Sederhana dan
Hukum Hooke
Fisika
Di susun oleh :
Anggota : Husnul Khatimah
Nur Syahraini
Nurkaidah
Rizki Fajriningsih
Kelas : XI Aksel
AYUNAN SEDERHANA
A) Teori
Ayunan sederhana adalah sebuah sistem bandul matematik atau bandul sederhana terdiri atas
sebuah benda bermassa m yang dimensinya kecil, sehingga dapat dianggap sebagai partikel
berupa titik, digantungkan pada seutas tali (yang tidak mulur dan massanya dapat diabaikan)
membentuk sistem ayunan seperti pada gambar.
𝑙
T = 2𝜋√𝑔
Periode ayunan adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu ayunan penuh.
T = Periode (s)
t = waktu (s)
n = jumlah getaran
Gravitasi adalah gaya tarik menarik yang terjadi antara semua partikel yang
mempunyai massa di alam semesta. Percepatan gravitasi adalah percepatan yang
disebabkan oleh gaya gravitasi.
Bumi yang memiliki massa yang sangat besar menghasilkan gaya gravitasi yang besar
untuk menarik benda-benda di sekitarnya, termasuk makhluk hidup, dan benda-benda
yang ada di bumi. Gaya gravitasi ini juga menarik benda-benda yang ada di luar
angkasa, seperti bulan, meteor, dan benda angkasa lainnya,
Percepatan gravitasi suatu obyek yang berada pada permukaan laut dikatakan ekivalen dengan 1 g,
yang didefinisikan memiliki nilai 9,80665 m/s2. Percepatan di tempat lain seharusnya dikoreksi dari
nilai ini sesuai dengan ketinggian dan juga pengaruh benda-benda bermassa besar di sekitarnya.
Umumnya digunakan nilai 9,81 m/s2 untuk mudahnya. percepatan gravitasi dipengaruhi oleh jarak
suatu tempat dengan pusat bumi dan susunan bumi di tempat tersebut. Ini berarti bahwa besar
percepatan gravitasi tidak sama di setiap tempat.
B) Percobaan
1. Gantungkan Beban 20 atau 50 gram dengan panjang tali 30 cm, seperti pada
gambar!
2. Ayunkan beban dengan sudut simpangan kecil (10 °), dengan stopwatch
catatlah waktu untuk 10 kali ayunan penuh (untuk menentukan periode
ayunan, T)
3. Catatlah hasil pengamatan ke dalam tabel
4. Ulangi langkah 2 dan 3 dengan massa beban tetap tetapi panjang tali menjadi
40 cm, 50 cm, 60 cm dan 70 cm,
Jawab
Sumber kesalahan :
Pada tahun 1678, Robert Hooke mengusulkan suatu hukum fisika menyangkut pertambahan
panjang sebuah benda elastis yang dikenai suatu gaya. Hukum Hooke menyatakan bahwa
“selama tidak melampaui batas elastisitasnya, gaya yang bekerja pada suatu benda elastis
akan sebanding dengan pertambahan panjang.”
Jika pegas ditarik ke kanan maka pegas akan meregang dan bertambah panjang (gambar 1).
Jika gaya tarik tidak sangat besar, ditemukan bahwa pertambahan panjang pegas sebanding
dengan besar gaya tarik (F). Dengan kata lain, semakin besar gaya tarik, semakin besar
pertambahan panjang pegas. Perbandingan besar gaya tarik (F) terhadap pertambahan
panjang pegas bernilai konstan.
Perbandingan antara gaya (F) terhadap pertambahan panjang pegas bernilai konstan, yang
ditandai oleh kemiringan grafik yang sama (gambar 2).
Berdasarkan gambar di atas, pertambahan panjang berbanding lurus dengan besar gaya (F)
yang diberikan pada benda. Secara matematis, hukum Hooke ini dapat ditulis sebagai berikut:
Jika besar gaya yang dikerjakan pada pegas melewati batas elastisitas pegas maka setelah
gaya dihilangkan panjang pegas tidak kembali seperti semula. Hukum hooke hanya berlaku
hingga batas elastisitas. Batas elastisitas pegas merupakan gaya maksimum yang dapat
diberikan pada pegas sebelum pegas berubah bentuk secara tetap dan panjang pegas tidak
dapat kembali seperti semula. Jika besar gaya terus bertambah maka pegas rusak.
B. Percobaan
I. Tujuan: Menentukan hubungan antara gaya pegas dan pertambahan panjang pegas
II. Alat dan Bahan :
1. Pegas
2. Karet
3. Fentil
4. Satu Set Statif
5. Mistar/ Penggaris 30 atau 100 cm
6. Jarum Penunjuk
7. Beban Gantung
8. Kertas Grafik
III. Langkah kerja :
A. Pegas
1. Susunlah alat seperti pada gambar di
atas
2. Gunakan beban mula-mula (mo gram)
3. Ukurlah panjang mula-mula (Lo cm)
4. Tambahkan beban (m gram) dan ukurlah
panjangnya (L cm)
5. Ulangi langkah 4 sebanyak 4 kali dan
catat hasilnya pada tabel
a. Pegas
Gaya (w = m.g)
Massa beban ∆F
No (g = 10 m/s2) ∆F = w - wo L (m) ∆L = L - Lo K = ∆L
(kg)
(Newton)
Lo = 8,5 x
1 50 x 10-3 Wo = 0,5 xxxxxxxxxx xxxxxxxxxx
10-2
b. Karet
Gaya (w = m.g)
Massa beban ∆F
No (g = 10 m/s2) ∆F = w - wo L (m) ∆L = L - Lo K = ∆L
(kg)
(Newton)
Lo = 7,4 x
1 50 x 10-3 Wo = 0,5 xxxxxxxxxx xxxxxxxxxx
10-2
Gaya (w = m.g)
Massa beban ∆F
No (g = 10 m/s2) ∆F = w - wo L (m) ∆L = L - Lo K = ∆L
(kg)
(Newton)
Lo = 14,7 x
1 50 x 10-3 Wo = 0,5 xxxxxxxxxx xxxxxxxxxx
10-2
2 60 x 10-3 0,6 0,1 14,9 x 10-2 0,2 x 10-2 50
Kesimpulan :
1) Semakin besar beban yang diberikan semakin besar gaya (F) yang bekerja pada pegas
juga semakin bertambah panjang pegas
2) nilai konstanta (k) relatif stabil, meskipun berat benda (w) ditambah dan terjadi
perubahan panjang
3) Konstanta pada masing-masing percobaan berbeda-beda karena perbedaan bahan yang
digunakan.
Sumber kesalahan :
1) Perhitungan panjang pegas, karet dan fentil yang kurang akurat.