PRIBADI
Bentuk
Usaha
Tetap
(BUT)
Pajak Penghasilan merupakan jenis pajak subyektif yang kewajiban pajaknya melekat
pada Subyek Pajak bersangkutan, artinya kewajiban pajak tersebut dimaksudkan tidak
untuk dilimpahkan kepada Subyek Pajak lainnya.
(P2A UU 17/2000 sttd UU 36/2008)
SUBYEK PAJAK DALAM NEGERI
Orang Pribadi
Orang Pribadi dikatakan sebagai SPDN apabila memenuhi syarat :
• Bertempat tinggal di Indonesia, atau
• Berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu `12 bulan
atau
• Berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk tinggal di Indonesia.
• Bentuk Usaha Tetap (BUT) adalah bentuk usaha yang digunakan oleh OP
yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau OP yang berada di
Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan.
.
(P2(5) UU 17/2000 sttd UU 36/2008)
PERBEDAAN SPDN dan SPLN
9
Obyek Pajak Penghasilan OP : PENGHASILAN
yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang
diterima/diperoleh wajib pajak (orang pribadi), baik yang
berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang
dapat dipakai untuk konsumsi/menambah kekayaan wajib
pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk
apapun.
(Pasal 4(1) UU Nomor 17 /2000 sttd UU no. 36/2008)
Ph dari Penghasilan Neto & Ph.
Kena Pajak
LN
Ph. DN
Ph. DN
Sehub. Usaha / Pek.
Ph Dari Lainnya Bebas
DN
PENGHASILAN
1 Bantuan / tidak ada hubungan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di antara
Sumbangan pihak-pihak yang bersangkutan
2 Hibah diterima oleh keluarga sedarah garis keturunan lurus satu derajat
3 Warisan
5 Bagian Laba CV yg modalnya tdk terbagi atas Saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan
kongsi, termasuk pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif
8 Bantuan atau santunan yang dibayarkan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial sesuai Peraturan
Menteri Keuangan
9 WNI Yang bekerja sebagai official pada dan hanya memperoleh penghasilan dari badan badan
internasional tertentu
14
Penghasilan Yang Merupakan Objek Pajak
Terdiri dari :
Berlaku mulai tanggal 1 Juli 2013. Diberlakukan atas Penghasilan dari Usaha
yang diterima atau diperoleh wajib pajak yang memiliki Peredaran Bruto
Tertentu.
Tidak termasuk Wajib Pajak orang pribadi yang dikenakan aturan PP 46 Tahun 2013
adalah Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha perdagangan
dan/atau jasa yang dalam usahanya:
menggunakan sarana atau prasarana yang dapat dibongkar pasang, baik yang
menetap maupun tidak menetap; dan
menggunakan sebagian atau seluruh tempat untuk kepentingan umum yang
tidak diperuntukkan bagi tempat usaha atau berjualan.
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013
tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari pengacara,
akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai, dan aktuaris;
pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang
sinetron, bintang iklan, sutradara, kru film, foto model, peragawan peragawati,
pemain drama, dan penari;
olahragawan
penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator;
pengarang, peneliti, dan penerjemah;
agen iklan;
pengawas atau pengelola proyek;
Perantara;
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013
Dasar pengenaan pajak yang digunakan untuk menghitung Pajak Penghasilan yang
bersifat final adalah jumlah Peredaran Bruto setiap bulan.
Pengenaan Pajak Penghasilan Final didasarkan pada jumlah Peredaran Bruto dari
usaha dalam 1 (satu) tahun dari Tahun Pajak terakhir sebelum Tahun Pajak yang
bersangkutan.
Misal :
Tn. Anton terdaftar sebagai wajib pajak pada tahun 2010. Peredaran Bruto usaha
untuk tahun 2012 adalah Rp. 3 Milyar. Maka untuk tahun 2013 sejak 1 Juli
dikenakan PPh Final 1 %.
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013
Misal :
Tn. Anton terdaftar sebagai wajib pajak pada bulan Maret 2012. Peredaran Bruto
usaha untuk bulan Maret s/d Desember 2012 adalah sebesar Rp. 3 Milyar. Maka
untuk tahun 2013 sejak 1 Juli dikenakan PPh Final 1 %.
Peredaran usaha disetahunkan :
Rp. 3 Milyar x 12/10 = Rp. 3,6 Milyar
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013
Misal :
Tn. Dibyo terdaftar sebagai wajib pajak pada bulan Januari 2013. Peredaran
Bruto usaha untuk tahun 2013 dari Januari s/d Juni adalah sebesar Rp. 2
Milyar. Maka untuk tahun 2013 sejak 1 Juli dikenakan PPh Final 1 %.
Peredaran usaha disetahunkan :
Rp. 2 Milyar x 12/6 = Rp. 4 Milyar
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013
Kompensasi Kerugian
Berdasarkan Pasal 6 ayat 2 UU PPh :
Apabila penghasilan bruto setelah dikurangi dengan pengurangan yang
diperbolehkan menghasilkan kerugian, maka kerugian tersebut dapat
dikompensasikan mulai tahun pajak berikutnya berturut turut sampai dengan
5 tahun.
Wajib Pajak yang dikenai Pajak Penghasilan bersifat final berdasarkan Peraturan
Pemerintah ini dan menyelenggarakan pembukuan dapat melakukan kompensasi
kerugian dengan penghasilan yang tidak dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat
final dengan ketentuan sebagai berikut:
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013
Kompensasi Kerugian
Orang Pribadi
Penghitungan Pajak WP Orang Pribadi
Memilih
Menggunakan
Pembukuan
Orang Pribadi
Norma Penghitungan Penghasilan Neto
Telah memberitahukan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dalam jangka
waktu 3 (tiga) bulan pertama dari tahun pajak yang bersangkutan.
Orang Pribadi
• Wajib Pajak yang menggunakan NPPN tetapi TIDAK memberitahukan
kepada Direktur Jenderal Pajak paling lama 3 (tiga) bulan sejak awal
tahun pajak yang bersangkutan, dianggap memilih menyelenggarakan
pembukuan.
36
Norma Penghitungan Penghasilan Neto
Orang Pribadi
Norma Penghitungan Penghasilan Neto
B. Penghasilan neto Wajib Pajak yang mempunyai lebih dari satu jenis
usaha adalah penjumlahan penghasilan neto dari masing-masing jenis
usaha atau pekerjaan bebas tersebut
C. Penghasilan neto bagi tiap jenis usaha dihitung dengan cara mengalikan
angka persentase NPPN dengan peredaran bruto atau penghasilan
bruto dari kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dalam 1 tahun.
Orang Pribadi
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013
Contoh 1
Tn. Hidayat adalah seorang Pedagang Eceran Pakaian di Pasar Baru Bandung.
Telah terdaftar sebagai wajib pajak di KPP Pratama Bandung Bojonagara
sejak tahun 2000. Selama tahun 2012 memiliki Peredaran Usaha sebesar Rp. 3
Milyar. Norma untuk Pedagang Eceran Pakaian di Bandung berdasarkan
ketentuan adalah sebesar 30 %.
Maka besarnya Penghasilan Netto untuk tahun 2012 adalah :
Orang Pribadi
Contoh Perhitungan NPPN
Contoh 2
Tn. Arif adalah seorang Dokter yang bekerja di RS. Santosa Bandung dengan
mendapat gaji dan tunjangan lain netto selama tahun 2012 sebesar Rp. 400
juta setahun. Selain itu ybs juga membuka praktek di rumahnya Jl. Citarum
No. 30 Bandung dengan penerimaan bruto tahun 2012 sebesar Rp. 500 juta.
Tn Arif juga menjual mobil pribadinya dengan keuntungan Rp. 20 juta.
Istrinya, Ny. Anti, membuka usaha rumah makan di Cimahi dengan peredaran
bruto sebesar Rp. 200 juta setahun.
Hitunglah penghasilan netto Tn. Arif apabila penghasilan isteri digabungkan
dengan suaminya.
Jawab
Orang Pribadi
Contoh Perhitungan NPPN
Contoh 3
Tn. Akbar adalah Pedagang Eceran Bahan Makanan di Kota Bandung. Telah
terdaftar sebagai wajib pajak sejak tahun 2007. Peredaran Usaha tahun 2012
adalah sebesar Rp. 4,5 Milyar. Di tahun 2013 peredaran usaha Tn Akbar
adalah sbb :
Januari sd Juni Rp. 2,5 Milyar
Juli sd Desember Rp. 4 Milyar
Hitunglah Penghasilan Netto yang akan dikenakan pajak dalam SPT Tahunan
Tahun Pajak 2013
Orang Pribadi
Contoh Perhitungan NPPN
Penghasilan bulan Juli sd Desember sebesar Rp. 4 Milyar dikenakan PPh Final
sebesar 1 % sesuai PP 46 Tahun 2013
Orang Pribadi
Pembukuan
Orang Pribadi
Pembukuan
VS
Akuntansi (PSAK) Fiskal (UU Pajak)
Rekonsiliasi Fiskal /
Koreksi Fiskal
Orang Pribadi
Pembukuan
Koreksi Positif
Koreksi Negatif
Koreksi dari Penghasilan / Biaya yang
menyebabkan pajak berkurang
Orang Pribadi
Contoh : WP DN yang menyelenggarakan pembukuan
No URAIAN JUMLAH
1. PENGHASILAN DARI USAHA DAN ATAU PEKERJAAN BEBAS
BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL :
48
2 PENYESUAIAN FISKAL POSITIF :
a. Biaya Yang Dibebankan / Dikeluarkan Untuk
Kepentingan Pribadi Wajib Pajak Atau Orang Yang 36.000.000
Menjadi Tanggungannya
b. Presmi Asuransi Kesehatan, Asuransi Kecelakaan,
Asuransi Jiwa, Asuransi Dwiguna, Dan Asuransi 20.500.000
Beasiswa, Yang Dibayar Oleh Wajib Pajak
c. Penggantian Atau Imbalan Sehubungan Dengan
Pekerjaan Atau Jasa Yang Diberikan Dalam Bentuk -
Natura Atau Kenikmatan
d. Jumlah Yang Melebihi Kewajaran Yang Dibayarkan
Kepada Pihak Yang Mempunyai Hubungan
-
Istimewa Sehubungan Dengan Pekerjaan Yang
Dilakukan
49
e. Harta Yang Dihibahkan, Bantuan Atau Sumbangan 45.000.000
f. Pajak Penghasilan -
g. Gaji Yang Dibayarkan Kepada Pemilik 31.000.000
h. Sanksi Administrasi 200.000
i. Selisih Penyusutan / Amortisasi Komersial Di Atas
-
Penyusutan / Amortisasi Fiskal
j. Biaya Untuk Mendapatkan, Menagih Dan
Memelihara Penghasilan Yang Dikenakan PPh
7.500.000
Final Dan Penghasilan Yang Tidak Termasuk
Objek Pajak
k. Penyesuaian Fiskal Positif Lainnya -
Jumlah 140.200.000
50
3. PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF :
Jumlah 75.000.000
4.
PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SETELAH
505.555.000
PENYESUAIAN FISKAL (1e + 2 - 3)
51
Penghitungan PPh
NO URAIAN JUMLAH
A. PENGHASILAN NETO :
1 Penghasilan Neto Dalam Negeri Dari Usaha Dan
505.555.000
Atau Pekerjaan Bebas
Penghasilan Neto Dalam Negeri Sehubungan
2 50.500.000
Dengan Pekerjaan
3 Penghasilan Neto Dalam Negeri Lainnya -
SEDARAH SEMENDA
KAKEK KAKEK
CUCU CUCU
57
• Bagi karyawati kawin yang dapat menunjukkan keterangan tertulis
dari Pemda setempat (serendah-rendahnya kecamatan) bahwa
suaminya tidak menerima atau memperoleh penghasilan dapat
diberikan tambahan PTKP sebesar Rp 2.025.000,00 dan ditambah
PTKP untuk keluarganya.
• Bagi karyawan atau karyawati yang belum kawin dapat memperoleh
tambahan pengurangan PTKP untuk dirinya dan tanggungannya
sepanjang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
• Besarnya PTKP ditentukan berdasarkan keadaan pada awal tahun
takwim.
• Bagi pegawai yang baru datang dan menetap di Indonesia dalam
bagian tahun takwim, besarnya PTKP tersebut berdasarkan keadaan
pada awal bulan dari bagian tahun takwim yang bersangkutan.
58
TARIF PAJAK PENGHASILAN
Pasal 17 ayat 1 (a), (3) dan (7)
- S/D Rp 50.000.000,00 5%
- DI ATAS Rp 50.000.000,00 15 %
S/D Rp 250.000.000,00
- DI ATAS Rp 250.000.000,00 25 %
S/D Rp 500.000.000
- DI ATAS Rp 500.000.000 30%
Contoh 1
Jawab :
Penghasilan Netto Rp. 70.000.000,-
PTKP :
Untuk WP Rp. 24.300.000,-
Ibu Kandung Rp. 2.025.000,-
Rp. 26.325.000,-
Penghasilan Kena Pajak Rp. 43.675.000,-
Menghitung PPh Orang Pribadi
PPh terutang :
5 % X Rp. 43.675.000,- = Rp. 2.183.750,-
Contoh 1
Tn Reza, pedagang besar kain , status Kawin dengan 2 orang anak dengan
isteri yang tidak bekerja dan tidak memperoleh penghasilan. Tn Reza juga
menanggung hidup adik ipar (Mahasiswa) dan mertuanya yang tinggal
bersama di rumah. Data yang diperoleh dari usaha dagang tahun 2013
adalah sbb :
Orang Pribadi
Jawab :
PPh terutang :
5 % x Rp. 50 juta Rp. 5.000.000,-
15 % x Rp. 200 juta Rp. 30.000.000,-
25 % x Rp. 250 juta Rp. 62.500.000,-
30 % x Rp. 67.600.000 Rp. 20.280.000,-
PPh terutang 2013 Rp. 117.780.000,-
Kredit Pajak
Dipungut/Dipotong
Dibayar sendiri
Pihak Lain
PPh
PPh PPh PPh PPh
25
21 22 23 24
Orang Pribadi
Kredit Pajak PPh Pasal 24
PPh yang dibayarkan diluar negeri atas penghasilan dari luar negeri dapat
dikreditkan dengan ketentuan :
Rumus KPLN :
Orang Pribadi
Penggabungan Penghasilan
Contoh :
Tn Amru adalah seorang dokter dengan tanggungan 3 orang anak. Isterinya bekerja
sebagai Kepala Bagian Keuangan PT. Sanjaya . Tn Amru dan isterinya tidak memiliki
perjanjian pisah harta.
Atas hal tersebut maka Tn Amru melaporkan penghasilannya dari dokter dengan
PTKP status K/3. Penghasilan isteri dalam hal ini tidak digabung dengan penghasilan
suaminya karena hanya dari satu pemberi kerja dan pekerjaannya tidak ada
hubungan dengan suami atau anggota keluarga lainnya. PTKP untuk isterinya adalah
status TK/0.
Apabila selain bekerja di PT Sanjaya, isteri dokter Amru juga bekerja sebagai dosen
tidak tetap di beberapa Universitas maka penghasilan isteri harus digabungkan
dengan penghasilan suaminya karena penghasilan iseteri tidak hanya dari satu
pemberi kerja.
Suami atau istri telah hidup berpisah berdasarkan putusan hakim => HB
Dikehendaki secara tertulis oleh suami istri berdasarkan perjanjian pemisahan
harta dan penghasilan=>PH
Dikehendaki oleh istri yang memilih untuk menjalankan hak dan kewajiban
perpajakannya sendiri, termasuk istri yang memiliki NPWP berbeda dengan NPWP
suami.
Contoh 1:
Tn. Arman telah bercerai dengan isterinya Ny. Armida dan memiliki 2 orang anak
yang belum dewasa dan menjadi tanggungan Tn Arman. Maka Penghasilan kedua
orang tersebut harus dilaporkan terpisah.
Tn Arman memperoleh PTKP dengan status TK/2
Ny. Armida memperoleh PTKP dengan status TK/0
Contoh 2 :
Tn. Cecep dan isterinya Ny. Aminah memiliki perjanjian pisah harta. Mereka
memiliki 2 orang anak yang belum dewasa.Penghasilan neto Tn. Cecep sebesar Rp.
80 juta dan dan penghasilan neto Ny. Aminah adalah sebesar Rp. 20 juta. Pajak
terutang yang ditanggung keduanya adalah 8 juta.
Maka beban pajak yang ditanggung Tn Cecep dan Ny Aminah dihitung sbb :
Beban Pajak Tn Cecep : 80 juta/100 juta x Rp. 8 juta = Rp. 6,4 juta
Beban Pajak Ny Aminah : 20 juta/100 juta X Rp. 8 juta = Rp. 1,6 juta
anak yang belum dewasa" adalah anak yang belum berumur 18 (delapan belas)
tahun atau belum pernah menikah.
o Merupakan angsuran / pajak dibayar dimuka yang pada akhir tahun dapat
dikreditkan/mengurangi pajak terutang tahun pajak bersangkutan.
*) Angsuran sebesar Rp. 4 juta di bayar mulai Maret 2013 sd Februari 2014.
Dibayar perbulan.
*) Angsuran bulan Januari dan Februari 2013 besarnya sama dengan
angsuran pph pasal 25 bulan Desember 2012.
PTKP MULAI 1 JANUARI 2009 s.d Desember 2012
No Status & tanggungan Jumlah PTKP
1. TK/0 15.840.000
2. TK/1 17.160.000
3. TK/2 18.480.000
4. TK/3 19.800.000
5. K/0 17.160.000
6. K/1 18.480.000
7. K/2 19.800.000
8. K/3 21.120.000
9. K/I/1 34.320.000
10 K/I/2 35.640.000
11 K/I/3 36.960.000
72
Nilai PTKP & status WP (Per 1 Jan 2013)
status PTKP setahun (Rp)
TK/0 24.300.000
TK/1 26.325.000
TK/2 28.350.000
TK/3 30.375.000
K/0 26.325.000
K/1 28.350.000
K/2 30.375.000
K/3 32.400.000
K/I/1 52.650.000
K/I/2 54.675.000
K/I/3 56.700.000