KOTA BEKASI
TENTANG
1
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4421);
7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 33 Tahun 2007, Tambahan
Lembaran negara Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4700) ;
9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 68; Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4725);
10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
2
11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140;
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4578);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar
Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 150; Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);
13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6
Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4817);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4817);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48;
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4833);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 5887);
17. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);
18. Peraturan Bersama Menteri Riset dan Teknologi dan
Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 2012 dan
Nomor 36 Tahun 2012 tentang Penguatan Sistem
Inovasi Daerah (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 484);
3
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun
2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517);
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun
2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036);
22. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22
Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 (Lembaran
Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 22 Seri
E);
23. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 24
Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
(RPJP) Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025
(Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat
Nomor 87);
24. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25
Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-
2018 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun
2013 Nomor 25 Seri E);
25. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 12
Tahun 2014 tentang Pengelolaan Pembangunan dan
Pengembangan Metropolitan dan Pusat Pertumbuhan
di Jawa Barat (Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Barat Tahun 2014 Nomor 12 Seri E, Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 172);
26. Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 13 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Bekasi Tahun 2011-2031 (Lembaran Daerah Kota
Bekasi Nomor 13 Tahun 2011 Seri E);
4
27. Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 10 Tahun 2013
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah Kota Bekasi Tahun 2005-2025 (Lembaran
Daerah Kota Bekasi Nomor 10 Tahun 2013 Seri E);
28. Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 01 Tahun 2016
tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Bekasi
Nomor 11 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Kota Bekasi Tahun 2013-
2018 (Lembaran Daerah Kota Bekasi Nomor 1 Seri E);
29. Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 06 Tahun 2016
tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi
Kewenangan Daerah Kota Bekasi (Lembaran Daerah
Kota Bekasi Tahun 2016 Nomor 6 Seri E);
30. Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 07 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Kota Bekasi (Lembaran Daerah Kota Bekasi Tahun
2016 Nomor 7 Seri D).
Memperhatikan : 1. Instruksi Wali Kota Bekasi Nomor 050.6/167/Bappeda
tentang Penyusunan Rencana Kerja SKPD Tahun 2018.
2. Berita Acara Hasil Rapat Koordinasi Bappeda Kota
Bekasi Nomor: 050/120-BA-RPJMD/AP4EP Tanggal 6
Februari 2017
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
5
5. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Kepala Daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah.
6. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yang selanjutnya disingkat
dengan Bappeda atau sebutan lain adalah unsur perencana
penyelenggaraan pemerintahan yang melaksanakan tugas dan
mengkoordinasikan penyusunan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan
rencana pembangunan daerah.
7. Pemangku kepentingan adalah pihak yang langsung atau tidak langsung
mendapatkan manfaat atau dampak dari perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan daerah antara lain unsur DPRD provinsi dan
kabupaten/kota, TNI, POLRI, Kejaksaan, akademisi, LSM/Ormas, tokoh
masyarakat provinsi dan kabupaten/kota/desa, pengusaha/investor,
pemerintah pusat, pemerintah provinsi, kabupaten/kota, pemerintahan
desa, dan kelurahan serta keterwakilan perempuan dan kelompok
masyarakat rentan termarjinalkan.
8. Pembangunan daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki
untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam
aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses terhadap
pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan indeks
pembangunan manusia.
9. Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan
tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku
kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber
daya yang ada, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam
suatu lingkungan wilayah/ daerah dalam jangka waktu tertentu.
10. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnya
disingkat RPJPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 20
(dua puluh) tahun.
11. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya
disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 5
(lima) tahun.
12. Rencana Kerja Pembangunan Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD
adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun atau
disebut dengan rencana pembangunan tahunan daerah.
13. Rencana Strategis Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat dengan
Renstra Perangkat Daerah adalah dokumen perencanaan Perangkat
Daerah untuk periode 5 (lima) tahun.
14. Rencana Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat Renja
Perangkat Daerah adalah dokumen perencanaan Perangkat Daerah untuk
periode 1 (satu) tahun.
15. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat
APBD adalah rencana keuangan tahunan Daerah yang ditetapkan dengan
Peraturan Daerah.
6
16. Kebijakan umum APBD yang selanjutnya disingkat KUA adalah dokumen
yang memuat kebijakan bidang pendapatan, belanja, dan pembiayaan
serta asumsi yang mendasarinya untuk periode 1 (satu) tahun.
17. Prioritas dan plafon anggaran sementara yang selanjutnya disingkat PPAS
adalah rancangan program prioritas dan patokan batas maksimal
anggaran yang diberikan kepada Perangkat Daerah untuk setiap program
sebagai acuan dalam penyusunan RKA-PD sebelum disepakati dengan
DPRD.
18. Rencana Kerja dan Anggaran Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat
RKA-PD adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi
rencana pendapatan, rencana belanja program dan kegiatan Perangkat
Daerah serta rencana pembiayaan sebagai dasar penyusunan APBD.
19. Rencana kerja adalah dokumen rencana yang memuat program dan
kegiatan yang diperlukan untuk mencapai sasaran pembangunan, dalam
bentuk kerangka regulasi dan kerangka anggaran.
20. Program adalah penjabaran kebijakan Perangkat Daerah dalam bentuk
upaya satu atau lebih kegiatan dengan menggunakan sumber daya yang
disediakan untuk mencapai hasil yang terukur sesuai dengan misi
Perangkat Daerah.
21. Kerangka regulasi, adalah sekumpulan pengaturan yang diterbitkan oleh
pemerintah daerah dalam bentuk perundang-undangan untuk mencapai
sasaran hasil pembangunan, sebagai bagian integral dari upaya
pembangunan daerah secara utuh.
22. Kerangka anggaran adalah rencana kegiatan pengadaan barang maupun
jasa yang akan didanai APBD untuk mencapai tujuan pembangunan
daerah.
23. Kerangka pendanaan, adalah program dan kegiatan yang disusun untuk
mencapai sasaran hasil pembangunan yang pendanaannya diperoleh dari
anggaran pemerintah/daerah, sebagai bagian integral dari upaya
pembangunan daerah secara utuh.
24. Program adalah bentuk instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih
kegiatan yang dilaksanakan oleh Perangkat Daerah atau masyarakat, yang
dikoordinasikan oleh pemerintah daerah untuk mencapai sasaran dan
tujuan pembangunan daerah.
25. Program Prioritas adalah program yang ditetapkan untuk mencapai secara
langsung sasaran RPJMD.
26. Program Inovasi adalah program yang proses
pembaharuan/pemanfaatan/pengembangan dengan menciptakan hal baru
yang berbeda dengan sebelumnya dalam mencapai program prioritas
RPJMD.
27. Program Wajib adalah program dalam rangka mendukung urusan
pemerintah wajib yang diselenggaraan oleh pemerintah daerah yang
berkaitan dengan pelayanan dasar dan urusan pemerintahan yang tidak
berkaitan dengan pelayanan dasar (non pelayanan dasar).
7
28. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan satu atau lebih
unit kerja pada Perangkat Daerah sebagai bagian dari pencapaian sasaran
terukur pada suatu program dan terdiri dari sekumpulan tindakan
pengerahan sumber daya baik yang berupa personil (sumber daya
manusia), barang, modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau
kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut
sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam
bentuk barang/jasa.
29. Kegiatan Prioritas merupakan kegiatan yang berdasarkan selisih capaian
(gap) indikator, analisis permasalahan, serta isu strategis.
30. Kegiatan Wajib merupakan kegiatan yang memiliki kriteria: Untuk
pelayanan ke masyarakat; Agenda nasional/Hari Besar; Janji politik yang
sudah memiliki SK Wali Kota; Tupoksi hanya yang sifatnya belanja barang.
31. Kegiatan Inovasi merupakan kegiatan untuk menyelesaikan
gap/permasalahan dengan cara-cara yang baru dan percepatan.
32. Isu-isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau
dikedepankan dalam perencanaan pembangunan daerah karena
dampaknya yang signifikan bagi daerah dengan karakteristik bersifat
penting, mendasar, mendesak, berjangka panjang, dan menentukan
tujuan penyelenggaraan pemerintahan daerah dimasa yang akan datang.
33. Kinerja adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang akan atau telah
dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan
kualitas yang terukur.
34. Indikator kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/atau
kualitatif untuk masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat, dan/atau
dampak yang menggambarkan tingkat capaian kinerja suatu program atau
kegiatan.
35. Sasaran adalah target atau hasil yang diharapkan dari suatu program atau
keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan.
36. Keluaran (output) adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan,
yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan
program dan kebijakan.
37. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya
keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu program.
38. e–Government adalah suatu upaya untuk mengembangkan
penyalenggaraan kepemerintahan yang berbasis elektronik. Suatu
penataan system manajemen dan proses kerja di lingkungan pemerintah
dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
atau penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk memberikan
informasi dan pelayanan bagi warganya, urusan bisnis, serta hal-hal lain
yang berkenaan dengan pemerintahan.
8
39. Smart City atau Kota Pintar adalah sebuah konsep pengembangan dan
pengelolaan kota dengan pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) untuk menghubungkan, memonitor, dan mengendalikan
berbagai sumber daya yang ada di dalam kota dengan lebih efektif dan
efisien untuk memaksimalkan pelayanan kepada warganya serta
mendukung pembangunan yang berkelanjutan
40. Smart People atau Orang/Masyarakat Pintar adalah masyarakat yang
berpatisipasi secara langsung demi terciptanya smart city.
41. Smart Living atau Lingkungan Pintar adalah lingkungan yang bisa
memberikan kenyamanan, keberlanjutan sumber daya, keindahan fisik
maupun non fisik, visual maupun tidak, bagi masyarakat dan publik,
lingkungan yang bersih tertata, dan RTH yang stabil merupakan contoh
dari penerapan lingkungan yang pintar.
42. Smart Environment atau Lingkungan Pintar adalah suatu lingkungan yang
ditunjang oleh adanya teknologi yang berkembang secara pesat meliputi
aspek-aspek teknologi informasi, komunikasi nirkabel, sistem operasi,
speech recognition, pengolahan citra, gambar pengakuan, sensor desain
kalibrasi, motion deteksi, pemrosesan paralel, jaringan komputer, desain
algoritma dan sensor.
43. Urban Tourism atau Wisata Kota adalah suatu kegiatan untuk menarik
wisatawan domestik maupun mancanegara dengan menyediakan
akomodasi dan program kunjungan ketempat yang menjadi daya
tarik kota.
44. e-Commerce (Electronic Commerce) adalah didefinisikan sebagai proses
pembelian dan penjualan produk, jasa dan informasi yang dilakukan
secara elektronik dengan memanfaatkan jaringan komputer. Salah satu
jaringan yang digunakan adalah internet.
Pasal 2
9
BAB II
Bagian Kesatu
Pasal 3
10
Pasal 4
11
d. tahap penilaian usulan partisipatif, meliputi :
1. penilaian usulan hasil Musrenbang Tingkat Kelurahan, Kecamatan,
dan pokok-pokok pikiran DPRD yang dilakukan dengan instrument dan
kriteria sebagai berikut :
a) menilai kesesuaian usulan dengan RPJMD dengan cara melakukan
pengelompokkan program dan evaluasi terhadap pencapaian
indikator program;
b) menilai dampak usulan kepada masyarakat dengan cara
menganalisis setiap usulan apakah memberikan dampak atau tidak
kepada masyarakat;
c) menilai keterkaitan usulan dengan kewenangan Perangkat Daerah
dengan cara menganalisis setiap usulan apakah telah sesuai atau
tidak dengan kewenangan Perangkat Daerah tersebut;
d) mengutamakan kegiatan yang bersifat lanjutan dari tahun
sebelumnya hingga selesai;
e) menilai setiap usulan Janji Politik yang telah ditetapkan apakah
memiliki kesesuaian dengan program yang tercantum dalam
RPJMD;
f) menilai daya ungkit setiap usulan terhadap pencapaian indikator
program.
2. terhadap kriteria-kriteria penilaian usulan sebagaimana dimaksud
huruf a selanjutnya dilakukan pembobotan untuk menentukan
peringkat usulan yang akan dimasukkan ke dalam RKPD Tahun 2018.
Bagian Kedua
Pasal 5
12
4. Penentuan dan Penetapan usulan kegiatan yang paling tepat dengan
Rencana Aksi program.
b. Perangkat Daerah membuat Berita Acara penyusunan Rencana Kerja
Perangkat Daerah yang telah memenuhi tahapan pada huruf a;
c. Perangkat Daerah melakukan sinkronisasi Rencana Kerja Perangkat
Daerah dengan RKPD;
d. membuat Keputusan Wali Kota tentang Penyesuaian Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Bagian Ketiga
Pasal 6
Perangkat Daerah baru sesuai Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 07 Tahun
2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah dilakukan
penyesuaian pada tabel 8 pada lampiran RPJMD dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. tidak mengusulkan program baru tetapi menginduk pada program yang
sesuai dengan RPJMD Kota Bekasi Tahun 2013-2018;
b. dapat mengusulkan tambahan indikator program kegiatan baru; dan
c. usulan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf d.
Pasal 7
Bagian Keempat
Pasal 8
13
d. pemberian pagu indikatif bagi Perangkat Daerah yang mengusulkan
indikator program yang baru;
e. penambahan indikator operasional program.
Pasal 9
(2) E-budgeting membantu TAPD dalam hal ini Bappeda dalam singkronisasi
kebijakan pemerintah daerah dan pemerintah pusat.
Pasal 10
BAB III
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 11
14
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Wali Kota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Bekasi.
Ditetapkan di Bekasi
pada tanggal 2 Maret 2017
Ttd/Cap
RAHMAT EFFENDI
Diundangkan di Bekasi
pada tanggal
RAYENDRA SUKARMADJI
15