKULOSIS PARU)

A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
a. Nama : Tn. A. M
b. Umur : 19 tahun
c. Jenis kelamin : laki-laki
d. Pendidikan : SLTA
e. Pekerjaan : Tidak bekerja
f. Agama : Islam
g. Suku / bangsa : Banjar / Indonesia
h. Alamat : Jln. Tembus Mantuil, Gang Ganda Pura
RT. 27
i. Ruangan dirawat : Jamrud kamar A1
j. Tanggal masuk RS : 02 Oktober 2017
k. No. register : 35.99.76
l. Diagnose medis : TB Paru
m. Dokter yang merawat : dr. p

2. Riwayat penyakit
a. Keluhan utama: Sesak napas dan batuk berdahak.
b. Riwayat penyakit sekarang
Klien mengatakan “± 2 bulan setengah mengikuti pengobatan paru
di puskesmas pekauman, namun pada tanggal 30 September 2017
mulai mengalami sesak napas, dan batuk berdahak terus menerus,
dibawakan oleh keluarga ke puskesmas untuk pengobatan namun
tidak ada perubahan. Setelah itu di rujuk ke rumah sakit Ansari Saleh.
Klien masuk RSUD. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin pada
tanggal 2 Oktober 2017 melalui poliklinik dengan keluhan sesak
napas dan batuk berdahak terus menerus, tanda-tanda vital:
temperatur: 36,5 0C, puls: 94 x/menit, respirasi: 34x/menit, tekanan

1
darah 120/80 mmHg, SPO2: 94%, terpasang oksigen nasal kanul 2
liter, dan terpasang infus Nacl 12 tetes per menit.
Saat pengkajian klien mengatakan batuk sudah berkurang, namun
masih sesak napas, I: klien tampak kesulitan benapas, bentuk dada
barrel chest, pernapasan cuping hidung, pergerakan dada asimetris kiri
dan kanan, ada benjolan pada mediasternum, P: fremitus vocal : paru
sinistra getaran teraba lebih jauh, P: redup diparu sinistra, A: ronchi
0
diparu sinistra, tanda-tanda vital: temperatur: 36,7 C, puls: 82
x/menit, respirasi: 24 x/menit, tekanan darah 110/70 mmHg, SPO2:
96%, terpasang oksigen nasal kanul 2 liter, terpasang infus Nacl 12
tetes per menit, klien di diagnosa tuberkulosis paru + susp masa
mediastinum.
c. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan “± 2 bulan terakhir mengikuti pengobatan
tubekulosis paru di puskesmas Pekauman Banjarmasin, klien memiliki
riwayat tuberkulosis paru sejak 2 bulan stengah yang lalu dan tidak
memiliki riwayat penyakit lain, namun sekitar 1 minggu terakhir,
memiliki keluhan sesak napas sehingga di rujuk ke rumah sakit Ansari
Saleh.
d. Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan ”kakak klien memiliki riwayat penyakit
tuberkulosis paru satu tahun yang lalu, sudah tuntas pengobatan dan
sembuh sedangkan keluarga lain tidak memiliki riwayat penyakit
seperti TB paru, hipertensi, asma, jantung, stroke dan lainnya”
Genogram keluarga :

TB
Paru
u

2
Keterangan :
laki-laki :

Perempuan :

Meninggal dunia :

Pasien :

Tinggal satu rumah :

e. Riwayat social
Pasien mengatakan “sebelum sakit pasien mampu bersosialisasi
dan beriinteraksi dengan sesama, namun setelah sakit pasien kurang
mampu berintaraksi dan bersosialisasi dengan sesame dan mengurangi
untuk berkomunikasi bicara agar tidak terlalu sesak”

3. Pemeriksaan fisik
No Pengkajian Hasil
1. Kepala - Inspeksi :
 Bentuk kepala simetris
 Rambut rata hitam dan tipis
 Kulit kepala tampak bersih
 Tidak ada ketombe
- Palpasi :
 Nyeri tekan (-)
 Massa (-)
 Krepitasi (-)

2. Mata - Inspeksi :
 Bentuk mata simetris
 Konjungtiva anemis (+)
 Sclera ikterik (-)
 Edema palpebral (-)

3
 Tanda perdarahan (-)
 Popil isokor sinistra-dextra
- Palpasi :
 Nyeri tekan (-)
3. Hidung
- Inspeksi :
 Bentuk hidung simetris
 Perdarahan (-)
 Polip (-)
 Secret (-)
 Cuping idung (-)
- Palpasi :
 Nyeri tekan (-)
 Krepitasi (-)
4. Mulut

- Inspeksi :
 Warna bibir coklat kehitaman
 Mukosa bibir lembab
 Mukosa mulut merah muda
 Gusi normal/perdarahan (-)
 Lidah merah muda
 Pembengkakan tonsil (-)
 Gangguan bicara (-)
- Palpasi :
 Nyeri tekan (-)

5. Telinga  Massa (-)


- Inspeksi :
 Bentuk telinga simetris
 Sejajar dengan sudut mata
 Pendarahan (-)
 Kemerahan (-)

4
 Serumen (+) berwarna kuning dan
tidak berbau
- Palpasi :
 Nyeri tekan (-)
6. Leher
- Inspeksi :
 Bentuk leher simetris
 Kaku kudauk (-)
 Deviasi trakea (-)
 Pembesaran kelenjar tiroid (-)
 Pembesaran kelenjar limfa (-)
- Palpasi :
 Nyeri tekan (-)
 Pembesaran/pembengkakan (-)
7. Thorak/dada

- Paru-paru
Inspeksi :
 Bentuk dada barrel chest
 Kelainan bentuk dada (+)
 Ekspansi dinding dada asimetris
 Bantuan otot bantu nafas (+)
retraksi intercostal
 Perdarahan (-)
 Batuk (+)
 Sputum kental dan berwarna
kekuningan
Palpasi :
 Massa (-)
 Krepitasi (-)
 Nyeri tekan (-)
 Fremitus vocal : paru dextra

5
getaran teraba lebih jauh
Perkusi :
 Redup di paru sinistra
Auskultasi :
 Suara nafas tambahan (+) ronchi
ditemukan di paru sinistra.

- Jantung
Inspeksi :
 Bentuk dada simetris
 Pembesaran/benjolan (+)
 Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi :
 Nyeri tekan (-)
 Krepitasi (-)
Perkusi :
 Pekak
Auskultasi :
 Bunyi jantung S1 S2 LUP DUP
tunggal teratur
 Aorta : LUP
 Pulmo : LUP
 Tricuspit : DUP
 Mitral : DUP

8. Payudara

- Inspeksi :
 Ukuran dan bentuk payudara
simetris
 Putting susu menonjol

6
 Kondisi kulit lembab
- Palpasi :
 Nyeri tekan (-)
 Massa (-)
9. Abdomen  Edema (-)

- Inspeksi :
 Bentuk abdomen normal
 Asites (-)
 Kondisi kulit lembab
- Auskultasi :
 Bising usus (+) 20x/menit
- Palpasi :
 Nyeri tekan (-)
 Distensi abdomen (-)
- Perkusi :
10. Genetalia
 Timpani

11. Rectum
- Tidak terkaji

- Tidak terkaji
12. Ekstremitas

- Inspeksi :
 Kontraktur (-)
 Eformitas (-)
 Edema
- -
- -
 Kekuatan otot
5 5

7
5 5
 Skala aktivitas 0 (mandiri)
- Palpasi :
 Nyeri tekan (-)
 Akral teraba dingin
 Nyeri sendi
- -
13. Kulit/kuku - -

- Inspeksi :
 Warna kulit normal
 Mukosa kulit kering
 Warna kuku sianosis
 CRT > 3 detik
 Bentuk kuku clubbing finger
 Jari tabung (-)
- Palpasi
 Teraba dingin

4. Pengkajian 11 pola Gordon


a. Persepsi terhadap kesehatan manajemen kesehatan
Bagi pasien kesehatan sangat penting, dan sejak sakit paru pasien
berhenti merokok.
b. Pola aktivitas dan latihan
Sebelum sakit pasien mampu melakukan aktivitas dengan mandiri
seperti mandi, makan, berpakaian, dan lain-lain, namun semenjak 2
bulan setengah terakhir pasien selalu merasa sesak terutama jika
melakukan aktivitas. Pasien kategori II, di bantu orang lain.
c. Pola istirahat dan tidur
Sebelum masuk rumah sakit pola tidur pasien teratur ± 8 jam per hari,
namun saat masuk rumah sakit pasien kesulitan untuk tidur terutama

8
di malam hari karena sesak nafas, sehingga biasa tidur hanya ± 6 jam
per hari.

d. Pola nutrisi
Sebelum masuk rumah sakit pasien makan 3 kali sehari tanpa
pantangan dan mampu menghabiskan satu porsi lebih. Saat ini pasien
merasa penurunan nafsu makanan namun dapat paksain dan dapat
menghabiskan 1 porsi makanan yang disediakan rumah sakit
e. Pola eliminasi
Sebelum masuk rumah sakit dan saat di rumah sakit frekuensi BAB 1
kali sehari, lambek dan berwarna kuning dan BAK normal (sering)
berwarna kekuningan dan berbau pesing serta tidak ada kesulitan.
f. Pola kognitif dan perseptual
Pasien baru mengetahui memiliki penyakit TB paru kurang lebih tiga
bulan yang lalu dan sedang dalam pengobatan di puskesmas
Pekauman, namun sekitar satu minggu lalu pasien mulai merasa sesak
napas dan dirujuk ke rumah sakit
g. Pola konsep diri
Pasien tampak merasa bersalah karena sudah merepotkan keluarga.
h. Pola koping
Dalam pengambilan keputusan tergantung dari keluarga terlebihnya
orang tua
i. Pola seksualitas – reproduksi
Tidak terkaji
j. Pola peran hubungan
Pasien tinggal dengan orangtua dan satu saudara, pasien sebagai anak
ke empat (anak terakhir) sering melakukan kenakalan seperti merokok
dan minum minuman keras, pasien kadang ditegur oleh keluarga
namun tidak pernah menghiraukan.
k. Pola nilai dan kepercayaan

9
Pasien beragama muslim dan jarang sekali sholat karena sering pergi
ke luar rumah bersama teman-temannya.

B. Pemeriksaan Diagnostik

Jenis Hasil Nilai Normal Analisa


Pemeriksaan
Tanggal 04 Oktober 2017
Blood Urea 17,8 mg/dl 10-50 mg/dl
Creatinine 1,1 mg/dl L : 0,7-1,2 mg/dl
P : 0,6-1,0 mg/dl
Tanggal 05 Oktober 2017
Albumin 2,9 g/dl Dewasa : 3,8-5,1 g/dl
Bayi : 3,8-4,2 g/dl

C. Analisa Data

Data Etiologi Problem


Data Subyek : Obstruksi jalan Ketidakefektifan
Pasien mengatakan “nafas sesak dan napas; mukus bersihan jalan
batuk berdahak”. dalam jumlah napas
Data Obyek : berlebih
 Pasien tampak sesak dan batuk
produktif, sputum kental dan
berwarna kekuningan.
 Pernafasan cuping hidung
 Bentuk dada barrel chest
 Ekspansi dinding dada asimetris
 Batuk (+)
 Perkusi redup diparu sinistra
 Auskultasi ronchi diparu sinistra
 Fremitus vocal : paru sinistra getaran
teraba lebih jauh

10
 Tanda-tanda vital: temperatur: 36,7
0
C, puls: 82 x/menit, respirasi: 24
x/menit, tekanan darah 110/70
mmHg, SPO2: 96%
 Terpasang oksigen nasal kanul 2
liter
 Terpasang infus Nacl 12 tetes per
menit,

Data Subyek : Ketidakseimbangan Intoleransi


Pasien mengatakan “tidak dapat antara suplei aktivitas
beraktivitas secara mandiri karena selalu oksigen dan
merasa sesak saat beraktivitas” kebutuhan.
Data Obyek :
 Pasien tampak lemah dan kesulitan
bernapas
 bedrest
 ADL dibantu oleh keluarga
 Pasien kategori II (di bantu orang lain)

Data Subyek : Keterbatasan Kurang


Pasien mengatakan “merasa aneh kognitif tentang pengetahuan
ketika menggunakan masker” proses penyakit
Data Obyek :
 Pasien kadang melepas masker yang
diberikan oleh perawat
 Pasien sering batuk tanpa menutup
mulutnya
 Keluarga pasien yang datang jarang
ada yang menggunakan masker

11
12
D. Nursing Care Plan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan Obstruksi jalan napas; mukus dalam jumlah berlebih ditandai
dengan pasien mengatakan “nafas sesak dan batuk berdahak”, pasien tampak sesak dan batuk produktif, sputum kental dan
berwarna kekuningan, pernafasan cuping hidung, bentuk dada barrel chest, ekspansi dinding dada asimetris, batuk (+), perkusi
redup diparu sinistra, auskultasi ronchi diparu sinistra, fremitus vocal : paru sinistra getaran teraba lebih jauh, tanda-tanda vital:
temperatur: 36,7 0C, puls: 82 x/menit, respirasi: 24 x/menit, tekanan darah 110/70 mmHg, SPO2: 96%, terpasang oksigen nasal
kanul 2 liter, terpasang infus Nacl 12 tetes per menit.
Patient Outcome Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
Setelah dilakuakan 1. Kaji tanda-tanda 1. Hasil tanda-tanda vital 1. Mengkaji tanda- S: Pasien mengatakan
tindakan keperawatan ± vital. menentukan tindakan tanda vital (21.00 napas masih sesak dan
1 x 24 jam masalah selanjutnya. wita) kadang batuk disertai
ketidakefektifan 2. Auskultasi bunyi 2. Beberapa derajat 2. Mengauskultasi dahak.
bersihan jalan napas nafas catat adanya spasme bronkus bunyi napas O:
teratasi dengan kriteria bunyi nafas terjadi dengan (didapatkan bunyi  Pasien tampak sesak
hasil; abnormal. obstruksi jalan nafas ronchi di paru dan batuk produktif,
 Secara verbal pasien & dimanifestasikan sinistra pukul 21.10 sputum kental dan
mengatakan sesak dengan adanya bunyi wita) berwarna kekuningan.
berkurang nafas abnormal.  Pernafasan cuping
 Menunjukkan jalan 3. Lakukan postural 3. Menggunakan gaya 3. Melakukan postural hidung
napas yang paten drainase dengan gravitasi untuk drainase dengan cara  Batuk berkurang
(irama nafas, cara clapping dan membantu clapping dan vibrasi  Klien mampu batuk
frekuensi pernafasan vibrasi. membangkitkan dengan memberi efektif
dalam rentang normal, sekresi sehingga lebih (pukul 05.20 wita)  TTV: T: 36,7 0C, P:
tidak ada suara nafas mudah dibatukkan 80 x/menit, R: 22
tambahan.

13
 Mendemonstrasikan 4. Ajarkan pasien 4. Membantu 4. Mengajarkan pasien x/menit, TD: 120/70
batuk eefektif dan teknik batuk efektif memperbaiki ventilasi teknik batuk efektif mmHg
suara napas yang dan nafas dalam. dan untuk dan nafas dalam A:Masalah teratasi
bersih, tidak ada menghasilkan sekresi (pukul 05.30 wita) sebagian
sianosis dipsnue. tanpa menyebabkan P: Lanjutkan Intervensi
 Tanda-tanda vital sesak nafas dan
dalam batas normal: keletihan.
T:36oC-37oC 5. Kolaborasi dalam 5. Menurunkan 5. Memberikan
P:80-100x/menit pemberian kekentalan secret Nebulisasi combivent
R:16-24x/menit nebuliser & inheler sehingga mudah untuk (pukul 06.00 wita)
Bp:120/80mmHg sesuai indikasi. evakuasi sekresi.
6. Kolaborasi 6. Untuk mencegah 6. Memberikan obat
pemberian terjadinya infeksi antibiotik ceftriaxone
antibiotik sesuai 1 ampul (pukul 21.30
indikasi wita)

14
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplei oksigen dan kebutuhan ditandai pasien mengatakan
“tidak dapat beraktivitas secara mandiri karena selalu merasa sesak saat beraktivitas”, pasien tampak lemah dan kesulitan
bernapas, bedrest, ADL dibantu oleh keluarga dan pasien kategori II (di bantu orang lain).
Patient Outcome Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
Setelah dilakuakan 1. Kaji skala 1. Sebagai dasar untuk 1. Mengkaji skala S: Pasien mengatakan
tindakan keperawatan ± kemampuan pasien memberikan latihan kemampuan pasien dalam melakukan
1 x 24 jam, masalah dalam melakukan gerak yang sesuai dalam melakukan aktivitas masih merasa
intoleransi aktivitas aktivitas. dengan kemampuan aktivitas (pukul sesak napas
dapat teratasi dengan pasien. 21.30 wita) O:
kriteria hasil: 2. Bantu pasien 2. Meminimalkan 2. Membantu pasien  Pasien tampak
 Klien mampu melakukan kelelahan dan melakukan aktivitas dibantu oleh
melakukan aktivitas aktivitas sesuai membantu sesuai dengan keluarga dalam
secara perlahan. dengan keseimbangan suplei kemampuannya melakukan
 Mendemonstarsikan kemampuannya. & oksigen. (pukul 21.45 wita). aktivitasnya
kemampuan 3. Libatkan keluarga 3. Memberikan 3. Melibatkan  Pasien tampak
beraktivitas. dalam memenuhi motivasi kepada keluarga dalam menggunakan
 ADL terpenuhi kebutuhan aktivitas pasien. memenuhi oksigen/nasal
pasien. kebutuhan aktivitas canul
pasien (pukul 21.45  Pasien kategori II
wita). (dibantu orang
4. Anjurkan keluarga 4. Dampingan keluarga 4. Menganjurkan lain)
untuk selalu dapat membantu keluarga pasien A: Masalah teratasi
mendapingi klien. ADL yang selalu mendampingi sebagaian
dibutuhkan klien pasien untuk P: Lanjutkan
membantu hal yang Intervensi
dibutuhkan pasien

15
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif tentang proses penyakit ditandai dengan pasien mengatakan
“merasa aneh ketika menggunakan masker”, pasien kadang melepas masker yang diberikan oleh perawat, pasien sering batuk
tanpa menutup mulutnya, keluarga pasien yang datang jarang ada yang menggunakan masker.
Patient Outcome Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
Setelah dilakuakan 1. Kaji pengetahuan 1. Membantu 1. Melakukan S : Klien mengatakan
tindakan keperawatan ± informasi tentang memberikan pengetahuan “memahami penyakit
1 x 24 jam, masalah penyakit pada klien informasi yang tepat informasi tentang yang dialami klien”
keterbatasan informasi pada pasien penyakit
dapat terpenuhi, dengan tuberkulosis pada O:
kriteria hasil: klien  Klien mampu
 Memahami proses 2. Berikan informasi 2. Membantu proses (22.00 Wita) berpartisipasi dalam
penyakit yang tentang penyakit pengobatan dengan 2. Memberikan penggunaan masker
dialami pasien yang dialami klien pencegahan informasi tentang  Keluarga dapat
 Mengidentifikasi dan pencegahan penyebaran infeksi penyakit berpartisipasi dalam
intervensi untuk penularan penyakit dan pecegahan tuberkulosis dengan mengadakan masker
mencegah resiko penularan penyakit berdialog dengan dan penggunaan
penyebaran bakteri. pasien: mengajarkan masker saat
 Menunjukkan batuk yang tepat mengunjungi atau
perubahan pola dengan menutup mendampingi klien
hidup. mulut menggunakan
tissu dan A : Masalah teratasi
3. Evaluasi informasi 3. Mengetahui penggunaan masker
yang telah diberikan pememahaman (22.10 Wita)
informasi yang 3. Melakukan evaluasi
diberikan dengan meminta
klien

16
mengungkapkan
kembali informasi
yang diberikan
(21.30 Wita)

17
E. Drug Studi
Nama obat Indikasi Kontraindikasi Mekanisme Efek Samping Peran
Kerja Perawat
Ranitidin Mengobati ulkus lambung dan Lansia Ibu hamil Muntah-muntah, Sakit Pemberian
2x1 duodenumkerongkongan, contohny Ibu menyusui kepala, Sakit perut, Sulit obat sesuai
a pada GERD Mencegah tukak Kanker lambung menelan, Urin yang 12 benar
lambung agar tidak berdarah Penyakit ginjal keruh dan Kaji
digunakan sebelum operasi bedah, Mengonsumsi oba pola
supaya asam datang tidak tinggi t non-steroid anti- eliminasi
selama pasien tidak sadar. inflamasi Sakit dan mual
Mengobati Sindrom Zollinger- paru paru Diabetes muntah
Ellison (Tingginya kadar hormon Masalah dengan pasien.
gastrin yang menyebabkan sistem kekebalan
lambung memproduksi terlalu tubuh Porfiria akut
banyak asam). Mengobati sakit (gangguan
maag beserta gejala-gejala yang metabolisme
ditimbulkannya langka)
RIMSTAR Penanganan tuberkulosa dan infeksi Hipersensitifitas, Rifampisin :
4-FDC mikobakterial opportunis tertentu. riwayat hepatitis cairan tubuh menjadi
yang diinduksi berwarna kemerah-
oleh obat, merahan, asimtomatik
penyakit hati akut, meningkat pada enzim
neuritis periferal hati, peningkatan
atau optikal, nitrogen urea darah
disfungsi ginjal, (BUN) dan asam urat,
epilepsi, hemolisa, hematuria,
alkoholisme nefritis intestinal,
kronis. insufisiensi ginjal, rasa

18
tidak nyaman pada
lambung-usus, efek
pada susunan saraf
pusat, perubahan
hematologikal, ruam
kulit, efek endokrin.

Isoniazid :
gangguan fungsi hati,
hepatitis, gangguan
lambung-usus,
neuropati periferal,
pusing, sakit kepala bila
kena cahaya, perubahan
hematologikal, reaksi
alergi.

Pirazinamida :
peningkatan sementara
transaminase serum,
hepatotoksisitas,
hepatomegali, sakit
kuning, hiperurisemia,
nefritis intestinal,
disuria, gangguan
lambung-usus,
perubahan
hematologikal, reaksi

19
alergi.

Etambutol:
kebingungan/kekacauan
, disorientasi, sakit
kepala, gangguan
penglihatan, sakit
kuning, disfungsi hati
yang bersifat sementara,
gangguan lambung-
usus, perubahan
hematologikal, efek
alergi, gout akut
(jarang).

Ondansetro Penanggulangan mual dan muntah Penderita yang Ondansetron Sakit kepala, konstipasi, Pemberian
n HCl akibat kemoterapi dan radioterapi hipersensitif suatu antagonis rasa panas pada obat sesuai
serta operasi. terhadap reseptor epigastrium, sedasi dan 12 benar
ondansetron serotonin tipe diare. dan
5-HT3, yang observasi
bekerja secara efek
selektif dan samping
kompetitif yang
dalam mungkin
mencegah terjadi
maupun seperti:
mengatasi mual sakit
dan muntah kepala,

20
akibat konstipasi,
pengobatan rasa panas
sitostatika dan pada
radioterapi. epigastrium
, sedasi dan
diare.
Infus NaCl Hiponatremia atau sindrom rendah Hipernatremia, Mengembalika Demam, abses, nekrosis Observasi,
0,9% garam. Terapi untuk alkalosis retensi cairan. n jaringan atau infeksi mengganti
metabolik, pelarut untuk obat yang keseimbangan pada tempat suntikan, dan
diberikan secara iv drip cairan tubuh trombosis vena atau mengatur
dan NaCl, hipervolemia. tetesan
pengganti sesuai
cairan indikasi.
ekstraseluler, Observasi
adanya
tanda-tanda
edema atau
efek
samping
yang
mungkin
terjadi.

21
22
F. Catatan Perkembangan
Hari/ Jam Diagnosa Evaluasi Paraf
Tanggal Keperawatan
Rabu, 04 05.30 Ketidakefektifan S: Pasien mengatakan “napas
Oktober (Wita) bersihan jalan masih sesak dan batuk
2017 napas berkurang”
berhubungan
dengan O:
Obstruksi jalan  Pasien tampak sesak dan batuk
napas; mukus kadang-kadang
dalam jumlah  Pernafasan cuping hidung
berlebih  Klien mampu batuk efektif
 TTV: T: 36,5 0C, P: 84
x/menit, R: 23 x/menit, TD:
120/70 mmHg, SPO2: 96 %
 Terpasang oksigen nasal kanul
2 liter
 Infus Nacl 12 tetes per menit

A:Masalah teratasi sebagian

P: Lanjutkan Intervensi
1. Kaji tanda-tanda vital.
2. Lakukan postural drainase
dengan cara clapping dan
vibrasi.
3. Anjurkan pasien
menerapkan teknik batuk
efektif dan nafas dalam.
4. Kolaborasi dalam
pemberian nebuliser &
inheler sesuai indikasi.
5. Kolaborasi pemberian
antibiotik sesuai indikasi
I:
1. Melakukan pengkajian
tanda-tanda vital.
2. Melakukan postural
drainase dengan cara
clapping dan vibrasi.
3. Menganjurkan pasien
menerapkan teknik batuk
efektif dan nafas dalam.
4. Melakukan nebulisasi
kombivent
5. Memberikan obat
antibiotik sesuai dengan

23
indikasi kolaborasi

E : Klien masih tampak kesulitan


bernapas dan batuk kdang-
kadang, respirasi 24 x/menit,
SPO2: 95%, terpasang oksigen
nasal kanul 2 liter dan infus
Nacl 12 tetes permenit

Rabu, 04 06.00 Intoleransi S: Pasien mengatakan dalam


Oktober aktivitas melakukan aktivitas masih merasa
2017 berhubungan sesak napas
dengan O:
ketidakseimbang  Pasien dibantu oleh keluarga
an antara suplei dalam melakukan
oksigen dan aktivitasnya
kebutuhan  Terapi oksigen/nasal canul 2
liter
 Pasien kategori II (dibantu
orang lain)

A: Masalah teratasi sebagaian

P: Lanjutkan Intervensi
1. Kaji skala kemampuan
pasien dalam melakukan
aktivitas.
2. Bantu pasien melakukan
aktivitas sesuai dengan
kemampuannya.
3. Libatkan keluarga dalam
memenuhi kebutuhan
aktivitas pasien.
4. Anjurkan keluarga untuk
selalu mendapingi klien

I:

1. Kaji skala kemampuan


pasien dalam melakukan
aktivitas.

2. Bantu pasien melakukan


aktivitas sesuai dengan
kemampuannya.
3. Libatkan keluarga dalam
memenuhi kebutuhan aktivitas

24
pasien.
4. Anjurkan keluarga untuk
selalu mendapingi klien

E:

Hari/ Jam Diagnosa Evaluasi Paraf


Tanggal Keperawatan

25
Rabu, 04 05.30 Ketidakefektifan S: Pasien mengatakan napas
Oktober (Wita) bersihan jalan masih sesak dan kadang batuk
2017 napas disertai dahak.
berhubungan O:
dengan  Pasien tampak sesak dan batuk
Obstruksi jalan produktif, sputum kental dan
napas; mukus berwarna kekuningan.
dalam jumlah  Pernafasan cuping hidung
berlebih  Batuk berkurang
 Klien mampu batuk efektif
 TTV: T: 36,7 0C, P: 80
x/menit, R: 22 x/menit, TD:
120/70 mmHg
A:Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan Intervensi
I :1.
2
3
4
5
6

E:

Intoleransi S: Pasien mengatakan dalam


aktivitas melakukan aktivitas masih merasa
berhubungan sesak napas
dengan O:
ketidakseimbang  Pasien tampak dibantu oleh
an antara suplei keluarga dalam melakukan
oksigen dan aktivitasnya
kebutuhan  Pasien tampak menggunakan
oksigen/nasal canul
 Pasien kategori II (dibantu
orang lain)
A: Masalah teratasi sebagaian
P: Lanjutkan Intervensi

I:
E:

26
Hari/ Jam Diagnosa Evaluasi Paraf
Tanggal Keperawatan
Rabu, 04 05.30 Ketidakefektifan S: Pasien mengatakan napas
Oktober (Wita) bersihan jalan masih sesak dan kadang batuk
2017 napas disertai dahak.
berhubungan O:
dengan  Pasien tampak sesak dan batuk
Obstruksi jalan produktif, sputum kental dan
napas; mukus berwarna kekuningan.
dalam jumlah  Pernafasan cuping hidung
berlebih  Batuk berkurang
 Klien mampu batuk efektif
 TTV: T: 36,7 0C, P: 80
x/menit, R: 22 x/menit, TD:
120/70 mmHg
A:Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan Intervensi
I :1.
2
3
4
5
6

E:

Intoleransi S: Pasien mengatakan dalam


aktivitas melakukan aktivitas masih merasa
berhubungan sesak napas
dengan O:
ketidakseimbang  Pasien tampak dibantu oleh
an antara suplei keluarga dalam melakukan
oksigen dan aktivitasnya
kebutuhan  Pasien tampak menggunakan
oksigen/nasal canul
 Pasien kategori II (dibantu
orang lain)

27
A: Masalah teratasi sebagaian
P: Lanjutkan Intervensi

I:
E:

28
DAFTAR PUSTAKA

29

Anda mungkin juga menyukai