Bunda Mandikan Aku Sekali Saja PDF
Bunda Mandikan Aku Sekali Saja PDF
cemerlang dan memiliki idealisme yang tinggi. Sejak masuk kampus, sikap
dan konsep dirinya sudah jelas: meraih yang terbaik di bidang akademis
maupun profesi yang akan digelutinya. ''Why not to be the best?,'' begitu
ucapan yang kerap kali terdengar dari mulutnya, mengutip ucapan seorang
mantan presiden Amerika.
Terkejut dengan permintaan tak terduga itu, Dewi dan suaminya kembali
meminta pengertian anaknya. Kesibukan mereka belum memungkinkan
untuk menghadirkan seorang adik buat Bayu. Lagi-lagi bocah kecil inipun
mau ''memahami'' orangtuanya.
Dengan Bangga Dewi mengatakan bahwa kamu memang anak hebat,
buktinya, kata Dewi, kamu tak lagi merengek minta adik. Bayu, tampaknya
mewarisi karakter ibunya yang bukan perengek dan sangat mandiri. Meski
kedua orangtuanya kerap pulang larut, ia jarang sekali ngambek. Bahkan,
tutur Dewi pada saya , Bayu selalu menyambut kedatangannya dengan
penuh ceria. Maka, Dewi sering memanggilnya malaikat kecilku. Sungguh
keluarga yang bahagia, pikir saya. Meski kedua orangtuanya super sibuk,
namun Bayu tetap tumbuh dengan penuh cinta dari orang tuanya. Diam-
diam, saya jadi sangat iri pada keluarga ini.
Karuan saja Dewi, yang detik demi detik waktunya sangat diperhitungkan
merasa gusar dengan permintaan anaknya. Ia dengan tegas menolak
permintaan Bayu, sambil tetap gesit berdandan dan mempersiapkan
keperluan kantornya. Suaminya pun turut membujuk Bayu agar mau mandi
dengan baby sitternya. Lagi-lagi, Bayu dengan penuh pengertian mau
menurutinya, meski wajahnya cemberut.
Sampai suatu sore, Dewi dikejutkan oleh telpon dari sang baby sitter, "Bu,
hari ini Bayu panas tinggi dan kejang-kejang. Sekarang sedang di periksa
di Ruang Emergency".
Dewi, ketika diberi tahu soal Bayu, sedang meresmikan kantor barunya di
Medan. Setelah tiba di Jakarta, Dewi langsung ngebut ke UGD. Tapi
sayang... terlambat sudah...Tuhan sudah punya rencana lain. Bayu, si
malaikat kecil, keburu dipanggil pulang oleh Tuhannya.. Terlihat Dewi
mengalami shock berat. Setibanya di rumah, satu-satunya keinginan dia
adalah untuk memandikan putranya, setelah bebarapa hari lalu Bayu mulai
menuntut ia untuk memandikannya, Dewi pernah berjanji pada anaknya
untuk suatu saat memandikannya sendiri jika ia tidak sedang ada urusan
yang sangat penting. Dan siang itu, janji Dewi akhirnya terpenuhi juga,
meskipun setelah tubuh si kecil terbujur kaku.
Ketika tanah merah telah mengubur jasad si kecil, para pengiring jenazah
masih berdiri mematung di sisi pusara sang Malaikat Kecil. . Berkali-kali
Dewi, sahabatku yang tegar itu, berkata kepada rekan-rekan disekitanya,
"Inikan sudah takdir, ya kan..!" Sama saja, aku di sebelahnya ataupun di
seberang lautan, kalau sudah saatnya di panggil, ya dia pergi juga, iya
kan?". Saya yang saat itu tepat berada di sampingnya diam saja. Seolah-
olah Dewi tak merasa berduka dengan kepergian anaknya dan sepertinya ia
juga tidak perlu hiburan dari orang lain.
Sambil menatap pusara anaknya, terdengar lagi suara Dewi berujar, "Inilah
konsekuensi sebuah pilihan!" lanjut Dewi, tetap mencoba untuk tegar dan
kuat.
Semoga kisah ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi kita semua para
orang tua yang sering merasa hebat dan penting dengan segala
kesibukannya.
By admin@Netronet
Untuk Menghormati Sahabat Dari Bro Pandito.
If somebody ask me if its real, I will say yea its real......