Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pasar modal merupakan sebuah komponen kecil dari pasar keuangan yang
menjalankan fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal merupakan sarana
pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai
sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai
sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya. Fungsi keuangan
ditunjukkan dengan kemungkinan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai
dengan karakteristik yang dipilih.
Imbal hasil (return) enam saham yang masuk dalam Grup Astra dalam kurun waktu
tiga tahun terakhir cenderung rendah. Menurut analis, return yang relatif rendah dari enam
saham Grup Astra disebabkan ekspektasi pelaku pasar terhadap pertumbuhan lini bisnis
Grup Astra yang kurang begitu baik, khususnya emiten yang berkaitan dengan komoditas.
Berdasarkan data Bloomberg, rata-rata return enam saham Grup Astra dalam kurun
waktu tiga tahun hingga 30 Mei 2013 hanya sebesar 1,46%. Return tertinggi dicatatkan
oleh saham PT Astra Graphia Tbk (ASGR) sebesar 6,6%, disusul return saham PT Astra
International Tbk (ASII) sebesar 1,30%, PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) 0,70%, PT Bank
Permata Tbk (BNLI) 0,10%, PT United Tractors Tbk (UNTR) 0,05%, dan PT Astra Agro
Lestari Tbk (AALI) 0,01%.
(sumber: https://phillipsecuritiesindonesia.wordpress.com/2013/06/07)
Laporan keuangan merupakan informasi akuntansi yang menggambarkan seberapa
besar kekayaan perusahaan, seberapa besar penghasilan yang diperoleh perusahaan serta
transaksi-transaksi ekonomi apa saja yang telah dilakukan perusahaan yang bisa
mempengaruhi kekayaan dan penghasilan perusahaan. (Tandelilin, 2010:234).
Menurut Eduardus Tandelilin (2010:372) untuk melakukan analisa perusahaan,
disamping dilakukan dengan menggunakan analisis rasio keuangan. Dari sudut pandang
investor, salah satu indicator yang penting untuk menilai prospek perusahaan di masa
datang adalah dengan melihat sejauh mana pertumbuhan profitabilitas perusahaan.
Indicator ini sangat penting diperhatikan untuk mengetahui sejauh mana investasi yang
akan dilakukan investor di suatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai
dengan tingkat yang diisyaratkan investor.

Selain profitabilitas yang berpengaruh terhadap return saham, tingkat likuiditas


perusahaan juga berpengaruh terhadap return saham, hal ini selaras dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Tandelilin (2010:372) sebelumnya dan perusahaan yang memiliki
likuiditas yang tinggi akan diminati para investor dan akan berimbas pada harga saham
yang cenderung akan naik karena tingginya permintaan. Karakter investor selalu meminati
saham yang cenderung aman dan terus mengalami kenaikan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka yang menjadi masalah yang akan diteliti adalah
menurunnya returna saham pada perusahaan Grup Astra. Untuk membuktikan apakah
return saham Grup Astra tersebut dipengaruhi oleh kinerja keuangan (likuiditas dan
Probabilitas) yang menjadi judul penelitian yaitu “Pengaruh Likuiditas dan Profitabilitas
Terhadap Return Saham (Studi pada Perusahaan Grup Astra di Bursa Efek
Indonesia)”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat


diketahui return saham merupakan hal penting yang ada pada perusahaan yang mampu
menggambarkan kinerja perusahaan minat dari investor dalam melakukan investasi pada
saham perusahaan, karena investor mengambil keputusan dengan kehati-hatian guna
mengurangi risiko dan mengingat return pada masa datang. Kondisi di mana investor
mengurangi minta investasi pada suatu perusahaan akan memberikan dampak yang tidak
menguntungkan bagi pihak perusahaan. Hal ini terjadi pada Grup Astra yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia, dimana terjadi penurunan return saham selama 3 tahun 2011 sampai
2013, dan hal ini mengindikasi penurunan kinerja perusahaan.

Return saham banyak dipengaruhi oleh berbagai factor, misalnya factor makro
ekonomi yaitu inflasi dan nilai tukar uang yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang
positif. Sedangkan factor lainnya yang mempengaruhi return saham perusahaan adalah
factor mikro dapat berupa kinerja perusahaan. Karena keterbatasan pengetahuan penulis
dan untuk memperkecil atau memfokuskan ruang lingkup pembahasan, maka dalam
penelitian ini penulis memfokuskan pada pokok bahasan yaitu tentang kinerja perusahaan
dinilai menggunakan analisi likuiditas dan profitabilitas yang dinilai berpengaruh terhadap
return saham perusahaan.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka dapat dirumuskan masalah penelitian


sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran likuiditas pada perusahaan Grup Astra di BEI


2. Bagaimana gambaran profitabilitas pada perusahaan Grup Astra batubara BEI
3. Bagaimana gambaran return saham pada perusahaan Grup Astra batubara BEI
4. Bagaimana pengaruh likuiditas terhadap return saham pada perusahaan Grup Astra
di BEI
5. Bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap return saham pada perusahaan Grup
Astra di BEI
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Konsep Likuiditas

Rasio likuiditas atau sering juga disebut dengan nama rasio modal kerja merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa liquidnya suatu perusahaan. Caranya
adalah dengan membandingkan komponen yang ada di neraca, yaitu total aktiva lancar
dengan total passive lancar (utang jangka pendek). Penilaian dapat dilakukan untuk
beberapa periode sehingga terlihat perkembangan likuiditas perusahaan dari waktu ke
waktu. Terdapat dua hasil penilaian terhadap pengukuran rasio likuiditas perusahaan rasio
likuiditas, yaitu apabila perusahaan mampu memenuhi kewajibannya, dikatakan perusahaan
tersebut dalam keadaan likuid. Sebaliknya, apabila perusahaan tidak mampu memenuhi
kewajiban tersebut, perusahaan dikatakan dalam keadaan likuid (Kasmir, 2008:130)

Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam


memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini dapat melihat kemampuan kas
perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya (Sugiono & Untung, 2008:61).
Lawrance J Gitman (2009:54), menyatakan bahwa “liquidity refers to the firms overall
financial position-the case with which it can pay its bills”

2.2 Konsep Profitabilitas

Profitabilitas merupakan gambaran tentang kemampuan perusahaan memperoleh


laba dengan menggunakan kemampuan dan sumber daya yang ada seperti kegiatan
penjualan, kas dan lainnya (Arifin & Sumaryono, 2007:68). Penggunaan rasio profitabilitas
dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada
dalam laporan keuangan, terutama laporan keuangan neraca dari laporan keuangan laba
rugi. Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode operasi. Tujuannya adalah agar
terlihat perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan atau
kenaikan, sekaligus mencari penyebab perubahan tersebut. Hasil pengukuran tersebut dapat
digunakan sebagai alat evaluasi kinerja manajemen selama ini.

2.3 Saham

Saham merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling diminati.
Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk
pendanaan perusahaan. Pada sisi lain, saham merupakan instrument investasi yang banyak
dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik.
Menurut Gitman (2009:25), pasar modal adalah :”Sebuah pasar yang memungkinkan
pemasok dan demanders dari dana jangka panjang untuk melakukan transaksi.”

Menurut Sharpe , et. Al. (2006:1), “Saham adalah klaim residual, dalam arti kreditur
dan pemegang saham utama harus dibayar sesuai dengan jadwal sebelum pemegang saham
biasa menerima pembayaran.”

Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau
memiliki saham:

1. Deviden
Deviden merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal
dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Deviden diberikan setelah mendapat
persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS.
2. Capital Gain
Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital Gain
terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.

Anda mungkin juga menyukai