Anda di halaman 1dari 31

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dengan kata lain, pembelajaran
adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik
Tujuan utama diselenggarakannya proses belajar adalah demi tercapainya tujuan
pembelajaran. Tujuan tersebut utamanya adalah keberhasilan peserta didik belajar
pada suatu mata pelajaran maupun pendidikan pada umumnya (Krismanto, 2003).
Farmakognosi merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada
pendidikan menengah kejuruan Farmasi. Dalam pedoman penyusunan Kurikulum
2013 dijelaskan bahwa tujuan pengajaran farmakognosi di sekolah antara lain
agar siswa memahami pengertian farmakognosi, menjelaskan keterkaitan antara
ilmu farmasi dan farmakognosi, mengaplikasikan farmakognosi secara luwes,
akurat, efisien, dan tepat. Farmakognosi adalah suatu ilmu pengetahuan tentang
obat khususnya obat-obat alamiah (tradisional). (Zamzam, 2015).
Kurikulum 2013 menjadi acuan sekarang ini antara lain menyatakan
bahwa dalam kegiatan pembelajaran, pendidik hendaknya menerapkan berbagai
pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran yang mendidik secara
kreatif, penataan materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan
yang dipilih dan karakteristik peserta didik. Pengajaran ini dimulai dari hal-hal
konkret dilanjutkan ke hal yang abstrak. Pembelajaran diarahkan agar peserta
didik memiliki kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif
serta memiliki sikap menghargai farmakognosi dan kegunaannya dalam
kehidupan dan lingkungan sekitar.
Rendahnya pemahaman siswa tentang obat tradisional disebabkan oleh
faktor obat – obat sintetik yang kian marak beredar. Selain itu, belajar obat
tradisional sering dianggap ketinggalan jaman dan tidak bermanfaat bagi siswa,
sehingga minat siswa untuk belajar agak rendah.
Budi Daya tanaman Obat adalah salah satu materi untuk mengenal obat –
obat bahan alam yang diajarkan pada semester 1 kelas XI. Materi ini adalah
materi yang penting untuk menunjang untuk materi-materi berikutnya, sehingga
diperlukan pemahaman lebih oleh peserta didik.
Agar proses pembelajaran Budi Daya Tanaman Obat lebih bermakna dan
2

tidak membosankan diperlukan inovasi dalam proses pembelajaran yang dapat


melibatkan peserta didik secara aktif, dan peserta didik dapat menggunakan
pengetahuan yang telah dimilikinya untuk mengembagkan keterampilannya dan
dapat bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya.
Sehubungan dengan hal tersebut perlu adanya suatu inovasi pembelajaran
dengan cara membuat kebun tanaman obat (TOGA) di seolah oleh peserta didik
langsung. Pembelajaran ini pada prinsipnya adalah untuk meningkatkan
pemahaman dan mengasah keterampilan siswa dalam mengenal, berbudidaya dan
menghafal berbagai jenis tanaman yang berkhasiat obat. Dengan berpraktek
langsung di kebun TOGA diharapkan hasil berajar siswa lebih meningkat dan
mempunyai keterampilan lebih.
Berangkat dari paparan di atas, maka dipandang perlu dilakukan uji coba
pembelajaran dengan melakukan penelitian tindakan kelas tentang “Inovasi
Pembelajaran Farmakognosi Dalam Pokok Bahasan Budi Daya Tanaman Obat
Melalui Pembuatan Kebun Toga Pada Siswa Kelas Xi SMK Negeri 1
Klungkung.”

1.2. Identifikasi Masalah


Berdasarkan masalah-masalah tersebut dapat diidentifikasikan menjadi
beberapa masalah yang mempengaruhi Kemampuan Penguasaan Materi Budi
Daya Tanaman Obat pada siswa, antara lain:
1. Siswa kelas XI Farmasi SMK N 1 Klungkung tahun pelajaran 2016/2017
masih menganggap pembelajaran farmakognosi khususnya pada materi Budi
Daya Tanaman Obat sebagai materi pembelajaran yang membosankan untuk
dipelajari dan kurang bermanfaat.
2. Prestasi belajar siswa kelas XI Farmasi SMK N 1 Klungkung tahun pelajaran
2016/2017 dalam proses pembelajaran farmakognosi perlu ditingkatkan.

1.3. Batasan Masalah


Dalam penelitian ini, peneliti tidak meneliti secara keseluruhan masalah-
masalah yang telah diidentifikasi. Agar penelitian ini tidak menyimpang dari
sasaran pokok penelitian, maka peneliti membatasi masalah dengan subyek dan
obyek penelitian. Subyek penelitiannya adalah siswa, sedangkan obyek
penelitiannya adalah keterampilan siswa dalam berbudi daya TOGA yang
3

diperoleh dengan penerapan Pembuatan Langsung Kebun TOGA oleh siswa Kelas
XI Framasi SMK N 1 Klungkung.

1.4. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian pada latar belakang dapat dirumuskan permasalahan
yakni apakah pembelajaran farmakognosi dengan metode pembuatan kebun
TOGA langsung oleh siswa pada pokok bahasan Budi Daya Tanaman Obat di
kelas XI Farmasi dapat meningkatkan pemahaman dan prestasi belajar siswa?

1.5. Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan pemahaman
dan prestasi belajar siswa dengan metode pembuatan kebun TOGA langsung oleh
siswa kelas XI Farmasi.

1.6. Manfaat Penelitian


Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu :
1. Siswa dapat meningkatkan pemahaman dan mengasah keterampilan
dalam pelajaran Budi Daya Tanaman Obat.
2. Siswa tidak merasa bosan dalam pembelajaran farmakognosi yang
hanya di dalam kelas.
3. Guru menjadi semakin tertantang untuk menggunakan kreatifitasnya
dalam memanfaatkan berbagai inovasi dalam pembelajaran.
4. Guru mendapatkan pengalaman tambahan, sehingga dapat melakukan
penelitian lanjutan pada kelas dan pokok kajian yang berbeda.
4

BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

2.1. LANDASAN TEORI


I. Mengajar dan Pembelajaran
Kegiatan mengajar adalah suatu kegiatan menciptakan suatu lingkungan
yang memungkinkan untuk terjadinya proses belajar. Dengan demikian siswa
merasa aman dan nyaman di dalam kelas ketika proses pembelajaran sedang
berlangsung. Guru berperan sebagai fasilitator dan dinamisator kelas, sehingga
subjek belajar yaitu siswa akan lebih banyak berperan serta dalam proses
pembelajaran. Pada prinsipnya peran guru sebagai fasilitator dan dinamisator
kelas adalah dalam mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan belajar memberikan
arah pada proses pembelajaran dan menjadi pedoman bagi seluruh kegiatan
belajar. Berdasarkan hal ini, maka guru harus menetapkan terlebih dahulu tujuan
belajar yang ingin dicapai, sebelum mulai mengajar. Tercapai tidaknya tujuan
belajar dapat diketahui guru setelah melakukan kegiatan evaluasi hasil belajar
(Sumarno, 2013).
Pada dasarnya setiap siswa memiliki keinginan untuk berprestasi tinggi
secara akademik di lingkungna sekolahnya. Namun tentu saja hal ini tidak
mungkin dicapai oleh semua siswa, karena prestasi akademik yang baik, dicapai
dengan melibatkan berbagai faktor misalnya kecerdasan siswa dan kelengkapan
belajar, sedangkan faktor luar misalnya guru, sarana dan prasarana di sekolah, dan
hubungan dengan siswa (Sumarno, 2013).

II. Model Contextual Teaching and Learning (CTL)


Pembelajaran kontekstual terjadi apabila peserta didik menerapkan dan
mengalami apa yang sedang diajarkan dengan mengacu pada masalah-masalah
dunia nyata yang berhubungan dengan peran dan tanggung jawab mereka sebagai
anggota keluarga, warga Negara, peserta didik, dan tenaga kerja. Pembelajaran
kontekstual adalah pembelajaran yang terjadi dalam hubungan yang erat dengan
pengalaman sesungguhnya. Enam unsur kunci pembelajaran kontekstual, yaitu :
1. Pembelajaran bermakna yaitu pemahaman, relevansi, dan penghargaan
pribadi peserta didik bahwa ia berkepentingan terhadap konten yang harus
dipelajari. Pembelajaran dipersepsi sebagai relevan dengan hidup mereka.
5

2. Penerapan pengetahuan adalah kemampuan untuk melihat bagaimana apa


yang dipelajari diterapkan dalam tatanan-tatanan lain dan fungsi-fungsi pada
masa sekarang dan akan dating.
3. Berfikir tingkat lebih tinggi artinya peserta didik dilatih untuk berfikir kritis
dan kreatif dalam mengumpulkan data, memahami persoalan, atau
memecahkan suatu masalah.
4. Kurikulum yang dikembangkan berdasarkan standar yaitu konten
pengajaran berhubungan dengan suatu rentang dan beragam standar lokal,
Negara bagian, nasional, asosiasi, dan / atau industry.
5. Responsif terhadap budaya artinya pendidik harus memahami dan
menghormati nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan
peserta didik, sesama rekan pendidik dan masyarakat tempat mereka
mendidik.
6. Penilaian autentik adalah penggunaan berbagai macam strategi penilaian
yang secara valid mencerminkan hasil belajar sesungguhnya yang
diharapkan dari peserta didik.
Pembelajaran kontekstual (CTL) adalah model pembelajaran yang
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata peserta didik
dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan
melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual, yakni:
konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), inkuiri (inquiry),
masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), dan penilaian
autentik (authentic assessment) (Sumarno, 2013).
Pembelajaran kontekstual ini menekankan pada daya pikir yang tinggi,
transfer ilmu pengetahuan, mengumpulkan dan menganalisis data, memecahkan
problema-problema tertentu baik secara individu maupun kelompok.
Pembelajaran kontekstual dapat dikatakan sebagai sebuah pendekatan
pembelajaran yang mengakui dan menunjukkan kondisi alamiah dari
pengetahuan. Melalui hubungan di dalam dan di luar ruang kelas, suatu
pendekatan pembelajaran kontekstual menjadikan pengalaman lebih relevan dan
berarti bagi peserta didik dalam membangun pengetahuan yang akan mereka
terapkan dala pembelajaran seumur hidup. Pembelajaran kontekstual menyajikan
suatu konsep yang mengaitkan materi pelajaran yang dipelajari peserta didik
6

dengan konteks dimana materi tersebut digunakan, serta berhubungan dengan


bagaimana seseorang belajar atau cara peserta didik belajar. Konteks memberikan
arti, relevansi, dan manfaat penuh terhadap belajar (Sumarno, 2013).
Materi pelajaran akan tambah berarti jika peserta didik mempelajari materi
pelajaran yang disajikan melalui konteks kehidupan mereka, dan menemukan arti
di dalam proses pembelajarannya, sehingga pembelajaran akan menjadi lebih
berarti dan menyenangkan. Peserta didik akan bekerja keras untuk mencapai
tujuan pembelajaran, mereka menggunakan pengalaman dan pengetahuan
sebelumnya untuk membangun pengetahuan baru. Dan selanjutnya peserta didik
memanfaatkan kembali pemahamanpengetahuan dan kemampuannya itu dalam
berbagai konteks di luar sekolah untuk menyelesaikan masalah dunia nyata yang
kompleks, baik secara mandiri maupun dengan berbagai kombinasi dan struktur
kelompok (Sumarno, 2013).
Sehubungan dengan hal itu, terdapat lima karakteristik penting dalam proses
pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL, antara lain :
1. Dalam CTL, pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang
sudah ada (activating knowledge), artinya pengetahuan yang akan diperoleh
peserta didik adalah pegetahuan utuh yang memiliki keterkaitan satu sama
lain.
2. Pembelajaran yang kontekstual adalah belajar dalam rangka memperoleh
dan menambah pengetahuan baru (acquiring knowledge). Pengetahuan baru
itu diperoleh dengan cara deduktif, artinya pembelajaran dimulai dengan
mempelajari secara keseluruhan, kemudian memperhatikan detailnya.
3. Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), artinya pengetahuan
yang diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk dipahami dan diyakini.
4. Mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying
knowledge), artinya pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya harus
dapat diaplikasikan dalam kehidupan peserta didik, sehingga tampak
perubahan peserta didik.
5. Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi pengembangan
pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik untuk proses perbaikan
dan penyempurnaan strategi.
Jadi, jelas bahwa pemanfaatan pembelajaran kontekstual akan menciptakan
ruang kelas yang di dalamnya peserta didik akan menjadi peserta aktif bukan
hanya pengamat yang pasif, dan bertanggung jawab terhadap belajarnya.
7

Penerapan pembelajaran kontekstual akan sangat membantu guru untuk


menghubungkan materi pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi
peserta didik untuk membentuk hubungan antara pengetahuan dan aplikasinya
dengan kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga Negara, dan pekerja
(Trianto, 2007; Triatno 210).

III. Model Pembelajaran Langsung


Model pengajaran langsung (direct intruction) adalah model pembelajaran
yang menggunakan pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa
mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh pengetahuan langkah demi
langkah. Model pengajaran langsung (direct instruction) dilandasi oleh teori
belajar perilaku yang berpandangan bahwa belajar bergantung pada pengalaman
termasuk pemberian umpan balik. Satu penerapan teori perilaku dalam belajar
adalah pemberian penguatan. Umpan balik kepada siswa dalam pembelajaran
merupakan penguatan yang merupakan penerapan teori perilaku tersebut.
Pelajaran dalam pengajaran langsung memerlukan perencanaan yang hati-
hati oleh guru dan lingkungan belajar yang menyenangkan dan berorientasi tugas.
Model pengajaran langsung memberikan kesempatan siswa belajar dengan
mengamati secara selektif, mengingat dan menirukan apa yang dimodelkan
gurunya. Oleh karena itu hal penting yang harus diperhatikan dalam menerapkan
model pengajaran langsung adalah menghindari menyampaikan pengetahuan yang
terlalu kompleks. Di samping itu, model pengajaran langsung mengutamakan
pendekatan deklaratif dengan titik berat pada proses belajar konsep dan
keterampilan motorik, sehingga menciptakan suasana pembelajaran yang lebih
terstruktur. Guru yang menggunakan model pengajaran langsung tersebut
bertanggung jawab dalam mengidentifikasi tujuan pembelajaran, struktur materi,
dan keterampilan dasar yang akan diajarkan. Kemudian menyampaikan
pengetahuan kepada siswa, memberikan pemodelan/demonstrasi, memberikan
kesempatan pada siswa untuk berlatih menerapkan konsep/keterampilan yang
telah dipelajari, dan memberikan umpan balik.
Salah satu karakteristik dari suatu model pembelajaran adalah adanya
sintaks/tahapan pembelajaran. Selain harus memperhatikan sintaks, guru yang
akan menggunakan pengajaran langsung juga harus memperhatikan variabel-
variabel lingkungan lain, yaitu fokus akademik, arahan dan kontrol guru, harapan
8

yang tinggi untuk kemajuan siswa, waktu dan dampak dari pembelajaran. Sintaks
model pengajaran langsung memiliki 5 tahapan, sebagai berikut:
1. Fase Orientasi
Pada fase ini guru memberikan kerangka pelajaran dan orientasi terhadap
materi pelajaran yang meliputi :
b. Kegiatan pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan yang relevan
dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa
c. Mendiskusikan atau menginformasikan tujuan pembelajaran
d. Memberi penjelasan atau arahan mengenai kegiatan yang akan
dilakukan
e. Menginformasikan materi atau konsep yang akan digunakan dan
kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran
f. Menginformasikan kerangka pelajaran
g. Memotivasi siswa
2. Fase Presentasi/Demonstrasi
Pada fase ini guru menyajikan materi pelajaran baik berupa konsep atau
keterampilan yang meliputi penyajian materi, pemberian contoh konsep,
pemodelan/peragaan keterampilan, serta menjelaskan ulang hal yang
dianggap sulit atau kurang dimengerti oleh siswa.

3. Fase Latihan Terstruktur


Dalam fase ini, guru merencanakan dan memberikan bimbingan kepada
siswa untuk melakukan latihan-latihan awal. Guru memberikan penguatan
terhadap respon siswa yang benar dan mengoreksi yang salah.
4. Fase Latihan Terbimbing
Pada fase ini, siswa diberi kesempatan untuk berlatih konsep dan
keterampilan serta menerapkan pengetahuan atau keterampilan tersebut ke
situasi kehidupan nyata. Latihan terbimbing ini dapat digunakan guru untuk
mengakses kemampuan siswa dalam melakukan tugas, mengecek apakah
siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik atau tidak, serta
memberikan umpan balik. Guru memonitor dan memberikan bimbingan jika
perlu.
5. Fase Latihan
Mandiri Siswa melakukan kegiatan latihan secara mandiri, dan guru
memberikan umpan balik bagi keberhasilan siswa.
(Ridho, Nur. 2011)
9

IV. Penguasaan dan Ketuntasan Belajar Budi Daya Tanaman Obat


Untuk mengetahui hasil belajar siswa harus dilakukan penilaian. Penilaian
tidak hanya untuk mengukur kemampuan kecerdasan siswa atau ketrampilan saja,
akan tetapi mempunyai fungsi sebagai bimbingan, seleksi peserta didik, efisiensi,
dan sebagainya.
Dalam Kurikulum 2013, ukuran ketuntasan hasil belajar siswa dinyatakan
dengan KKM untuk setiap mata pelajaran berbeda – beda sesuai dengan tingkat
kemampuan siswa terhadap pelajaran. Untuk pelajaran farmakognosi khususnya
materi budi daya tanaman obat di SMK N 1 Klungkung Kabupaten Klungkung
tahun pelajaran 2016/2017 KKMnya adalah 78. Artinya seorang siswa akan
dinyatakan tuntas belajar farmakognosi apabila yang bersangkutan sudah
memperoleh nilai minimal 78. Sedangkan sebuah kelas dinyatakan tuntas secara
klasikal apabila siswa yang tuntas dikelas itu mencapai sekurang – kurangnya
85%.

V. Materi Budi Daya Tanaman Obat


Budi daya tanaman obat merupakan salah satu materi pada pelajaran
Farmakognosi kelas XI semester 1. Dalam penelitian Standar Kompetensi yang
terkait dengan materi budi daya tanaman obat adalah Memahami dan
mengaplikasikan budi daya tanaman obat tradisional dalam kehidupan sehari-hari,
sedangkan kompetensi yang terkait adalah cara-cara budi daya tanaman, jenis
tanaman obat, bentuk obat tradisional. Indikator yang akan dicapai adalah:
1. menjelaskan budi daya tanaman obat tradisional
2. mengetahui cara-cara berbudi daya tanaman obat tradisional
3. mengenali bentuk dan jenis tanaman obat tradisional
Penyampaian materi budi daya tanaman obat dalam penelitian ini
menggunakan kombinasi antara model CTL dengan pembelajaran langsung yaitu
melalui pembuatan kebun TOGA di sekolah sehingga peserta didik dilatih untuk
terampil dan terbiasa berbudi daya tanaman obat yang tentunya sangat bermanfaat
bagi kehidupan sehari-hari. Dalam penelitian ini diharapkan dapat memunculkan
keaktifan dan keterampilan proses sehingga berpengaruh terhadap prestasi belajar
peserta didik.

2.2. Penelitian yang relevan


10

Belum ada penelitian yang relevan terkait dengan penelitian yang akan
dilaksanakan oleh peneliti saat ini.

2.3. Kerangka Berpikir


Pembelajaran dengan model CTL dan pembelajaran langsung melalui
pembatan kebun TOGA dapat membantu siswa yang kurang pandai dalam
menguasai materi, bertanggung jawab, atau diskusi secara berkelompok.
Diharapkan siswa dapat lebih mudah menangkap dan memahami cara berbudi
daya tanaman obat yang benar. Sehingga siswa lebih antusias dalam belajar dan
nilai tuntas belajar lebih banyak. Dengan demikian dapat memahami apabila
Melalui Pembuatan Kebun TOGA Langsung oleh Siswa dapat meningkatkan
kualitas belajar siswa pada Budi daya tanaman obat.

2.4. Hipotesis Tindakan


Hipotesis tindakan yang dibuat dalam penelitian ini adalah :
1. Implementasi Strategi Pembelajaran dengan pembuatan kebun TOGA
langsung oleh siswa di sekolah dapat meningkatkan pemahaman dan
aktivitas belajar siswa kelas XI Farmasi SMK Negeri 1 Klungkung Tahun
Ajaran 2016/2017.
2. Implementasi Strategi Pembelajaran dengan pembuatan kebun TOGA
langsung oleh siswa di sekolah dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas XI Farmasi SMK Negeri 1 Klungkung Tahun Ajaran 2016/2017.
11

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Setting Penelitian


Penelitian ini merupakan tindakan kelas (Classroom Action Research),
bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah melalui penerapan langsung di
kelas atau tempat kerja. Penelitian ini akan di laksanakan di SMK N 1 Klungkung
tyang beralamat di Jl. Subali II, Banjar Siku, Desa Kamasan Kabupaten
Klungkung pada semestr pertama tahun pelajaran 2016/2017.

3.2. Subyek Penelitian


Subyek penelitian adalah siswa kelas XI Farmasi SMK N 1 Klungkung
tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 37 siswa dan guru yang mengampu
mata pelajaran Farmakognosi tersebut. Penerapan penelitian ini diterapkan dalam
pokok bahasan Budi Daya Tanaman Obat.

3.3. Sumber Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapat data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data
yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Pada Penelitian Tindakan terdapat 3
kelompok teknik yang diungkapkan oleh Wolcott yaitu pengalaman yang
dilakukan dilakukan dalam bentuk observasi, pengungkapan yang dilakukan
melalui tes standar, pembuktian yang dilakukan dengan dokumentasi. (Nana
Syaodih Sukmadinata, 2011:151).
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah observasi, tes, dan
dokumentasi. Observasi adalah kegiatan pengamatan dan pengambilan data untuk
mengetahui pengaruh dan tindakan yang telah dilakukan. Kegiatan observasi
dilakukan oleh obsever sebagai data pendukung. Sedangkan tes digunakan untuk
mengetahui hasil belajar siswa. Tes dilakukan pada akhir pembelajaran di setiap
siklus. Dokumnetasi digunakan untuk mencatat segala kegiatan yang dilakukan
selama proses pembelajaran.
Untuk mencapai maksud di atas, maka peneliti dalam hal ini menggunakan
metode pengumpulan data, yaitu :
1. Observasi Aktivitas Belajar Siswa
12

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematis


fenomena-fenomena yang diselidiki baik secara langsung maupun tidak
langsung. Observasi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh
data mengenai aktivitas belajar siswa selama pembelajaran berlangsung,
serta kondisi kelas selama berlangsungnya proses pembelajaran dengan
metode CTL. Observasi dilakukan oleh peneliti dan guru sekaligus
bertindak sebagai kolaborator mengamati aktivitas dan respon siswa dalam
pembelajaran. Observasi dilakukan dengan instrument lembar observasi
yang dilengkapi dengan pedoman observasi serta dokumentasi foto.
Observasi juga dilakukan dengan menggunakan catatan lapangan dilakukan
dengan tujuan agar segala sesuatu yang didengar dan diamati oleh peneliti
semakin lengkap.
2. Tes (Evaluasi)
Tes hasil belajar digunakan untuk mendapatkan data mengenai peningkatan
kompetensi baik dari pengetahuan, sikap, dan ketrampilan siswa dalam
proses pembelajaran dengan metode CTL. Tes yang diberikan adalah tes
uraian. Soal tes dibuat oleh peneliti dengan pertimbangan dari guru
pembimbing. Indikator tes berdasarkan materi yang telah dipelajari siswa
dalam proses pembelajaran. Penilaian dalam tes ini berdasarkan pedoman
penskoran yang sudah dibuat oleh peneliti di mana nilai tertinggi oleh setiap
siswa adalah 100 dan terendah adalah 0. Dalam penelitian ini pengukuran
terhadap kemampuan kognitif tidak dilakukan secara bebas, tetapi juga
disesuaikan dengan pokok bahasan dalam kurikulum SMK (Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan, KTSP). Untuk itu kisi-kisi instrumen yang
dibuat berdasarkan pada kurikulum mata diklat membaca gambar teknik.
3. Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti barang-barang tertulis
dimana di dalam teknik dokumentasi ini peneliti menyelidiki benda-benda
tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen
rapat, catatan harian, dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2010: 201).
Dalam penelitian ini, dokumentasi digunakan untuk memperoleh data
jumlah siswa dan data hasil belajar siswa berupa tes sebagai data awal
penelitian. Selain itu, dokumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
catatan lapangan untuk mencatat kejadian yang terjadi selama pembelajaran.
13

3.4. Metode dan Instrumen Penelitian


Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) kali ini menggunakan model Kemmis
yang direncanakan akan dilaksanakan dalam dua siklus sampai KKM terpenuhi.
Setiap siklus ada empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan
refleksi.

Plan Revised plan Plan

Reflektif
Gambar 1.Action
Siklus
and
Model Kemmis (Sukardi, 2011:
Reflektif
215)
Action and
obserbation obserbation

Pengembangan Instrumen untuk mengukur keberhasilan tindakan instrumen


yang diperlukan dalam penelitian tindakan kelas (PTK) haruslah sejalan dengan
prosedur dan langkah PTK. Instrumen untuk mengukur keberhasilan tindakan
dapat dipahami dari dua sisi yaitu sisi proses dan sisi hal yang diamati.
1. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mencatat kegiatan yang dilakukan oleh
guru dan siswa dalam proses pembelajaran selama tindakan diberikan untuk
mengetahui sejauh mana keefektifan pemberian kuis dalam pembelajaran
sebagai upaya peningkatan motivasi belajar siswa.
Untuk mengisi lembar observasi ini yaitu memilih “ya” bila deskripsi
dilakukan dan “tidak” bila deskripsi tidak dilakukan. Adapun kisi-kisi untuk
lembar observasi yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1. Kisi-kisi Lembar Observasi
Aspek yang Diamti Nomor Butir Jumlah
A Guru membimbing siswa dalam 1, 2, 3, 6, 7, 6
proses belajar mengajar 10
B Guru memotivasi siswa dalam 4, 5, 11, 13 4
meningkatkan belajar
farmakognosi dengan pemberian
kuis
C Sikap siswa saat pembelajaran 9, 12, 15 3
D Sikap siswa saat diberikan kuis 8, 14, 16 3
Jumlah 16
14

2. Soal tes
Tes dalam bentuk kuis yang disusun untuk penelitian ini dikembangkan
berdasarkan analisis kurikulum atau silabus SMK N 1 Klungkung untuk
mata pelajaran farmakognosi materi Budi Daya Tanman Obat kelas XI
Farmasi adalah sebagai berikut :
a. Kompetensi Dasar : Menjelaskan budi daya tanaman obat tradisional
dan mengidentifikasi cara budi daya tanaman obat tradisional.
b. Indikator :
1. Menjelaskan proses budi daya tanaman obat
2. Menerapkan cara budi daya tanaman obat tradisional
Dilakukan juga tes prestasi yang merupakan tes evaluasi diberikan apabila
sub bab telah selesai. Tes ini diberikan pada akhir siklus I dan akhir siklus
II. Tes prestasi digunakan untuk mengukur penguasaan dan kemampuan
para siswa setelah siswa menerima proses belajar-mengajar dari guru.
Instrumen ini juga digunakan sebagai sumber tambahan dalam melihat
perkembangan motivasi siswa yang dilihat dari aspek peningkatan nilai dan
hasil belajar siswa selama proses pembelajaran dengan metode ekspositori
yang diberikan kuis. Tes digunakan untuk mengetahui ketercapaian prestasi
belajar siswa siswa.

3. Dokumentasi
Dokumentasi yang dilakuakn berupa foto, akan digunakan untuk
menggambarkan dan memperkuat analisis tentang proses pembelajaran yang
terjadi.

3.5. Analisis Data


Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh penggunaan motode pembuatan TOGA langsung oleh siswa terhadap
pemahaman dan prestasi belajar siswa. Analisis data dalam penelitian ini termasuk
dalam teknik deskriptif kualitatif yang dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu
reduksi data, paparan data, dan penyimpulan. Reduksi data adalah proses
penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan, dan pengabstrakan
data menjadi informasi bermakna. Paparan data adalah proses penampilan data
secara lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif, respresentasi tabular
termasuk dalam format matrik, grafik dan sebagainya. Sedangkan peyimpulan
adalah proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah terorganisir tersebut
15

dalam bentuk pernyataan kalimat atau formula yang singkat dan padat tetapi
mengandung pengertian luas. Selanjutnya data penelitian akan dikumpulkan
melalui :
1. Pengamatan pembelajaran sebelum penelitian, yang terasa begitu pasif dan
kurang menyenangkan bagi siswa dalam mengajarkan budi daya tanaman
obat di kelas XI SMK N 1 Klungkung.
2. Pengisian kuisioner observasi oleh siswa sebelum dan sesudah penelitian
dilakukan.
3. Pengisian lembar pengamatan proses pembelajaran selama penelitian oleh
kolaborator dan peneliti sendiri.
4. Melalui tes (pretes dan postes) materi penelitian sebelum dan sesudah
tindakan dilakukan.
16

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. HASIL TINDAKAN SIKLUS I


Pelaksanaan tindakan siklus satu terdiri dari dua kali pertemuan. Hal-hal yang
dilakukan dalam kegiatan ini adalah menyusun RPP Budi Daya Tanaman Obat
beserta instrumen penilaian, butir soal, kunci jawaban dan kriteria penilaian,
lembar observasi kegiatan pembelajaran, media pembelajaran berupa media
gambar dan tanaman obat langsung.
Hasil pengamatan guru di siklus 1 berada pada kategori sangat baik dengan
presentase nilai rata-rata 72,9%. Aspek yang perlu ditingkatkan oleh guru dalam
pross pembelajaran pada siklus 1 adalah melaksanakan KBM secara berurutan,
menanggapi pertanyaan peseta didik dan penggunaan waktu harus digunakan
lebih optimal lagi.
Dari hasil pengamatan lembar observasi siswa berada pada kategori cukup
baik dengan presentase nilai 63,5%. Hal ini terjadi karena pada siklus 1 siswa
belum terlalu baik dalam hal mendengarkan penjelasan guru, menulis penjelasan
yang guru sampaikan, bertanya kepada guru, kurang aktifnya siswa berkerja sama
dengan kelompoknya, dan siswa masih banyak yang bingung dalam
menyimpulkan materi.
Skor hasil belajar yang diperoleh dari siklus 1 menunjukkan distribusi
ketuntasan belajar Farmakognosi pada materi Budi daya Tanaman Obat adalah
81,08% dari seluruh siswa yang ada telah mencapai ketuntasan belajar dengan
KKM ≥ 78, sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 7
siswa atau 18,92% dari seluruh siswa yang ada.
Setelah mengimplementasikan RPP Budi daya Tanaman Obat pada siklus 1,
selanjutnya diadakan refleksi dari kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan
pengamatan atau temuan dari observer dan hasil belajar Budi Daya Tanaman
Obat. Hasil pengamatan tindakan ini didiskusikan, dianalisis dan disimpulkan.
Dari kesimpulan inilah, kemudian dipergunakan sebagai bahan perbaikan pada
pelaksanaan tindakan siklus 2. Pada saat refleksi juga dilakukan wawancara
kepada 5 siswa yang memiliki hasil penilaian ujian tes belum tuntas pada siklus 1.
Tambahan hasil wawancara refleksi setelah tindakan siklus 1 menyatakan
bahwa pelaksanaan perbaikan pembelajaran telah berhasil. Siswa yang tidak
tuntas hingga siklus 1 tersebut setelah diruntut riwayat belajarnya adalah siswa
17

yang selalu mendapatkan nilai terendah dan jarang mengikuti pelajaran di kelas
XI Faramsi. Siswa ini termasuk siswa yang lambat dalam belajar dan
membutuhkan perhatian lebih dari teman-temannya. Siswa yang tuntas belajar
setelah perbaikan, berdasarkan wawancara mengatakan bahwa ia senang
mengikuti pelajaran. Adanya gambar dan bahan langsung untuk praktek
menjadikan siswa tersebut lebih mengerti dan tidak bingung seperti ketika
membaca materi dari buku ajar. Hasil observasi teman sejawat mencatat bahwa
siswa antusias mengikuti pembelajaran karena merasa senang adanya pembuatan
kebun toga langsung.

4.2. HASIL TINDAKAN SIKLUS II


Pelaksanaan tindakan siklus 2 ini sebagai tindak lanjut, penyempurnaan dan
pemantapan pada siklus 1, dilaksanakan pada hari selasa, tanggal 7 Februari 2017.
Pelaksanaan siklus 2 terdiri dari dua kali pertemuan. Pertemuan pertama
menyajikan materi pembelajaran, pertemuan kedua melakukan evaluasi
pembelajaran.
Berdasarkan temuan pada lembar observasi pada pertemuan siklus 2 oleh
observer, ditemukan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran telah sesuai dengan
diskripsi proses pembelajaran pada lembar pengamatan tersebut. Temuan observer
berdasarkan catatan menunjukkan bahwa, guru telah melaksanakan implementasi
RPP dengan memotivasi siswa untuk berani bertanya tentang materi ajar yang
belum dipahami. Siswa sudah berani bertanya.
Berdasarkan perolehan pada siklus 2 kegiatan observasi guru yang dilakukan
oleh observer dengan menggunakan inovasi pembuatan kebun toga langsung oleh
siswa pada materi budi daya tanaman obat telah mencapai baik. Hasil aktivitas
siswa dalam proses pmbelajaran siklus 2 telah berada pada kategori baik dengan
presentasi nilai rata-rata 88% hasil belajar farmakognosi yang diperoleh dalam
siklus 2 ditunjukkan oleh adanya perbandingan ketuntasan belajar siswa yang
mencapai KKM ≥ 78 sebesar 91,89 % dari seluruh siswa yang ada, sedangkan
siswa yang belum mencapai ketuntasan sebesar 8,11% dari seluruh siswa yang
ada.
Ketuntasan belajar siswa siklus 2 yang mencapai ketuntasan ditunjukkan
dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 78) sebanyak 34 siswa atau
91,89%, sedangkan yang belum mencapai ketuntasan minimal sebanyak 3 siswa
18

dengan persentase 8,11%. Persentase ketuntasan belajar siswa siklus 1 ke siklus 2


meningkat 10,81%.
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 2, selanjutnya
diadakan refleksi dari kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan pengamatan atau
temuan yang diperoleh dari observer. Kesimpulan yang diperoleh bersifat
pemantapan dari tindakan yang diberikan. Pada saat refleksi juga dilakukan
wawancara kepada 3 siswa yang memiliki hasil penilaian yang belum tuntas.
Hasil observasi teman sejawat mencatat bahwa siswa antusias mengikuti
pembelajaran karena merasa senang adanya media gambar.

4.3. PEMBAHASAN
Proses pembelajaran sebelum tindakan menunjukkan bahwa siswa masih
pasif, karena tidak diberi respon yang menantang. Siswa masih sering belajar
secara indvidual, tidak tampak kreativitas siswa maupun gagasan yang muncul.
Siswa terlihat jenuh dan bosan tanpa gairah, karena pembelajaran selalu di kelas
dan monoton sehingga skor rata-rata pelajaran farmakognosi di bawah KKM.
Guru belum memanfaatkan media pembelajaran yang relevan secara
mksimal, sehingga menghambat pencapaian tujuan pembelajaran. Pembahasan
hasil penelitian adalah sebagai berikut:
1. Aktivitas siswa.
Pada siklus 1 terjadi peningkatan aktivitas siswa. Oleh karena itu, ketika
pembelajaran berlangsung, siswa diberi bimbingan dan motivasi agar
tumbuh rasa percara diri yang tinggi, sehingga pada akhirnya siswa berani
bertanya, bertindak, dan bekerjasama dengan teman kelompoknya.
2. Siswa diberi kesempatan untuk menjawab
pertanyaan, bereksplorasi dengan medi belajar secara langsung dan
diadakan tanya jawab. Hal ini diharapkan dapat melatih dan memberi
kesempatan siswa untuk lebih mengenal bahan pelajaran, bertanya dan
berpendapat dengan teman sebaya di kelas.
3. Dalam diskusi kelompok, ada beberapa
kelompok yang anggotanya terlihat pasif. Guru membimbing dan
mengarahkan agar dapat bekerjasama dengan kelompok.
4. Pada kegiatan pembelajaran siklus 2, sebagian
besar siswa berani bertanya pada guru dan temannya. Keberanian siswa
semakin bertumbuh, siswa dengan kesadaran sendiri berani mengangkat
19

jarinya untuk menjawab pertanyaan dan memberi tanggapan terhadap


kelompok lain.
5. Selama mengerjakan tes individu dan tes akhir,
semua siswa mengerjakan soal tes dengan tertib.
6. Pada tes siklus 2, siswa mengerjakan tugas
dengan baik dan mengalami peningkatan hasil dibandingkan dengan hasil
tes-tes sebelumnya. Siswa mengerjakan tes akhir dengan tenang dan tertib.
Persentase ketuntasan siswa mencapai 91,89 % dari jumlah 37 siswa kelas
XI Farmasi SMK Negeri 1 Klungkung, Kecamatan Klungkung, Kabupaten
Klungkung. Siklus 2 dapat dipandang cukup, karena ketuntasan belajar
siswa telah mencapai tolok ukur keberhasilan yaitu ketuntasan belajar telah
mencapai ≥ 85%.
7. Aktivitas mengajar guru dalam proses
pembelajaran juga mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2, guru
telah melaksanakan tahapan pembelajaran dengan menggunakan media
kebun toga secra langsung dalam materi budi daya tanaman obat pada
lembar observasi.
8. Distribusi hasil belajar siswa antar siklus
Peningkatan pemahaman belajar siswa didapatkan dari hasil perolehan skor pra
siklus 1 dan 2, yaitu:
a. Ketuntasan belajar meningkat dari 81,08
% pada siklus 1 menjadi 91,89 % pada siklus 2.
b. Skor rata-rata hasil belajar meningkat
dari 79,5 pada siklus 1 menjadi 81 pada siklus 2.
c. Siswa yang mengalami ketuntasan
belajar dari 37 jumlah siswa sejumlah 30 siswa pada siklus 1 menjadi 34
siswa pada siklus 2.
20

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan yang
dirumuskan adalah bahwa inovasi pembuatan kebun toga langsung oleh siswa
dalam model pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI
Farmasi SMK Negeri 1 Klungkung pada semester 1 mata pelajaran farmakognosi
dalam pokok bahasan budi daya tanaman tahun pelajaran 2016/2017. Hal ini
dibuktikan oleh kenaikan hasil belajar farmakognosi yang terdiri dari kenaikan
persentase ketuntasan belajar farmakognosi dari siklus 1 yaitu 81,08%, dan siklus
2 naik menjadi 91,89 %. Peningkatan skor rata-rata yakni pada siklus 1 dari 75
dan pada siklus 2 naik menjadi 81. Hasil belajar IPA yang dicapai siswa telah
melebihi indikator yang ditetapkan yaitu ≥ 85% dari seluruh siswa yang ada
secara klasikal telah tuntas dengan KKM ≥ 78.

5.2. Saran
Diharapkan kepada guru SMK agar lebih mengembangkan inovasi dalam
model pembelajaran terutama pembelajaran yang berhubungan dengan
keterampilan dan prkatik, karena telah terbukti dengan menerapkan metode
pembuatan kebun toga langsung oleh siswa dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dalam mata pelajaran farmakognosi khususnya pokok bahasan budi daya
tanaman obat.
21

DAFTAR PUSTAKA

Krismanto, Al. 2003. Beberapa Teknik, Model, dan Strategi Dalam


Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Direktorat jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Pusat
Pengembangan Penataran Guru (PPPG) Matematika.
http://www.anneahira.com/pengertian-prestasi-belajar-menurut-para-
ahli.htm
Diakses tanggal 22 Oktober 2013.
Nana Syaodih Sukmadinata. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Ridho, Nur. 2011. Model Pmebelajaran Langsung. Article.
Suharsimi Arikunto. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Sukardi. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sumarno. 2013. Penggunaan Metode Kooperatif Tutorial Teman Sebaya
Berbasis Konstektual Untuk Meningkatkan Kemampuan Penugasan
Materi Statistika Kelas XII Teknik Komputer Jaringan SMK Negeri 1
Girisubo. Yogyakarta : SMKN 1 Girisubo.
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,
Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.
Zamzam, M. Yani, dkk. 2015. Farmakognosi Bidang Keahlian Kesehatan Jilid I.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG.
22

LAMPIRAN 1. RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP 1)

Identitas Sekolah : SMK NEGERI 1 KLUNGKUNG


Mata Pelajaran : FARMAKOGNOSI
Kelas/Semester : XI / Ke-1
Tema : BUDI DAYA TANAMAN OBAT DAN PEMBUATAN
SIMPLISIA
Jumlah pertemuan : 2 x 3 JP

A. KOMPETENSI INTI
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan factual, konseptual,
dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan
langsung

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


1.1 Menunjukkan keimanan sebagai rasa syukur dan keyakinan terhadap
kebesaran Sang Pencipta karena menyadari alam dan jagad raya
diatur oleh Sang Pencipta melalui pengembangan berbagai
keterampilan farmakognosi sebagai tindakan pengamalan menurut
agama yang dianutnya.
23

1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan alam semesta dan


semua unsur di dalamnya.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, objektif,
jujur, teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka,
kritis, kreatif, inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-
hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan
dan diskusi tentang farmakognosi.
2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan
melaporkan hasil percobaan farmakognosi.
3.2 Menjelaskan budi daya tanaman obat tradisional dan pembuatan
simplisia.
4.2 Membuktikan budi daya tanaman obat tradisional dan pembuatan
simplisia

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah menyimak materi terkait budi daya tanaman obat dan
pembutan simplisia, peserta didik diharapkan mampu menjelaskan
budi daya tanaman obat.
2. Peserta didik mampu menjelaskan pembuatan simplisia.
3. Peserta didik mampu melakukan pembuatan simplisia.

D. MATERI PEMBELAJARAN
Budi daya tanaman obat
Proses pembuatan simplisia

E. ALOKASI WAKTU
6 X 40 menit

F. PENDEKATAN, MODEL, DAN METODE PEMBELAJARAN


Pendekatan : student center (berpusat pada siswa) dengan
Saintifik
Model Pembelajaran: discovery learning
Metode : Ceramah, Tanya jawab, diskusi

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
24

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Sebelum pembelajaran dimulai, guru 5 menit
mengucapkan salam.
2. Setelah itu guru menjelaskan tema dan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai
dalam materi Pelajaran I.
3. Pada Pelajaran I akan dipelajari
pendahuluan farmakognosi sebagai
apersepsi.
4. Guru mengarahkan siswa agar
pelajaran pendahuluan farmakognosi
dapat mengembangkan sikap jujur,
tanggung jawab, peduli, dan ramah
lingkungan melalui kegiatan belajar
cerita pendek
5. Guru melakukan apersepsi sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai
Inti Mengamati 20 menit
 Melakukan studi pustaka mencari
informasi tentang cara budi daya
tanaman obat dan pembuatan simplisia.
15 menit
Menanya
 Mengajukan pertanyaan yang berkaitan
25 menit
dengan budi daya tanaman obat dan
pembuatan simplisia.
Mengumpulkan Informasi
 Mengamati gambar tanaman obat dan 15 menit
simplisia.
 Melakukan pembuatan kebun tanaman
obat dan pembuatan simplisia secara 25 menit
berkelompok
Mengasosiasi
 Mengumpulkan hasil berupa
pengamatan gambar tanaman obat dan
25

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
simplisia
 Mengumpulkan hasil pembuatan
simplisia
Mengkomunikasikan
 Menyampaikan hasil pengamatan
gambar secara tertulis dari pembuatan
simplisia
Penutup  Siswa bersama guru menyimpulkan 10 menit
pembelajaran
 Siswa melakukan refleksi terhadap
kegiatan yang sudah dilakukan.
 Siswa menjawab pertayaan yang
diberikan oleh guru dalam bentuk tes
tertulis.

H. PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR


1. Penugasan
 Siswa membuat simplisia secara berkelompok

2. Tes
Pertanyaan :
1. Sebutakn 3 tujuan pengeringan simplisia!
2. Sebuthan tahap-tahap budi daya tanaman obat!!
Jawaban :
1. Menjamin penyimpanan, mencegah reaksi enzimatis yang dapat
memercepat pembusukan simplisia, serta mencegah pertumbuhan
jamur dna bakteri.
2. Pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan, dan panen.

Pedoman Penskoran Pengetahuan


Tiap soal diberikan skor yang sama dengan ketentuan:
1. Jika jawaban tidak benar.
2. Jika jawaban terstruktur, tetapi tetapi tanpa contoh
3. Jika jawaban benar dan terstruktur, tetapi tanpa contoh
4. Jika jawaban benar, terstruktur, dan jelas.

3. Penilaian Sikap
Format Penilaian Sikap
Mata Pelajaran : Farmakognosi
Tema : Budi daya tanaman obat dan Pembuatan simplisia
26

Kelas :XI
Semester :1
No. Nama Rubrik Penilaian (skor maksimal 4 tiap rubrik) Rata
Religius Tanggjwb responsif peduli Santun Skor
1 4 3.66 4 3.66 4 3.89

Berikan skor pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan terhadap peserta


didik selama kegiatan .
1. Jika tidak pernah berperilaku dalam kegiatan
2. Jika kadang-kadang berperilaku dalam kegiatan
3. Jika sering berperilaku dalam kegiatan
4. Jika selalu berperilaku dalam kegiatan

I. SUMBER BELAJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN


 SUMBER BELAJAR
a. Norhendy, Fery dkk. 2013. Farmakognosi untuk SMK Farmasi
Volume 1. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.
b. Zamzam, Muh. Yani dkk. 2015. Farmakognosi Bidang Keahlian
Kesehatan Jilid 1. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.
c. Buku Ajar Farmakognosi
d. Materia Medika Indonesia
e. Internet
 MEDIA PEMBELAJARAN
3. LCD dan Laptop
4. Papan Tulis
5. Spidol
27

Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan Pembuatan Kebun Toga oleh Siswa kelas XI


Farmasi SMK Negeri 1 Klungkung
28

Lampiran 3. Analisis soal


ANALISIS SOAL SIKLUS 1
MATA PELAJARAN FARMAKOGNOSI
KELAS XI FARMASI
BUDI DAYA TANAMAN OBAT DAN PEMBUTAN SIMPLISIA
Nomor Soal Juml
No Nama ah Nilai Ket
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor
ANAK AGUNG ISTRI
1 BINTANG 10 10 0 10 10 10 10 10 10 0 80 8,0 T
GUSTI AYU ARYA
2 JULIAWATI 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100 10,0 T
GUSTI AYU AGUNG DIAH
3 WIRAWATI 0 10 10 10 10 0 10 10 10 10 80 8,0 T
I GEDE JAJUS PANDHY
4 WIGUNA 10 10 10 10 10 10 0 10 10 10 90 9,0 T
I G. N. AGUNG DHARMA
5 RANDIKA PUTRA 10 10 10 10 10 10 10 10 10 0 90 9,0 T
6 I KADEK WIRANTARA 0 10 10 10 10 10 0 10 10 10 80 8,0 T
7 I KOMANG BUDIARSANA 0 10 10 10 10 10 10 10 10 10 90 9,0 T
8 I PUTU PICA MULIAWAN 0 10 0 10 0 10 10 0 10 10 60 6,0 TT
9 KADEK AMI TRIANI 0 0 10 10 10 0 10 10 10 10 70 7,0 TT
I KOMANG WIRA
10 DHARMA NOVAYANA 0 0 10 10 0 10 0 10 10 10 60 6,0 TT
11 KRISTINA TIALA DADA 0 10 10 10 0 0 0 10 10 10 60 6,0 TT
LUH GEDE PRATITA
12 WULANDARI 10 10 10 10 10 10 0 0 10 10 80 8,0 T
LUH GEDE TINA
13 SUJAYANTI 10 10 0 10 10 10 10 10 10 0 80 8,0 T
14 LUH MEGA ARYAWATI 10 10 0 10 10 10 10 10 10 10 90 9,0 T
15 LUH PUTU GITA SAVITRI 10 10 10 10 10 10 0 10 10 10 90 9,0 T
NGAKAN MADE
16 WIDIASTIKA 0 0 10 10 10 10 10 10 10 10 80 8,0 T
NI KADEK AYU LESTYA
17 DEWI 10 0 10 10 10 10 10 0 10 10 80 8,0 T
NI KADEK SINTYA
18 SUWANDEWI 0 10 10 10 10 10 10 0 10 10 80 8,0 T
19 NI KETUT DIANTARI 10 10 10 10 10 10 0 10 10 10 90 9,0 T
20 NI KETUT WIRAYANTI 10 10 10 10 10 10 0 0 10 10 80 8,0 T
NI KOMANG AYU TRISNA
21 DEWI 0 10 10 10 10 10 10 0 10 10 80 8,0 T
NI KOMANG RATNA
22 YULIANINGSIH 0 10 10 10 10 10 0 0 10 10 70 7,0 TT
NI KOMANG SRI
23 WULANDARI 0 10 0 10 10 10 10 10 10 0 70 7,0 TT
NI LUH ANGGA ADELIANA
24 DEWI 10 10 0 10 10 10 10 0 10 10 80 8,0 T
NI LUH PUTU YUNI
25 ASTARI DEWI 0 10 10 10 10 10 0 10 10 10 80 8,0 T
26 NI LUH SONIA ANTARI 0 0 10 10 10 10 10 10 10 10 80 8,0 T
27 NI NENGAH NURIANI 10 10 10 10 10 10 0 0 10 10 80 8,0 T
29

28 NI PUTU AFRIANI 10 10 10 10 10 10 0 10 10 10 90 9,0 T


29 NI PUTU EKA ARTINI 10 10 10 10 10 10 10 0 10 10 90 9,0 T
NI PUTU NOVI
30 DARMAYANTI 10 10 10 10 10 10 0 10 10 0 80 8,0 T
NI WAYAN ANDIKA
31 WIDYASARI 10 10 10 10 10 10 10 10 0 0 80 8,0 T
32 NI WAYAN AYU SUARTINI 10 10 10 10 10 10 10 0 10 0 80 8,0 T
33 NI WAYAN PURNAWATI 10 10 10 0 10 10 10 10 10 10 90 9,0 T
34 NI WAYAN ROSIANA 0 10 10 10 10 10 0 10 10 10 80 8,0 T
PUTU AYU SUCITA
35 ANGGRENI 10 10 10 0 10 10 0 10 10 10 80 8,0 T
PUTU KRISNHA
36 PRAMADITYA 10 0 10 10 10 0 10 10 10 10 80 8,0 T
37 PUTU YUNIARI 0 0 0 10 10 10 0 10 10 10 60 6,0 TT
Jumlah 210 300 300 350 340 330 210 260 360 300
Rata-Rata 5,7 8,1 8,1 9,4 9,19 8,9 5,7 7,0 9,7 8,1
Skor Maksimum 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Standar Ketuntasan 7,8

Guru Mata Pelajaran


Farmakognosi

Wayan Trisna Erawati,S.Farm.,Apt.


30

ANALISIS SOAL SIKLUS 2


MATA PELAJARAN FARMAKOGNOSI
KELAS XI FARMASI
BUDI DAYA TANAMAN OBAT DAN PEMBUTAN SIMPLISIA
Nomor Soal Juml
No Nama ah Nilai Ket
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor
ANAK AGUNG ISTRI
1 BINTANG 10 10 0 10 10 10 10 10 10 0 80 8,0 T
GUSTI AYU ARYA
2 JULIAWATI 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100 10,0 T
GUSTI AYU AGUNG DIAH
3 WIRAWATI 0 10 10 10 10 0 10 10 10 10 80 8,0 T
I GEDE JAJUS PANDHY
4 WIGUNA 10 10 10 10 10 10 0 10 10 10 90 9,0 T
I G. N. AGUNG DHARMA
5 RANDIKA PUTRA 10 10 10 10 10 10 10 10 10 0 90 9,0 T
6 I KADEK WIRANTARA 0 10 10 10 10 10 0 10 10 10 80 8,0 T
7 I KOMANG BUDIARSANA 0 10 10 10 10 10 10 10 10 10 90 9,0 T
8 I PUTU PICA MULIAWAN 0 10 0 10 10 10 10 10 10 10 80 8,0 T
9 KADEK AMI TRIANI 10 0 10 10 10 0 10 10 10 10 80 8,0 T
I KOMANG WIRA
10 DHARMA NOVAYANA 0 0 10 10 0 10 0 10 10 10 60 6,0 TT
11 KRISTINA TIALA DADA 0 10 10 10 0 0 0 10 10 10 60 6,0 TT
LUH GEDE PRATITA
12 WULANDARI 10 10 10 10 10 10 0 0 10 10 80 8,0 T
LUH GEDE TINA
13 SUJAYANTI 10 10 0 10 10 10 10 10 10 0 80 8,0 T
14 LUH MEGA ARYAWATI 10 10 0 10 10 10 10 10 10 10 90 9,0 T
15 LUH PUTU GITA SAVITRI 10 10 10 10 10 10 0 10 10 10 90 9,0 T
NGAKAN MADE
16 WIDIASTIKA 0 0 10 10 10 10 10 10 10 10 80 8,0 T
NI KADEK AYU LESTYA
17 DEWI 10 0 10 10 10 10 10 0 10 10 80 8,0 T
NI KADEK SINTYA
18 SUWANDEWI 0 10 10 10 10 10 10 0 10 10 80 8,0 T
19 NI KETUT DIANTARI 10 10 10 10 10 10 0 10 10 10 90 9,0 T
20 NI KETUT WIRAYANTI 10 10 10 10 10 10 0 0 10 10 80 8,0 T
NI KOMANG AYU TRISNA
21 DEWI 0 10 10 10 10 10 10 0 10 10 80 8,0 T
NI KOMANG RATNA
22 YULIANINGSIH 10 10 10 10 10 10 0 0 10 10 80 8,0 T
NI KOMANG SRI
23 WULANDARI 0 10 0 10 10 10 10 10 10 0 70 7,0 TT
NI LUH ANGGA ADELIANA
24 DEWI 10 10 0 10 10 10 10 0 10 10 80 8,0 T
NI LUH PUTU YUNI
25 ASTARI DEWI 0 10 10 10 10 10 0 10 10 10 80 8,0 T
26 NI LUH SONIA ANTARI 0 0 10 10 10 10 10 10 10 10 80 8,0 T
27 NI NENGAH NURIANI 10 10 10 10 10 10 0 0 10 10 80 8,0 T
31

28 NI PUTU AFRIANI 10 10 10 10 10 10 0 10 10 10 90 9,0 T


29 NI PUTU EKA ARTINI 10 10 10 10 10 10 10 0 10 10 90 9,0 T
NI PUTU NOVI
30 DARMAYANTI 10 10 10 10 10 10 0 10 10 0 80 8,0 T
NI WAYAN ANDIKA
31 WIDYASARI 10 10 10 10 10 10 10 10 0 0 80 8,0 T
32 NI WAYAN AYU SUARTINI 10 10 10 10 10 10 10 0 10 0 80 8,0 T
33 NI WAYAN PURNAWATI 10 10 10 0 10 10 10 10 10 10 90 9,0 T
34 NI WAYAN ROSIANA 0 10 10 10 10 10 0 10 10 10 80 8,0 T
PUTU AYU SUCITA
35 ANGGRENI 10 10 10 0 10 10 0 10 10 10 80 8,0 T
PUTU KRISNHA
36 PRAMADITYA 10 0 10 10 10 0 10 10 10 10 80 8,0 T
37 PUTU YUNIARI 0 0 0 10 10 10 10 10 10 10 80 8,0 T
Jumlah 210 300 300 350 340 330 210 260 360 300
Rata-Rata 5,7 8,1 8,1 9,4 9,19 8,9 5,7 7,0 9,7 8,1
Skor Maksimum 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Standar Ketuntasan 7,8

Guru Mata Pelajaran


Farmakognosi

Wayan Trisna Erawati,S.Farm.,Apt.

Anda mungkin juga menyukai