PEMBAHASAN
pasien datang ke RSUD Ulin Banjarmasin dengan keluhan mata kanan merah 2
bulan SMRS. Pasien mengeluh mata kanannya merah, serta rasa tidak enak seperti
ada yang mengganjal pada mata kanannya. Keluhan muncul mendadak dan terus
menerus hingga sekarang. Makin lama pasien merasa nyeri pada mata kirinya dan
mata sering berair. Pasien sempat berobat di puskesmas dan diberi obat tetes mata,
namun keluhan tidak membaik. Setelah 1 bulan, muncul keluhan sekarang yang
lebih berat dan merasa silau sehingga pasien harus memicingkan mata setiap
berada di tempat terang. Pasien sulit untuk membuka mata kirinya. Kemudian
Keluhan nyeri dapat terjadi karena adanya akhiran saraf pada permukaan
spasme dari iris. Hal ini menyebabkan rasa nyeri menjadi lebih hebat terutama
bila penderita terkena rangsangan cahaya, akibatnya penderita takut kena sinar
(epiphora). Mata tampak merah karena terjadi hiperemi silier pada konjungtiva.3
7
8
normal pada kedua mata yaitu 5/5. Hal ini terjadi karena infiltrat atau lesi berada
terlalu banyak dan infiltrate tersebut tidak terletak sentral yang dapat
menyebabkan mata menjadi kabur. Pada pemeriksaan dengan slit lamp tampak
adanya infiltrat pada kornea berwarna putih keabuan dengan batas tidak
tropica. Keratitis numularis diduga diakibatkan oleh virus. Diduga virus yang
masuk ke dalam epitel kornea melalui luka setelah trauma. Replikasi virus pada
sel epitel diikuti penyebaran toksin pada stroma kornea sehingga menimbulkan
kekeruhan atau infiltrat berbentuk bulat seperti mata uang. Pada kornea terdapat
dapat segera datang, seperti pada jaringan lain yang terdapat banyak vaskularisasi.
Maka badan kornea dan sel-sel lain yang terdapat di dalam stroma kornea akan
segera bekerja sebagai makrofag. Kemudian akan disusul dengan dilatasi dari
9
pembuluh darah yang terdapat di limbus dan tampak sebagai injeksi perikornea.
Sesudah itu terjadi infiltrasi dari sel-sel mononuklier, sel plasma, leukosit PMN,
kelabu, keruh dengan batas-batas tak jelas dan permukaan tidak licin. Bila
peradangan hanya dipermukaan saja, dengan pengobatan yang baik dapat sembuh
tanpa jaringan parut. Pada peradangan yang dalam, penyembuhan akan berakhir
dengan pembentukan jaringan parut yang dapat berupa nebula, makula, atau
leukoma.2
Pada penderita tidak dilakukan tes flouresence. Untuk melihat adanya defek
pada epitel kornea dapat dilakukan uji fluoresence. Caranya, kertas fluoresence
saccus konjungtiva inferior setelah terlebih dahulu penderita diberi anestesi lokal.
Defek kornea akan terlihat berwarna hijau dan disebut sebagai uji fluoresence
positif. Dengan tes ini dapat diketahui letak infiltrat, apabila infiltrat terdapat pada
epitel kornea maka hasil tes flouresence positif, apabila infiltrat berada di
Terapi yang diberikan pada pasien ini adalah hindari cahaya, Hervis salep
mata 3x1 OS, dan Polynel tetes mata 3x1 tetes/hari. Polynel mengandung
neomycin sulfate setara dengan neomycin base 3,5 mg, dan fluoromethason 1 mg,
acetate, obat ini bias digunakan untuk mengobati radang yang responsive terhadap
10
steroid pada palpebral dan konjungtiva bulbi, kornea, dan segmen anterior mata.
Neomycin bekerja dengan cara mengikat secara reversible terhadap subunit 30s
dari ribosom bakteri sehingga menghambat sintesa protein yang pada akhirnya
memperbaiki ketajaman penglihatan. Ada beberapa hal yang perlu dinilai dalam
Untuk bakteri gram positif pilihan pertama adalah cafazolin, penisilin G atau
vancomisin dan bakteri gram negative dapat diberikan tobramisin, gentamisin atau
jamur pilihan terapi yaitu: natamisin, amfoterisi nataufluconazol. Selain itu obat
keluhan pasien. Pasien dapa tdiberi air mata buatan, sikloplegik dan
11
keluhan subjektif seperti fotobia namun pada umumnya pada pemberian steroid
infeksi dari virus jika memang etiologi dari keratitis tersebut adalah virus.5,7
diawasi dan terkontrol karena pemakaian kortikosteroid untuk waktu lama dapat
infeksi jamur, menambah berat radang akibat infeksi bakteri juga steroid ini dapat
halnya kortikostroid namun lebih aman dari steroid itu sendiri karena tidak akan
telah dilaporkan memiliki cakupan yang lebih baik terhadap bakteri gram-positif
keratitis bakteri.2
Terapi kombinasi antibiotika digunakan dalam kasus infeksi berat dan mata
yang tidak responsive terhadap pengobatan. Pengobatan dengan lebih dari satu
sekitarnya (misalnya, sklera) atau ketika adanya ancaman perforasi dari kornea.
ini dapat berlangsung kronik dan juga dapat kambuh kembali. Pasien dilarang
untuk mengucek matanya karena dapat memperberat lesi yang telah ada.
melindungi dari exposure dari luar seperti debu dan sinar ultraviolet.8
Prognosis akhirnya baik karena dapat sembuh tanpa jaringan parut atau
vaskularisasi. Bila tidak ditangani penyakit ini dapat berlangsung 1-3 tahun.8