Anda di halaman 1dari 3

Catatan Kuliah Penitensier Selasa, 11 September 2012 | Diposting oleh

Chrisyan Saputra | di 14.32 | Pengertian (secara Harafiah) Keseluruhan


hukum yang mengatur tentang pidana, pemidanaan, tindakan dan
kebijaksanaan Menurut Ahli: Menurut Van Bemmelen Hukum yang
berkenaan dengan tujuan, daya kerja dan organisasi dari lembaga-lembaga
pemidanaan Menurut Lamintang Keseluruhan dari norma-norma yang
mengatur lembaga-lembagapidana dan pemidanaan, lembaga penindakan,
dan lembag-lembaga kebijaksanaan yang telah diatur oleh pembuat undang-
undang dalam hokum pidana materil. Sumber hukum penitensier( pasal 10
KUHP ) yang berbunyi pidana terdiri atas : * Pidana pokok (pidana mati,
penjara, kurungan, denda, tutupan) * Pidana tambahan (pencabutan hak-hak
tertentu, perampasan barang-barang tertentu, pengumuman putusan hakim
Norma-norma hukum penintensier : 1. Buku 1 KUHP 2. peraturan yang
tersebar di luar KUHP -ordonasi tanggal 37 desember 1917 Stb. Tahun 1917 no
749 yng dikenal dengan ordonasi pelepasan bersyarat. -ordonasi tanggal 6
nonember 1926 Stb. Tahun 1926 no 487 yng dikenal dengan ordonasi
pelaksanaan bersyarat. Mengatur tentang kebijaksanaan -ordonasi tanggal 10
desember 197 Stb 1917 no 108 tentang ordonasi kepenjaraan -UU no 20 th
1946 tentang pidana tutupan, pidana tutupan menjadi pidana pokok
sebagaimana diatur dalam pasal 10 KUHP setelah ditetapkanya UU no 20
tahun 1946 -ketentuan UU khusus lainnya seperti UU tipikor perbedaan
pidana, tindakan dan kebijaksanaan Tujuan dan kegunaan hukum
penintensier Untuk memberikan pengetahuan yang lebih kongkrit dan
komprenshif kepada para mahasiswa hukum sehingga mereka dapat
memahami masalah pidana dan pemidanaan tidak saja dalam konteks ius
costitutum, ius operatum, melainkan juga dalam konteks ius constituendum.
Tujuan pemidanaan Umum : - agar setiap orang tidak melakukan tindak
pidana(preventif), - menyelesaikan konflik yang ditimbulkan oleh tindak
pidana, memulihkan keseimbangan dan mendatangkan rasa damai dalam
masyarakat. Khusus : - memperbaiki diri pelaku agar tidak melakukan tindak
pidana untuk yang kedua kalinya - untuk menjerakan pelaku dengan
menjatuhkan hukuman yang berat - untuk menghindarkan penjahat dari
seorang residivis perbedaan pidana, tindakan dan kebijaksanaan *Pidana
Pada hakekatnya merupakan suatu kesengajaan untuk memberikan suatu
penderitaan kepada pelaku tidak pidana, dengan tujuan untuk mencegah
terjadinya kejahatan dan memberikan penderitaan/nestapa pada si pelanggar
Contoh: penjara, kurungan, denda, *Tindakan Pada hakekatnya suatu unsur
kesengajaan yang dibrikan kepada pelaku tindak pidana yang tidak ada
mengandung unsure penderitaan. Yang bertujuan untuk memperbaiki sikap
pelaku kejahatan tersebut agar tidak melakukan tindak pidana untuk ke dua
kalinya Contoh: penempatan seseorang dibawah pengawasan pemerintah,
pengembalian seseorang anak kepada orang tua walinya. *Kebijaksanaan
Pada hakekatnya kebijaksanaan bukanlah suatu pemidanaan dan bukanlah
suatu tindakan namun ada hubungan dengan putusan hakim yang mengadili
perkara pidana. Contohnya: pembebasan bersyarat dengan syarat syarat
tertentu. Seperti palepasan bersyarat bagi pelaku yang telah menjalani 2/3
dari pidananya. *Pidana dan pemidanan *Pidana Nestapa atau penderitaan
yang sengaja dijatuhkan oleh Negara kepada orang yang melanggar hukum
*Hukuman Putusan dari hakim bagi orang yang tidak sengaja melakukan
tindak pidana tetapi juga melanggar HAN, TUN, Hukum perdata
*Pemidanaan Penjatuhan pidana oleh hakim bagi orang melakukan tindak
pidana. *Tindakan Nestapa atau penderitaan tetapi maknanya tindakan
adalah memperbaiki tingkah laku biasanya tindakan ini diberikan oleh
Negara terhadap anak yang melakukan tindak pidana dengan proses didik
oleh Negara atau dikembalikan kepada orang tua *Kriminalisasi adalah salah
satu proses yang terjadi didalam masyarakat dimana suatu perbuatan yang
asalnya bukan merupakan perbuatan pidana Pidana Tambahan: 1.
pencabutan hak-hak tertentu 2. perampasan barang-barang tertentu 3.
pengumuman putusan hakim dikarenakan pengaruh kondisi social yang
berkembang yang berkaitan dengan rasa keadilan dalam masyarakat maka
perbuatan itu akhirnya dijadikan merupakan perbuatan pidana. Contoh
lahirnya UU penyalahgunaan narkotika ( UU No. 9 / 1976), dimana
berdasarkan UU ini penyalahgunaan narkotika merupakan perbuatan yang
dapat dipidana. *De kriminalisasi adalah suatu perbuatan yang secara konkrit
diancam pidana dalam hukum positif dikaernakan pengaruh perubahan
perkembangan masyarakat berubah menjadi perbuatan yang tidak dapat
dipidana. Contoh pasal 534 KUHP, dalam pasal ini disebutkan barang siapa
yang memperagakan alat kontrasepsi pencegah kehamilan di muka umum
diancam dengan hukuman penjara, dikarenakan khususnya di Indonesia
dalam kerangka pelaksanaan program KB dimana alat kontrasepsi itu
dianjurkan untuk digunakan oleh BKKBN, dengan kondisi demikian maka
pasal 534 KUHP itu sampai saat ini tidak memilik daya paksa. Tujuan
pemidanaan 1. Mencegah dilakukannya tindak pidana dengan menegakan
norma hokum demi pengayoman masyarakat. 2. Memasyarakatkan
terpidana dengan mengadakan pembinaan sehingga menjadi orang baik dan
berguna dalam masyarakayt. 3. Menyelesaikan konflik yang ditimbulkan
oleh tindak pidana dengan memulihkan keseimbangan dan medatangkan rasa
damai dalam masyarakat. 4. Membebaskan rasa bersalah pada diri
terpidana. Kewajiban Hakim sebelum menjatuhkan pidana a. Kesalahan
sipelaku b. Motif dan tujuan dilakukannya tindak pidana c. Cara melakukan
tindak pidana d. Sikap batin sipelaku e. Riwayat hidup dan keadaan sosial
sipelaku f. Sikap sipelaku sesudah melakukan tindak pidana g. Pengaruh
pidana terhadap masa depan sipelaku h. Pandangan masyarakat terhadap
tindak pidana yang dilakukan i. Pengaruh tindak pidana terhadap korban &
keluarga j. Tindak pidana yang dilakukan terencana atau tidak. PERBEDAAN
KUHP DENGAN RUU KUHP Pertama Tentang jenis pidana KUHP terdiri
dari 2 pidana pokok dan pidana tambahan, pada Bab II tentang pidana pasal
10 KUHP a. Pidana Pokok terdiri dari: 1. pidana mati 2. pidana
penjara 3. pidana kurungan 4. denda 5. pidana tutupan b. Pidana
Tambahan terdiri dari: 1. pencabutan beberapa hak yang tertentu, 2.
Perampasan beberapa barang yang tertentu, 3. Pengumuman putusan
hakim RUU KUHP sama terdiri atas dua yaitu pidana pokok dan pidana
tambahan namun terletak pada pasal yang ber beda, yaitu pada buku II
tentang pidana pasal 65 RUU KUHP a.Pidana Pokok terdiri dari: 1.pidana
penjara 2.pidana tutupan 3.pidana pengawasan 4.pidana denda 5.Pidana
kerja sosial b.Pidana Tambahan terdiri dari: 1.pencabutan hak tertentu
2.Perampasan barang tertentu dan/atau tagihan 3.pengumuman putusan
hakim 4.pembayaran ganti kerugian dan 5.pemenuhan kewajiban adat
setempat dan/atau kewajiban menurut hokum yang hidup dalam masyarakat
kedua tentang Pidana Mati Di dalam KUHP secara jelas Pidana MAti
dicantumkan dalam pidana pokok sedangkan di RUU KUHP pidana mati tak
dicantumkan dalam pidana pokok tapi bukan berarti tidak ada, pidana mati di
RUU KUHP di cantukan pada BAB II Paragraf 11 pasal87 yaitu pasal
tersendiri dan merupakan upaya terakhir untuk mengayomi masyarakat Ke
tiga filosofis Yang lebih mendasar perbedaan yang nampak di keduanya
adalah ada pada tujuan pembentukan undang- ungdang mengingat ada teory
yang dikeluarkan oleh Prof Muladi pada KUHP dapat ditelaah bahwa didalam
KUHP lebih mengandung dan menganut teori absolute/retributif yaitu
pembalasan sedangkan pada RUU KUHP lebih menitik beratkan tujuan
kegunaan dan manfaat dengan merehabilitasi dan pengayoman yang sebenar-
benarnya sebagai contoh dalam pidana pokok dicantumkan pidana kerja
social yang man disini sangsi yang diberikan pemerintah akan memberikan
dampak positif dan kegunaan baik bagi masyarakat. Ke empat Unsur HAM
Menurut penulis dalam RUU KUHP lebih menekankan lagi HAM dapat
dilihat dari pidana pokok tidak dicantumkan lagi seperti yang ada di KUHP
Ke lima pertanggung jawaban Adat Yang lebih membedakan lagi antara
KUHP dan RUU KUHP adalah adanya pertanggung jawaban yang berbeda,
misalnya di KUHP pertanggung jawabanya hantya sebatas kepada Negara tapi
unsure lain yang ada di RUU KUHP adalah bahwa pertanggung jawaban
pidana bukan hanya kepada Negara tapi kepada adat pun ada per tanggung
jawabannya, jika seaandainya ada kewajiban adapt yang belum terpenuhi
maka terpidana harus dan berkewajiban untuk bertanggung jawab dan
memenuhinya.

Invested $100 in Cryptocurrencies in 2017...You would now have $524,215:


https://goo.gl/efW8Ef

Anda mungkin juga menyukai