BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Ergonomi
Ergonomi adalah ilmu terapan yang menjelaskan interaksi antara manusia
dengan tempat kerjanya. Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk
memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan serta keterbatasan
manusia untuk merancang suatu sistem kerja yang baru maupun merancang
perbaikan suatu sistem kerja yang telah ada. Ergonomi yang merupakan ilmu
perancangan berbasis manusia (Human Centerd Design). Ergonomi antara lain
memeriksa kemampuan fisik para pekerja, lingkungan tempat kerja, tugas yang
dilengkapi dan mengaplikasikan informasi ini dengan desain model alat,
perlengkapan, metode-metode kerja yang dibutuhkan tugas menyeluruh dengan
aman. Ergonomi dirasakan menjadi semakin penting hingga saat ini, hal tersebut
disebabkan:
a. Manusia sebagai sumber daya utama dalam sebuah sistem.
b. Adanya regulasi nasional maupun internasional mengenai sistem kerja
dimana manusia terlibat di dalamnya.
c. Para pekerja adalah human being.
Kondisi berikut menunjukkan beberapa tanda-tanda suatu sistem kerja yang tidak
ergonomik:
a. Hasil kerja (kualitas dan kuantitas) yang tidak memuaskan.
b. Sering terjadi kecelakaan kerja atau kejadian yang hampir berupa kecelakaan.
c. Pekerja sering melakukan kesalahan (human error).
d. Pekerja mengeluhkan adanya nyeri atau sakit pada leher, bahu, punggung,
atau pinggang.
e. Alat kerja atau mesin yang tidak sesuai dengan karakteristik fisik pekerja.
f. Pekerja terlalu cepat lelah dan butuh istirahat yang panjang.
g. Postur kerja yang buruk, misalnya sering membungkuk, menjangkau, atau
jongkok.
h. Lingkungan kerja yang tidak teratur, bising, pengap, atau redup.
i. Pekerja mengeluhkan beban kerja (fisik dan mental) yang berlebihan.
j. Komitmen kerja yang rendah.
5
c. Sirkulasi udara
Untuk menjaga agar udara disekitar tempat kerja tetap sehat dalam arti cukup
mengandung oksigen dan bebas dari zat-zat yang bisa mengganggu kesehatan, harus
diciptakan sirkulasi udara yang baik sehingga udara kotor bisa diganti dengan udara
yang segar dan bersih, yang biasanya dilakukan melalui ventilasi.
d. Pencahayaan
Pencahayaan sangat mempengaruhi kemampuan manusia untuk melihat objek
secara jelas, cepat, tanpa menimbulkan kesalahan. Pencahayaan yang teralalu suram
akan mengakibatkan mata pekerja makin cepat lelah karena mata akan berusaha
untuk bisa melihat, dan dapat menyebabkan kerusakan pada mata.
e. Kebisingan
Kebisingan adalah bunyi-bunyian yang tidak dikehendaki oleh telinga kita.
Tidak dikehendaki karena dalam jangka yang panjang bunyi-bunyian tersebut akan
mengganggu ketenangan dalam bekerja, merusak pendengaran, dan dapat
menimbulkan kesalahan komunikasi.
f. Geteran mekanis
Getaran mekanis adalah getaran yang ditimbulkan oleh getaran alat-alat
mekanis, yang sebagian dari getaran ini sampai ketubuh kita dan menimbulkan
akibat-akibat yang tidak diinginkan pada tubuh kita. Secara umum getaran makanis
ini dapat mengganggu tubuh dalam hal mempengaruhi konsentrasi bekerja,
mempercepat datangnya kelelahan, dan menyebabkan timbulnya beberapa penyakit,
diantaranya karena gangguan terhadap mata, syaraf, peredaran darah, otot, dan
tulang.
g. Bau-Bauan
Bau-bauan disekitar tempat kerja dianggap sebagai pencemaran, apalagi kalau
bau-bauan tersebut mengganggu konsentrasi bekerja. Bau-bauan yang terjadi terus-
menerus akan mempengaruhi kepekaan penciuman.
h. Warna
Yang dimaksud disini adalah warna tembok ruangan tempat kerja. Disamping
berpengaruh terhadap kemampuan melihat objek warna juga berpengaruh secara
psikologis bagi para pekerja.
Masalah ergonomi sangat erat kaitannya dengan alat, aktivitas, serta produk
yang dihasilkan oleh manusia. Permasalahan yang berkaitan dengan faktor ergonomi
7
umumnya disebabkan oleh adanya ketidak sesuaian antara pekerja dan lingkungan
kerja secara menyeluruh termasuk peralatan kerja.
Pengenalan permasalahan ergonomi di tempat kerja perlu memper-
timbangkan beberapa aspek (bidang kajian ergonomi), yaitu :
1. Anatomi Dan Gerak
Terdapat 2 (dua) hal penting yang berhubungan, yakni :
a. Antropometri
Dimensi Antropometri dipengaruhi oleh :
1. Jenis kelamin
2. Perbedaan bangsa
3. Sifat/hal-hal yang diturunkan
4. Kebiasaan yang berbeda
b. Biomekanika Kerja
Misalnya dalam hal penerapan ilmu gaya antara lain sikap duduk/berdiri yang
tidak/kurang melelahkan karena posisi yang benar dan ukuran peralatan yang telah
diperhitungkan.
2. Fisiologi
Fisologi dibagi menjadi:
a. Fisiologi lingkungan kerja
1. Berhubungan dengan kenyamanan.
2. Pengamanan terhadap potential hazards, ruang gerak yang memadai.
b. Fisiologi kerja.
3. Psikologi
Rasa aman, nyaman dan sejahtera dalam bekerja yang didapatkan oleh tenaga
kerja. Hal ini dapat terjadi karena lingkungan kerja (cahaya, ventilasi, posisi kerja
dll.) tidak menimbulkan stres pada pekerja.
4. Rekayasa dan teknologi, antara lain:
a. Merupakan kiat-kiat untuk mendisain peralatan yang sesuai dengan
ukuran tubuh dan batasan-batasan pergerakan manusia.
b. Memindahkan seseorang dalam melakukan pekerjaannya sehingga lebih
efisien dan lebih produktif, untuk itu diperlukan disain mesin yang sesuai
dengan operatornya.
c. Memberi rasa aman terhadap pekerjaannya.
8
5. Penginderaan
Dalam hal ini terdapat masalah pada kemampuan kelima indra manusia
menangkap isyarat-isyarat yang datang dari luar.
Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi adalah :
a. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan
cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental,
mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.
b. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontrol
sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan
meningkatkan jaminan sosial baik secara kurun waktu usia produktif maupun
setelah tidak produktif.
c. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis,
ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan
sehingga tercipta kuallitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.
Jadi dengan demikian tujuan dari ergonomi adalah untuk menyesuaikan
suasana kerja dengan aktivitas manusia di lingkungannya. Intinya adalah untuk
mencari kesesuaian antara karakteristik pekerjaan dengan karakter manusianya, atau
ergonomi adalah analisis human factors yang berkaitan dengan anatomi, psikologis
dan fisiologis.
Dibawah ini akan diuraikan aplikasi-aplikasi dari ergonomi:
1. Posisi duduk/bekerja dengan duduk, ada beberapa persyaratan :
a. Terasa nyaman selama melaksanakan pekerjaannya.
b. Tidak menimbulkan gangguan psikologis.
c. Dapat melakukan pekerjaannya dengan baik dan memuaskan.
2. Posisi bekerja dengan berdiri :
Berdiri dengan posisi yang benar, dengan tulang punggung yang lurus dan
bobot badan terbagi rata pada kedua tungkai.
3. Proses bekerja
Ukuran yang benar akan memudahkan seseorang dalam melakukan
pekerjaannya, tetapi akibat postur tubuh yang berbeda, perlu pemecahan masalah
terutama di negara-negara berkembang yang menggunakan peralatan impor sehingga
perlu disesuaikan kembali, misalnya tempat kerja yang harus dilakukan dengan
9
berdiri sebaiknya ditambahi bangku panjang setinggi 10-25 cm agar orang dapat
bekerja sesuai dengan tinggi meja dan tidak melelahkan.
4. Penampilan tempat kerja
Mungkin akan menjadi baik dan lengkap bila disertai petunjuk-petunjuk
berupa gambar-gambar yang mudah diingat, mudah dilihat setiap saat.
5. Mengangkat beban
Terutama di negara berkembang mengangkat beban adalah pekerjaan yang
lazim dan sering dilakukan tanpa dipikirkan efek negatifnya, antara lain : kerusakan
tulang punggung, kelainan bentuk otot karena pekerjaan tertentu, prolapsus uteri,
sprolapsus ani ataupun hernia, dll. Penanggulangan permasalahan ergonomi di setiap
jenis pekerjaan dapat dilakukan setelah mengetahui terlebih dahulu bagaimana proses
kerja dan posisi kerjanya.
Secara umum kriteria pengukuran aktivitas manusia dapat dibagi dalam 2
kelas utama, yaitu:
1. Kriteria fisiologis
Kriteria fisiologis merupakan kegiatan manusia biasanya yang ditentukan
berdasarkan pada kecepatan denyut jantung dan pernafasan. Usaha untuk
menentukan besarnya tenaga yang setepat-tepatnya berdasarkan kriteria ini agak sulit
karena perubahan fisik dari keadaan normal menjadi keadaan fisik yang aktif akan
melibatkan beberapa fungsi fisiologis yang lain, dengan kata lain kita akan sulit
menentukan penyebab meningkatnya detak jantung, apakah akibat kerja, temperatur
ruangan atau rasa takut.
2. Kriteria operasional
Kriteria operasional melibatkan teknik-teknik untuk mengukur atau
menggambarkan hasil-hasil yang bisa dilakukan tubuh atau anggota-anggota tubuh
pada saat melaksanakan gerakan-gerakannya.
2.2 Antropometri
Antropometri berasal dari kata antropo (manusia) dan metri (ukuran).
Antropometri yaitu studi yang berkaitan dengan pengukuran tubuh manusia yang
akan digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam memerlukan intraksi
manusia. Ukuran yang digunakan yaitu standar rata-rata/kurva normal
Data antropometri diaplikasikan secara luas antara lain dalam perancangan area
10
8. Pengolahan data
Uji kenormalan data
Uji keseragaman data
Uji kecukupan data
Perhitungan persentil data (persentil kecil, rata-rata dan besar)
9. Visualisasi rancangan dengan memperhatikan:
Posisi tubuh secara normal
Kelonggaran (pakaian dan ruang)
Variasi gerak
10. Analisis hasil rancangan.
ditetapkan sesuai dengan tabel dan gambar distribusi normal (lampiran). Maksud dari
persentil adalah suatu nilai yang menunjukkan persentasi tertentu dari orang yang
14
memiliki ukuran pada atau di bawah nilai tersebut. Dengan kata lain berada dalam
wilayah penerimaan.
2.3 Persentil
Persentil adalah suatu nilai yang menyatakan bahwa persentase tertentu dari
sekelompok orang yang dimensinya sama dengan atau lebih rendah dari nilai
tersebut. Misalnya : 95% populasi adalah sama dengan atau lebih rendah dari 95
persentil. 5% dari populasi berada sama dengan atau lebih rendah dari 5 persentil.
Dalam bahasan anthropometri, 95 persentil menunjukkan tubuh berukuran
besar, sedangkan 5 persentil menunjukkan tubuh berukuran kecil. Jika diinginkan
dimensi untuk mengakomodasi 95% populasi maka 2.5 dan 97.5 persentil adalah
batas ruang yang dapat dipakai. Pemakaian nilai-nilai persentil yang umum
diaplikasikan dalam perhitungan data anthropometri dapat dijelaskan seperti berikut
ini.
Tabel 2.1. Perhitungan Persentil
Persentil Perhitungan
1-st -2.325 σx
2.5-th -1.96 σx
5-th -1.645 σx
10-th -1.28 σx
50-th
90-th +1.28 σx
95-th +1.645 σx
97.5-th +1.96 σx
99-th +2.325 σx
2. Posisi Berdiri
Tabel 2.3. Pengukuran posisi berdiri
No Data yang diukur Cara pengukuran
1 Tinggi siku berdiri (tsb) Ukur jarak vertikal dari lantai ke
titik pertemuan antara lengan atas
dan lengan bawah. Subyek berdiri
tegak dengan kedua tangan
tergantung secara wajar.
2 Panjang lengan bawah Subyek berdiri tegak tangan di
(plb) samping, ukur jarak dari siku
sampai pergelangan tangan.
3 Tinggi mata berdiri (tmb) Ukur jarak vertikal dari lantai
sampai ujung mata bagian dalam
(dekat pangkal hidung). Subyek
berdiri tegak dan memandang lurus
ke depan.
4 Tinggi badan tegak (tbt) Jarak vertikal telapak kaki sampai
ujung kepala yang paling atas,
sementara subyek berdiri tegak
mata memandang lurus ke depan
5 Tinggi bahu berdiri (tbb) Ukur jarak vertikal dari lantai
sampai bahu yang menonjol pada
saat subyek berdiri tegak
6 Tebal badan (tb) Ukur jarak dari dada sampai
punggung secara horisontal.
16
6. Antropometri Tangan
Tabel 2.7. Pengukuran antropometri tangan
No Data yang diukur Cara pengukuran
1 Panjang Tangan (Pt) Ukur jarak vertikal (tinggi) tangan dari
ujung jari tengah sampai pergelangan
tangan, ketika tangan dibentangkan
2 Panjang Telapak Tangan Ukur jarak vertikal telapak tangan dari
(Ptt) bagian pangkal jari hinggga pergelangan
tangan, ketika tangan dibentangkan
3 Panjang Ibu Jari (Pij) Ukur jarak vertikal dari ujung ibu jari
hingga pangkal ibu jari, ketika tangan
dibentangkan
4 Panjang Jari Telunjuk (Pjl) Ukur jarak vertikal dari ujung jari
telunjuk hingga pangkal jari telunjuk,
ketika tangan dibentangkan
5 Panjang Jari Tengah (Pjt) Ukur jarak vertikal dari ujung jari tengah
hingga pangkal jari tengah, ketika tangan
dibentangkan
17