Anda di halaman 1dari 20

Laporan Proyek

TINGKAT KESUKARAN BUTIR SOAL, VALIDITAS, DAYA


PEMBEDA DAN DISTRAKTOR

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Abdul Hasan Saragih, M.Pd.

Disusun Oleh : Kelompok 2

Suhendri Syahputra 5151121032


Eggy Pradeni 5133121013
Riki Rikardo Rumapea 5151121028
M. Arief Rahman 5153121016

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami anugerahkan kepada Allah Swt yang telah memberikan

berkah dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Proyek

Evaluasi Pengajaran dengan baik.

Laporan ini berisikan tentang pembahasan tingkat kesukaran butir soal,

validitas, daya pembeda dan distraktor. Diharapkan laporan ini dapat memberikan

pengetahuan kepada kita semua.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena

itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami

harapkan demi kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berperan serta dalam pembuatan laporan ini.

Medan, 4 Desember 2017

Kelompok 2
A. PENDAHULUAN

Keberhasilan pendidikan sangat ditentukan oleh proses pembelajaran.


Untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran diperlukan evaluasi dan
proses analisis dari evaluasi. Manfaat dari analisis evaluasi untuk mengetahui
kekuatan dan kelemahan pembelajaran dalam rangka meningkatkan proses
pembelajaran. Karena itu begitu pentingnya guru mengadakan analisis butir soal
(distraktor, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan kualitas soal), validasi dan
reliabilitas instrument.
Hasil dari proses penilaian perlu dilakukan analisis, untuk melihat validitas
dan efektivitas instrumen, serta untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan proses
pembelajaran. Ada tiga sasaran pokok ketika guru melakukan analisis terhadap
hasil belajar, yaitu terhadap guru, siswa dan prosedur pembelajaran. Fungsi
analisis untuk guru terutama untuk mendiagnosis keberhasilan pembelajaran dan
sebagai bahan untuk merevisi dan mengembangkan pembelajaran dan tes. Bagi
siswa, analisis diharapkan berfungsi mengetahui keberhasilan belajar,
mendiagnosa mengoreksi kesalahan belajar, serta Memotivasi siswa belajar lebih
baik.
Pada laporan proyek ini akan dibahas mengenai analisis soal berupa
validitas, daya beda, indeks kesukaran, fungsi distraktor, dan reliabilitas yang
berguna sebagai pedoman bagi pendidikan dalam melakukan analisis soal terutam
untuk soal objektif.

B. TUJUAN
Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Evaluasi Pengajaran yang diampu oleh Bapak Prof. Dr. Abdul Hasan Saragih,
M.Pd. Tujuan berikutnya adalah untuk mengetahui tingkat kesukaran butir soal,
validitas, daya pembeda dan distraktor dari soal yang diberikan oleh siswa.
C. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
Untuk pembuatan proyek ini tidak menggunakan alat dan bahan melainkan
hanya sebuah waktu dan kesempatan dan subjek yang akan diberikan kepada
siswa.

D. KAJIAN PUTAKA, DUKUNGAN DATA DAN INFORMASI AWAL


1. Tingkat Kesukaran Butir Soal
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi
usaha pemecahannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan
siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi
karena diluar jangkauannya.
Seorang akan menjadi hafal akan kebiasaan gurunya dalam pembuatan
soal. Dengan kebiasaaan ini maka siswa akan belajar giat untuk menghadapi
ulangan dengan guru yang terbiasa memberikan soal sukar, sedangkan siswa akan
malas belajar bila akan ujian dengan guru yang terbiasa dengan soal ulangan yang
mudah.
Di samping itu karena suatu tes dimaksudkan untuk memisahkan antara
murid-murid yang benar-benar mempelajari suatu pelajaran dengan siswa-siswa
yang tidak mempelajari pelajaran itu, maka tes atau item yang baik adalah tes atau
item yang benar-benar dapat memisahkan ke dua golongan siwa tadi. Jadi setiap
item disamping harus mempunyai derajat kesukaran tertentu, juga harus mampu
membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai.
Setelah judgment dilakukan oleh guru kemudian soal tersebut di uji cobakan dan
dianalisis apakah judgment tersebut sesuai atau tidak. Cara melakukan analisis
untuk menentukan tingkat kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
B
I=
N
Keterangan:
I = Indeks kesulitan untuk setiap butir soal
B = Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal
N = Banyaknya yang memberikan jawaban pada soal yang di maksudkan.
Kriteria yang digunakan makin kecil indeks yang di peroleh makin sulit
soal tersebut. Sebaliknya makin besar indeks yang diperoleh makin mudah soal
tersebut.
Menurut kriteria yang sering di ikuti indeks kesukaran sering di klasifikasikan
sebagai berikut :
1. Soal dengan I 0 – 0,30 adalah soal kategori sukar.
2. Soal dengan I 0,31 – 0,70 adalah soal kategori sedang.
3. Soal dengan I 0,71 – 1,00 adakah soal kategori mudah.

2. Validitas
Validitas merupakan produk dari validasi. Validasi adalah suatu proses
yang dilakukan oleh penyusun atau pengguna instrumen untuk mengumpulkan
data secara empiris guna mendukung kesimpulan yang dihasilkan oleh skor
instrumen. Sedangkan validitas adalah kemampuan suatu alat ukur untuk
mengukur sasaran ukurnya.
Suatu alat ukur disebut memiliki validitas apabila alat ukur tersebut isinya
layak mengukur objek yang seharusnya diukur dan sesuai dengan kriteria tertentu,
artinya adanya kesesuaian antara alat ukur dengan fungsi pengukuran dan sasaran
pengukuran.
Tinggi rendahnya validitas suatu tes secara keseluruhan sangat
dipengaruhi oleh validitas yang dimiliki oleh masing-masing butir item yang
membangun tes tersebut. Semakin besar dukungan yang diberikan oleh butir-butir
item terhadap tes hasil belajar maka tes tersebut akan semakin dapat menunjukkan
kemantapannya. Item tes hasil belajar dapat dikatakan valid apabila skor-skor
pada butir item yang bersangkutan memiliki kesesuaian arah dengan skor
totalnya. Atau dengan kata lain memilki korelasi positif yang signifikan antara
skor item dengan skor totalnya.
Suatu butir item dikatakan valid jika skor item yang bersangkutan
berkorelasi positif yang signifikan dengan skor total. Untuk menentukan valid
tidaknya suatu butir item dapat digunakan teknik korelasi product moment dan
korelasi point biserial.

3. Daya Pembeda
Daya pembeda soal yaitu kemampuan sesuatu soal untuk membedakan
antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan
rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks
diskriminasi ( D), dan nilainya berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Pada daya
pembeda ini berlaku tanda negatif yang digunakan jika sesuatu soal “terbalik”
menunjukkan kualitas testee yaitu anak pandai disebut bodoh dan anak bodoh
disebut pandai.
Dengan demikian ada tiga titik pada daya pembeda yaitu:
Bagi suatu soal yang dapat dijawab benar oleh siswa kemampuan tinggi
dan siswa kemampuan rendah, maka soal itu tidak baik karena tidak punya daya
pembeda. Demikian juga jika semua kelompok bawah menjawab salah dan siswa
berkemampuan tinggi juga sama-sama menjawab salah, maka soal itu tidak
mempunyai daya beda sama sekali. Cara menentukan daya pembeda ( nilai D )
Cara menentukan daya pembeda ( nilai D )yaitu perlu dibedakan antara
kelompok kecil ( kurang dari 100 ) dan kelompok besar ( 100 orang ke atas ).
a. Untuk kelompok besar
Mengingat biaya dan waktu menganalisis, maka untuk kelompok besar
biasanya hanya diambil dua kutub saja yaitu 27% skor teratas sebagai kelompok
atas (JA) dan 27 % skor terbawahsebagai kelompok bawah ( JB)
b. Untuk kelompok kecil
Seluruh kelompok tes di bagi dua sama besar, 50% kelompok atas dan
50% kelompok bawah.

4. Distraktor
Disebut juga dengan pola jawaban atau fungsi pengecoh, yaitu distribusi
siswa dalam hal menentukan pilihan pada soal bentuk pilihan ganda. Fungsi
distraktor ini diperoleh dengan menghitung banyaknya siswa yang memilih
pilihan jawaban a, b, c, d dan e yang tidak memiliki pilihan manapun. Dalam
istilah evaluasi disebut omit disingkat O.
Dari pola jawaban soal dapat ditentukan apakah pengecoh berfungsi
sebagai pengecoh dengan baik atau tidak. Pengecoh yang tidak dipilih sama sekali
oleh siswa berarti pengecoh itu jelek, dan terlalu menyolok menyesatkan.
Sebaliknya sebuah distraktor dapat dikatakan berfungsi dengan baik apabila
distraktor tersebut mempunyai daya tarik yang besar bagi pengikut-pengikut tes
yang kurang memahami konsep atau kurang menguasai bahan. Dengan melihat
pola jawaban soal, dapat diketahui :
a. Taraf kesukaran soal
b. Taraf pembeda soal
c. Baik tidaknya distraktor.
Sesuatu distraktor dapat diperlakukan dengan 3 cara yaitu :
a. Diterima karena sudah baik
b. Ditolak karena tidak baik
c. Ditulis kembali karena kurang baik.
Kekurangannya mungkin hanya terletak pada rumusan kalimatnya sehingga hanya
perlu ditulis kembali, dengan perubahan seperlunya.
Menulis soal adalah suatu kesukaran yang sulit, sehingga apabila masih dapat
distraktor dapat dikatakan berfungsi baik jika paling sedikit dipilih oleh 5 %
pengikut tes.

E. HASIL KEGIATAN
1. Tingkat Kesukaran Butir Soal
No.
N B B/N Kategori
Soal
1 28 26 0,92 Mudah
2 28 20 0,71 Sedang
3 28 19 0,67 Sedang
4 28 28 1 Mudah
5 28 27 0,96 Mudah
6 28 8 0,28 Sukar
7 28 20 0,71 Sedang
8 28 20 0,71 Sedang
9 28 27 0,96 Mudah
10 28 7 0,25 Sukar
11 28 20 0,71 Sedang
12 28 17 0,6 Sedang
13 28 25 0,8 Mudah
14 28 6 0,21 Sukar
15 28 25 0,89 Mudah
16 28 18 0,64 Sedang
17 28 6 0,21 Sukar
18 28 8 0,28 Sukar
19 28 16 0,57 Sedang
20 28 5 0,17 Sukar
21 28 21 0,75 Mudah
22 28 14 0,5 Sedang
23 28 4 0,14 Sukar
24 28 18 0,64 Sedang
25 28 13 0,46 Sedang
26 28 21 0,75 Mudah
27 28 4 0,14 Sukar
28 28 18 0,64 Sedang
29 28 13 0,46 Sedang
30 28 13 0,46 Sedang

2. Validitas
Dari data tabel diatas maka dapat digunakan rumus untuk butir 1 :
26
 P = 28 = 0,92
 Q = 1- P = 1 – 0,92 = 0,08
Menghitung rata-rata skor total :
Mt = ∑Xt / N = 488 / 28 = 17,42
Menghitung Mp = 468 / 26 = 18
Menghitung Standar Deviasi total :
∑𝑋𝑡² ∑𝑋𝑡 9510 488
Sdt = √ –( )² = √ - ( 28 )² = √339,64 − 303,75 = √35,89 = 5,99
𝑁 𝑁 28

Validitas butir 1 :
𝑀𝑝−𝑀𝑡 𝑃
rpbis = √ 𝑆𝑑𝑡 𝑄

18−17,42 0,92
rpbis = √ 5,99 0,08

rpbis = ( 0,3111 ) ( 11,5 ) = 3,5776


3. Daya Pembeda

No.
Soal BA JA PA BB JB PB D = PA - PB Kriteria
1 14 14 1,00 12 14 0,85 0,15 Rendah
2 14 14 1,00 6 14 0,42 0,58 Baik
3 14 14 1,00 5 14 0,35 0,65 Baik
4 14 14 1,00 14 14 1,00 0 Rendah
5 14 14 1,00 13 14 0,92 0,08 Rendah
6 6 14 0,42 2 14 0,14 0,28 Cukup
7 14 14 1,00 6 14 0,42 0,58 Baik
8 13 14 0,92 7 14 0,5 0,42 Baik
9 14 14 1,00 13 14 0,92 0,08 Rendah
10 4 14 0,28 3 14 0,21 0,07 Rendah
11 11 14 0,78 9 14 0,64 0,14 Rendah
12 14 14 1,00 3 14 0,21 0,79 Sangat Baik
13 13 14 0,92 12 14 0,85 0,07 Rendah
14 4 14 0,28 2 14 0,14 0,14 Rendah
15 14 14 1 11 14 0,78 0,22 Cukup
16 10 14 0,71 8 14 0,57 0,14 Rendah
17 6 14 0,42 0 14 0 0,42 Baik
18 7 14 0,5 1 14 0,07 0,43 Baik
19 13 14 0,92 3 14 0,21 0,71 Sangat Baik
20 5 14 0,35 0 14 0 0,35 Cukup
21 13 14 0,92 8 14 0,57 0,35 Cukup
22 13 14 0,92 1 14 0,07 0,85 Sangat Baik
23 4 14 0,28 0 14 0 0,28 Cukup
24 12 14 0,85 6 14 0,42 0,43 Baik
25 9 14 0,64 4 14 0,28 0,36 Cukup
26 13 14 0,92 8 14 0,57 0,35 Cukup
27 3 14 0,21 1 14 0,07 0,14 Rendah
28 13 14 0,92 5 14 0,35 0,57 Baik
29 9 14 0,64 4 14 0,28 0,36 Cukup
30 10 14 0,71 3 14 0,21 0,5 Cukup
Keterangan :
JA = Jumlah peserta kelompok atas
JB = Jumlah peserta kelompok bawah
BA = Peserta kelompok atas menjawab benar
BB = Peserta kelompok bawah menjawab salah
PA = Proporsi kelompok atas menjawab benar
PB = Proporsi kelompok bawah menjawab salah
Kriteria Soal :
0,70 - 1,00 = Sangat Baik
0,40 - 0,69 = Baik
0,20 - 0,39 = Cukup
019 - 0,00 = Rendah
Dari data tabel diatas dilihat bahwa soal no. 1, 4, 5, 9, 10, 13, 14, 16 dan
27 tidak menunjukkan antar kelompok. Sedangkan soal no. 2, 3, 6, 7, 8, 12, 15,
17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 29 dan 30 mempunyai indeks daya
pembeda yang baik.
4. Distraktor

Alternatif Jawaban
No. Kelompok Keterangan
Soal A B C D E

Atas 0 0 14 0 0
Kunci
1 Bawah 1 0 12 1 0
jawaban C
Jumlah 1 0 16 1 0

Atas 0 14 0 0 0
Kunci
2 Bawah 2 6 1 2 3
jawaban B
Jumlah 2 20 1 4 3

Atas 0 14 0 0 0
Kunci
3 Bawah 2 5 1 1 1
jawaban D
Jumlah 2 19 1 1 1

Dengan pola penyebaran jawaban item sebagaimana tergambar pada analisis di


atas maka dengan mudah dapat diketahui, berapa persen testee yang telah
terkecoh untuk memilih distraktor yang dipasangkan pada item 1, 2 dan 3 yaitu:
1. Untuk item No. 1 kunci jawaban adalah C, sedangkan pengecoh/distraktornya
adalah A, B, D dan E :

Pengecoh A dipilih oleh 1 orang, berarti 1/28 x 100% = 3,57%. Jadi pengecoh A
Jadi pengecoh A belum dapat menjalankan fungsinya dengan baik, sebab angka
persentasenya kurang dari 5%.
Pengecoh B tidak ada yang memilih, Jadi pengecoh B belum dapat menjalankan
fungsinya dengan baik, sebab angka persentasenya kurang dari 5%.
Pengecoh D dipilih oleh 1 orang, berarti 1/28 x 100% = 3,57%. Jadi pengecoh D
belum dapat menjalankan fungsinya dengan baik, sebab angka persentasenya
kurang dari 5%.
Pengecoh E tidak ada yang memilih, Jadi pengecoh E belum dapat menjalankan
fungsinya dengan baik, sebab angka persentasenya kurang dari 5%.
Jadi keempat pengecoh yang dipasangkan pada item nomor 1 itu sudah dapat
menjalankan fungsinya dengan sebaik–baiknya.
2. Untuk item No. 2 kunci jawaban adalah B, sedangkan pengecohnya adalah A,
C, D dan E :

Pengecoh A dipilih oleh 2 orang, berarti 2/28 x 100 % = 7,14 %. Jadi pengecoh A
dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
Pengecoh C dipilih oleh 1 orang , berarti 1/28 x 100 % = 3,57 % maka
distraktornya tidak berfungsi dengan baik.
Pengecoh D dipilih oleh 2 orang , berarti 2/28 x 100% = 7,14 %. Jadi pengecoh D
dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
Pengecoh E dipilih oleh 3 orang , berarti 3/28 x 100 % = 10,71 %. Jadi pengecoh
E dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
Jadi keempat pengecoh yang dipasangkan pada item nomor 2 dapat dijalankan
fungsinya seperti yang diharapkan.
3. Untuk item nomor 3, kunci jawaban adalah D, sedangkan pengecohnya
adalah A, B, C, dan E :

Pengecoh A dipilih oleh 2 orang , berarti 2/28 x 100 % = 7,14 %. Jadi pengecoh E
dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
B, C dan E, masing – masing dipilih oleh 1 orang, berarti = 1/28 x 100 % = 3,56
%, berarti tiga buah pengecoh itu belum berfungsi dengan baik.
Perlu ditambahkan, bahwa dengan menggunakan tabel analisis tersebut,
disamping dapat diketahui berfungsi tidaknya distraktor, dapat diketahui derajat
kesukaran item dan daya pembedanya.
F. SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Simpulan
Analisis butir soal merupakan suatu prosedur yang sistematis, yang akan
memberikan informasi-informasi yang sangat khusus terhadap butir tes yang akan
kita susun. Analisis butir soal pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui apakah
setiap item soal benar-benar baik, sehingga diperlukan analisis terhadapnya.
Analisis butir tes bertujuan untuk mengidentifikasi butir-butir manakah yang
termasuk dalam kategori baik, kurang baik, dan jelek. Analisis butir tes
memungkinkan kita memperoleh informasi mengenai baik tidaknya suatu butir,
sekaligus memperoleh petunjuk untuk melakukan perbaikan.
Penganalisisan terhadap butir-butir soal dapat dilakukan dari tiga segi yaitu:
1. Teknik analisis kesukaran item soal
Analisis tingkat kesukaran soal yaitu mengkaji soal-soal tes dari segi
kesulitannya sehingga dapat diperoleh soal-soal mana yang termasuk mudah,
sedang, dan sukar. Tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau
kemampuan siswa dalam menjawab, bukan dilihat dari sudut guru sebagai
pembuat soal.Angka indeks kesukaran item ini dapat diperoleh dengan
menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Dubois yaitu:
2. Teknik analisis daya pembeda
Daya pembeda item adalah kemampuan suatu butir item tes hasil belajar
untuk dapat membedakan (mendiskriminasi) antara kemampuan tinggi dan
rendah. Daya pembeda item itu penting sekali bagi salah satu dasar untuk
menyusun butir item tes hasil belajar.
3. Teknik analisis fungsi distraktor
Distraktor adalah pengecoh, jawaban-jawaban yang mengecoh. Ini
bertujuan menarik untuk menjawabnya padahal itu salah. Sebagai tindak lanjut
atas hasil penganalisaan terhadap fungsi distraktor tersebut maka distraktor yang
sudah menjalankan fungsinya dengan baik dapat dipakai lagi pada tesnya..
Saran
Analisis butir soal hendaknya kita lakukan untuk mengidentifikasi butir-
butir tes secara baik dan tepat juga dapat memahami informasi yang diperoleh
untuk melakukan perbaikan.

G. DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Purwanto, Ngalim. 2010. Prinsip-prinsip dan Teknil Evaluasi Pembelajaran.
Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
H. LAMPIRAN

Pilihlah jawaban dibawah ini dengan benar dan tepat!

1. Jenis gambar yang mengilustrasikan tentang teknik disebut….


a. Isyarat
b. Ilustrasi
c. Gambar teknik
d. Rencana kerja
e. Diagram

2. Gambar disebut juga sebagai….


a. Media cetak
b. Bahasa teknik
c. Ekspresi
d. Imajinasi
e. ilustrasi

3. Pernyataan yang tepat mengenai fungsi gambar adalah….


a. Menerangkan rangkaian yang akan dirakit
b. Menyuplai komponen yang pernah dibuat
c. Menyimpan komponen yang pernah diproduksi
d. Sebagai media penyampai informasi
e. Menerangkan bentuk fisik komponen

4. Berikut ini pernyataan yang tepat untuk menggambarkan arti gambar teknik,
kecuali
a. Bersifat tegas
b. Terdiri dari garis-garis berstandar
c. Terdiri dari simbol-simbol berstandar
d. Terdiri dari tulisan tegak yang berstandar
e. Tidak ada jawaban yang tepat

5. Jangka adalah alat untuk menggambar….


a. Angka
b. Garis lurus
c. Huruf
d. Lingkaran
e. segitiga

6. Sifat utama dari pensil HB adalah….


a. Keras
b. Lunak
c. Hitam
d. Lunak dan hitam
e. Keras dan agak hitam
7. Alat yang berguna untuk mempermudah dan mempercepat penggambaran
bentuk garis yang agak sulit dibuat dengan alat gambar lainnya adalah….
a. Jangka
b. Mesin gambar
c. Penggaris segitiga
d. Pensil
e. Mal

8. kertas yang dipakai untuk menyempurnakan gambar dengan menggunakan


tinta adalah….
a. Kertas A4
b. Kertas buram
c. Kertas HVS
d. Kertas kalkir
e. Kertas karton

9. Berikut ini ukuran kertas A2 adalah….


a. 1.189 X 841 mm
b. 841 X 594 mm
c. 594 X 420 mm
d. 420 X 297 mm
e. Semua salah

10. Kertas gambar yang memiliki ukuran 420X297 mm….


a. A1
b. A2
c. A3
d. A4
e. A5

11. Pernyataan pernyataan dibawah ini merupakan fungsi atau kegunaan


sepasang mistar segitiga, kecuali….
a. Membuat garis garis sejajar
b. Membuat garis garis saling tegak lurus
c. Membuat garis dengan sudut sudut tertentu
d. Membuat garis lengkung parabola
e. Menarik garis gambar

12. Berikut merupakan sudut-sudut yang terdapat pada penggaris segitiga,


kecuali…
a. 30°
b. 45°
c. 60°
d. 90°
e. 95°
13. Untuk membuat garis sejajar diperlukan peralatan….
a. Jangka
b. Mistar skala
c. Sepasang penggaris segitiga
d. Penggaris
e. Segitiga sama sisi

14. Untuk membagi sudut 90° menjadi tiga bagian sama besar, diperlukan
peralatan….
a. Penggaris
b. Jangka
c. Mistar skala
d. Sepasang penggaris segitiga
e. Segitiga sama sisi

15. Mal lingkaran digunakan untuk….


a. Membuat lingkaran
b. Membuat bentuk elips
c. Membuat lingkaran kecil
d. Membuat huruf
e. Membuat angka

16. Berikut ini beberapa aplikasi garis lengkung, kecuali….


a. Membagi garis menjadi dua sama panjang
b. Menggambar garis sejajar
c. Memindahkan sudut
d. Membagi sudut menjadi dua sama besar
e. Mencari titik pusat lingkaran

17. Ukuran penggaris segitiga yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan….


a. Bentuk etiket
b. Bentuk garis
c. Luas bidang yang digambar
d. Setiap jenis gambar
e. Suatu peraturan

18. Skala yang dipergunakan jika gambar yang dibuat lebih kecil daripada aslinya
adalah….
a. Skala pembesar
b. Skala pengecilan
c. Skala penuh
d. Skala sama
e. Skala utuh
19. Garis yang digunakan untuk menunjukkan ukuran suatu benda atau ruang
yaitu….
a. Garis gambar
b. Garis potong
c. Garis hati
d. Garis ukuran
e. Garis bayangan

20. Tebal huruf ialah 10% dari….


a. Lebar tulisan
b. Bentuk huruf
c. Banyaknya tulisan
d. Tebal tulisan
e. Tinggi tulisan

21. Garis tebal kontinu digunakan untuk….


a. Garis arsir
b. Garis potong
c. Garis benda yang langsung terlihat
d. Garis ukuran
e. Garis bayangan

22. Perbandingan ukuran linear pada gambar terhadap ukuran linear dari benda
sebenarnya disebut….
a. Angka
b. Lebar garis
c. Garis ukuran
d. Skala
e. Standar gambar

23. Letak etiket gambar berada di….


a. Sudut kanan atas
b. Sudut kiri atas
c. Sudut kiri bawah
d. Sudut kanan bawah
e. Tengah-tengah

24. Pada gambar etiket dibawah ini, nomor berapakah yang menunjukkan
keterangan judul dan ukuran kertas gambar….

a. 1 dan 2
b. 4 dan 5
c. 11 dan 10
d. 10 dan 8
e. 7 dan 11

25. Pada gambar soal no 24, kotak etiket no 1 dan 4 menunjukkan keterangan….
a. Satuan dan tanggal
b. Skala dan digambar
c. Keterangan dan no gambar
d. Nama sekolah dan proyeksi
e. Judul dan ukuran kertas

26. Perhatikan gambar pada soal no 24, berapakah panjang kotak etiket no.9….
a. 25 mm
b. 30 mm
c. 35 mm
d. 38 mm
e. 40 mm

27. Proyeksi kuadran I merupakan proyeksi….


a. Eropa
b. Amerika
c. Jerman
d. Perancis
e. Italia

28. Huruf dan angka pada gambar teknik berfungsi untuk….


a. Menunjukkan simbol-simbol
b. Menunjukkan diagram dan rangkaian
c. Menunjukkan maksud dan tujuan gambar teknik
d. Pelengkap gambar
e. Melengkapi simbol

29. Jenis garis berupa garis putus-putus dengan ketebalan ½ tebal garis biasa
disebut….
a. Garis bayangan
b. Garis gambar
c. Garis hati
d. Garis potong
e. Garis ukuran
30. Pandangan perspektif yang disebabkan oleh penarikan beberapa garis yang
memusat ke tiga titik lenyap disebut….
a. Perspektif dua titik hilang
b. Perspektif satu titik hilang
c. Perspektif sejajar dua titik
d. Perspektif sudut satu titik
e. Perspektif tiga titik hilang

Anda mungkin juga menyukai