Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suatu keputusan yang berkaitan dengan proses (transformasi) adalah pendekatan yang
digunakan oleh organisasi dalam mentransformasikan berbagai sumber dayanya yang ada
menjadi suatu barang atau jasa. Dalam hal ini dibahas mengenai proses produksi, dimana tujuan
dari perancangan proses produksi ini adalah mencari jalan untuk memproduksi barang dan jasa
yang mampu memenuhi keinginan konsumen dan spesifikasi produk yang berbeda dalam
jangkauan keterbatasan biaya atau hambatan manajerial lainnya. Proses yang diseleksi akan
berdampak jangka panjang terhadap efisiensi dan produksi, serta fleksibilitas, biaya dan mutu
atas barang yang diproduksi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan proses produksi?
2. Apa saja jenis-jenis dari proses produksi?
3. Apa yang dimaksud dengan perencanaan proses produksi?
4. Apa halal-hal yang perlu diketahui dalam perencanaan proses produksi?
5. Apa saja jenis-jenis dari pemilihan teknologi proses produksi?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu Proses produksi
2. Untuk mengetahui jenis-jenis dari proses produksi
3. Untuk mengetahui apa itu perencanaan proses produksi
4. Untuk mengetahui hal-hal yang diperlukan dalam perencanaan proses produksi
5. Untuk mengetahui jenis-jenis dari pemilihan teknologi proses produksi

MANAJEMEN INDUSTRI / PROSES PRODUKSI |PTM.FT.UNIMED 2017 1


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Jenis Proses Produksi

Schroeder (1990), Taylor (2000), Aquilano (2001) dan krawjeski (2002) mendefenisikan proses
produksi sebagai langkah-langkah yang di perlukan untuk mengubah/mengkonversi input (sumber daya
manusia, bahan baku, peralatan dsb.) menjadi output (barang maupun jasa) dimana akibat proses
transformasi ini nilai output menjadi lebih besar dari nilai input. Jadi dalam arti yang sempit, proses
produksi adalah proses transformasi itu sendiri.

Menurut Taylor (2000) dalam joko (2004), penentuan proses produksi merupakan salah satu
kebijakan strategis, karena akan menentukan cara perusahaan bersaing di pasar. Hal ini terjadi karena
keputusan tentang proses produksi menyangkut :

1. Intensitas modal yang digunakan, yaitu kombinasi modal dan tenaga kerja yang digunakan
dalam proses produksi.
2. Fleksibilitas proses, yaitu kemampuan perusahaan untuk menyesuaikan sumber daya yang
dimilikinya dalam merespon setiap perubahan.
3. Integrasi vertikal, yaitu penentuan arah ekspansi perusahaan apakah akan kea rah hulu untuk
menghasilkan input yang diperlukan, atau kea rah hilir guna mengontrol distribusi produk
yang dihasikan.
4. Keterlibatan konsumen dalam proses produksi, yaitu kedudukan konsumen dalalm proses
produksi.

Sedangkan untuk jenis proses produksi yang dapat dipilih oleh perusahaan, menurut Render
(2001),terdapat 3 alternatif, yaitu :

1. Fokus proses
Produk dengan jumlah sedikit dan tetap jenisnya beraneka ragam, menggunakan proses
produksi yang fokus pada proses atau sering disebut juga proses yang terputus-putus. Bila
peralatan produksinya diatur di seputar proses, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan
tersebut memiliki fokus proses.
2. Fokus produk
Proses dengan jumlah produk besar namun variasinya sedikit adalah proses yang fokus produk.
Peralatan produksinya diatur di seputar produk. Proses ini disebut juga proses yang terus
menerus. Contoh perusahaan pembuat kertas, dimana perusahaan membuat produknya dari
hari ke hari selalu sama, dapat mengatur peralatan produksinya di seputar produk. Perusahaan
yang berfokus pada produk, biasanya telah distandarisasi dan dalam pengendaliannyamemakai
pengendalian mutu statistic.
MANAJEMEN INDUSTRI / PROSES PRODUKSI |PTM.FT.UNIMED 2017 2
3. Fokus proses berulang
Penggunaan proses berulang ini misalnya pada perakitan mobil dan perlengkapan elektronik,
juga perusahaan fast food. Perusahaan yang menggunakan proses berulang ini memungkinkan
diadakannya penyesuaian yang lebih banyak disbanding pada proses berkesinambungan.

Sedangkan menurut Krajewski (2002) terdapat 5 struktur aliran proses produksi, yaitu :

1. Proses produksi proyek


Proses produksi proyek adalah proses produksi yang tidak mempunyai urutan yang pasti, artinya
urutan proses pembuatan produk untuk proyek yang satu berbeda denagn yang lain.
Masalah utama yang muncul dalam suatu proyek adalah perencanaan, penjadwalan, dan
pengurutan, serta pengendalian masing-masing tugas untuk menyelesaikan seluruh proyek.
Untuk memecahkan berbagai persoalan di dalam proyek biasanya digunakan network planning
baik dengan metode PERT (Program Evaluation Review and Tehnique) maupun pendekatan
dengan metode CPM (Critical Path Method), sedangkan ciri dari proyek adalah biaya tinggi,
waktu yang panjang serta sulit dalam perencanaan dan pengendaliannya.
2. Proses produksi borongan/pesanan (job process)
Proses produksi borongan adalah proses produksi yang dilakukan berdasarkan pesanan yang
masuk dari konsumen sehingga perusahaan tidak akan memproduksi lebih awal. Proses
produksi pesanan dilakukan bila kebutuhan spesifik konsumen yang akan datang tidak diketahui
dan kemungkinan untuk memesan kembali sulit diperkirakan, sehingga akibatnya setiap
pesanan baru akan ditangani sebagai unit tunggal (sebagai satu pekerjaan).
3. Proses produksi kelompok (batch process)
Salah satu contoh proses produksi kelompok adalah jadwal penerbangan untuk sekelompok
wisatawan, pembuatan suku cadang yang akan digunakan pada jalur sembling , dsb. Terdapat
beberapa perbedaan antara proses produksi kelompok dengan proses produksi borongan,
antara lain :
a. Pada saat volume besar
Pada saat volume besar, pada proses produksi borongan, produk atau jasa yang sama atau
serupa akan dilakukan secara berulang-ulang, sedangkan pada proses produksi kelompok
dilakukan sekaligus.
b. Range produk yang ditawarkan
Range produk produksi berkelompok range produk yang ditawarkan lebih sempit disbanding
produksi borongan/pesanan.
c. Lot produksi
Lot produksi untuk proses produksi kelompok mempunyai lot produksi yang lebih besar dari
proses produksi borongan.
4. Proses produksi garis (line process)
Produk yang dihasilkan dengan proses produksi garis antara lain adalah kendaraan bermotor
dan peralatan rumah tangga (televise, kulkas). Sedangkan yang menggunakan proses produksi

MANAJEMEN INDUSTRI / PROSES PRODUKSI |PTM.FT.UNIMED 2017 3


garis, contohnya: restoran cepat saji. Pada proses produksi garis ini, volume produksinya tinggi,
dan produk atau jasa yang dihasilkan telah terstandarisasi,dimana sumber daya cadangannya
diorganisasikan di sekitar produk atau jasa. Bahan baku bergerak secara linier dari satu operasi
ke operasi lainnyamengikuti ukuran yang baku.
5. Proses produksi terus-menerus(continuous process)
Contoh proses produksi terus-menerus adalah penyulingan minyak, pabrik kimia, pabrik baja,
dsb. Sering juga proses produksi terus menerus ini disebut juga proses industry. Pusat
pembangkit tenaga listrik adalah contoh bentuk proses produksi terus-menerus pada sector
jasa. Proses produksi terus-menerus mempunyai volume produksi yang sangat tinggi, produksi
yang terstandar dengan aliran garis yang kaku. Biasanya bahan baku utama proses produksi ini
adalah satu bahan yang berbentuk cairan, gas atau bubuk yang bergerak tanpa henti dalam
fasilitas produksi. Proses produksi berkesinambungan ini cenderung menggunakan modal secara
intensif dan dioperasikan seharian penuh untuk memaksimalkan penggunaan fasilitas dan
menghindari penghentian operasi dan memulai yang mahal.

Berikut ini adalah gambar yang menjelaskan pengaruh strategi aliran, customisasi dan volume
terhadap pemilihan proses produksi.

Tinggi
Proses
C
produksi
proyek Proses
O
produksi
S borongan Proses produksi
kelompok
T

U Proses
produksi
M lini
Proses produksi
I
berkesinambung
S an

Rendah Rendah VOLUME Tinggi

MANAJEMEN INDUSTRI / PROSES PRODUKSI |PTM.FT.UNIMED 2017 4


Mana dari kelima struktur aliran proses yang paling cocok bagi suatu perusahaan?. Hal ini sangat
tergantung dari volume produksi yang akan dihasilkan. Bila perusahaan membuat produk dengan
volume tinggi, maka penggunaan komponen produk dan pelaksanaan tugas yang sama akan dilakukan
secara berulang-ulang, tetapi sebaliknya bagi perusahaan yang menghasilkan produk dalam volume
rendah.

Gambar berikut ini memperlihatkan hubungan antara pemilihan proses dan kunci pemilihan
proses yang lain dengan volume produksi.

Tinggi

C Proses Aliran Fleksibel


produksi
O proyek
S Proses
produksi
T
borongan
U Proses produksi Aliran menengah

M kelompok

I
Proses
S produksi
lini
A
Proses produksi
S berkesinambung
an
I

Aliran Lini

Rendah

Rendah VOLUME Tinggi

Volume rendah

Lebih sedikit integrasi


Sumber daya lebih fleksibel
Konsumen lebih terlihat
Lebih sedikit intensitas modal

MANAJEMEN INDUSTRI / PROSES PRODUKSI |PTM.FT.UNIMED 2017 5


Volume Tinggi

Lebih banyak integrasi vertikal


Sumber daya lebih tidak fleksibel
Konsumen lebih sedikit terlihat
Lebih banyak intensitas modal

Anak panah vertical menggambarkan hubungan antara volume dan pemilihan proses, dan anak
panah horizontal menggambarkan hubungan selanjutnya antara pemilihan proses dengan keputusan
pemilihan proses yang lain. Dengan demikian volume produksi yang tinggi berarti :

1. Proses produksi terus-menerus atau garis. Contoh, PT Pertamina menggunakan proses produksi
terus-menerus untuk menghasilkan bahan bakar dalam volume yang sangat tinggi.
2. Lebih cenderung melakukan integrasi vertical. Volume yang tinggi menciptakan peluang yang
lebih besar untuk melakukan integrasi vertikal.
3. Fleksibilitas sumber daya lebih rendah. Ketika volume produksi tinggi, tidak diperlukan
fleksibilitas untuk memanfaatkan sumber daya secara efektif dan spesialisasi dapat mengarah
pada proses yang lebih efisien. Untuk itu, biasanya perusahaan hanya memproduksi produk
dengan jenis yang sangat terbatas.
4. Keikutsertaan konsumen dalam proses produksi lebih rendah. Pada volume produksi yang tinggi,
perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan konsumen secara perorangan. Perkecualian
untuk pelanggan telepon dan pelayanan bank dengan ATM, karena proses membutuhkan
perhatian personal yang minimal.
5. Intensitas modal lebih besar. Volume yang tinggi menjustifikasikan biaya tetap yang besar dari
efisiensi operasi.

Sedangkan volume produksi yang rendah mempunyai arti :

1. Proses produksi proyek atau proses produksi borongan. Sebagai contoh rumah sakit
menggunakan proses produksi ini untuk melayani pasiennya.
2. Lebih sedikit keperluan untuk melakukan integrasi vertical. Volume produksi yang rendah
membatasi peluang untuk melakukan integrasim vertical baik kea rah hulu maupun hilir.
Contoh, sebuah pengembang perumahan, kebutuhan bahan bakunya diperoleh dengan cara
membelinya dari perusahaan lain (outsourching) mengingat kebutuhan barangnya tidak terlalu
banyak.
3. Sumber daya lebih fleksibel. Ketika volume produksi rendah, seperti pembuatan kue sesuai
dengan pesanan konsumen, pekerja dilatih untuk dapat menangani berbagai macam
permintaan konsumen.
4. Lebih banyak melibatkan konsumen. Pengusaha fotokopi banyak melibatkan konsumen pada
proses pelayanannya yang bersifat costum.
5. Intensitas modal yang digunakan lebih sedikit. Pembuatan kerajinan cenderung lebih padat
karya dan lebih sedikit membutuhkan investasi pada peralatan.
MANAJEMEN INDUSTRI / PROSES PRODUKSI |PTM.FT.UNIMED 2017 6
B. Perencanaan Proses

Perencanaan proses menurut Taylor dalam Joko (2004) adalah menjelaskan tentang bagaimana
produk diproduksi atau jasa disediakan. Perencanaan proses ini memutuskan tentang komponen mana
yang akan dibuat sendiri di dalam perusahaan dan komponen mana yang akan dibeli daro pemasok,
memilih proses dan peralatan-peralatan khusus (membeli peralatan baru jika dipandang perlu), dan
mengembangkan dokumen-dokumen yang diperlukan untuk pabrikasi dan distribusi.

1. Keputusan membuat sendiri atau membeli


Dalam memutuskan komponen mana yang akan dibuat atau di pasok dari perusahaan lain,
menurut Taylor dalam Joko (2004) terdapat beberapa factor yang perlu di pertimbangkan,
antara lain :
a. Biaya
Yang dimaksud dengan biaya disini adalah biaya untuk mendapatkan komponen, sehingga
yang perlu dipertimbangkan adalah apakah lebih murah untuk membuat sendiri atau
membeli dari pihak lain.
b. Kapasitas
Keterbatasan kapasitas biasanya merupakan pertimbangan utama perusahaan dalam
memutuskan untuk membeli komponen dari pemasok. Bila kebutuhan komponennya
bersifat kontinous, maka sebaliknya perusahaan menambah kapasitasnya guna
menyediakan sendiri komponen yang diperlukan, tetapi bila kebutuhannya bersifat
insidentil, maka sebaliknya membeli dari pemasok.
c. Kualitas
Pengawasan produk secara umum akan lebih mudah bila produk dibuat sendiri, tetapi
bukan berarti bila komponen diperoleh dari perusahaan lain kualitasnya tidak dapat dijamin.
Dengan memiliki pemasok yang sudah mempunyai sertifikasi dan terstandarisasi, maka
komponen yang diperlukan dapat terjamin kualitasnya.
d. Kecepatan
Kecepatan adalah pertimbangan lain yang perlu diperhatikan, karena kecepatan penyediaan
komponen akan sangat menentukan kecepatan dan kelancaran proses produksi
e. Reliabitasi
Bila perusahaan memutuskan untuk memperoleh komponen dari pemasok, maka realibitasi
pemasok perlu diperhatikan baik dalam aspek kualitas, ketepatan penyerahan yang dipasok.
Misal mencari pemasok yang bersertifikasi ISO 9000, atau memberikan pinalti berupa deda
yang tinggi bagi pemasok yang realibitasinya rendah.
f. Keahlian
Memperoleh komponen dari pihak lain tidak dapat dihindarkan bila perusahaan mamang
tidak mempunyai keahlian untuk membuat atau merancang komponen tertentu yang
diperlukan. Hal ini sering terjadi karena memang keahlian ini sering sudah dipatenkan oleh
perusahaan yang memiliki keahlian ini sehingga perusahaan tergantung pada perusahaan
pemasok.

MANAJEMEN INDUSTRI / PROSES PRODUKSI |PTM.FT.UNIMED 2017 7


2. Pemilihan peralatan
Yang termasuk dalam keputusan tentang peralatan ini adalah keputusan tentang penggantian
peralatan, peningkatan kemampuan peralatan yang ada, penambahan kapasitas atau
menyangkut pembelian peralatan baru.
Dalam menentukan peralatan yang akan dibeli, terdapat beberapa hal yang harus
dipertimbangkan, yaitu :

a. Biaya pembelian
Biaya yang dipertimbangkan bukan hanya biaya yang diperlukan untuk pengadaan peralatan
tersebut, tetapi lebih dari itu terdapat berbagai biaya tambahan lainnya, misal biaya
pemasangan.
b. Biaya operasi
Yang termasuk biaya operasi adalah biaya tenaga kerja langsung, tenaga kerja tidak
langsung (tenaga pemrograman, material handing), listrik, peralatan, dsb.
c. Penghematan harian
Sebagian besar alas an pengadaan peralatan baru adalah untuk menghemat pengeluaran
biaya tenaga kerja langsung. Namun demikian, penghematan yang lain sebenarnya lebih
penting. Contoh proses yang lebih efisien memungkinkan pengguaan bahan baku yang lebih
sedikit di samping frekuensi kerusakan mesin menjadi lebih kecil dan jarang memerlukan
perbaikan.
d. Peningkatan pendapatan
Peralatan baru dapat meningkatkan kapasitas dengan asumsi lebih banyak barang yang
terjual, maka pendapatan akan meningkat. Karena pendapatan meningkat, maka tentunya
perusahaan akan meningkatkan kapasitasnya.
e. Resiko dan ketidakpastian
Investasi dalam peralatan bar, khususnya peralatan yang menggunakan teknologi yang
belum teruji, pasti akan menimbulkan risiko, misal risiko tentang kinerja peralatan, umur
pemakaian dsb.

3. Dokumen proses produksi


Dokumen yang menjelaskan secara detail spesifikasi proses pabrikasi dan distribusi suatu
produk disebut rencana proses (Taylor,2000). Rencana proses terdiri dari :
a. Blueprint
Blueprint atau cetak biru adalah gambaran detail rancangan produk
b. Bill of material, yaiu daftar bahan baku dan komponen yang akan digunakan oleh suatu
produk.

MANAJEMEN INDUSTRI / PROSES PRODUKSI |PTM.FT.UNIMED 2017 8


c. Assembly chart atau product structure diagram, adalah suatu diagram skematik yang
menjelaskan hubungan setiap komponen dengan induk rakitan, pengelompokan dari
komponen ini akan membentuk sub perakitan.

Contoh struktur produk :

KURSI MAKAN

B(K) C1 D(2) E(4)

Sandaran Alas duduk Kaki depan Poros

Belakang kursi penghubung

F(2) G(4) H(1) I(1)

Kaki Bilah Kerangka Papan

belakang Sandaran Alas alas

d. Operations process chart atau diagram proses adalah daftar operasi yang harus dilakukan
dalam proses pabrikasi sebuah produk. Berikut adalah contoh dari diagram proses.
Sandaran

belakang

belakang

MANAJEMEN INDUSTRI / PROSES PRODUKSI |PTM.FT.UNIMED 2017 9


Nama suku cadang : Kaki belakang kursi makan
No. suku cadang : 2410
No. assembling : 437
No. Keterangan Dept Mesin Waktu Peralatan
operasi
10 Belah kayu 041 Gergaji 30 menit
20 Potongan sesuai panjang 043 Gergaji 5 menit
yang diinginkan

30 Bubut sesuai dengan bentuk 041 Bubut 30 menit


yang ditentukan

40 Periksa ukuran 051 5 menit Meteran


50 Buat lubang sambungan 052 Bor 15 menit
60 Amplas sampai halus 054 Amplas

e. Flow chart atau diagram alur adalah diagram yang menjelaskan kegiatan produksi mulai
dari datangnya bahan baku sampai produk jadi dapat diamati secara jelas. Dalam diagram
alur ini diperlukan 5 simbol untuk menjelaskan kegiatan yang terjadi pada proses produksi.
Simbol-simbol tersebut adalah :
1). Lingkaran, yang menggambarkan suatu kegiatan operasi yang memberikan nilai tambah
dalam suatu proses produksi.
2). Segi empat, menggambarkan kegiatan inspeksi
3). Anak panah, menggambarkan pemindahan bahan dari suatu tempat ke tempat lain
(transportasi).
4). Huruf D besar, kegiatan menunggu
5). Segitiga terbalik untuk operasi penyimpanan.

MANAJEMEN INDUSTRI / PROSES PRODUKSI |PTM.FT.UNIMED 2017 10


Berikut adalah contoh dari diagram alur proses

Tanggal : 12 february 2008 Lokasi : Sleman


Penganalisis : Mono Proses : Jus apel
Operas Oper Transp Inspeksi Menungg Penyimpa Keterangan proses Wakt Jarak
i ke asi ortasi u nan u
1 D Bongkar apel dari 20
truk
2 D Pindah ke ruang 100
periksa
3 D Timbang, periksa, 30
dan jajarkan
4 D Simpan ke gudang 50
5 D Tunggu sampai 360
diperlukan
6 D Pindah ke mesin 20
pengupas
7 D Apel dikupas dan 15
dibuang bijinya
8 D Rendam dalam air 20
9 D Letakkan diruang 5
konveyer
10 D Pindahkan ke area 20
pencampuran
11 D Timbang, control 30
dan dijajarkan
TOTAL 480 190

C. Pemilihan Teknologi

Hal yang penting untuk diperhatikan dalam perencanaan proses produksi adalah pemilihan
teknologi. Teknologi dalam berproduksi dapat memilih yang sederhana atau yang canggih, hal ini
tergantung kepada kebutuhan dan keadaan. Apabila teknologi produksi sederhana, biasanya memiliki
kapasitas rendah, investasi awalnya rendah, bersifat padat karya (labour intensive), biaya produksi
tetapnya rendah, tetapi biaya variabelnya mahal. Apabila perusahaan menggunakan teknologi yang
canggih, biasanya investasinya awalnya marah, bersifat padat modal (capital intensive), biaya produksi
tetapnya mahal, tetapi biaya variable/unitnya rendah.

Perkembangan teknologi yang berhubungan dengan manajemen operasi menyangkut 2 jenis,


yaitu teknologi pabrikasi dan teknologi informasi. Kedua teknologi ini terbukti dapat merubah secara
drastis proses produksi yang tradisional menjadi proses produksi modern.

1. Teknologi pabrikasi
a) Bidang manufacturing
1) CAM
MANAJEMEN INDUSTRI / PROSES PRODUKSI |PTM.FT.UNIMED 2017 11
Computer Aided Manufacturing (CAM) adalah menggunakan komputer untuk
merencanakan, mengatur dan mengontrol kerja mesin, alat-alat dan arus barang dalam
proses produksi.
2) CAD
Computer Aided Design (CAD) adalah pembuatan desain barang dengan bantuan
computer. Dengan menggunakan computer dapat dibuat desain dengan mudah serta
penggunaan bahan, daya tahan produk dan informasi lain.
3) NC Machies
Numerically Control Machies (NCM) adalah mesin yang diprogram untuk menghasilkan
beberapa macam barang dengan berbagai ukuran.
4) Robot
Kata robot digunakan untuk mesin-mesin yang fleksibel dan mempunyai kemampuan
memegang, bergerak bahkan mengambil sesuatu. Robot biasanya digunakan secara
efektif untuk melakukan tugas yang sangat monoton atau berbahaya
5) AGV
Automated Guided Vehicles (AGV) adalah suatu alat pengangkutan barang dalam pabrik
yang dapat diprogram. Alat ini bergerak dengan dikontrol oleh operator.
6) FMS
Flexible Manufacturing system (FMS) adalah cara berproduksi yang bersifat fleksibel dan
dikontrol dengan menggunakan computer. Terdapat 3 komputer yang harus ada dalam
FMS, yaitu :
Adanya rangkaian proses- proses produksi yang terdiri atas beberapa macam
pusat kerja dan diatur dengan menggunakan computer, biasanya dengan NCM.
Pengangkutan barang dilakukan secara otomotis, biasanya dengan AGV.
Bongkar muat dan pengambilan barang dilakukan secara otomatis, baisanya
dengan Automated Storage.
b) Bidang jasa
1) EFT
Electronic Funds Transfer adalah pemindahanrekening secra otomatis dengan
menggunakan computer.
2) ATM
Automatic Teiler Machine, komputer yang melayani pengambilan uang nasabah
sewaktu-waktu dengan menggunakan kartu.
3) EDI
Electronic Data Interchane, system informasi dengan menggunakan komputer yang
dihubungkan dengan alat komunikasi lain.
4) Facsimile
Cara pengiriman berita tertulis jarak jauh dengan mengeluarkan copy tulisan yang
dikirim.

MANAJEMEN INDUSTRI / PROSES PRODUKSI |PTM.FT.UNIMED 2017 12


5) Barcode
Cara pengidentifikasian barang dengan menempelkan kertas magnetik pada bungkus
barang.

2. Teknologi informasi
a. SIM
System Informasi Manajemen adalah suatu system yang dirancang sevara khusus untuk
menyalurkan informasi yang sangat beragam dan besar dalam suatu organisasi. Data yang
terkumpul, diorganisasikan, diproses dan dibuat untuk mudah akses oleh manajer agar
dapat digunakan dalam pengambilan keputusan.
b. DSS
Decision Support System adalah system informasi yang digunakan untuk berinteraksi
melalui proses interatif untuk pengambilan keputusan. DSS sering mengintegrasikan model
kuantitatif dalam kerangka kerjanya.

MANAJEMEN INDUSTRI / PROSES PRODUKSI |PTM.FT.UNIMED 2017 13


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Proses produksi bertujuan untuk mencari jalan untuk memproduksi barang dan jasa yang mampu
memenuhi keinginan konsumen dan spesifikasi produk yang berada dalam jangkauan keterbatasan
biaya atau hambatan manajerial lainnya.

B. Saran

Diharapkan agar mahasiswa mengetahui apa itu proses produksi dan struktur-struktur yang
terdapat pada proses produksi. Dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

MANAJEMEN INDUSTRI / PROSES PRODUKSI |PTM.FT.UNIMED 2017 14


MANAJEMEN INDUSTRI / PROSES PRODUKSI |PTM.FT.UNIMED 2017 15

Anda mungkin juga menyukai