Anda di halaman 1dari 3

STIMULASI ELEKTRO-AKUPUNTUR DAPAT MEMPERBAIKI HIPERAKTIVITAS

SPONTAN LOCOMOTORIK PADA TIKUS YANG KERACUNAN MPTP

Abstrak
Bradikinesia merupakan salah satu gejala klinis utama pada penyakit Parkinson yang
pengobatannya dicari-cari. Pada beberapa model tikus penderita Parkinson, menurunnya
aktivitas locomotorik dapat tampak pada tes perilaku. Oleh karena itu tes tersebut dapat
memberikan alat yang bermanfaat untuk mempelajari gejala-gejala klinis pada pasien
Parkinson. Penelitian kami sebelumnya mendemonstrasikan bahwa stimulasi elektro-
akupuntur (EA) dengan frekuensi 100 Hz pada titik Zusanli dan Sanyinjiao dapat melindungi
sistem nigrostriatal dopaminergik pada C57BL/6 tikus dari racun MPTP, menunjukkan
bahwa akupuntur mungkin merupakan terapi yang efektif bagi penderita Parkinson. Pada
penelitian kali ini, kami meneliti efek dari stimulasi EA 100 Hz pada aktivitas spontan
locomotorik pada tikus yang teracuni MPTP. Di sini kami menemukan bahwa, pada tikus
yang teracuni MPTP, total gerakan secara signifikan menurun dan waktu gerakan, kecepatan
dan jarak meningkat secara dramatis, meskipun sistem nigrostriatal dopaminergik hancur,
dinyatakan oleh immunohistokimia dan HPLC-ECD. Setelah 12 sesi dari stimulasi EA 100
Hz, total gerakan meninggi dan waktu gerakan, kecepatan dan jarak meningkat, pada tikus
yang teracuni MPTP. EA 100 Hz dapat meningkatkan kandungan striatal dopamin pada tikus
yang teracuni MPTP hingga mendekati 35,9%, tapi menurunkan onset striatal dopamin pada
tikus tersebut. Kami berasumsi bahwa cedera pada area lain di otak, seperti kelompok A11 di
diencephalon, mungkin bersangkutan dengan hipermotilitas pada tikus yang teracuni MPTP.
Efek dari EA 100 Hz pada aktivitas spontan locomotorik pada tikus yang teracuni MPTP
mungkin tidak berhubungan dengan striatal dopamin, tapi dengan neuroprotektif dan efek
regulatornya pada siklus motorik di otak. Studi kami menunjukkan bahwa EA mungkin
merupakan terapi yang menjanjikan untuk gangguan neurologis seperti Parkinson.

Pengantar
Penyakit Parkinson adalah penyakit neurodegeneratif pada orang tua yang terdiagnosis
tersering kedua. Gejala utamanya adalah tremor saat terdiam, rigiditas, bradikinesia dan
ketidakstabilan postural dan perubahan patologisnya yang utama adalah kehilangan banyak
dopamin saraf pada substansia nigra pars compacta (SNpc) dan dopamin pada striatum.
Meskipun usaha yang sangat dahsyat telah dilakukan untuk pengobatan penyakit ini, terapi
jangka panjang dan efektif masih kurang.
Akupuntur adalah cabang dari TCM (Traditional Chinese Medicine), yang telah banyak dan
aman dipraktekkan dalam menyembuhkan penyakit di China selama lebih dari 3.000 tahun.
Pada dekade terakhir, beberapa studi melaporkan bahwa akupuntur dapat mengurangi
gangguan motorik, menurunkan dosis obat anti parkinson dan meringankan masalah non-
motorik dari pasien parkinson, sementara beberapa penelitian lain melaporkan bahwa
akupuntur tidak memiliki efek pada gangguan motorik pada pasien parkinson. Kontroversi ini
mungkin dikarenakan perbedaan dalam skema pengobatan, protokol akupuntur, bagan gejala
variabel pada pasien yang terlibat dan ukuran sampel yang kecil dan lain-lain.
Dibandingkan dengan perdebatan klinis, percobaan hewan yang dalam persetujuan dengan
klaim bahwa akupuntur efektif untuk parkinson dengan menunjukkan bahwa akupuntur
melindungi sistem nigrostriatal dopaminergik atau meningkatkan pergerakan yang abnormal
di berbagai jenis model hewan parkinson yang berbeda yaitu model tikus terlukai MFB,
model tikus yang terlukai 6-OHDA, tikus yang terlukai MPTP dan model monyet rhesus.
Diantara semua model tersebut, model monyet MPTP dianggap yang terbaik karena MPTP
dikenal sebagai penyebab parkinsonisme pada manusia. Namun, model tikus MPTP lebih
populer digunakan untuk menilai terapi anti-parkinson. Penelitian kami sebelumnya
menunjukkan bahwa EA pada frekueni 100 Hz dapat melindungi sistem nigrostriatal
dopaminergik dari racun MPTP pada tikus melalui efek antioksida. Di sini kami meneliti
dampak dari EA 100 Hz pada aktivitas spontan locomotorik pada model yang sama dan
ditemukan bahwa EA 100 Hz dapat menormalkan perilaku abnormal pada tikus MPTP.
Bahan dan Metode
Pernyataan Etik
Hewan
Tikus jantan C57BL/6J, berat 22-25gr, umur 8 minggu, yang disediakan oleh Laboratorium
Pusat Hewan Universitas Peking, dan ditempatkan dalam ruang bertemperatur terkontrol
(23±1ºC) dibawah 12 jam siklus lampu on/off dengan makan dan minum ad libitum dalam
kandang rumah. Tikus dibiarkan untuk menyesuaikan diri terhadap iklim di lingkungan
rumah mereka selama 7 hari sebelum eksperimen.
Model tikus MPTP subakut
Pada cohort pertama, 55 tikus secara random dibagi kedalam kelompok salin (11 ekor tikus)
dan kelompok MPTP (44 ekor tikus). Seperti yang terlihat pada Gambar 1A, dari hari
pertama hingga hari kelima tikus menerima injeksi intraperitoneal MPTP (Sigma-Aldrich, St.
Louis, MO, USA, 30 mg/kg, dilarutkan dalam salin) atau volume yang sama dengan salin
sekali dalam sehari. Ter perilaku dilakukan pada hari ke 0, 6, 12, 18, dan 24, dan semua tikus
pada kelompok salin dan 11 ekor tikus kelompok MPTP. Pada hari ke 6, 12, dan 18, sebelas
ekor tikus yang tidak mengikuti tes perilaku dari kelompok MPTP dikorbankan. Pada hari ke
24, setelah tes perilaku, tikus yang tersisa dikorbankan.
Stimulasi EA pada tikus MPTP.
Pada cohort yang kedua, 51 ekor tikus dibagi ke dalam 4 kelompok secara random, NS (12
ekor tikus), salin+EA 100 HZ (12 ekor tikus), MPTP+EA 0Hz (13 ekor tikus), dan
MPTP+EA 100Hz (14 ekor tikus). Seperti yang ditunjukkan pada gambar 1B, stimulasi EA
dilakukan dari hari pertama sampai hari ke13 kecuali hari ke7, dan dari hari ke 2 sampai ke 6,
tikus mendapatkan MPTP atau salin (strategi yang sama dengan cohotr yang pertama pada
tikus) setengah sampai 1 jam setelah terapi EA. Pada hari ke 0 sampai ke 7 dan 14 semua
tikus menjalani tes perilaku. Stimulasi EA tampak seperti deskripsi sebelumnya.
Lapangan terbuka
Aktivitas daya penggerak dinilai seperti penjelasan sebelumnya, menggunakan sistem Mouse
Tru Scan (Coulbourn Instruments, USA). Secara singkat, tikus yang berada pada kandang
individu yang tertutup dan gelap
Diskusi
Pada penelitian ini, kami mengobservasi bahwa biasanya digunakan model tikus parkinson,
meskipun sistem nigrostriatal dopaminergik benar-benar telah dirusak oleh MPTP, waktu
pergerakan spontan, kecepatan dan jarak meningkat. Setelah penstimulasian pada titik
akupuntur Zusanli dan Sanyinjiao dengan EA 100 Hz, kami menemukan bahwa hiperaktivitas
locomotor pada model ini normal. EA 100 Hz meningkatkan kandungan DA striatal pada
tikus yang teracuni MPTP, tapi tidak untuk kandungan DOPAC dan HVA, membuat
pergantian DA turun. Ini berkesan bahwa DA striatal mungkin tidak berperan pada efek dari
EA 100 Hz pada aktivitas spontan locomotor. Di samping itu, EA 100 Hz tidak berpengaruh
pada DA striatal dan metabolismenya sebaik aktivitas spontan locomotor pada tikus normal.
Tikus C57BL/6 yang teracuni MPTP diakui telah ditaksir novel terapi anti parkinson, tapi
hasil yang bertentangan menunjukkan penurunan, peningkatan, dan fenomena netral pada
aktivitas locomotor, yang mungkn menyebabkan sumber yang berbeda dari tikus atau
protokol keracunan.
Pada striatal kami, DA striatal pada tikus MPTP tersisa 23% pada level terendahnya (hari
ke6), dan kira-kira 40% ketika hiperkinesia menjadi dominan (dari hari ke 12 sampai 24). Hal
ini diperkirakan bahwa 70-90% kekurangan DA diperlukan untuk gejala fisik pada parkinson,
dan DA striatal hilang lebih dari 80% di

Anda mungkin juga menyukai