Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Derasnya arus infomasi di era globalisasi ini menuntut semua
lapisan kehidupan untuk mengembangkan segala diensinya baik itu
dibidang pengetahuan, nilai dan sikap, maupun keterampilan.
Perkembangan dimensi manuasia dapat dilakukan melalui pendidikan
seperti kemampuan intelektual, kecerdasan mengendalikan emosi, dan
memiliki kreatifitas yang tinggi. Pendidikan mempunyai peran yang
sangat strategis untuk memperiapan generasi muda yang memiliki
kebudayaan, kecerdasan emosional yang tinggi dan meguasai mega skill
yang mantap.latar belakang penulisan buku ini ialah untuk membantu
pengguna buku dalam memilih buku yang lebih baik serta untuk
memenuhi tugas mata kuliah profesi pendidikan.

1.2. Tujuan
Adapun Tujuan Penulisan Dari Makalah Ini Adalah :
1. Untuk memenuhi salah satu tugas CBR Profesi Kependidikan
2. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dari buku tersebut

1.3 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kesesuaian materi dari buku?
2. Apa Kekurangan dan Kelebihan dari buku?

1.4 Manfaat
1. Sebagai bahan evaluasi bagi penulis untuk memperbaiki penulisan buku
kedepannya
2. Sebagai bahan pertimbangan pembaca dalam memilih buku

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Bibliografi Buku

 Buku Pertama :

Judul Buku : Profesi Kependidikan


ISBN : 978-602-7938-05-2
Penyusun : Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd
Penerbit : UNIMED PRESS
Kota Terbit : MEDAN
Tahun Terbit : 2017
Jumlah halaman : 353 Halaman.

 Buku Kedua :

Judul Buku : Profesi Kependidikan


ISBN : 978-602-5757-03-2
Penyusun : David Sigalingging S.Pd
Penerbit : UNPAD
Kota Terbit : Padang
Tahun Terbit : 2010
Jumlah halaman : 82 Halaman

2
BAB III

RINGKASAN BUKU

BUKU 1 :

BAB I : HAKIKAT PROFESI KEPENDIDIKAN

Secara etimologis istilah profesi berasal sari bahasa inggris “profesion”


yang berakar dari bahasa latin”profeus” yang artinya mengakui.atau menyatakan
mampu dalam suatu bentuk pekerjaan. Jadi pengertian dari profesional
kependidikan adalah suatu keahlian yang didapat dari sutu usaha yang dilakukan
selama ini dibidang pendidikan.Yang dimana pendidikan didapat dari perkuliahan
selama ini baik diperkuliahan ataupun pelatihan secara rutin.Ciri-ciri Profesi
adalah sebagai berikut:

1. Memiliki keahlian dan keterampilan yang unggul

2. Memiliki kedisipilinan ilmu yang jelas dankode etik yang baik bagi
masyarakat

3. Memiliki rasa tanggung jawab yang profesional dan masa pendidikan berupa
pelatihan

4. Berfungsi bagi semuanya(sosial)

Adapun kompetensi yang harus dimiliki oleh guru:

1. Menguasai bahan mengajar ,mengelola program belajar mengajar ,mampu


mengelola kelas

2. Menggunakan media sumber dan landasan-lanadasan kependidikan

3. Mengelola interaksi belajar mengajar dan program pelayanan

3
4. Menyelenggarakan administrasi dan prinsip penelitian

Adapun sub kompetensi dalam pedagogik adalah sebagai berikut:

1. Memahami peserta didik secara mendalam

2. Merancang pembelajaran sesuai aturan

3. Merancang evaluasi peserta didik

BAB II : PROFESIONALISASI GURU

Profesionalisasi mengacu pada kata proses. Kata proses mengandung arti


runtunan perubahan/peristiwa diperkembangan sesuatu,kemajuan sosial berjalan
terus,rangkaian tindakaan,pembuatan atau pengelolaan yang menghasilkan
produk. Di Indonesia,telah banyak wahana yang dapat digunakan untuk
meningkatkan profesionalisme guru,misalnya memperdayakan Pusat Kegiatan
Guru(PKG).Usaha lain yang dapat menigkatkan kompetensi professional guru
adalah member kesempatan kepada guru merenungkan atau merefleksikan
sejauhmana ia telah menguasai prinsip-prinsip paedagogi secara umum maupun
prinsip lainnya.

Kinerja guru adalah hasil kerja yang dicapai guru dalam melaksanakan
tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan pada
kecakapan,pengalaman,dan kesungguhan daam bekerja.Kinerja guru menyangkut
hasil kerja yang secara kuantitas dan kualitas dapat dicapai guru dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberi kepadanya.

Faktor yang mempengaruhi kinerja guru dalam melaksankan tugasnya adalah :

1) Kepeminpinan kepala sekolah,

2) Fasilitas kerja,

3) Harapan-haraapan dan

4
4) Kepercayaan personalia sekolah.

Profesionalisme seorang guru ditentukan oleh tiga faktor,yakni:1). Faktor


internal dari guru itu sendiri,2). Kondisi lingkungan tempat kerja dan 3).
Kebijakan pemerintah.Penilaian kinerja adalah menilai rasio hasil kerja nyata dari
standar kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan setiap karyawan.Hasil dari
penilaian kinerja guru dapat menggambarkan sosok keprofesionalan yang dapat
ditampilkan oleh guru,secara nyata selama melaksanakan tugas keguruannya
dalam kehidupan nyata. Adapun cirri-ciri dari guru yang profesional
yaitu:memiliki kemampuan interpersonal,memiliki hubungan baik dengan
siswa,mampu memeperhatikan siswa secara tulus,menunjukkan antosis mengajar
yang tinggi,mampu menhajam siswa dalam kegiatan pembelajaran,mamapu
meberi kesempatan bagi siswa yang berbicara.

BAB III : PERAN ORGANISASI DAN SIKAP PROFESI KEPENDIDIKAN

Sebagai seorang tenaga professional,guru harus senantiasa proaktif


meningkatkan pengetahuan,sikap,dan keterampilannya secara terus
menerus.Sasaran penyikapan itu meliputi penyikapan terhadap perundang-
undangan,organisasi profesi,teman sejawat,peserta didik,tempat kerja,pimpinan
lembaga dan lingkungan pekerjaan.Sebagai jabatan yang harus dapat menjawab
tantangan perkemabangan masyarakat,jabatan guru harus pula selalu
dikembangkan dan dimuktahirkan.Dalam bersikap guru harus selalu menagadakan
pembaharuan sesuai dengan tuntutan zaman yang melekat tugas-tugasnya.

BAB IV : PERANANAN GURU DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN

Kata manajemen berasal dari bahasa inggris dengan istilah dab atau kata
dasar manage yang berarti kelola.Management artinya pengelolaan,yang berarti
penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran.Manajemen
sering dikatakan sebagai ilmu,kiat dan profesi.Dapat disimpulkan bahwa
managemen adalah suatu proses pemanfaatan sumber daya yang tersedia secara
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan suatu organisasi/lembaga.

5
Fungsi managemen pendidikan adalah perencanaan, pengorganisasian,
penyusunan pegawai, pengarahan, koordinasi, pencatatan dan pelaporan
pengawasan. Managemen pendidikan memiliki tugas yaitu harus mengelola
administrasi atau manager pendidikan. Kegiatan operasional yang harus diatur
yaitu : penyusunan persiapan mengajar (SAP), pelaksanaan proses belajar,
pengelolaan peserta didik, pengelolaan personalia pendidikan, pengelolaan
perlengkapan pendidikan, pengelolaan keuangan pendidikan, pengelolaan layanan
khusus, pengelolaan ketatausahaan (kantor) dan pengelolaan hubungan sekolah
dengan masyarakat.

Managemen pendidikan adalah alat untuk mencapai tujuan


pendidikan.Sebagai alat,managemen pendidikan harus dijalankan secara efektif
dan efisien dengan memberdayakan segala sumberdaya yang tersedia ada baik
manusia dan non manusia sehingga semuanya menjadi satu menuju satu titik
akhir,guru secara profesional melaksanakan proses pembelajaran agar peserta
didik mau dan dapat belajarr hingga mencapai tujuan pendidikan.Manajemen
pendidikan disekolah harus dijalankan sesuai dengan fungsi-fungsinya dan
berpegang pada prinsip-prinsip manajemen yang efektif dan efisien.Sebagai
bagian tidak terpisahkan dari sistem pendidikan,guru bidang studi harus
memahami dan mampu menjadi bagian yang terintegrasi dalam managemen
pendidikan dengan melaksanakan segala tugas dan tanggung jawab pada setiap
bidang garapan yang dikelola oleh kepala sekolah sebagai manager pendidikan
disekolah.

BAB V : HAKEKAT SUPERVISI PENDIDIKAN

Sesungguhnya konsep supervise pada awalnya adalah adanya kebutuhan


akan landasan pembinaan situasi pembelajaran dengan cara membimbing guru
dalam memilih metode mengajar yang tepat,dan pentingnya mempersiapkan guru
yang mampu melaksanakan tugasnya dengan kreativitas yang tinggi yang didasari
oleh otonom sebagai guru,sehingga pertumbuhan jabatan guru terus berlangsung.

6
Adapun tujuan supervise pendidikan yaitu,menurut(sahertian/1981) yaitu:

1) Membantu para guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan,

2) Membantu para guru dalam membimbing pengalaman belajar,

3) Membantu para guru menggunakan sumber-sumber pengalaman belajar

4) Membantu para guru dalam memenuhi kebutuhan belajar murid,

5) Membantu para guru dalam menggunakan alat-alat metode dan metode


mengajar.

6) Membantu para guru dalam menilai kemajan murid-murid dan hasil


pekerjaan guru itu sendiri,

7) Membantu para guru membina reaksi mental atau moral.

Supervisi memiliki tujuan yaitu: pengembanga tujuan, pengembangan


program, koordinasi dan pengawasan, motivasi, pemecahan sosial,
pengembangan professional, dan penilaian kelurahan pendidikan. Dengan
demikian dapat ditegaskan bahwa fungsi dan spesifikasi supervise pengajaran
adalah memberikan pelayanan supervise pengajaran kepada guru untuk
menumbuhkan proses belajar mengajar yang berkualitas
baik,menyenangkan,inovatif dan dapat menjaga keseimbangan pelaksanaan
tugas staf mengajar.

Teknik supervise pendidikan ada dua, yaitu:

1. Tekhnik yang bersifat kelompok:

 Pertemuan orientasi
 Rapat guru latih
 Diskusi sebagai proses kelompok
 Tukar menukar pengalaman
 Seminar dan perpustakaan jabatan

7
 Mengikuti kursus

2. Tekhnik yang bersifat individual:

 Perkunjungan kelas
 Observasi kelas
 Percakapan pribadi
 Inter-visitasi dan menilai diri sendiri

BAB VI : BIMBINGAN KONSELING DAN PERAN GURU

Bimbingaan konseling di sekolah merupakan salah satu aktivitas


pendidikan yang tidak boleh lepas dari perhatian administrator, manager dan guru
di sekolah. Upaya memfasilitasi peserta didik agar mampu mengembangkan
potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya secara optimal
(menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral spiritual. Sifat-sifat
konseling diantaranya:

 Pertolongan diarahkan kepeningkatan kemampuan dalam menghadapi


hidup dengan segala persoalannya
 Pertolongan yang kontiniu diberikan atas dasar perencanaan dan
pemikiran ilmiah
 Pertolongan yang proses pemecahannya dari persoalan membutuhkan
aktivitas dan tanggung jawab
 Pertolongan yang isi,bentuk dan caranya disesuaikan dengan kebutuhan
tiap-tiap masalah
 Pertolongan yang berusaha menolong tiap anak

Konseling merupakan suatu proses pertemuan langsung antar konselor


dengan konseling (face to face relationship) yang bermasalah, dimana
pembimbing membantu konseling dalam mengusahakan perubahan sikap dan
tingkah laku. Sasaran utama dari konseling adalah perubahan sikap dan

8
tingkah laku sesuai dengan defenisi konseling yang dikemukakan oleh Carl R.
Roger :” counseling is a series of direct contacs with the individual which
aims to offer him assistance in changing his attitudes and behavior”.

Tujuan dari konseling secara umum bertujuan untuk agar siswa


mendapat pelayanan konseling secara optimal sesuai dengan
bakat,kemampuaan dan nilai nilai yang dimiliki.Secara khusus pelayanan
konseling disekolah betujuan agar siswa dapat:

 Memahami lingkungannya dengan baik meliputi lingkungan


pendidikan,pekerjaan dan sosial masyarakat
 Membuat pilihan dengan keputusan yang biijaksana
 Menghadapi masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan
sehari-hari
 Memahami diri sendiri

Dikaitkan dengan pelayanan konseling disekolah,dapat dikemukakan


beberapa fungsi konseling yaitu: 1.)Fungsi pemahaman, 2.)Fungsi
pencegahan, 3.)Fungsi penyaluran, 4.)Fungsi penyesuaian, 5.)Fungsi
perbaikan fungsi, 6.)Pengembangan dan 7.)Fungsi pengembangan. Konseling
bukan hanya memiliki tujuan fungsi dan manfaat,tetapi juga memilki beberapa
azas-azas yaitu:

 Azas kerahasian
 Azas kesukarelaan
 Azas kekinian,dan
 Azas kemandiri

9
BUKU 2

BAB I : KONSEP DASAR PROFESI KEPENDIDIKAN


A. Profesi

Profesi pada hakikatnya adalah suatu pernyataan atau suatu janji terbuka yang
menyatakan bahwa seseorang itu mengabdikan dirinya pada suatu jabatan atau
pelayanan karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan
itu. Istilah profesi, menurut Everest Hughes (dalam Piet A Sahartian, 1994)
merupakan simbol dari suatu pekerjaan dan selanjutnya menjadi pekerjaan itu
sendiri.
B. Profesi Guru
. Guru mempunyai peranan yang amat penting dalam upaya
pendidikan, Ronan Brandt dalam tajuk rencana Education Leadership maret
lalu mencatat :”hampir semua usaha reformasi dibidang pendidikan seperti
pembaharuan kurikulum dan penerapan metode mengajar baru pada akhirnya
tergantung kepada guru (Dedi Supriadi, 75:1997).

C. Ciri ciri guru profesional

Menurut jurnal (dalam Dedi Supriadi, 1998) untuk menjadi profesional,


seorang guru dituntut untuk memiliki lima hal. Pertama, guru mempunyai
komitmen pada murid dan proses belajarnya. Ini berarti bahwa komitmen guru
adalah kepada kepentingan siswanya. Kedua, guru menguasai secara
mendalam bahan/mata pelajaran yang diajarkannya serta cara mengajarkannya
kepada siswanya. Ketiga, guru bertanggung jawab memantau hasil belajar
murid melalui berbagai teknik evaluasi, mulai cara pengamatan dalam prilaku
murid sampai tes hasil belajar. Keempat, guru mempu bersifir sistematis
tentang apa yang dilakukannya, dan belajar dari pengalamannya. Kelima, guru
seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan
profesinya.

10
D. Profesionalisasi guru

Dalam proses ini, pendidikan prajabatan, pendidikan dalam masa jabatan


termasuk penataran, pembinaan dari organisasi profesi dan tempat kerja,
penghargaan masyarakat terhadap profesi keguruan. Penegakan kode etik
profesi, sertifikasi, peningkatakn kualitas calon guru, imbalan, dll. Secara
bersama-sama menentukan pengembangan profesionalisme seseorang
termasuk guru. Jika demikian, maka usaha peningkatan profesionalisme guru
merupakan tanggung jawab bersama antara LPTK sebagai penghasil guru,
instansi yang membina guru (dalam hal ini Dinas Pendidikan atau Yayasan
swasta), PGRI, dan masyarakat.

BAB II : GURU SEBAGAI PROFESI


1. Hakekat dan martabat guru
Guru yang ideal dan profesional merupakan dambaan setiap insan
pendidikan, sebab dengan guru yang profesional diharapkan pendidikan
menjadi lebih berkualitas. Apabila penghargaan terhadap guru tersebut tidak
memadai, Maka harapan atau idealisme di atas, bukan merupakan pekerjaan
yang mudah. Hal ini berkaitan erat dengan penghargaan masyarakat atau
negara terhadap profesi guru. Negara-negara maju memberikan penghargaan
yang lebih kepada guru dibanding dengan Indonesia

2. Kompetensi guru
Inti dari pendidikan adalah interaksi antara pendidik (guru) dengan
peserta didik (murid) dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Pendidik,
peserta didik dan tujuan pendidikan adalah komponen-komponen pendidikan
yang esensial (utama). Ketiga komponen pendidikan ini membentuk suatu
segitiga, yaitu jika hilang salah satu komponennya, maka akan hilang hakekat
dari pendidikan itu.

11
Sebagai pendidik, tugas guru pada dasarnya adalah mendidik, yaitu membantu
anak didik mengembangkan pribadinya, memperluas pengetahuannya, dan
melatih keterampilannya dalam berbagai bidang.

3. Organisasi Profesional Guru


a. Fungsi Organisasi Profesional Keguruan
Sebagai telah disebutkan bahwa salah satu kriteria jabatan profesional
adalah jabatan profesi harus mempunyai wadah untuk mnyatukan gerak
langkah untuk mengendalikan keseluruhan profesi, yakni organisasi profesi.
Bagi guru-guru di negara kita, wadah ini telah ada yakni Persatuan Guru
Republik Indonesia, lebih dikenal dengan singkatan PGRI. Didirikan di
Surakarta tanggal 25 November 1945. Salah satu tujuan dari PGRI adalah
mempertinggi kesadaran, sikap, mutu, dan kegiatan profesi guru serta
meningkatkan kesejahteraan mereka (Basuni,1986)
Selain itu basuni juga menguraikan misi utama PGRI yaitu:
1. Misi politis,/ideologis
2. Misi persatuan/organisatoris
3. Misi profesi
4. Misi kesejahteraan

b. Jenis-jenis organisasi keguruan


Disamping PGRI sebagai satu-satunya organisasi guru-guru sekolah
yang diakui pemerintah saat ini, ada organisasi sekolah yang disebut
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), yang didirikan atas anjuran
pejabat-pejabat pada Departemen Pendidikan Nasional. Selain dari pada
organisasi tersebut juga ada organisasi resmi di bidang pendidikan, yakni
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) yang saat ini mempunyai devisi-
devisi, antara lain Asosiasi Bimbingan dankonseling Indonesia (ABKIN),
Himpunan Administrasi Pendidikan Indonesia (HISAPIN), Himpunan Sarjana
Bahasa Indonesia (HSPBI) dan lain-lain.

12
4. Kode Etik Guru
A. Pengertian Kode Etik
Kode etik suatu profesi adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh
setiap anggota profesi dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam
hidupnya dimasyarakat.
Kode Etik Guru Indonesia
Persatuan Guru Republik Indonesia menyadari bahwa Pendidikan
adalah merupakan suatu bidang Pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
Bangsa dan Tanah Air serta kemanusiaan pada umumnya. Guru Indonesia
yang berjiwa Pancasila dan Undang –Undang Dasar 1945 . Maka Guru
Indonesia terpanggil untuk menunaikan karyanya sebagai Guru dengan
mempedomani dasar –dasar sebagai berikut :
1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk
manusia pembangun yang berjiwa Pancasila
2. Guru memiliki kejujuran Profesional dalam menerapkan Kurikulum sesuai
dengan kebutuhan anak didik masing –masing .
3. Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi
tentang anak didik , tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk
penyalahgunaan .
4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan
dengan orang tua murid sebaik –baiknya bagi kepentingan anak didik
5. Guru memelihara hubungan dengan masyarakat disekitar sekolahnya
maupun masyarakat yang luas untuk kepentingan pendidikan .
6. Guru secara sendiri – sendiri dan atau bersama – sama berusaha
mengembangkan dan meningkatkan mutu Profesinya .
7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru baik
berdasarkan lingkungan maupun didalam hubungan keseluruhan .
8. Guru bersama –sama memelihara membina dan meningkatkan mutu
Organisasi Guru Profesional sebagai sarana pengapdiannya.
9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan
Pemerintah dalam bidang Pendidikan.

13
BAB III : PROFESI GURU SEBAGAI JABATAN FUNGSIONAL

1. Guru Yang Ideal


Guru yang ideal adalah guru yang menguasai
kompetensinyasebagai guru.Banyak Rumusan oleh para ahli tentang
kompetensi guru, misalnya (dalam Roestiyah, 1989) memberikan sepuluh
rumusan tentang kompetensi guru, yaitu :
1) Menguasai bahan pelajaran
2) Mengelola program belajar mengajar
3) Mengelola kelas
4) Menggunakan media/sumber belajar
5) Menguasai landasan-landasan kependidikan
6) Mengelola interaksi belajar mengajar
7) Menilai prestasi peserta didik untuk kepentingan pengajaran
8) Mengenal fungsi dan program layanan bibingan dan knseling sekolah
9) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah
10) Memahami prinsip-prinsip dan menjelaskan hasil-hasil penelitian
pendidikan guna keperluan pengajaran.

2. Tugas Pokok, Tanggung Jawab dan Wewenang Guru


Keputusan Menpan nomor 84/1993, Guru adalah pegawai negeri
yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh
pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pendidikan dengan tugas
utama mengajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah termasuk taman kanak-kanak atau membimbing peserta didik
pada pendidikan dasar dan menengah.

14
BAB IV : WAWASAN BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling


Bimbingan dan konseling merupakan suatu kegiatan yan
terintegrasi dalam keseluruhan proses belajar megajar. Bimbingan adalah
bantuan yang diberikan kepada individu atau kelompok agar mereka dapat
mandiri, melalui bahan, interaksi, nasehat, gagasan ,alatdan asuhan yang
di dasarkan atas norma atau nilai-nilai yang berlaku. Sedangkan konseling
sebagai suatu usaha memperoleh konsep diri pada individu siswa

B. Latar Belakang Perlunya bimbingan Dan Konseling Dalam Pendidikan

1. Latar belakang social budaya

2. Latar belakang pendidikan

3. Latar belakang psikologis

C. Tujuan Bimbingan Dan Konseling

Tujuan bimbingan dan konseling secara umum adalah untuk


membantu individu dalam mencapai kebahagiaan hidup pribadi,
kehidupan yang efektif dan produktif dimasyarakat, hidup bersama
individu lain serta harmonis antara cita-cita dengan kemampuan yang ada.

BAB V : PERANAN GURU DALAM PELAKSANAAAN PROGRAM


BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

1. Program bimbingan dan konseling


A. Makna dan tujuan
Program bimbingan dan konseling merupakan suatu rangakaian
kegiatan yang terencana,terorganisasi dan terkoordinasi selama periode
waktu tertentu (Winkel, 1991). Prayitno, (2000) memberikan makna
bahwa program bimbingan dan konseling (BK) adalah satuan nrencana
kegiatan BK yang akan dilaksanakan pada periode waktu tertentu.

15
B. Bidang dan Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling
1. Bidang-bidang bimbingan
a. Bimbingan pribadi,yaitu pelayan bimbingan dan konseling yang
diarahkan untuk membantu siswa menemukan dan
mengembangkan pribadi yanga beriman dan bertakwa terhadap
Tuhan yang Yang Maha Esa, mantap dan mandiri serta sehat
jasmani dan rohani

b. Bidang bimbingan sosial,yaitu pelayan bimbingan dan konseling


yang diarahkan untuk membantu siswa mengenal dan berhubungan
dengan lingkungan sosialnya yang dilandasi budi pekerti luhur,
tanggung jawab kemasyarakatan dan kenegaraan

c. Bidang bimbingan belajar,yaitu pelayanan bimbingan yanga


diarahkan un tuk membantu siswa untuk mengembangkan diri,
sikap dan kebiasaan belajar yanga baik untuk menguasai
pengetahuan dan keterampilan, serta menyiapkannya untuk
melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi, atau
mempersiapkan siswa untuk terjun langsung ke lapangan pekerjaan
tertentu (khusus untuk SMK)

BAB VI : ADMINISTRASI PENDIDIKAN

1. Pengertian Administrasi Pendidikan


Gie (1992) mengemukakan administrasi berasal dari bahasa latin
ad dan ministrate yang artinya melayani, membantu, menunjang,
pencapaian tujuan sehingga bebar-benar tercapai. Jadi administrasi
menurut Gie (1992) adalah segenap rangkaian kegiatan penataan terhadap
pekerjaan pokok yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam kerjasama
mencapai tujuan tertentu.

16
2. Fungsi Administrasi Pendidikan
Paparan tentang fungsi administrasi pendidikan terutama dalam
konteks sekolah perlu dimulai dari tinjauan tentang tujuan pendidikan. Hal
ini disebabkan oleh adanya prinsip bahwa pada dasarnya kegiatan
amdinistrasi pendidikan dimaksudkan untuk pencapaian tujuan pendidikan
itu.
a) Perencanaan

Perencanaan adalah pemilihan dari sejumlah alternatif


tentang penetapan prosedur pencapaian, serta perkiraan sumber
yang dapat disediakan untuk mencapai tujuan tersebut. Yang
dimaksud dengan sumber meliputi sumber manusia, material, uang,
dan waktu.
b) Pengorganisasian

Pengorganisasian di sekolah dapat didefinisikan sebagai


keseluruhan proses untuk memilih dan memilah orang-orang (guru
dan personal sekolah lainya) serta mengalokasikan prasarana dan
saran untuk menunjang tugas orang-orang itu dalam rangka
mencapai tujuan sekolah

c) Pengarahan

Pengarahan adalah usaha memberikan bimbingan dan


pengarahan yang diberiakn sebelum sesuatu kegiatan pelaksanaaan
dilakukan untuk memelihara, menjaga dan memajukan organisasi
melalui orang-orang yang terlibat baik structural maupun
fungsional, agar setiap kegiatan dilakukan nantinya tidak terlepas
dari usaha pencapaian tujuan pendidikan.

17
d) .Pengkoordinasian

Pengkoordinasian di sekolah diartikan sebagai usaha untuk


menyatupadukan kegiatan dari berbagai individu atau unit di
sekolah agar kegiatan mereka berjalan selaras dengan anggota atau
unit lainnya dalam usaha mencapai tujuan sekolah.

3. Tujuan Administrasi Pendidikan

Tujuan administrasi pendidikan adalah meningkatkan efisiensi dan


efektivitas penyelnggaraan operasional pendidikan dalam mencapai tujuan
pendidikan.Tujuan administrasi pendidikan di sekolah dapat dibedakan:

a) Tujuan jangka pendek


Agar tersusun dan terlaksanaanya suatu sistem pengelolaan
instrumental dari proses pendidikan guna mencapai hal-hal yang
menjadi tujuan dari pelaksanaan pendidikan di sekolah secara
efektif..

b) Tujuan jangka menengah

Menunjang tercapainya tujuan institusional masing-masing


jenis dan jenjang pendidikan seperti digariskan oleh kurikulum.
c) Tujuan jangka panjang

Untuk menunjang tecapainya tujuan pendidikan nasional


seperti yang digariskan dalam undang-undang nomor 20 tahun
2003 tentang sistem pendidikan.

BAB VII : ADMINISTRASI KURIKULUM DAN KESISWAAN

1. Administrari Kurikulum
a. Pengertian kurikulum

18
Kurikulum dapat diartikan secara sempit dan secara luas. Secara
sempit kurikulum dapat diartikan sejumlah mata pelajaran yang harus
diikuti atau diambil siswa untuk dapat menamatkan pendidkannya pada
lembaga pendidikan tertentu, sedangkan secara luas kurkulum diartikan
dengan semua pengalaman belajar yang diberikan sekolah kepada siswa
mengikuti pendidikan pada jenjang pendidikan tertentu.

b. Perencanaan dan Pengembangan kurikulum


1. Perencanaan Kurikulum
Penyusunan kurikulum dan kelengkapannya terdiri dari:

- Landasan, program dan pengembangan kurikulum

- Garis-garis besar program pengajaran

- Pedoman pelaksanaan kurikulum

2 Penyusunan program teknis pelaksanaan kurikulum seperti


pedoman penyusunan kalender pendidikan, pembegian tugas guru,
penyusunan jadwal pelajaran, penyusunan program pengajaran dan
pedoman penyususunanpersiapan acara pengajaran.
3 Pengembangan Kurikulum
Kegiatan yang dilakukan dalam pengembangan kurikulum antara
lain:

1) Bahan Pembahasan materi kurikulum


2) Penambahan mata pelajaran yang sesuai dengan lingkungan
sekolah

4. Penjabaran dan penambahan bahan kajian mata pelajaran


Seperti dikemukakan dalam UU No. 2 Tahun 1989 dan PP
No. 8 Tahun 1990 (Pasal 15) Bahwa mata pelajaran atau kajian
dalam mata pelajaran dapat ditambah oleh sekolah untuk
memperkaya pelajaran tersebut dengan catatan tidak bertentangan

19
dan mengurangi kurikulum yang berbau secara nasional,
memerkayaan dapat dilakukukan pada berbagai tingkat:

1) Dilakukan oleh guru bidang studi


2) Dilakuakan oleh kelompok guru sejenis
3) Dilakukan oleh guru bersama kepala sekolah
4) Dilakukan oleh pengawas
5) Dilakukan oleh lembaga pendidikan tenaga kependidikan(
LPTK)

c. Pelaksanaan Kurikulum
Kurikulum disusun dengan baik dan sempurna tidak akan
mempunyai arti apabila tidak di implementasikan dengan baik dikelas.
Dalam pengimplementasian kurikulum ini peran guru sangat
menentukan sekali. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan guru dalam
pelaksanaan kurikulum disekolah meliputi:

1.Penyusunan program pengajaran semester.


2.Penyusunan perssiapan pengajaran
3.Pelaksanaan proses belajar mengajar
4.Evaluasi pelaksanaan proses belajar mengajar

d .Evaluasi Pelaksanaan kurikulum


Evaluasi pelaksanaan kurikulum dilakukan melalui 2 cara yaitu:

1. Melalui evaluasi hasil belajar


2. Melalui Evaluasi Program pengajaran

20
BAB IV

KELEBIHAN, KELEMAHAN DAN KRITIK

KELEBIHAN

1. Pada buku karangan pertama yaitu karangan Dr. Yasaratodo, M.Pd cara
penyajian isi permasalahan terlihat efektif dan efisien terbukti dengan
pola-pola pengembangan pembahasan berdaya guna dan bertepat guna
yang mempermudah pembaca dalam memahami dan mengerti isi buku.
2. Pada buku Pertama karangan Dr. Yasaratodo, M.Pd terdapat tugas-tugas
atau latihan pada setiap akhir bab sangat baik bagi pembaca terutama
mahasiswa dalam menguji tingkat kompetensi yang diperoleh,
sedangkan pada buku pembanding kedua dan ketiga tidak ada.
3. Penggunaan analogi yang baik pada buku 1 untuk memahami maksud
penulis untuk sebagian ulasan materi yang memerlukan pendekatan
menggunakan penjelasan analogi seperti pada halaman 112 dan 114.
4. Buku 1 pembahasan materi lebih terperinci dan sesuai dengan
perkembangan lingkup masyarakat, teknologi, dan kebutuhan pada saat
itu.
5. Buku 1 dengan buku materinya hamper serupa, hanya saja buku 1 lebih
terperinci dan jelas.
6. Rangkuman yang terletak setelah penjabaran materi menyimpulkan
poin-poin penting yang dibahas dalam setiap bab-nya. Hal ini sangat
baik untuk membantu pembaca mereview kembali hal-hal pokok yang
mesti diingat dan dipahami dengan baik
7. Sumber-sumber buku acuan dalam daftar pustaka yang ada disetiap bab
mempermudah pembaca mencari sumber asli jika digunakan sebagai
acuan untuk memperdalam pemahamannya

21
8. Kertas buku yang dipakai cukup baik untuk ukuran mata normal. Hal ini
terbukti dengan mudahnya pembaca memahami isi dan tidak merasa
perih matanya jika terlalu lama membcanya.
9. Adanya kutipan dari luar negeri yang dituliskan langsung dalam bahasa
aslinya sehingga pembaca akan lebih memahami arti dan makna yang
terkandung didalamya. Hal ini dapat mengurangi perbedaan konsepsi
pembaca dengan penulis.

KELEMAHAN

1. Kekurangan buku 1 sesuaian inti paragraph pada beberapa sub materi.


Bahkan ada bagian yang tidak tertuliskan atau dibahas tuntas.
2. Jenis tulisannya buku 2 berbeda-beda, ada yang memakai Times New
Roman, ada yang memakai Arial dan kadang memakai Calibri.
3. Kesalahan buku 2 letak penulisan catatan kaki pada halaman yang
berbeda dengan kode pada bacaan materi.
4. Kekurangan dalam penulisan pada hal 121 yakni penulis ingin menunjuk
suatu halaman untuk memperjelas konsep yang dijelaskan
5. Pada buku 1 penggunaan dua kata sekaligus yang memiliki pengertian
sama. Jadi, jika salah satu dihilangkan maka tidak akan mengurangi
makna kalimat. Hal ini terlihat pada halaman 123 “dengan melalui”.
6. Pada buku 1 terdapat penulisan yang salah pada : halaman 131 yakni
“diarti kam”, halaman 171 “rokhani”, halaman 185 “dikawatirkan”,
halaman 186 “m?syarakat”, halaman 204 “akreologi”, halaman 226
“kaedah”. Dan lainnya.

KRITIK

1. Dalam mengangkat suatu permasalahan memang dibutuhkan suatu data


yang banyak, akan tetapi jangan terlalu dipaksakan sehingga sebagian

22
datanya ada yang tidak bisa dipecaya dengan pasti. Data yng tidak atau
sebagian masih terdapat kesangsian jangan digunakan.
2. Penyusunan urutan yang disajikan dalam isi pembahasan memang
sistematis, namun juga tidak ada salahnya jika ditunjukkan setiap
pembahasan isi mengikat suatu simpulan khusus pembahasan tersebut.

23
BAB III

PENUTUP

I. Kesimpulan

Buku ini layak dibaca dan layak juga dirujuk sebagai bahan studi
maupun karya ilmiah. Hal ini terwujud dengan bukti fisik buku ini yang
menyajikan banyak data atau informasi ilmiah yang penyampaiannya
mengikuti pekembangan teknologi dan sifat masyarakat global.
Dari kesekian banyak kelebihan maka buku ini tidak menutup
kemungkinan hanya dipergunakan bagi kalangan pelajar/mahasiswa atau
pakar ilmu, tetapi juga layak bagi guru dan khalayag umum sebagai bentuk
atau cara adaptif mempersiapkan diri untuk menyikapi perubahan dalam
dunia pendidikan yang cenderung dinamis berubah terjadi disekitar kita.

II. Saran

Hendaknya penyajian buku ini mempertahankan keunikannya


tersebdiri yang telah terbangun dari hal-hal yang berkaitan langsung
dengan pribadi internal dan eksternal di dunia profesi kependidikan.

Dari kesekian banyak kelebihan diatas, telah juga diuraikan


kelemahan dari buku ini, harapan kedepan buku ini terus diperbaiki sesuai
dengan anggapan atau kebutuhan pembaca pada khususnya.

Buku ini sangat banyak manfaatnya terutama bagi kelangsungan


kehidupan kita msing-msaing calon pendidik, maka diharapkan kedepan
buku ini tetp terupdate denga revisi-revisi yang lebih membangun dan
mendetail lagi sesuai dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan
serta teknologi.

24
DAFTAR PUSTAKA

Wau, Yasaratodo., (2017)., Profesi Kependidikan., Medan : Unimed Press.

Sigalingging, David., (2010)., Profesi Kependidikan., Padang : UNPAD

Masriadi.,(2016).,Profesi Kependidikan Secara Teoretis dan


Aplikasi.,Yogyakarta: CV.Budi Utama

25

Anda mungkin juga menyukai