Anda di halaman 1dari 5

RESUME KELOMPOK III

A.Pengertian pendidikan
Secara etimologi, Pendidikan berasal dari bahsa Yunani “Paedagogike”. Terdiri dari
dua kata “Paes”= anak dan “Ago”= aku membimbing. Jadi pendidikan adalah kegiatan yang
dilakukan secara sadar, disengaja, terus menerus dan penuh tanggungjawab oleh seseorang
kepada orang lainnya untuk mencapai kedewasaan atau perubahan tingkah laku.

B.Pengertian masyarakat
Kata "Masyarakat" berakar dari bahasa Arab, ”Musyarakah”. Arti yang lebih luasnya,
sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar satu orang dengan orang
lainnya. Tetapi pada dasaranya pengertian masyarakat mencangkup beberapa unsur yang
sama yaitu:
a. Masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama
b. Berkumpul pada waktu yang cukup lama
c. Menyadari bahwa mereka merupakan suatu keasatuan
d. Masyarakat merupakan suatu system yang sama
Jadi masyarakat adalah suatu kesatuan hidup manusia dalam suatu kelompok yang
memilki suatu system adat-istiadat, kebiasaan, norma-norma yang dapat menghasilkan suatu
kebudayaan.

C. Kebudayaan dan lingkungan sosial


a. Pendidikan berkenaan dengan perkembangan dan perubahan kelakuan anak didik.
Tingkah laku manusia pada dasarnya bersifat sosial yang dipelajari dalam
interaksi dengan manusia lainnya atau merupakan hasil hubungan kita dengan orang
lain baik di rumah, sekolah, tempat kerjaa dan lain-lain.
b. Pendidikan berhubungan dengan pengetahuan, sikap, kepercayaan, ketrampilan dan
aspek tingkah laku lainnya kepada generasi pemuda.
Masyarakat menjamin kelangsungan hidupnya melalui pendidikan. Para
generasi harus mudanya meneruskan semua nilai dan bentuk tingkah laku sehingga
tiap anggota masyarakat dapat meneruskan kebudayaan tersebut. Prosesnya dapat
melalui pendidikan atau interaksi sosial.
c. Pendidikan adalah proses mengajar dan belajar pola-pola kelakuan manusia menurut
apa yang diharapkan masyarakat. Jadi bisa dikatakan jika seluruh tindakan individu
sulalu dipengaruhi oleh orang lain.
D. Faktor-faktor dalam perkembangan manusia
Perkembangan manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor biologis lingkungan alamiah
dan lingkungan sosial budaya. Lingkungan alamiah seperti kondisi geografis akan
memberikan bahan/tempat yang diperlukan untuk kehidupan manusia. Ligkungan akan
merangsang bentuk kelakuan tertentu seperti pemanfaatan padang rumput untuk berternak
dan sebagainya. Sedangkan ditinjau dari lingkungan sosial budaya, manusia dalam
mempelajari kelakuaanya selalu dari orang lain. Dalam proses sosialisasi manusia
menggunakan lambang-lambang komunikasi seperti bahasa, untuk mempermudah
pemindahan pengalaman kepada generasi mudanya. Selanjutnya lingkungan sosial budaya
akan memberikan contoh perbuatan yang dapat diterima dan diharapkan oleh masyarakat.
Lingkungan sosial budaya mengandungdua unsur yaitu:
a. Unsur sosial yaitu interaksi diantara manusia
b. Unsur budaya yaitu bentuk kelakuan yang sama yang terdapat di kelompok
masyarakat
E. Pendidikan dan kebudayaan masyarakat
Di era globalisasi ini banyak sekali kemajuan-kemajuan di bidang teknologi. Selain
dampak positif ada banyak juga dampak negatif lainya termasuk dapat hilangnya suatu
kebudayaan lokal atau bahkan kebudayaan nasional. Menurut para ahli, suatu pendidikan
akan terlaksana pada kehidupan yang berbudaya yang dimiliki masyarakat. Tanpa
kebudayaan tidak mungkin lahir suatu kepribadian jadi, proses pendidikan tidak bisa lepas
dari proses pembudayaan. Pendidikan tidak hanya memindahkan nilai-nilai yang umum tetapi
juga nilai-nilai khusus yang ada dalam suatu masyarakat. Pendidikan akan berhasil apabila
bertumpu pada nilai budaya dan secara bertahap memasuki nilai-nilai yang dimiliki
masyarakat sampai ke tingkatan yang lebih luas. Tetapi manusia bukanlah semata-mata hasil
dari nilai-nilai kebudayaan melainkan kemampuan manusia juga hasil dari proses pendidikan.
Oleh karena itu diperlukan adanya keseimbangan antara dua hal tersebut sehingga
kebudayaan yang hidup hingga saat ini tidak akan terlepas dari proses pendidikan begitu juga
pendidikan yang tidak akan terlepas dari kebudayaan.
Identitas buku
Damsar. 2012. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Jumlah halaman: 216
Nasution. 2014. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Jumlah halaman: 160
Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Jumlah halaman: 404

RESUME KELOMPOK IV
A. Pengertian stratifikasi sosial
Stratifikasi berasal dari kata “Stratus” yang artinya lapisan atau berlapis-lapis.
Sehingga stratifikasi sosial berarti lapisan suatu masyarakat. Seperti kalau kita amati maka
pada setiap masyarakat atau kelompok pasti terdapat beberapa orang yang lebih dihormati.
Perwujudannya adalah dengan adanya kelas atau tingkatan seseorang dari yang
kedudukannya tinggi sampai kedudukannya yang rendah.

B.Hubungan pendidikan dengan stratifikasi sosial


Dalam stratifikasi biasanya dibentuk perbedaan antara lapisan dengan kelas. Kelas
adalah bagaimana seseorang diperlukan oleh orang lain tapi tidak memperhatikan prestasi
atau sifat positif yang dimilikinya. Kelas mencermikan suatu masyarakat dimana keadaan
untuk naik tangga sosial adalah sulit dikarenakan orang yang memilki pfofesi tertentu
dianggap terhotmat sedangkan usaha untuk mempelajari keahlian tersebut sulit sehingga,
seseorang yang mempunyai suatu keahlian yang makin sedikit dimiliki orang lain akan lebih
mudah untuk naik tangga sosial yang lebih tinggi. Sebagian besar masyarakat memandang
kelas seseorang dari tingkat profesinya, dan untuk mencapai tingkat profesi yang tinggi maka
diperlukan tingkat pendidikan yang tinggi pula. Sehingga dapat dikatakan bila tingkat
pendidikan seseorang menentukan kelas mereka dalam masyarakat, berarti pendidikan sangat
erat kaitannya dengan stratifikasi sosial.

C.Penggolongan sosial
Dalam masyarakat orang mengolongkan masing-masing dalam berbagai kategori,
mulai dari lapisan yang paling atas sampai lapisan yang paling bawah sehingga terjadilah
stratifikasi sosial. Ada juga masyarakat yang mempunyai stratifikasi soisal yang sangat ketat.
Golongan ini biasanya disebut kasta. Tetapi dalam penggolongan sosial biasanya lebih
fleksibel dan selalu dapat mengalami perubahan.

D. Cara menetukan golongan sosial


Untuk menetukan stratifikasi sosial dapat melalui 3 metode yaitu:
a. Metode obyektif : Stratifikasi ditentukan berdasarkan kriteria antara lain jumlah
pendapatan, pendidikan, jenis pekerjaan dan lain-lain.
b. Metode subyektif : Stratifikasi ditentukan berdasarkan bagaimana pandangan anggota
masyarakat menilai dirinya dalam kedudukan di masyarakat tersebut.
c. Metode reputasi : Golongan sosial ditentukan berdasarkan bagaimana anggota
masyarakat menempatkan diri mereka masing-masing dalam stratifikasi masyarakat
itu.
Selain itu terdapat juga kriteria yang biasa dipakai untuk menggolongkan anggota
masyarakat kedalam suatu lapisan seperti ukuran kekayaan, ukuran kekuasaan, ukuran
kehormatan dan ukuran ilmu pengetahuan.

E. Golongan sosial sebagai lingkungan sosial


Golongan sangat mempengaruhi atau menentukan lingkungan sosial seseorang.
Pengetahuan, kebutuhan, tujuan, sikap, watak seseorang juga sangat dipengaruhi oleh
lingkungan sosialnya. Sistem ini membuat adanya batasan dalam ekonomi, kultural, dan
sosial sehingga mencegah terjadinya pergaulan dengan golongan lain. Orang yang telah
mempelajari kebudayaan dalam suatu golonganakan sesuai dengan golongan tersebut dan
akan sulit untuk membaur dengan lingkungan sosila atau golongan lain.

F. Tingkat pendidikan dan tingkat golonagn sosial


Tingkat pendidikan yang tinggi dapat digunakan sebagai alat untuk menentukan
kedudukan sosial seseorang. Pendidikan yang tinggi sangat erat hubungannya dengan
kedudukan sosial yang tinggi, ini berarti pendidikan tinggi dapat dengan sendirinya menjamin
kedudukan sosial yang tinngi. Orang yang termasuk golongan tinggi akan berusaha agar
anaknya dapat menyelsaikan pendidikan yang tinggi. Pada tingkat SD belum begitu nampak
perbedaan golongan sosial tersebut tapi, mulai pada tingkat SMP hingga ke Perguruan Tinggi
akan lebih jelas adanya pengaruh perbedaan golongan sosial itu. Perbedaan sumber
pendapatan orang tua juga dapat mempengaruhi tingkat pebdidikan anaknnya, bahkan ada
saat dimana seorang anak mempunyai kemauan sendiri untuk melepaskan diri dari pemikiran
lingkungannya dan dengan usahanya sendiri berusaha untuk melanjutkan ke Perguruan
Tinggi. Faktor lain yang lain yang mempengaruhi adalah kurangnya perhatian akan
pendidikan pada orangtua. Banyak anak yang ingin melanjutkan pendidikannya ke tingkat
yang lebih tinggi tapi dihalangi oleh ketiadaan biaya.
G. Golongan sosial dan jenis pendidikan
Pendidikan menengah adalah persiapan untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih
tinggi. Disinilah terdapat perbedaan dalam menentukan sekolah menengah mana yang akan
dipilih. Pada anak-anak yang orang tuanya mampu cenderung untuk melanjutkan ke SMA
sedangkan pada anak-anak yang orang tuanya mengetahui batas kemampuan keuangannya
akan cenderung memilih SMK untuk anaknya. Sehingga dapat timbul pendapat bahwa
sekolah umum memiliki status yang lebih tinggi dari sekolah kejuruan. Begitu juga dengan
pelajaran yang berkaitan dengan perguruan tinggi seperti matematika atau biologi akan
dipandang lebih tinggi dari pada pelajaran Tatabuku dan sebagainya. Anggapan ini tidak
hanya terjadi pada anak-anak tetapi juga terjadi pada orangtua dan guru. Mereka beranggapan
bahwa tidak apa-apa mendapat nilai rendah misalnya pada pelajaran jasmani asalkan
mendapat nilai tinggi untuk pelajaran matematika dan pelajaran lainnya yang berkaitan
dengan Perguruan Tinggi.
Identitas buku :
Rifa’I, Muhammad. 2011. Sosiologi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-ruzz media. Jumlah
halaman:260
Nasution. 2014. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Jumlah halaman: 160

Anda mungkin juga menyukai