Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan bimbinganNya
sehingga referat kelompok Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa RSJ. Provinsi Jawa
Barat mengenai Gangguan Cemas Menyeluruh (Generalized Anxietas Disorder) dapat
terselesaikan. Referat ini dibuat untuk memenuhi tugas dan sebagai pembelajaran bersama.
Kami ingin mengucapkan terima kasih atas bimbingan dan nasihat para dosen dan dokter
spesialis Psikiatri Universitas Kristen Krida Wacana yang telah mengajar tanpa pamrih
kepada kami mahasiswa tentang Ilmu Kesehatan Jiwa. Kami juga turut mengucapkan terima
kasih kepada dr. Meutia Laksminingrum, Sp.KJ, yang telah banyak membantu dan
membimbing kami selama masa Kepaniteraan Klinik di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa
Barat.
Penulis
DAFTAR ISI
1
Kata Pengantar…………………………………………………………………………… 1
Daftar Isi…………………………………………………………………………………. 2
BAB I. Pendahuluan
Epidemiologi ........................................................................................................ 3
Definisi, Etiologi..................................................................................................... 5
Perjalanan penyakit……………………………………………………………….. 8
Manifestasi klinik………………………………………………………………..... 8
Kriteria diagnosis………………………………………………………………….. 10
Pemeriksaan penunjang……………………………………………………………. 13
Diagnosis banding…………………………………………………………………. 13
Penatalaksanaan…………………………………………………………………… 14
Prognosis…………………………………………………………………………... 18
Komplikasi………………………………………………………………………… 18
BAB I
PENDAHULUAN
2
Latar belakang:
Gejala kecemasan baik yang sifatnya akut maupun kronik (menahun) merupakan
komponen utama bagi hampir semua gangguan kejiwaan (psychiatric disorder). Secara
klinis, gejala kecemasan dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu: gangguan cemas (anxiety
disorder), gangguan cemas menyeluruh (generalized anxiety disorder/GAD), gangguan panik
(panic disorder), gangguan phobic (phobic disorder) dan gangguan obsesif-kompulsif
(obsessive-compulsive disorder).1
Tidak semua orang yang mengalami stressor psikososial akan menderita gangguan cemas,
hal ini bergantung pada struktur kepribadiannya. Orang dengan kepribadian pencemas lebih
rentan (vulnerable) untuk menderita gangguan cemas. Gangguan cemas merupakan gangguan
yang sering dijumpai pada klinik psikiatri. Prevalensinya 17,7 persen dari populasi, sehingga
diperlukan untuk mempelajari tentang gangguan cemas. Kondisi ini terjadi sebagai akibat
interaksi faktor-faktor biopsikosial, termasuk kerentanan genetik yang berinteraksi dengan
kondisi tertentu, stress atau trauma yang menimbulkan sindroma klinis yang bermakna.1
Epidemiologi:
National Comorbidity Study melaporkan bahwa satu di antara empat orang memenuhi
kriteria untuk sedikitnya satu gangguan ansietas dan terdapat angka prevalensi 12 bulan
sebesar 17,7 persen. Perempuan (prevalensi selama hidup 30,5 persen) lebih cenderung
mengalami gangguan ansietas daripada laki-laki (prevalensi selama hidup 19,2 persen).
Prevalensi gangguan ansietas menurun dengan meningkatnya status sosio-ekonomi.2
Angka prevalensi untuk gangguan cemas menyeluruh antara 3-8 persen. Gangguan
kecemasan menyeluruh merupakan gangguan yang paling sering ditemukan dengan
gangguan mental penyerta atau gangguan mood lainnya. Kemungkinan 50 persen pasien
dengan gangguan kecemasan menyeluruh memiliki gangguan mental lainnya. 2
Rasio wanita dan laki-laki pada gangguan ini adalah kira-kira 2 berbanding 1, tetapi rasio
wanita berbanding laki-laki yang dirawat inap di rumah sakit untuk gangguan ini adalah 1
berbanding 1. Onset usia sukar ditentukan, karena sebagian besar pasien melaporkan bahwa
mereka mengalami kecemasan selama yang dapat mereka ingat. Pasien biasanya datang
untuk mendapatkan perawatan dokter pada usia 20 tahunan, walaupun kontak pertama
3
dengan klinisi dapat dapat terjadi hampir setiap usia. Hanya sepertiga pasien yang menderita
ganguguan kecemasan menyeluruh mencari pengobatan psikiatri. Banyak pasien pergi ke
dokter umum, dokter penyakit dalam, dokter spesialis kardiologi, spesialis paru-paru, atau
dokter spesialis gastroenterology, untuk mencari pengobatan atas komponen spesifik
gangguan. 2
BAB II
PEMBAHASAN
4
a. Definisi
Gangguan ansietas (cemas) adalah suatu keadaan patologik yang ditandai oleh
perasaan ketakutan disertai tanda somatik pertanda sistem saraf autonom yang
hiperaktif. Dibedakan dengan rasa takut yang merupakan respon terhadap suatu
penyebab gejala yang jelas.3
Gangguan cemas menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder, GAD) merupakan
kondisi gangguan jiwa yang ditandai dengan kecemasan dan kekhawatiran yang
berlebihan dan kadang tidak rasional bahkan kadang tidak realistik terhadap
berbagia peristiwa kehidupan sehari-hari. Kondisi ini dialami hampir sepanjang
hari, berlangsung sekurangnya selama 6 bulan. Kecemasan yang dirasakan sulit
untuk dikendalikan dan berhubungan dengan gejala-gejala somatik seperti
ketegangan otot, iritabilitas, kesulitan tidur dan kegelisahan sehingga
menyebabkan penderitaan yang jelas dan gangguan yang bermakna dalam
fungsi sosial dan pekerjaan.4
b. Etiologi
Seperti pada sebagian besar gangguan mental, penyebab gangguan kecemasan
menyeluruh adalah tidak diketahui. Seperti yang sekarang didefinisikan, gangguan
kecemasan menyeluruh kemungkinan mempengaruhi kelompok pasien yang
heterogen. Kemungkinan karena berbagai derajat kecemasan tertentu adalah normal -
adaptif bagi beberapa orang. Cara membedakan kecemasan normal-adaptif dengan
kecemasan patologis cukup sulit, apalagi membedakan faktor penyebab biologis dari
faktor psikososial juga sukar. Faktor biologis dan psikologis kemungkinan bekerja
sama dalam menyebabkan gangguan kecemasan menyeluruh ini.2
Faktor biologis
5
gangguan kecemasan umum, beberapa penelitian telah memusatkan pada lobus
oksipitalis, yang memiliki konsentrasi benzodiazepin tertinggi di otak.
Penelitian lain mengatakan bahwa adanya komponen genetik yang terpisah tetapi
sulit untuk ditentukan pada gangguan kecemasan menyeluruh. Kira – kira 25 persen
sanak saudara derajat pertama dari pasien dengan gangguan kecemasan umum juga
terkena gangguan. Sanak saudara laki – laki lebih sering menderita suatu gangguan
penggunaan alkohol. Beberapa laporan penelitian pada anak kembar menyatakan
suatu angka kesesuaian 50 persen pada kembar monozigotik dan 15 persen pada
kembar dizigotik.
Faktor psikososial
c. Perjalanan penyakit
7
sulit untuk diprediksi, karena banyaknya komorbiditas dengan penyakit lain.
Komorbiditas yang paling sering adalah depresi mayor.2
Selain keluhan-keluhan cemas secara umum di atas, ada lagi kelompok cemas
yang lebih berat yaitu gangguan cemas menyeluruh, gangguan panik, gangguan
phobik, dan gangguan obsesif-kompulsif.1
Secara klinis gejala cemas yang biasa, disertai dengan kecemasan yang
menyeluruh dan menetap (paling sedikit berlangsung selama 6 bulan) dengan
manifestasi 3 dari 4 kategori gejala berikut ini:
8
Telapak tangan/ kaki basah
Mulut kering
Pusing
Kepala terasa ringan
Kesemutan
Rasa mual
Rasa aliran panas atau dingin
Sering buang air seni
Diare
Rasa tidak enak di ulu hati
Kerongkongan tersumbat
Muka merah atau pucat
Denyut nadi dan nafas yang cepat waktu istirahat
4. Kewaspadaan berlebihan:
Mengamati lingkungan secara berlebihan sehingga mengakibatkan
perhatian mudah teralih
Sukar konsentrasi
Sukar tidur
Merasa ngeri
Mudah tersinggung
Tidak sabar
Gejala-gejala tersebut di atas baik yang bersifat psikis maupun fisik (somatik)
pada setiap orang tidak sama, dalam arti tidak seluruhnya gejala itu harus ada. Bila
diperhatikan gejala-gejala kecemasan ini mirip dengan orang yang mengalami stress,
bedanya bila pada stress didominasi oleh gejala fisik sedangkan pada kecemasan
didominasi oleh gejala psikis.1
e. Kriteria diagnosis
1. Kriteria diagnosis DSMV-IV memasukkan beberapa modifikasi dari kriteria
DSM-III-R umtuk membuatnya lebih mudah digunakan dan membantu klinisi
membedakan gangguan kecemasan umum, kecemasan normal dan gangguan
mental lainnya. Perbedaan antar gangguan kecemasan umum dan kecemasan
normal adalah ditekankan dengan penggunaan kata “berlebihan” dan “sulit
9
untuk mengendalikan” didalam kriteria dan dengan menyebutkan bahwa gejala
menyebabkan gangguan atau penderitaan yang bermakna. Pembedaan antara
gangguan kecemasan umum dan gangguan mental lain dibantu dalam DSM-IV
dengan contoh ciri yang membedakan di dalam kriteria D.2
C. Kecemasan dan kekawatiran adalah disertai oleh tiga (atau lebih) dari enam
gejala berikut ini (dengan sekurangnya beberapa gejala lebih banyak terjadi
dibandingkan tidak terjadi selama enam bulan terakhir). Catatan : hanya satu
nomor yang diperlukan pada anak – anak.
4) Iritabilitas
5) Ketegangan otot
6) Gangguan tidur (sulit tidur atau tetap tidur, atau tidur yang gelisah dan tidak
memuaskan)
D. Fokus kecemasan dan kekhawatiran adalah tidak terbatas pada gangguan axis I,
misalnya, kecemasan atau ketakutan adalah bukan tentang menderita suatu
serangan panik (seperti pada gangguan panik), merasa malu didepan publik
(seperti pada fobia sosial), terkontaminasi (seperti pada gangguan obsesif
kompulsif), merasa jauh dari rumah atau sanak saudara dekat (seperti pada
gangguan cemas perpisahan), penambahan berat badan (seperti pada anorexia
nervosa), menderita keluhan fisik berganda (seperti pada gangguan somatisasi),
10
atau menderita penyakit serius (sepertti pada hipokondriasis), serta kecemasan
dan kekhawatiran tidak terjadi semata – mata selama gangguan stres pasca
traumatik
F. Gangguan adalah bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat
(misalnya, obat yang disalahgunakan, medikas) atau kondisi medis umum
(mislanya, hipertiroidisme) dan tidak terjadi semata – mata selama suatu
gangguan mood, gangguan psikotik, atau gangguan perkembangan pervasif.
11
menonjol.
f. Pemeriksaan penunjang
g. Diagnosis Banding
12
Diagnosis banding dari gangguan cemas menyeluruh berupa gangguan organik
maupun non organik. Gangguan organik dapat berupa penyalahgunaan zat, efek obat,
maupun penyakit pada organ-organ tertentu. Contoh-contoh dari penyakit yang dapat
menyebabkan gangguan cemas adalah gangguan jantung seperti angina pectoris,
gangguan neurologi, seperti epilepsi, gangguan paru seperti asma, hyperthyroid,
feokromositoma, premenstrual syndrome, dan gangguan adrenal. Penyalahgunaan zat
yang dapat menyebabkan gejala cemas berupa konsumsi stimulan, seperti amfetamin,
simpatomimetik, seperti efedrin, antikolinergik, seperti difenhidramin, dopaminergik
seperti obat-obat antipsikotik, dan gejal putus obat dari barbiturat, benzodiazepin,
narkotik, dan alkohol. Efek samping obat yang dapat menyebabkan gangguan cemas
berupa obat psikotik, dalam bentuk akitisia. Gangguan non organik yang dapat
menyebabkan gejala mirip cemas adalah skizofrenia dan depresi. Gangguan cemas
menyeluruh harus dibedakan dengan sindroma-sindroma cemas lainnya, seperti
dengan serangan panik, fobia, dan obsesif-kompulsif. Gangguan cemas panik berbeda
dengan gengguan cemas menyeluruh pada sifat serangan panik yang episodik dan
gangguan cemas menyuluruh yang bersifat kontinu. Sedangkan anxietas fobik hanya
terjadi karena stimuli eksternal tertentu yang menyebabkan cemas pada orang itu.
Cemas karena obsesif-kompulsif terjadi karena pikiran-pikiran obsesif yang jika tidak
lanjuti menyebabkan cemas.2
h. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada gangguan cemas menyeluruh
Farmakoterapi: 2
1. Golongan benzodiazepine
13
Dosis :
2. Buspiron
Sediaan : Buspiron 10 mg
dibandingkan benzodiazepine
14
3. SSRI
Dosis:
Psikoterapi
1. Psikoterapi suportif
Dengan terapi ini untuk meningkatkan motivasi, semangat, dan dorongan agar
tidak putus asa dan meningkatkan kepercayaan diri untuk mengatasi
masalahnya.
2. Psikoterapi re-edukatif
Tujuan : menanamkan pendidikan (cara) yang baru agar dapat berhasil dalam
mengatasi stressor di kemudian hari.
3. Psikoterapi re-konstruktif
15
Tujuan : memperbaiki kembali kepribadian yang telah mengalami goncangan
stressor.
4. Psikoterapi kognitif
Tujuan : memulihkan fungsi kognitif (kosentrasi, daya ingat, dan berpikir secara
rasional) dan mampu membedakan mana yang baik dan buruk.
5. Psikoterapi psiko-dinamik
6. Psikoterapi perilaku
Tujuan : mampu beradaptasi dengan kondisi baru sehingga bisa berfungsi secara
wajar dalam berbagai aspek kehidupan.
7. Psikoterapi keluarga
Psikososial
Strength : menemukan aspek positif dalam hidup pasien agar menjadi kekuatan bagi
dirinya dalam menghadapi stressor
Weakness : menerima berbagai kelemahan pada diri seseorang agar tidak menjadi
penghambat penyelesaian dalam menghadapi stressor.
Opportunity : memiliki harapan di masa depan bisa menjadi faktor yang membantu
pasien menghadapi stressor.
Threat : mengetahui dan menyadari adanya ancaman yang dapat menghambat pasien
dalam mengatasi stressor di masa kini ataupun masa mendatang.
16
Psikoreligius
Psikoreligius adalah terapi agar mendekatkan diri pasien lebih kepada Yang Maha
Kuasa. Dengan mempelajari ilmu-ilmu keagamaan, maka diharapkan pasien menjadi
lebih bijaksana, sabar, dan kuat dalam menghadapi tantangan hidup berdasarkan
ajaran-ajaran sesuai dengan agama yang dianut.1
i. Prognosis
Karena tingginya insiden adanya gangguan jiwa komorbid pada pasien dengan
gangguan cemas menyeluruh, membuat prognosis ini sulit di prediksi. Terdapatnya
beberapa peristiwa hidup yang negatif sangat meningkatkan kemungkinan gangguan
tersebut untuk timbul. 2
Gangguan cemas menyeluruh merupakan suatu keadaan kronis yang mungkin
berlangsung seumur hidup. Sebanyak 25% penderita pada akhirnya mengalami
ganggguan panik, juga dapat mengalami gangguan depresi mayor. 4
j. Komplikasi
Memiliki gangguan cemas tentu akan membuat resah. Itu juga bisa mempengaruhi
kelainan mental dan fisik lainnya, seperti:7
Depresi (dimana sering terjadi gangguan cemas)
Penyalahgunaan obat
Insomnia
Gangguan pencernaan atau pembuangan
Sakit kepala
Menggeretakkan gigi
BAB III
PENUTUP
17
dari perasaan was-was dan gejala klinik yang ditimbulkan dari gangguan cemas menyeluruh
tersebut.
GAD dapat disebabkan oleh faktor biologis, yaitu gangguan pada kadar serotonin dan
GABA pada otak. Dari faktor psikososial seperti stressor yang tidak dapat ditanggulangi dan
melihat secara keseluruhan sifat individual maka dapat mempengaruhi tingkat kerentanan
seseorang dalam terkena GAD ini.
Gejala klinis gangguan ini tidaklah khas dan spesifik, sehingga terkadang pasien
datang berobat apabila disertai oleh gejala komorbid lainnya. Pengobatan untuk penyakit ini
adalah mengobati gejala cemasnya dan gejala komorbid yang menyertai atau memperparah
rasa cemas. Selain obat-obatan perlu juga dilakukan psikoterapi, psikososial, dan
psikoreligius agar pasien dapat mengatasi kelemahan dalam dirinya dari berbagai aspek.
Sebesar 50% pasien bisa sembuh dengan obat-obatan tetapi sangat baik tingkat
kesembuhannya apabila dilakukan CBT, yaitu sebesar 80%-100%.
18