Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas Rahmat dan
Hidayah-Nya kami sebagai penulis dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas dari dosen
mata kuliah Teori Ekonomi kami. Selain itu, makalah ini dibuat agar kiranya dapat dijadikan
sebagai bahan pembelajaran lebih lanjut mengenai Inflasi. Makalah ini disusun berdasarkan
kepentingan-kepentingan dan pembahasan pokok terkait dengan Inflasi.
Dengan selesainya makalah ini, pembaca diharapkan mampu memahami tentang inflasi
dan sebagai salah satu bagian dari laju pertumbuhan ekonomi dalam kehidupan ekonomi
manusia. selain itu, setelah pembaca mampu memahami, pembaca juga diharapkan mampu
menerapkan pemahamannya tentang inflasi dalam kehidupan ekonomi sehari-hari.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……….......................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Inflasi di dunia ekonomi modern sangat memberatkan masyarakat. Hal ini dikarenakan
inflasi dapat mengakibatkan lemahnya efisiensi dan produktifitas ekonomi investasi,
kenaikan biaya modal, dan ketidakjelasan ongkos serta pendapatan di masa yang akan
datang. Keberadaan permasalahan inflasi dan tidak stabilnya sektor riil dari waktu ke waktu
senantiasa menjadi perhatian sebuah rezim pemerintahan yang berkuasa serta otoritas
moneter . Lebih dari itu, ada kecenderungan inflasi dipandang sebagai permasalahan yang
senantiasa akan terjadi . Hal ini tercermin dari kebijakan otoritas moneter dalam menjaga
tingkat inflasi. Setiap tahunnya otoritas moneter senantiasa menargetkan bahwa angka atau
tingkat inflasi harus diturunkan menjadi satu digit atau inflasi moderat.
Permasalahan tersebut menimbulkan reaksi para ahli ekonomi Islam modern, seperti
Ahmad Hasan, Hifzu Rab, dan ‘Umar Vadillo, yang menyerukan penerapan kembali mata
uang dînâr dan dirham sebagai jalan keluar penyelesaian kasus-kasus transaksi inflasioner di
dunia ekonomi modern. Mereka beralasan bahwa mata uang logam
mulia dînâr dan dirham dapat menjamin keamanan transaksi karena keduanya memberikan
keseimbangan nilai terhadap setiap komoditas yang ditransaksikan. Gagasan ini memberikan
akses terwujudnya ekonomi makro yang kuat dengan dukungan penuh mata uang yang
berbasis kekuatan riil materialnya. Terjadinya inflasi dapat mendistorsi harga-harga relatif,
tingkat pajak, suku bunga riil, pendapatan masyarakat akan terganggu, mendorong investasi
yang keliru, dan menurunkan moral. Maka dari itu, mengatasi inflasi merupakan sasaran
utama kebijakan moneter. Pengaruh inflasi cukup besar pada kehidupan ekonomi, inflasi
merupakan salah satu masalah ekonomi yang banyak mendapat perhatian para ekonom,
pemerintah, maupun masyarakat umum. Berbagai teori, pendekatan dan kebijakan
dikembangkan supaya inflasi dapat dikendalikan sesuai dengan yang diinginkan.
B. Rumusan Masalah
A. Pengertian Inflasi
1. Kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan secara terus-menerus.
(Boediono, 1985: 161)
2. Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum secara terus-menerus selama periode
tertentu. (Nopirin, 1990: 25)
3. Suatu keadaan dimana terjadi senantiasa turunnya nilai uang. (Mannullang, 1993: 83)
4. Inflasi terjadi apabila tingkat harga-harga dan biaya-biaya umum naik, harga beras, bahan
bakar, harga mobil naik, tingkat upah, harga tanah, dan semua barang-barang modal naik.
(Samuelson dan Nordhaus, 1993: 293)
Inflasi mempunyai pengertian sebagai sebuah gejala kenaikan harga barang yang bersifat
umum dan terus-menerus. Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga secara terus-menerus
yang bersumber dari terganggunya keseimbangan antara arus uang dan barang. Dari
pengertian ini, inflasi mempunyai penjelasan bahwa inflasi merupakan suatu gejala dimana
banyak terjadi kenaikan harga barang yang terjadi secara sengaja ataupun secara alami yang
terjadi tidak hanya di suatu tempat, melainkan diseluruh penjuru suatu negara bahkan
dunia. Kenaikan harga ini berlangsung secara berkesinambungan dan bisa makin meninggi
lagi harga barang tersebut jika tidak ditemukannya solusi pemecahan penyimpangan –
penyimpangan yang menyebabkan terjadinya inflasi tersebut.
Perlu diingat bahwa kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi.
B. Penggolongan Inflasi
Inflasi Sedang
Laju inflasi dapat berbeda antar asatu Negara dengan Negara lainnya atau dalam satu
Negara dalam waktu yang berbeda. Atas dasar besarnya laju inflasi maka Inflasi dapat di bagi
ke dalam tiga kategori yaitu :
Di tandai dengan laju inflasi yang rendah (kurang dari 10% pertahun). Kenaikan harga
berjalan secara lambat, dengan persentase yang kecil serta dalam jangka yang relatif lama.
Ditandai dengan laju inflasi yang cukup besar dalam waktu yang relatif pendek serta
mempunyai sifat akselerasi (harga dalam waktu mingguan atau bulanan) efeknya terhadap
perekonomian lebih besar daripada inflasi yang merayap (creeping inflation)
a. Inflasi permintaan (Demand Inflasi) yang timbul karena permintaan masyarakat akan
berbagai barang bertambah terlalu kuat akibat tingkat harga umum naik (misalnya karena
bertambahnya pengeluaran perusahaan).
Inflasi jenis ini timbul karena kenaikan ongkos produksi. Inflasi ini dikenal dengan istilah
cost-push inflation atau supply inflation. Untuk lebih jelasnya simak baik-baik kurva di atas.
Apabila ongkos produksi ini misalnya disebabkan kenaikan harga alat-alat produksi yang
didatangkan dari luar negeri atau kenaikan bahan mentah maupun bahan baku.
c. inflasi campuran
Kedua mmacam inflasi yang telah dijelaskan di atas jarang sekali di jumpai dalam praktik
sehari-hari. Pada umumnya, inflasi yang terjadi di berbagai negara merupakan campuran dari
kedua macam inflasi tersebut. Inflasi campuran merupakan campuran antara inflasi
permintaan (demand-pull inflation) dan inflasi biaya (cost-push inflation).
2. Berdasar asal dari inflasi
Domestic Inflation, Inflasi yang berasal dari dalam negeri
Domestic Inflation (inflasi domestik) adalah inflasi yang berasal dari dalam negeri
(domestik). Kenaikan harga disebabkan karena adanya perilaku masyarakat maupun perilaku
absolut yang berdampak terjadinya inflasi atau semakin meningkatnya angka (laju) inflasi.
Imported Inflation adalah inflasi yang terjadi di dalam negeri karena adanya pengaruh
kenaikan harga dari luar negeri. Kenaikan harga di dalam negeri terjadi karena dipengaruhi
oleh kenaikan harga dari luar negeri terutama barang-barang impor atau kenaikan bahan baku
industri yang masih belum dapat diproduksi di dalam negeri. Kenaikan Indeks Harga Luar
Negeri (IHLN) akan mengakibatkan kenaikan pada Indeks Harga Umum (IHU) dan Indeks
Harga Dalam Negeri (IHDN) yang secara otomatis ikut mempengaruhi laju pertumbuhan
2. Supply Side Inflation, yaitu disebabkan oleh kenaikan penawaran agregat yang
melebihi permintaan agregat
3. Demand Supply Inflation, yaiti inflasi yang disebabkan oleh kombinasi antara
kenaikan permintaan agregat yang kemudian diikuti oleh kenaikan penawaran
agregat,sehingga harga menjadi meningkat lebih tinggi
4. Supressed Inflation atau Inflasi yang ditutup-tutupi, yaitu inflasi yang pada suatu
waktu akan timbul dan menunjukkan dirinya karena harga-harga resmi semakin tidak relevan
dalam kenyataan.
1. Kebijakan Moneter
Kebijakan ini adalah kebijakan yang berasal dari bank sentral indonesia dalam mengatur
jumlah uang yang beredar melalui instrument-instrumen moneter yang dimiliki oleh bank
sentral. Melalui instrument ini diharapkan peredaran uang dapat diatur dan inflasi dapat di
kendalikan sesuai dengan yang telah ditargetkan sebelumnya. Terdapat tiga kebijakan yang
dapat di tempuh bank sentral dalam mengatur inflasi :
a. Kebijakan Diskonto.
Kebijakan diskonto (discount policy) adalah kebijakan bank sentral untuk mempengaruhi
peredaran uanng dengan jalan menaikkan dan menurunkan tingkat bunga. Kaitannya dengan
bank syari'ah yaitu dengan jalan menaikkan dan menurunkan tingkat nisbah bagi hasil.
b. Operasi Pasar Terbuka.
Yaitu dengan jalan membeli dan menjual surat-surat berharga.
c. Kebijakan Persediaan Kas (cash ratio policy).
Yaitu kebijakan bank sentral untuk mempengaruhi peredaran uang dengan jalan menaikkan
dan menurunkan presentasi persediaan kas dari bank.
2. kebijaksanaan Fiskal
Kebijaksanaan fiskal menyangkut pengaturan tentang pengeluaran pemerintah serrta
perpajakan yang secara langsung dapat mempengaruhi permintaan total dan dengan demikian
akan mempengaruhi harga. Inflasi dapat dicegah melalui penurunan permintaan total.
Kebijakan fiskal yang berupa pengurangan pengeluaran pemerintah serta kenaikan pajak akan
dapat mengurangi permintaan total, sehingga inflasi dapat ditekan.
5. Kebijakan Lain
1. Peningkatan Produksi.
Meski jumlah uang beredar bertambah jika di iringi dengan peningkatan produksi, maka
tidak akan menyebabkan inflasi. Bahkan hal ini menunjukkan adanya peningkatan
kemampuan ekonomi.
2. Kebijakan Upah.
Inflasi dapat diatasi dengan menurunkan pendapatan yang siap dibelanjakan (disposable
income) masyarakat.
3. Pengawasan Harga.
Kecenderungan dinaikkannya harga oleh pengusaha dapat diatasi dengan adanya
pengawasan harga pasar.
Untuk mengatasi terjadinya Inflasi, bisa dilakukan kebijakan uang ketat meliputi :
1. Peningkatan tingkat suku bunga
2. Penjualan surat berharga
3. Peningkatan cadangan Kas
4. Pengetatan pemberian kredit
Dalam pemulihan makro ekonomi, tim ekonomi pemerintah harus mampu menciptakan
kestabilan makro ekonomi, dengan menekan inflation rate menjadi single digit, sekitar 8%.
Makro ekonomi yang menyangkut tiga komponen yaitu interest rate, inflation rate dan
exchange rate, yang semuanya saling tergantung dan saling mempengaruhi satu sama lain. Di
sisi lain, dengan diturunkannya BI rate, hal tersebut berpengaruh pada turunnya suku bunga
perbankan dan akan mendorong investor menanamkan investasi lebih banyak. Aktivitas
perekonomian terus berputar. Dengan demikian akan mampu menyerap tenaga kerja dalam
jumlah yang besar secara bertahap, sehingga pendapatan masyarakat akan ikut naik. Dalam
rangka menungkatkan iklim investasi secara nasional guna menanggulangi dan meningkatkan
di sektor riil.
Bank sentral memainkan peranan penting dalam mengendalikan inflasi. Bank sentral suatu
negara pada umumnya berusaha mengendalikan tingkat inflasi pada tingkat yang wajar.
Beberapa bank sentral bahkan memiliki kewenangan yang independen dalam artian bahwa
kebijakannya tidak boleh diintervensi oleh pihak di luar bank sentral -termasuk pemerintah.
Hal ini disebabkan karena sejumlah studi menunjukkan bahwa bank sentral yang kurang
independen -- salah satunya disebabkan intervensi pemerintah yang bertujuan menggunakan
kebijakan moneter untuk mendorong perekonomian -- akan mendorong tingkat inflasi yang
lebih tinggi.
Bank sentral umumnya mengandalkan jumlah uang beredar dan/atau tingkat suku bunga
sebagai instrumen dalam mengendalikan harga. Selain itu, bank sentral juga berkewajiban
mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang domestik. Hal ini disebabkan karena nilai
sebuah mata uang dapat bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat inflasi) maupun eksternal
(kurs). Saat ini pola inflation targeting banyak diterapkan oleh bank sentral di seluruh dunia,
termasuk oleh Bank Indonesia.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Adapun simpulan dari penjelasan mengenai Inflasi tersebut di atas adalah :
1. inflasi merupakan suatu gejala dimana banyak terjadi kenaikan harga barang yang
terjadi secara sengaja ataupun secara alami yang terjadi tidak hanya di suatu tempat,
melainkan diseluruh penjuru suatu negara bahkan dunia
2. Faktor-faktor Penyebab Timbulnya Inflasi yaitu: Jumlah uang beredar, defisit anggaran
belanja pemerintah
3. Efek yang ditimbulkan dari Inflasi yaitu: 1 Efek terhadap pendapatan (Equity Effect),
2 Efek terhadap efisiensi (Efficiency Effect), 3 Efek terhadap Output (Output Effect),
4 Inflasi dan Perkembanngan Ekonomi, 5 Inflasi dan Kemakmuran masyarakat.
4. Cara mencegah Inflasi yaitu: Kebijakan moneter, kebijaksanaan fiskal, kebijaksanaan
yang berkaitan dengan Output, kebijaksanaan Penentuan Harga dan Indexing, kebijakan
lain, perbaikan prilaku masyarakat.
5. Cara mengatasi Inflasi
Untuk mengatasi terjadinya Inflasi, bisa dilakukan kebijakan uang ketat meliputi :
1. Peningkatan tingkat suku bunga.
2. Penjualan surat berharga.
3. Peningkatan cadangan Kas.
4. Pengetatan pemberian kredit.
6. Peranan Bank Sentral
bank sentral berkewajiban mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang domestik. Hal ini
disebabkan karena nilai sebuah mata uang dapat bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat
inflasi) maupun eksternal (kurs).
Saran
Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan kelompok ini meskipun penulisan ini jauh
dari sempurna minimal kita mengimplementasikan tulisan ini. Masih banyak kesalahan dari
penulisan kelompok kami, karna kami manusia yang adalah tempat salah dan dosa: dalam
hadits “al insanu minal khotto’ wannisa’, dan kami juga butuh saran/ kritikan agar bisa
menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik daripada masa sebelumnya. Kami juga
mengucapkan terima kasih atas dosen Pembina kami MARKUS,SE,MM yang telah memberi
kami tugas kelompok demi kebaikan diri kita sendiri dan untuk negara dan bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Hasan. 2006. Telaah Komprehensif Sistem Keuangan Islami. Jakarta: Rajawali
Pers.
Ahmad, Mustaq. Dr. 2003. Etika Bisnis dalam Islam. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Al-Qardawi, Yusuf. 1997. Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam. Jakarta:
Rabbani Press.
Hasannudin, Drs., MA. 2008. Sistem Ekonomi Islam, Jakarta: Lembaga Pengesahan
FIDKOM.
Herlambang, Tedy dkk. 2006. Teori Ekonomi dan Kebijakan. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Karim, Adiwarman A. 2007. Ekonomi Makro Islami. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
M. Umar Capra. Dr. 2000. Sistem Moneter Islam. Jakarta: Gema insani Press.
Toni Hartono. Dr. 2006. Mekanisme Ekonomi Dalam Konteks Ekonomi Indonesia.
Bandung: PT remaja Rosdakarya.
Sjahrir. 1999. Masuk Krisis Keluar Krisis Para Tokoh Menggugat. Jakarta: Erlangga.
http://www.jurnal-ekonomi.org/2008/06/16/telaah-singkat-pengendalianinflasi-
www.wikipedia.com