Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Asuhan Keperawatan Jiwa
Koordinator Mata Kuliah : Ns. Diyan Yuli Wijayanti,M.Kep
Dosen Pembimbing : Ns. Sri Padma Sari, S.Kep.,MNS
Disusun oleh :
Intan Rahma Budi Utami 22020113120012
Elisya Kharuniawati 22020113130060
B. ALASAN MASUK
Klien merupakan gelandangan yang terkena razia satpol PP dan dibawa ke Panti
persinggahan Margo Widodo Semarang karena ketika diminta keterangan klien
tidak dapat berkomunikasi dengan baik.
C. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu
Menurut pengasuh panti dan catatan medis Nn.S belum pernah mengalami
gangguan jiwa dan keluarga juga tidak memiliki riwayat gangguan jiwa.
2. Pengobatan sebelumnya
Menurut pengasuh panti, Nn.S tidak mendapatkan pengobatan gangguan
jiwa karena Nn.S belum pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya. Nn.
S mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit, Nn.S mengatakan tidak
pernah memakai NAPZA dan tidak merokok.
3. Trauma
Nn.S mengatakan, mendapatkan perilaku yang tidak baik dari keluarga dan
lingkungan sekitar yaitu diacuhkan, dikurung dan ditinggal sendirian di
rumah.
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Menurut catatan medis dan pernyataan Nn.S tidak ada anggota keluarga
yang mengalami gangguan jiwa ataupun yang masuk rumah sakit jiwa.
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Nn.S mengatakan ditinggalkan oleh pacarnya karena wajahnya jelek, hal ini
membuat Nn.S marah dan sering melempar barang. Selain itu Nn.S
mengatakan sering ditinggal dan dikurung keluarga di rumah sendirian
membuat Nn.S merasa sedih.
D. FISIK
1. Kesadaran Nn.S tampak Composmentis.
2. Tanda vital
- Tekanan Darah : 130/80 mmHg
- Nadi : 85 kali/menit
- Suhu : 360C
- Pernafasan : 24 kali/menit
- TB : 158 cm
- BB : 45 kg
Tn.K Ny.M
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Nn.S
: Tinggal 1 rumah
Penjelasan :
Menurut pernyataan Nn.S, Nn.S adalah anak pertama dari empat
bersaudara. Nn.S mengatakan hubungannya dengan keluarga dan 3 adik
perempuannya tidak baik, Ayah dan Ibunya selalu bersikap membedakan
anaknya terutama dengan Nn.S sering bersikap acuh.
2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Nn.S mengatakan menerima keadaan tubuhnya yang sudah
diberikan dari Tuhan dan menyukai semua bagian tubuhnya. Nn.S
mengatakan masih mengetahui fungsi tubuh misalnya kaki untuk
berjalan ,mata untuk melihat,tangan untuk makan. Nn.S mengatakan
pernah mencakar teman satu bangsal karena mengejek wajahnya yang
jelek dan kerudungnya sering tidak rapi. Nn. S mengatakan wajahnya
sakit akibat dicakar juga oleh temannya.
b. Identitas diri
Nn.S adalah seorang perempuan dengan usia 22 tahun dan
belum menikah. Nn.S dapat menyebutkan nama, silsilah keluarga
serta tempat asal dengan baik dan lancar.
c. Peran
Nn.S dalam keluarga berperan sebagai seorang anak. Nn.S
mengatakan sebagai anak harus mematuhi nasehat dan perintah serta
membantu orang tua.
d. Ideal diri
Nn.S mengatakan ingin cepat sembuh,bisa pulang dan bertemu
keluarga kembali.Nn.S mengatakan berharap dapat diterima keluarga
dan lingkungan dengan segala kondisi yang dimiliki dan tidak
diacuhkan. Nn.S mengatakan tidak suka diejek.
e. Harga diri
Nn.S mengatakan memiliki hubungan baik dengan teman-teman
di panti, Nn.S memilki banyak teman bermain selama di panti dan
tidak mengalami kesepian.
3. Hubungan sosial
a. Orang dekat
Nn.S mengatakan tidak dekat dengan orang tua maupun ketiga
adiknya karena sering diacuhkan, dan tidak memiliki teman dekat
untuk sekedar bercerita. Nn.S mengatakan lebih banyak diam selama
di rumah.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/ masyarakat di rumah dan di RS
Menurut observasi selama di panti, Nn.S memiliki sikap positif,
senang bergaul dengan teman untuk mengobrol, saling membantu
selama di dalam panti. Nn.S aktif dalam kegiatan panti seperti selalu
mengikuti kegiatan senam setiap pagi, menonton tv bersama,
bimbingan agama maupun mengikuti kegiatan kesenian dengan penuh
semangat tanpa ada rasa malu.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Nn.S mengatakan, hambatan dalam berhubungan dengan orang
lain yaitu dalam hal komunikasi, karena Nn.S belum lancar dalam
berkomunikasi dengan orang lain dan tidak semua orang mengerti apa
yang dikatakan atau dijelaskan. Nn.S mengatakan berbicara dengan
orang lain harus pelan-pelan dan berulang agar dapat dimengerti. Nn.S
juga mengatakan pernah mencakar teman satu bangsal karena diejek,
sehingga pada saat itu temannya agak menjauhinya.
Menurut pengurus panti, Nn.S tergolong aktif dan mudah diatur.
Namun pernah bertengkar di bangsal karena diejek.
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Nn.S mengatakan beragama Islam, dan sering membaca sholawat
dengan hafal dan lancar
b. Kegiatan ibadah
Nn.S adalah seorang muslim ,mengerti sholat 5 waktu, hafal niat dan
bacaan sholat tetapi selama di panti Nn.S mengatakan jarang sholat
karena teman-teman tidak sholat.
F. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Nn.S tampak bersih, penampilan dalam berpakaian rapi dengan memakai
jilbab terkadang kurang rapi saat beraktivitas.
2. Pembicaraan
Nn.S berbicara dengan nada yang cukup pelan banyak, beberapa pertanyaan
dapat dijawab dengan baik meskipun dengan pengulangan, dan beberapa
pertanyaan dijawab dengan tidak nyambung dengan pertanyaan yang
diberikan.
3. Aktifitas motorik
Nn.S memiliki kontak mata yang kurang fokus saat berbicara dengan
perawat. Nn.S sering melamun.
4. Alam perasaan
Nn.S dapat mengingat suatu peristiwa/ trauma, Nn.S tampak sering
melamun, sedih dan menyembunyikan sesuatu.
5. Afek
Pada saat melakukan wawancara bersama Nn.S mengatakan kadang merasa
kesepian, rindu dengan keluarga meskipun banyak teman selama di panti.
6. Interaksi
Selama wawancara cukup baik, Nn.S menjawab pertanyaan yang diajukan
padanya dengan baik, singkat dan seperlunya.
7. Persepsi
Pendengaran Nn.S baik, penglihatan baik, perabaan baik, penghidung baik,
dan pengecapan baik.
8. Proses Pikir
Ketika merespon pertanyaan, Nn.S masih lambat dan jawaban yang
diberikan singkat. Kadang ketika diberi pertanyaan berhenti tiba-tiba.
Kemudian beberapa saat dilanjutkan kembali ke pembicaraan
semula/selanjutnya (Blocking).
9. Isi Pikir
Nn.S lebih suka berkumpul dengan teman-teman. Nn.S tidak mengalami
kesepian
10. Tingkat kesadaran
Nn.S mampu berorientasi terhadap tempat dengan baik. Klien tahu nama
tempat dan sekarang berada dimana.
11. Memori
Memori Nn.S baik, karena dapat mengingat masa lalu yang berhubungan
dengan keluarganya. Nn.S tidak mengalami gangguan daya ingat jangka
panjang, karena ketika ditanya alamatnya pasien dapat menjawab dengan
tepat. Pasien juga tidak mengalami gangguan daya ingat jangka pendek.
Setelah bertemu dengan klien satu hari klien masih bisa mengingat perawat
pada hari berikutnya.
H. MEKANISME KOPING
Mekanisme koping klien efektif, klien mudah bergaul, ngobrol dengan teman-
teman di lingkungan panti tanpa ada masalah, klien mudah bercerita dan pelan
pelan sudah dapat berkomunikasi dengan baik.
K. ASPEK MEDIK
Diagnosa Medis
L. ANALISA DATA
M. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko Perilaku Kekerasan
N. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi TTD
1. Resiko Setelah dilakukan tindakan SP 1 Intan
dan
Perilaku keperawatan Nn.S diharapkan dapat: 1. Mengidentifikasi tanda dan gejala, penyebab, dan
Elisya
Kekerasan 1. Mengetahui penyebab, tanda akibat perilaku kekerasan
dan gejala, serta akibat dari 2. Menjelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan
perilaku kekerasan dengan cara fisik 1: tarik nafas dalam dan fisik 2: pukul
2. Mengontrol perilaku kekerasan bantal/selimut
dengan cara fisik 1 tarik nafas 3. Melatih Nn.S cara mengontrol perilaku kekerasan
dalam, dan cara fisik 2 pukul dengan cara fisik 1 dan 2
bantal/selimut 4. Melatih Nn.S cara mengontrol perilaku kekerasan
3. Meminum obat dengan teratur dengan cara fisik 1 dan 2 ke dalam jadwal kegiatan
4. Mengontrol perilaku kekerasan harian
dengan cara verbal SP 2
5. Mengontrol perilaku kekerasan 1. Melakukan evaluasi jadwal kegiatan harian pasien
dengan cara spiritual 2. Menjelaskan tentang obat yang diminum
3. Menjelaskan manfaat minum obat dan kerugian tidak
minum obat
4. Melatih Nn.S cara meminum obat secara teratur
5. Melatih Nn.S memasukkan kegiatan minum obat di
dalam jadwal kegiatan harian
SP 3
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Mejelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan
bicara baik-baik
3. Melatih Nn.S cara bicara baik-baik
4. Memasukkan latihan bicara baik-baik dalam jadwal
harian
SP 4
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Menjelaskan cara mengontrol perilaku kekerasn
dengan spritiual.
3. Melatih Nn.S cara mengontrol dengan spiritual
4. Memasukkan latihan spiritual dalam jadwal harian.
O. IMPLEMENTASI
6. Menjelaskan cara mengontrol perilaku S : Nn.S mengatakan “selimutku nanti diambil orang.”
kekerasan dengan cara fisik 2: memukul O : Nn.S memukul selimut yang dibawa setiap saat
selimut dengan pelan-pelan.
7. Melatih Nn.S dengan cara fisik 2: pukul
selimut
8. Menganjurkan Nn.S untuk latihan setiap hari S : Nn.S mengatakan “Mau, iya”
saat di bangsal O : Klien tampak bersedia melakukan kegiatan harian.
Sambil tersenyum menatap perawat
4. Memasukkan latihan bicara baik-baik dalam S : Nn.S mengatakan “iya bicara yang baik.”
jadwal harian O : Mengangguk dan menatap perawat.
09.30 Resiko 1. Menjelaskan cara mengontrol rasa marah S : Nn.S mengatakan “saya bisa istighfar”
WIB Perilaku dengan spiritual yaitu istighfar O : Nn.S menengadahkan tangan seperti berdoa. Dapat
Kekerasan mengucapkah istighfar, basmalah, dan hamdalah.
2. Melatih istighfar dan menanyakan surat-surat S : Nn.S mengatakan “saya sudah hafal. Mau sholat
pendek yang dihafal. tapi ga ada rukuh di kenanga.”
3. Menganjurkan Nn.S untuk berdoa setiap saat O : Nn.S beristighfar, menghafal surat al-ikhlas dan
an-nas, bisa menyebutkan sholat 5 waktu.
P. EVALUASI