Anda di halaman 1dari 8

TICK-BORNE RELAPSING FEVER

1. Definisi
Demam akut dan salah satu penyakit endemis. Disebabkan oleh bakteri spirochete spesies
borellia hermsii biasanya dibawa oleh kutu ornithodoros.

2. Gejala dan Diagnosis


Gejala umum : demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, sakit perut, muntah, artralgia,
mialgia, kekakuan leher, dan perubahan sensorik.
Gejala klinis : ritis, ARDS, uveitis, iridocyclitis, saraf cranical palsy, deficit fokal neurologis,
miokarditis, dan pecah limpa.
Diagnosis :
- pemeriksaaan darah untuk mendeteksi bakteri spirochete menggunakan pewarna orange
Wright-Giemsa atau akridin.
- Mengkultur darah menggunakan Barbour Stoner Kelly dengan menginokulasi tikus yang
belum matang.
-

3. Bahaya
- Gigitan kutu tidak terasa dan cepat sehingga orang tidak mengethui bahwa sudah
terinfeksi bakteri.
- Dapat menyebabkan komplikasi neurologis, rematik, okular, pendarahan pada sistem
saraf pusat, dan miokarditis.
- Membahayakan anak-anak dan ibu hamil karena dapat menyebabkan peyakit serius,
seperti bayi lahir rendah, prematur, aborsi spontan, dan kematian bayi.

4. Patofisiologi
Vektor kutu yang terinfeksi Borrelia sp.menginfeksi manusia masuk ke aliran darah dan
menyebar ke organ-organ tubuh. Spirochte merangsang pembentukan antibody IgM spesifik
untuk menyingkirkan bakteri-bakteri tersebut dari aliran darah sehingga menyebabkan
demam. Bakteri dilepaskan ke dalam aliran darah setelah mengalami perubahan variasi
antigenik, lalu merangsang kembali pembentukan antibody IgM spesifik yang baru dan
berulangnya hasil episode demam. Borrelia sp.dapat melewati plasenta ibu hamil dan
menyebabkan infeksi serius pada bayi.

5. Faktor resiko
Penularan oleh kutu manusia ini dapat mengakibatkan terjadi epidemik pada penduduk yang
telah terjangkit kutu dan penyebarannya dipermudah dalam keadaan :
a. Jumlah penduduk padat
b. Kekurangan gizi
c. Iklim yang dingin
d. Banyaknya kutu kepala

6. Pencegahan
a. Menggunakan pakaian yang tertutup
b. Menggunakan repellent anti mikroba yang mengandung DEET
atau pemetherin pada tubuh ataupun pakaian
c. Menghindari tidur di bangunan yang dipenuhi hewan pengerat
d. Jika masih terdapat hewan pengerat pada tempat tinggal, hubungi petugas
pengendalian hama berlisensi yang dapat membasminya
e. Identifikasi dan hilangkan sarang tikus pada dinding, loteng, dan lantai tempat tinggal
f. Menghindari tempat yang menjadi habitat kutu
g. Memperbaiki kondisi lingkungan menjadi lingkungan yang lebih sehat

7. Klasifikasi
Kingdom : Bacteri
Phylum : Spirochaetes
Class : Spirochaetes
Orde : Spirochaetales
Family : Spirochaetaceae
Genus : Borrelia
Species : Borrelia recurrentis

Trikomoniasis
1. Definisi
Trikomoniasis adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh parasit protozoa
flagellate. Trichomoniasis adalah penyakit (umumnya pada wanita) yang disebabkan oleh
infeksi protozoa Trichomonas vaginalis, yaitu protozoa patogen yang umumnya ditemukan
pada saluran genita urinaria wanita, organisme ini dapat menyebabkan keputihan atau flour
albus atau leucorrhoea, dan dalam kondisi yang lebih parah akan terjadi radang vagina atau
vaginitis.

2. Kalsifikasi
Golongan : Animalia
Filum : Protozoa
Klas : Zoomastigophora
Ordo : Mastigophora
Genus : Trichomonas
Species : Trichomonas vaginalis

3. Gejala

Pada wanita : sakit atau nyeri pada vagina, gatal pada bagian vulva, bau tidak sedap, cairan
keputihan berwarna kuning berbusa

Pada pria : iritasi pada uretra, merasakan gatal, terbakar, kemerahan, atau rasa sakit pada alat
kelamin, ketidaknyamanan saat buang air kecil atau debit pipis dengan bau yang tidak biasa
yang bisa berwarna jernih, putih, kekuningan atau kehijauan

4. Diagnosis
a. Sediaan sekret vagina
Sekret vagina di campur dengan satu tetes garam, di letakan di atas gelas obyek,
diamati oleh mikroskop. Jika diberikan KOH dapat menimbulkan bau amis , itu bisa
dibilang positif trikomoniasis dan infeksi bacterial vaginosis.
b. Sediaan sedimen urin

urin di putar selama 5 menit, dibuang supernatanya, sedimen yang mengendap di


periksa secara mikroskopis, dilakukan pengecetan

c. Kultur
Untuk penderita trikomoniasis kronik

d. Serologi & Immunologi

5. Patofisiologi
a. TV menyerang epitel squamosa vagina dan bermultiplikasi
b. menyebabkan suplai gikogen untuk kuman lactobacillus berkurang/menjadi tdk ada,
sehingga produksi asam laktat menurun.
c. akibatnya ph meningkat (5-5,5) dan fisiologi mendukung untuk hidup
d. TV berkembang biak dengan cepat dan memungkinkan berkembang mikroorganisme
pathogen lain
e. menimbulkan degenerasi dan deskuamasi sel epitel vagina
f. leukosit menyerang
g. sekret vagina mengandung banyak leukosit dan parasit bercampur dengan sel epitel
yang apabila mengalir keluar vagina akan menimbulkan keputihan

6. Faktor resiko
a. Suka melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan (multi pasangan)
b. Mempunyai riwayat Infeksi Menular Seksual (IMS)
c. Kontak seksual dengan pasangan yang terinfeksi
d. Tidak menggunakan kondom saat berhubungan seksual dengan pasangan yang
terinfeksi
e. Mempunyai riwayat pekerjaan sebagai Pekerja Seks Komersial (PSK)
f. Bertukar pakaian (celana dalam) dengan seseorang yang telah terinfeksi
g. Tidak menjaga kebersihan alat vital dengan baik serta kadar PH vagina yang tinggi.

7. Pencegahan
a. Pemberian penyuluhan
b. Pemeriksaan rutin dan berkala mengenai infeksi menular seksual.
c. Penanganan dan pemantauan oleh pemerintah terhadap wilayah yang memiliki faktor
resiko tinggi terhadap trikomoniasis.
d. Bagi penderita melakukan hubungan seks menggunakan kondom
e. Pasangan dan penderita minum antiobitik metronidazole selama 7 hari yang tentunya
degan resep dokter sebelumnya.
ENTEROBIOUS V

1. Definisi
Cacing Kremi (Oksiuriasis, Enterobiasis) adalah suatu infeksi parasit yang terutama biasanya
menyerang anak-anak, dimana cacing Enterobius vermicularis (cacing kremi) tumbuh
dan berkembangbiak di dalam usus.

2. Bahaya

3. Klasifikasi Enterobius Vermicularis


Phylum : Nematoda7
Kelas : PlasmidiaOrdo : Rabtidia
Famili : Oxyuridea
Genus : Enterobius
Spesies : Enterobius vermicularis

4. Gejala
- rasa gatal yang disebabkan oleh migrasinya cacing betina dari usus ke daerah sekitar
anus, di mana mereka bertelur. Migrasi biasanya terjadi pada malam hari.
- Cacing induk migrasi untuk bertelur di daerah perianal dan perianal menimbulkan gatal-
gatal (pruritus ani) yang dapat mengganggu tidur penderita, anak tidurnya terganggu,
cengeng, dan menangis (irritable) pada malam hari. Anak menjadi lemah, nafsu
makan menurun, sehingga berat badan berkurang, dan bila gatal di garuk dapat
menimbulkan infeksi sekunder.
- Cacing betina yang mengadakan migrasi ke vagina dan tuba falopi dapat
menimbulkan radang ringan di daerah tersebut. Pada anak perempuan, cacing yang
sampai ke anus dapat nyasar ke tuba falopi yang dapat menimbulkan salpyngitis. Jika
masuk ke uretra, ke kandung kencing, anak sering ngompol.
- Cacing dewasa muda dapat bergerak ke usus halus bagian proksimal sampai ke
lambung,esofagus dan hidung sehingga menyebabkan gangguan di daerah tersebut.
5. Diagnosis
Scotch ashsive tape swab menurut Graham.
- Scotch tape atau sellophan tape yang transparan ditempelkan di daerah perianal
- kemudian diangkat, tempelkan pada kaca sediaan yang telah ditetesi touol atau larutan
- iodium dalam xylol
- periksa di bawah mikroskop.

Pemeriksaan perlu dilakukan berulang-ulang dalam beberapa hari berturut-turut karena


migrasi cacing betina yang hamil tidak teratur. Sekali pemeriksanaan hanya menemukan
lebih kurang 90%. Dikatakan seseorang bebas dari infeksi cacing ini jika dilakukan 7 hari
berturut-turut dan hasilnya negatif
6. Patofisiologi
- anak yang terinfeksi menggaruk – garuk bagian anal
- telur cacing menempel di bawah kuku si anak
- tangan yang kukunya sudah terkontaminasi ini digunakan untuk memegang sesuatu atau
memasukkan makanan ke mulut.
- Setelah telur cacing tertelan, lalu larvanya menetas di dalam usus kecil dan
- tumbuh menjadi cacing dewasa di dalam usus besar (proses pematangan ini memakan
waktu 2-6 minggu).
- Cacing dewasa betina bergerak ke daerah di sekitar anus (biasanya pada malam hari)
untuk menyimpan telurnya di dalam lipatan kulit anus penderita.
- Telur tersimpan dalam suatu bahan yang lengket. Bahan dan gerakan dari cacing betina
inilah yang menyebabkan gatal-gatal.
- Telur dapat bertahan hidup diluar tubuh manusia selama 3 minggu pada suhu ruangan
yang normal.
- Telur bisa menetas lebih cepat dan cacing muda dapat masuk kembali ke dalam rektum
dan usus bagian bawah.

7. Faktor Resiko
- Faktor usia
Infeksi cacing kremi paling sering terjadi pada anak-anak berada dibawah usia 18
tahun. Paling sering menyerang anak-anak usia 5-14 tahun
- Faktor lingkungan
1. Hidup di lingkungan yang padat penduduk dapat meningkatkan resiko mengalami
infeksi cacing kremi.
2. Hidup di lingkungan beriklim tropis.
3. Ukuran ventilasi atau luas ventilasi rumah
4. Menempati rumah dengan ruang tidur yang tidak memenuhi syarat

8. Pencegahan
- Mencuci tangan
- Mencuci seprei 2x seminggu
- Rutin memotong kuku
- Membersihakn jamban
- Membersihkan lingkungan rumah
- Mengkonsumsi probiotik
- Mencucii handuk seminggu sekai
- Pastikan alat makan bersih
- Menggunakan handsanitazer
- Menggunakan sabun antiseptik
CHAGAS

1. Definisi
Penyakit Chagas juga disebut juga American trypanosomiasis.
Trypanosoma cruzi merupakan parasit jenis protozoa yang menjadi etiologi
penyakit Chagas yang ditularkan ke manusia oleh Triatoma yang berperan sebagai hospes
perantara. Pada manusia, T. cruzi ditemukan dalam dua bentuk, amastigot dan
tripomastigot.

2. Bahaya
Apabila tidak ditangani, penyakit Chagas dapat menimbulkan masalah serius
- Gagal jantung. Gagal jantung terjadi ketika jantung melemah atau kaku yang
menyebabkannya tidak dapat memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan
tubuh.
- Esofagus yang membesar (megaesophagus). Kondisi langka ini disebabkan oleh
pelebaran atau perluasan yang tidak normal pada kerongkongan, hal ini dapat
menyebabkan kesulitan menelan dan mencerna makanan.
- Usus yang membesar (megacolon). Megacolon terjadi ketika membesar dengan
tidak normal, menyebabkan sakit perut, distensi dan sembelit yang parah.

3. Gejala
a. Pembengkakan atau ruam pada bagian yang digigit
b. Demam
c. Merasa lelah dan rasa sakit pada tubuh
d. Kelopak mata bengkak
e. Sakit kepala
f. Nafsu makan menurun
g. Mual, muntah, dan diare
h. Pembengkakan kelenjar getah bening
i. Hati atau limpa melebar
j. Kesulitan bernapas
k. Rasa sakit pada bagian perut atau dada

4. Diagnosis
- Menemukan Trypanosoma cruzi dalam darah pada waktu demam atau
dalam biopsy kelenjar limfe, limpa ,hati dan sumsum tulang (stadium
tripomastigot dan stadium amastigot).
- Pengujian ELISA biasanya tidak digunakan selama fase akut Chagas
karena sistem kekebalan tubuh memproduksi antibodi chagasic.
- Xenodiagnosis dengan percobaan serangga Triatoma atau
Cimex. Dalam tes ini, vinchucas terinfeksi ditempatkan dalam botol
dan terselip di bawah ketiak seorang pasien diduga terinfeksi.
Selain itu, dokter mungkin juga akan menyarankan sejumlah tes lainnya sebagai
pendukung diagnosa, seperti:
1. Elektrokardiogram. Tes yang biasa disingkat ECG ini dilakukan untuk
memeriksa aktivitas listrik jantung.
2. X-ray pada dada dan perut. Dokter mungkin saja akan melakukan kedua X-ray
ini untuk melihat dengan jelas kondisi jantung, perut, dan usus.
3. Ekokardiogram. Tes ini biasa disarankan agar dokter dapat merekam aktivitas
jantung dengan menggunakan gelombang suara untuk melihat jika ada perubahan
fungsi jantung.
4. Endoskopi. Jika dokter merasa ada kejangalan pada bagian kerongkongan, dokter
mungkin akan melakukan tes endoskopi dengan memasukan pipa tipis dari mulut
agar dapat dilihat dengan jelas.

5. Patofisiologi
Trypanosoma Cruzi merupakan parasit jenis protozoa penyebab penyakit
Chagas yang ditularkan ke manusia oleh Triatoma yang berperan sebagai hospes
perantara. T. cruzi dalam dua bentuk, amastigot dan tripomastigot. Ditularkan ketika
Triatoma yang menggigit atau menghisap darah manusia, bersamaan pula dengan
dikeluarkannya tinja yang kemudian masuk melalui luka bekas gigitan ataupun karena
luka garukan akibat rasa gatal dari air liur hewan tersebut.
P a d a m a n u s i a , Trypanosoma cruzi dapat di temukan dalam dua
bentuk! yaitu: bentuk amastigot dan tripomastigot" ,entuk tripomastigot
tidak membelah dalam darah tetapi terbawa keseluruh bagian tubuh ,bentuk
tripomastigot metasiklik yang menginfeksi hospes secara aktif masuk atau ditelan
oleh histiosit dan menyerang sel lemak serta sel otot disekitar tempat inokulasi,
bentuk amastigot akan memperbanyak diri dalam setiap sel terutama pada retikulum
endoplasma, otot jantung, otot rangka, otot polos dan sel neuroglia
(Muslim,2009).
Ketika menusuk orang lain untuk mengisap darahnya! Triatoma
&uga mengeluarkansedikit tin&anya yang mengandung bentuk infektif
dan diletakkan pada kulit" Oleh karenatusukan terasa gatal, maka orang
menggaruk sehingga Trypanosoma cruzi masuk ke dalam luka dan
terjadilah infeksi . cara infeksi ini disebut Kontaminasi Posterior
(Muslim,2009).
Respon makrofag membentuk granuloma (chagoma) yang dapat membendung
air matamaka menimbulkan konjungtiva. Chagoma tidak menimbulkan rasa sakit dan
biasanya dikelilingi edema dan peningkatan volume kelenjar getah bening. Pembengkakan
subkutan di daerah orbital dan menyebabkan edema yang khas,
unnilateral, disebut tanda Romana.

6. Faktor resiko
Tinggal di area pedesaan yang kurang bersih
b. Tinggal di perumahan yang memiliki serangga triatomine
c. Menerima transfusi darah atau transplantasi organ dari seseorang yang
terinfeksi
d. Wisatawan yang traveling ke Amerika Selatan, Amerika Tengah, dan
Meksiko dan area endemik penyakit Chagas lainnya jarang terinfeksi ini.
Pasalnya, wisatawan cenderung tinggal di gedung-gedung yang dibangun
dengan baik, seperti hotel. Serangga triatomine biasanya ditemukan pada
gedung yang dibangun dengan lumpur, batako, atau jerami.

7. Pencegahan
1) Berikan penyuluhan kepada masyarakat tentang cara-cara penularan dan
cara-cara pencegahannya.
2) Lakukan penyemprotan berkala dengan insektisida dengan efek residual
terhadap rumah yang konstruksinya tidak sehat dan rumah yang beratap
rumbia untuk membunuh vektor. Vektor juga dapat dibunuh dengan
fumigan yang ditaruh dalam kontainer.
3) Membangun dan memperbaiki lingkungan permukiman untuk
menghilangkan tempat perindukan vektor dan tempat berkembang biaknya
binatang reservoir.
4) Gunakan kelambu, pada rumah yang ada vektornya.
5) Lakukan skrining terhadap darah dan organ tubuh dari donor yang pernah
tinggal atau datang/berasal dari daerah-daerah endemis dengan
menggunakan tes serologis yang tepat untuk mencegah penularan melalui
tranfusi dan transplantasi, sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku di negara-negara Amerika Selatan. Menambahkan gentian violet (25 ml gentian
violet 5.0% per 500 ml darah 24 jam sebelum digunakan)
dapat mencegah penularan.
6) Penyemprotan rumah dan area sekitar dengan insektisida
7) Perbaikan rumah untuk mencegah kutu dan rayap
8) Pemakaian kelambu atau layar penghalang jendela
9) Kebersihan yang baik pada persiapan makanan, transportasi, penyimpanan
dan konsumsi
10) Melakukan penyaringan pendonor darah
11) Memeriksa pendonor dan penerima donor organ, jaringan, ataupun sel
12) Memeriksa bayi baru lahir dan anak-anak dari ibu yang terinfeksi untuk
memberikan diagnosis dan perawatan dini

13) Jika Anda tinggal di area berisiko tinggi penyakit Chagas, langkah-
langkah ini dapat membantu Anda mencegah infeksi:

14) Hindari tidur di lumpur, rumah jerami atau batako. Tipe rumah ini adalah
tempat bersembunyi serangga triatomine
15) Gunakan jaring atau net yang telah direndam insektisida di atas tempat
tidur Anda ketika tidur dalam rumah jerami atau batako
16) Gunakan insektisida untuk menyingkirkan serangga dari tempat tinggal
Anda
17) Gunakan obat anti-serangga pada kulit

Anda mungkin juga menyukai