Anda di halaman 1dari 24

Reproduksi Sel

Kita mengenal tiga jenis reproduski sel, yaitu Amitosis, Mitosis dan Meiosis (pembelahan reduksi). Amitosis adalah

reproduksi sel di mana sel membelah diri secara langsung tanpa melalui tahap-tahap pembelahan sel. Pembelahan
cara ini banyak dijumpai pada sel-sel yang bersifat prokariotik, misalnya pada bakteri, ganggang biru.

MITOSIS adalah cara reproduksi sel dimana sel membelah melalui tahap-tahap yang teratur, yaitu Profase Metafase-

Anafase-Telofase. Antara tahap telofase ke tahap profase berikutnya terdapat masa istirahat sel yang dinarnakan

Interfase (tahap ini tidak termasuk tahap pembelahan sel). Pada tahap interfase inti sel melakukan sintesis bahan-
bahan inti.

Secara garis besar ciri dari setiap tahap pembelahan pada mitosis adalah sebagai berikut:

1. Profase :

pada tahap ini yang terpenting adalah benang-benang kromatin

menebal menjadi kromosom dan kromosom mulai berduplikasi menjadi


kromatid.

2. Metafase:

pada tahap ini kromosom/kromatid berjejer teratur dibidang

pembelahan (bidang equator) sehingga pada tahap inilah kromosom


/kromatid mudah diamati dan dipelajari.

3. Anafase:

pada fase ini kromatid akan tertarik oleh benang gelendong menuju
ke kutub-kutub pembelahan sel.

4. Telofase:

pada tahap ini terjadi peristiwa KARIOKINESIS (pembagian inti

menjadi dua bagian) dan SITOKINESIS (pembagian sitoplasma


menjadi dua bagian).

Meiosis (Pembelahan Reduksi) adalah reproduksi sel melalui tahap-tahap pembelahan seperti pada mitosis, tetapi

dalam prosesnya terjadi pengurangan (reduksi) jumlah kromosom.

PERBEDAAN ANTARA MITOSIS DENGAN MEIOSIS


Aspek yang dibedakan Mitosis Meiosis
Tujuan Untuk pertumbuhan Sifat mempertahan-kan diploid
Hasil pembelahan 2 sel anak 4 sel anak
Sifat sel anak diploid (2n) haploid (n)
Tempat terjadinya sel somatis sel gonad

Pada hewan dikenal adanya peristiwa meiosis dalam pembentukan gamet, yaitu Oogenesis dan
Speatogenesis. Sedangkan pada tumbahan dikenal Makrosporogenesis (Megasporogenesis) dan Mikrosporogenesis

Retikulum endoplasma
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Retikulum Endoplasma (RE, atau endoplasmic reticula) adalah organel yang dapat ditemukan
pada semua sel eukariotik.

Sistem endomembran sel.

Retikulum Endoplasma merupakan bagian sel yang terdiri atas sistem membran. Di sekitar
Retikulum Endoplasma adalah bagian sitoplasma yang disebut sitosol. Retikulum Endoplasma
sendiri terdiri atas ruangan-ruangan kosong yang ditutupi dengan membran dengan ketebalan 4 nm
(nanometer, 10−9 meter). Membran ini berhubungan langsung dengan selimut nukleus atau nuclear
envelope.
Pada bagian-bagian Retikulum Endoplasma tertentu, terdapat ribuan ribosom atau ribosome.
Ribosom merupakan tempat di mana proses pembentukan protein terjadi di dalam sel. Bagian ini
disebut dengan Retikulum Endoplasma Kasar atau Rough Endoplasmic Reticulum. Kegunaan
daripada Retikulum Endoplasma Kasar adalah untuk mengisolir dan membawa protein tersebut ke
bagian-bagian sel lainnya. Kebanyakan protein tersebut tidak diperlukan sel dalam jumlah banyak
dan biasanya akan dikeluarkan dari sel. Contoh protein tersebut adalah enzim dan hormon.
Sedangkan bagian-bagian Retikulum Endoplasma yang tidak diselimuti oleh ribosom disebut
Retikulum Endoplasma Halus atau Smooth Endoplasmic Reticulum. Kegunaannya adalah untuk
membentuk lemak dan steroid. Sel-sel yang sebagian besar terdiri dari Retikulum Endoplasma
Halus terdapat di beberapa organ seperti hati.
Retikulum endoplasma memiliki struktur yang menyerupai kantung berlapis-lapis. Kantung ini
disebut cisternae. Fungsi retikulum endoplasma bervariasi, tergantung pada jenisnya. Retikulum
Endoplasma (RE) merupakan labirin membran yang demikian banyak sehingga retikulum
endoplasma melipiti separuh lebih dari total membran dalam sel-sel eukariotik. (kata endoplasmik
berarti “di dalam sitoplasma” dan retikulum diturunkan dari bahasa latin yang berarti “jaringan”).
Pengertian lain menyebutkan bahwa RE sebagai perluasan membran yang saling berhubungan
yang membentuk saluran pipih atau lubang seperti tabung di dalam sitoplsma.
Lubang/saluran tersebut berfungsi membantu gerakan substansi-substansi dari satu bagian sel ke
bagian sel lainnya.

Daftar isi
[sembunyikan]

 1Jenis-jenis Retikulum Endoplasma


o 1.1RE kasar
o 1.2RE halus
o 1.3RE sarkoplasmik
 2Fungsi Retikulum Endoplasma
 3Pranala luar

Jenis-jenis Retikulum Endoplasma[sunting | sunting sumber]


RE kasar[sunting | sunting sumber]
Di permukaan RE kasar, terdapat bintik-bintik yang merupakan ribosom. Ribosom ini berperan
dalam sintesis protein. Maka, fungsi utama RE kasar adalah sebagai tempat sintesis protein.
RE halus[sunting | sunting sumber]
Berbeda dari RE kasar, RE halus tidak memiliki bintik-bintik ribosom di permukaannya. RE halus
berfungsi dalam beberapa proses metabolisme yaitu sintesis lipid, metabolisme karbohidrat dan
konsentrasi kalsium, detoksifikasi obat-obatan, dan tempat melekatnya reseptor pada protein
membran sel.
RE sarkoplasmik[sunting | sunting sumber]
RE sarkoplasmik adalah jenis khusus dari RE halus. RE sarkoplasmik ini ditemukan pada otot licin
dan otot lurik. Yang membedakan RE sarkoplasmik dari RE halus adalah kandungan proteinnya. RE
halus mensintesis molekul, sementara RE sarkoplasmik menyimpan dan memompa ion kalsium. RE
sarkoplasmik berperan dalam pemicuan kontraksi otot.

Fungsi Retikulum Endoplasma[sunting | sunting sumber]


Jaring-jaring endoplasma adalah jaringan keping kecil-kecil yang tersebar bebas di antara selaput
selaput di seluruh sitoplasma dan membentuk saluran pengangkut bahan. Jaring-jaring ini biasanya
berhubungan dengan ribosom (titik-titik merah) yang terdiri dari protein dan asam nukleat, atau
RNA. Partikel-partikel tadi mensintesis protein serta menerima perintah melalui RNA tersebut (Time
Life, 1984).
Jadi fungsi RE adalah mendukung sintesis protein dan menyalurkan bahan genetic antara inti sel
dengan sitoplasma dan berfungsi sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri.

 Menjadi tempat penyimpan Calcium, bila sel berkontraksi maka calcium akan dikeluarkan dari
RE dan menuju ke sitosol
 Memodifikasi protein yang disintesis oleh ribosom untuk disalurkan ke kompleks golgi dan
akhirnya dikeluarkan dari sel. (RE kasar)
 Mensintesis lemak dan kolesterol, ini terjadi di hati (RE kasar dan RE halus)
 Menetralkan racun (detoksifikasi) misalnya RE yang ada di dalam sel-sel hati.
 Transportasi molekul-molekul dan bagian sel yang satu ke bagian sel yang lain (RE kasar dan
RE halus)
 BAB I
 PENDAHULUAN


 A. Latar Belakang

 Retikulum Endoplasma (RE, atau endoplasmic reticula) adalah organel yang dapat ditemukan
pada semua sel eukariotik.
 Retikulum Endoplasma merupakan bagian sel yang terdiri atas sistem membran yang
bentuknya tidak teratur mirip seperti jala. Di sekitar Retikulum Endoplasma adalah
bagian sitoplasma yang disebut sitosol atau cytosol. Retikulum Endoplasma sendiri terdiri atas
ruangan-ruangan kosong yang ditutupi dengan membran. Membran ini berhubungan langsung
dengan selimut nukleus atau nuclear envelope.
 Pada bagian-bagian Retikulum Endoplasma tertentu, terdapat ribuan ribosom atau ribosome.
Ribosom merupakan tempat dimana proses pembentukan protein terjadi di dalam sel. Bagian
ini disebut dengan Retikulum Endoplasma Kasar atau Rough Endoplasmic Reticulum.
Kegunaan Retikulum Endoplasma Kasar adalah untuk mengisolir dan membawa protein
tersebut ke bagian-bagian sel lainnya. Kebanyakan protein tersebut tidak diperlukan sel dalam
jumlah banyak dan biasanya akan dikeluarkan dari sel. Contoh protein tersebut adalah enzim
dan hormon.
 Bagian-bagian Retikulum Endoplasma yang tidak diselimuti oleh ribosom disebut Retikulum
Endoplasma Halus atau Smooth Endoplasmic Reticulum. Kegunaannya adalah untuk
membentuk lemak dan steroid. Sel-sel yang sebagian besar terdiri dari Retikulum Endoplasma
Halus terdapat di beberapa organ seperti hati.
 Retikulum endoplasma memiliki struktur yang menyerupai kantung berlapis-lapis. Kantung ini
disebut cisternae. Fungsi retikulum endoplasma bervariasi, tergantung pada jenisnya.
Retikulum Endoplasma (RE) merupakan labirin membran yang demikian banyak sehingga
retikulum endoplasma meliputi separuh lebih dari total membran dalam sel-sel eukariotik.
(kata endoplasmik berarti “di dalam sitoplasma” dan reticulum diturunkan dari bahasa latin
yang berarti “jaringan”).
 Pengertian lain menyebutkan bahwa RE sebagai perluasan membran yang saling berhubungan
yang membentuk saluran pipih atau lubang seperti tabung di dalam sitoplsma. Lubang/saluran
tersebut berfungsi membantu gerakan substansi-substansi dari satu bagian sel ke bagian sel
lainnya.
 Berdasarkan uraian diatas maka untuk memahami lebih jauh tentang retikulum endoplasma
maka perlu diadakan pengembangan pembahasan tentang retikulum endoplasma tersebut.
Olehnya itu makalah ini akan membahas bagaimana struktur dan proses fisiologis yang terjadi
pada retikulum endoplasma.

 B. Rumusan Masalah
 Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan
sebagai berikut :
 1. Bagaiama struktur retikulum endoplasma dan apa saja komposisi penyusunnya.
 2. Bagaimana proses fisiologis yang terjadi di dalam retikulum endoplasma.

 C. Manfaat
 Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
 1. Sebagai bahan informasi bagi para pembaca khususnya mahasiswa biologi
 2. Sebagai salah satu alat penilaian pada mata kuliah biologi sel
BAB II
PEMBAHASAN

 A. STRUKTUR RETIKULUM ENDOPLASMA


 Semua sel eukariota mengandung retikulum endoplasma. Secara umum retikulum
endoplasma berperan sebagai jalur transportasi intraseluler bagi sel. Dikenal ada dua jenis
retikulum endoplasma, yaitu retikulum endoplasma halus dan retikulum endoplasma kasar.
Retikulum endoplasma halus berperan dalam sintesis protein dan sintesis membran baru.
Retikulum endoplasma kasar mengandung ribosom dan berperan untuk sintesis protein dan
modifikasi protein.













 Gambar 7.1. Struktur Retikulum Endoplasma
 http://homepages.ius.edu/dpartin/Lecture3cells.

 Ruang yang terdapat di dalam retikulum endoplasma (RE) disebut lumen atau ruang sisternal
RE. Lumen RE terpisah dari sitosol oleh suatu membran tunggal (membran RE) yang
memudahkan komunikasi diantara kedua kompartemen ini. Membran RE berkesinambungan
dengan membran luar inti.
 Struktur membran retikulum endoplasma sesuai dengan model membran mosaik cair dari
Singer dan Nicolson. Dalam beberapa hal, membran retikulum endoplasma berbeda dengan
membran plasma, antara lain :
 a. Ketebalan membran
 Membran plasma lebih tebal dari membran reticulum endoplasma. Membran plasma memiliki
ketebalan berkisar antara 8-10 nm, sedangkan membran retikulum endoplasma memiliki
ketebalan berkisar 5 nm.
 b. Rasio protein
 Jumlah protein yang terdapat dalam membran plasma lebih sedikit dibandingkan dengan
jumlah protein yang terdapat dalam membran retikulum endoplasma. Hal tersebut
menyebabkan struktur membran pada retikulum endoplasma lebih stabil dari pada membran
plasma.
 c. Rasio kolesterol
 Konsenstrasi kolesterol yang terdapat pada membrane plasma lebih sedikit dibandingkan
dengan konsentrasi kolesterol yang terdapat pada membran reticulum endoplasma.
 d. Fluiditas
 Membran plasma lebih bersifat cair dibandingkan dengan membran retikulum endoplasma. Hal
ini disebabkan karena kandungan protein yang terdapat pada membran plasma lebih sedikit
dibandingkan dengan membran reticulum endoplasma.

 Perbandingan tebal antara membran retikulum


plasma dengan membran retikulum endoplasma ditunjuk-kan pada gambar 7.2













 Gambar 7.2 Perbandingan tebal membran plasma (A) dengan membrane Retikulum
endoplasma (B) (Thorpe, 1984).
 Retikulum endoplasma merupakan suatu alat yang bekerja untuk memisahkan molekul-
molekul baru yang di sintesis di dalam sitosol dan yang tidak di sintesis di dalam sitosol.
Selain itu, juga berperan sebagai pusat biosintesis makromolekul yang digunakan untuk
membangun organelorganel seluler yang lain. Lipida, protein, dan kompleks karbohidrat di
transpor ke badan golgi, ke membran plasma atau ke lisosom atau ke bagian luar sel.

 B. MACAM RETIKULUM ENDOPLASMA
 Berdasarkan topografi membrannya, reticulum endoplasma dibedakan atas dua jenis, yaitu :
 1. Retikulum endoplasma kasar
 2. Retikulum endoplasma halus

 Retikulum endoplasma kasar terdapat dalam


bentuk lamella berupa kantung-kantung yang pipih, sedangkan retikulum endoplasma halus
atau licin biasanya dalam bentuk vesikula atau tubulus. Retikulum endoplasma kasar
umumnya dijumpai pada sel-sel yang dikhususkan untuk mengsekresi protein seperti sel-sel
asinar pankreas, sel-sel plasma yang mengekskresikan antibodi atau pada sel-sel yang aktif
mengsintesis membran misalnya sel telur muda atau sel-sel batang pada retina. Retikulum
endoplasma kasar merupakan tempat berlangsungnya sintesis protein yang ditunjukkan untuk
(i) digetahkan atau disekresikan, (ii) sintesis untuk membran, dan (iii) organel-organel intra
membran lainnya.











 Gambar 7.3. RE kasar dan RE halus

http://homepages.ius.edu/dpartin/Lecture3cells.ppt
 Pada permukaan hyaloplasmik membran reticulum endoplasma kasar, terdapat partikel-
partikel ribosom yang menempel atau tertanam. Sedangkan pada reticulum endoplasma
halus, membrannya tidak memiliki partikel ribosom. Ribosom-ribosom (80S, 60S dan 40S)
melekat pada membrane retikulum endoplasma melalui perantaraan glikoprotein khusus yang
disebut riboforin. Riboforin ini merupakan reseptor untuk partikel ribosom dengan BM 63.000
dan 65.000 dalton (gambar 8.4).





 Gambar 7.4 Partikel ribosom yang terikat pada riboforin yang terdapatPada membran
retikulum endoplasma kasar (Thorpe, 1984)

 Riboforin merupakan protein integral membran yang terdapat pada retikulum endoplasma
kasar. Bagian ribosom yang berasosiasi dengan kompleks ribosom adalah ribosom sub unit
besar. Dari gambaran di atas, menunjukkan bahwa membran retikulum endoplasma dan
membran sel pada umumnya bukan hanya asimetris dari aspek strukturalnya, tetapi juga
simetris dari aspek fungsionalnya. Berdasarkan bentuknya, RE dapat dibedakan menjadi tiga
jenis, yaitu : RE berbentuk lamella, RE berbentuk versikula, dan RE berbentuk tubulus.
 Retikulum endoplasma halus, permukaan hyaloplasmiknya tidak mengandung ribosom. Oleh
sebab itu, sering dinamakan retikulum endoplasma agranuler. Retikulum endoplasma halus
terutama terdapat di dalam sel yang memegang peranan penting dalam metabolisme lipida,
dan mempunyai peranan dalam sintesis kolesterol dan metabolisme hormon-hormon steroid.
Retikulum endoplasma halus mengandung enzim-enzim yang dibutuhkan untuk sintesis
lipoprotein, misalnya sel-sel hepatosit. Selain itu, juga mengandung enzim-enzim yang
berperan dalam detoksifikasi, misalnya enzim sitokrom p450.
 Retikulum endoplasma kasar memiliki daerah yang sebahagian besar tidak mengandung
ribosom. Daerah-daerah tersebut merupakan daerah peralihan, karena dari situlah dibentuk
vesikula-vesikula transpor atau vesikula transisi atau retikulum endoplasma transisi. Vesikula-
vesikula tersebut megandung protein atau lipida yang diangkut secara intraseluler.
 Vesikula-vesikula transisi atau vesikula transport berperan mengangkut makromolekul
(protein) dari reticulum endoplasma. Di dalam vesikula transport terdapat protein yang larut
yang berasal dari lumen retikulum endoplasma (protein sekretori) atau protein yang terikat
pada membran vesikula (protein membran). Vesikula-vesikula dapat bergabung dengan
membran sasaran dan melepaskan isinya. Membran vesikula merupakan bagian dari membran
sasaran.
 Pada sel-sel yang aktif mensintesis hormon steroid, retikulum endoplasma licin atau halus
memiliki enzim-enzim untuk sintesis kolesterol, yang merupakan prazat untuk sintesis hormon
steroid. Sintesis lipida berlangsung di dalam reticulum endoplasma licin. Semua lipida yang
dibuat di dalam sel disintesis pada membran retikulum endoplasma kecuali fosfatildilgliserat
dan kardiolipin.

















 Gambar 7.5. Pembentukan vesikula transport pada Retikulum endoplasma
 http://homepages.ius.edu/dpartin/Lecture3cells.ppt

 C. KOMPOSISI KIMIA RE
 Pada hati tikus, membran mikrosom mengandung protein sekitar 60-70% dan fosfolipida
sekitar 100%. Tidak kurang dari 33% polipeptida dengan sifat-sifat fisika dan kimia
yang berbeda terdapat pada membran mikrosom. Fosfolipida mikrosom tersebar dengan
perbandingan kira-kira 55% fosfolipida kolin, 5-10% fosfatidilkolin, 20-25%
fosfatidiletanolamin, 5-10% fosfatidilinositol, dan 4-7% sfingomielin.
 Mikrosom bukanlah suatu organel, melainkan hasil isolasi dari membran retikulum endoplasma
yang berbentuk vesikula yang diperoleh setelah membran reticulum endoplasma
dihomogenisasi. Pada umumnya membran reticulum endoplasma lebih kaya dengan
fosfatidilkolin dan sfingomielin.
 Di dalam retikulum endoplasma, terdapat enzim glukosa- 6-fosfatase yang merupakan
enzim maker untuk reticulum endoplasma. Enzim maker tersebut memiliki peran yang sangat
penting dalam metabolisme karbo-hidrat. Sedangkan enzim terbanyak adalahCytochrom p-
450 dan merupakan 10% dari protein mikrosom
 Tabel 8.1 menunjukkan topografi berbagai jenis enzim yang terdapat pada retikulum
endoplasma. Semua enzim-enzim tersebut kecuali Cytokhrom p450 terdistribusi secara
asimetris pada membran, yaitu ada yang terletak pada permukaan luminal atau sisternal, dan
yang lain pada permukaan hyaloplasmik. Sitokrom b5 merupakan protein integral membrane
dengan berat molekul 11.000 dalton dan terletak pada permukaan hyaloplasmik dan retikulum
endoplasma (Thorpe, 1984).
 Tabel 8.1 Lokasi berbagai jenis enzim pada membran reticulum endoplasma
(Thorpe, 1984)
Nama Enzim Lokasi Enzim
Cytochrom 65 Permukaan sitoplasma
NADH-Cytochrom b5
reduktase Permukaan sitoplasma
NADPH-Cytochrom c
reduktase Permukaan sitoplasma
Cytochrom p-450 Permukaan sitoplasma dan lumen RE
ATP-ase Permukaan sitoplasma
Nukleosida pirofosfatase Permukaan sitoplasma
CDPmannosil transferase Permukaan sitoplasma
Nukleosida difosfatase Permukaan sitoplasma
Glukosa-6-fosfatase Permukaan sitoplasma
B-Glukoronidase Permukaan sitoplasma

 Dari berbagai hasil penelitian disimpulkan


bahwa untuk enzim sitokrom b5 yang memiliki kepala hidrofilik yang mengandung tempat
katalitik, terekspor ke permukaan hyaloplasmik atau permukaan sitoplasmik. Sedang-kan
bagian ekor yang bersifat hidrofobik dan tidak mempunyai aktivitas katalitik terendam di
dalam bilayer lipida membrane.








 Gambar 7.6 Sitokrom b5 dengan kepala terorientasi ke arah permukaan hyaloplasmik

 D. BIOSINTESIS PROTEIN RE
 Pada retikulum endoplasma kasar, partikel-partikel ribosom melangsungkan sintesis protein.
Sebagain dari protein tersebut akan menjadi protein transmembran, dan sebagian yang lain
dimasukkan kedalam sistem retikulum endoplasma. Protein transmembran diperuntukkan
untuk membran sell atau membran organel-organel lain, sedangkan protein yang dilepaskan
ke dalam sisterna diperuntukkan bagi organelorganel sel atau untuk disekresikan.
 Sintesis protein pada retikulum endoplasma melibatkan dua reseptor, yaitu :
 (i) reseptor yang mengenali ribosom sub unit besar dengan rantai polipeptidanya yang baru
terbentuk dan
 (ii) (ii) reseptor yang mengikat ujung 3’mRNA yang pada eukariota ditandai dengan poli A.
Sintesis protein dilakukan oleh polisom atau ribosom pada membran retikulum endoplasma.
Pada mRNA terdapat kodon untuk protein isyarat (signal peptida).
 Tahap-tahap berlangsungnya sintesis protein membran reticulum endoplasma adalah sebagai
berikut :
 1. mRNA keluar dari inti dan berlekatan dengan ribosom untuk memulai sintesis protein.
Ribosom pada mRNA bergerak menuju kodon star, dan selanjutnya mentranslasi kodon untuk
protein isyarat menghasilkan protein isyarat atau signal peptida. Translasi berlangsung di
dalam sitosol, dan di dalam sitosol terdapat partikel pengenal isyarat (signal recognition
particel = SRP).
 2. Protein isyarat (signal peptide ) berikatan partikel pengenal isyarat. Protein pengenal
isyarat selanjutnya terikat pada reseptor yang terdapat pada permukaan membran reticulum
endoplasma
 3. Ikatan antara protein pegenal isyarat dengan reseptornya menyebabkan saluran
translokasi protein pada membrane RE terbuka dan memungkinkan polipeptida (protein
isyarat) masuk ke dalam lumen retikulum endoplasma. Untuk sementara sintesis protein
terhenti hingga protein isyarat menembus celah yang terdapat pada membran reticulum
endoplasma.
 4. Setelah protein isyarat menembus membran reticulum endoplasma, sintesis polipeptida
baru dimulai. Protein isyarat yang terdapat di dalam lumen retikulum endoplasma selanjutnya
dilepaskan oleh signal peptidase.
 5. Seiring dengan
terlepasnya protein isyarat, perpanjangan polipeptida berlangsung di dalam lumen hingga
ribosom mencapai kodon stop. Selanjutnya polipeptida baru dilepaskan kedalam lumen.
Ribosom yang telah selesai melaksanakan translasi mengalami disosiasi dan terlepas di dalam
sitoplasma.















 Gambar 7.7. Sintesis Protein pada Ribosom yang menempel pada membrane reticulum
endoplasma
 http://homepages.ius.edu/dpartin/Lecture3cells.ppt
 Selain itu sintesis protein pada membrane reticulum endoplasma,, sintesis protein juga dapat
berlangsung di dalam sitoplasma yang dilakukan oleh ribosom atau polisom. (Albert et.
al1983). Terdapat perbedaan target antara protein yang disintesis di dalam sitoplasma oleh
ribosom bebas dengan protein yang disintesis oleh ribosom yang terikat pada permukaan
membrane retikulum endoplasma kasar. Sintesis protein yang disintesis oleh ribosom bebas di
dalam sitoplasma ditujukan untuk antara lain protein inti, protein mitokondria, protein
kloroplas dan protein peroksisom. Sintesis protein yang berlangsung pada ribosom yang
terikat membran reticulum endoplasma kasar ditujukan untuk antara lain protein membrane
plasma, protein vesikula sekresi dan protein lisosom. (Allar, 2005a).
















 Gambar 7.8. Target sintesis protein
 http://faculty.harrisburgu.net/~allar/Golgi%20Lyso%20Pero%20Mito%20TTh. Ppt

 Seperti diuraikan sebelumnya bahwa sitosol mengandung dua populasi ribosom, yaitu ribosom
bebas dan ribosom yang menempel pada retikulum endoplsma kasar. Kedua set ribosom
tersebut secara struktural identik (Allar, 2005b). Ribosom yang mentranslasi protein yang
diperuntukkan untuk RE melekat pada permukaan hialoplasmik membran
retikulumendoplasma. Ribosom yang mensintesis protein sitoplasma tetap dalam keadaan
bebas di dalam sitoplasma. Protein yang disintesis pada ribosom yang menempel pada RE
ditranslokasi ke dalam lumen melalui saluran aqueous yang ada pada membran RE.
 Shennan (2005) mengemukakan adanya perbedaan antara translokasi protein terlarut dan
yang diperuntukkan untuk membran. Untuk protein yang diperuntukkan pada membrane RE,
protein pengenal isyarat (SRP) lebih dahulu dilepaskan pada saat translokasi berlangsung.
Selanjutnya ribosom sub unit besar menempel pada saluran translokasi dan sintesis protein
dilanjutkan.














 Gambar 7.9. Sintesis protein membrane RE
 http://www.abdn.ac.uk/sms/ugradteaching


 Integrasi protein transmembran sederhana ke dalam membrane RE erat kaitannya dengan
proses translokasi. Beberapa protein transmembran tertanam ke dalam membrane RE dari
pada ditranslokasi secara sempurna. Signal peptide menginisiasi translokasi secara normal.
Pada protein transmembran terdapat tambahan urutan asam amino hidrofobik yang aktif
sebagai stop transfer sequence, dan mencegah translokasi lebih lanjut. Stop transfer
sequence dilepaskan secara lateral ke dalam membran untuk berperan sebagai jangkar
membran















 Gambar 7.10. Translokasi protein transmembran RE
 http://www.abdn.ac.uk/sms/ugradteaching

















 Gambar 7.11. Translokasi protein terlarut pada membran RE
 http://www.abdn.ac.uk/sms/ugradteaching

 Untuk protein terlarut, mekanismenya sama dengan translokasi yang berlangsung pada
protein transmembran, hanya protein ini tidak memiliki urutan asam amino hidrofobik yang
aktif sebagai stop transfer sequence, sehingga translokasi berlangsung sempurna (Shennan,
2005).
 E. GLIKOSILASI
 Sebagian besar protein yang masuk ke dalam sisterna atau lumen retikulum endoplasma
mengalami glikosilasi sebelum diangkut ke bagian lain dari sel. Glikosilasi pendahuluan
berlangsung di dalam retikulum endoplasma dimana karbohidrat dipindahkan ke protein dan
menghasilkan glikoprotein, yaitu suatu molekul yang memiliki rantai oligosakarida



















 Gambar 7.12. Ikatan kovalen antara oligosakarida dengan gugus NH2 dari residu asparagin

 Molekul-molekul oligosakarida tersebut terikat pada fosfolipida (fosfatidilkolin). Pada mulanya
oligosakarida tersebut terikat pada lipida membran dengan orientasi ke arah sitoplasma.
Melalui bantuan enzim pemindah yang disebut flipase, fosfatidilkolin dipindahkan melalui
gerakan flip-flop. Sehingga ia berada pada permukaan luminal dari reticulum endoplasma.
Rantai oligosakarida ini terdiri dari 14 buah monosakarida yang terdiri atas dua molekul N-
acetyl glukosamin (Nag), 9 molekul mannosa (man), dan 3 molekul glukosa.
 Oligosakarida terikat secara kovalen pada gugus NH2 residu asparagin (Oligosakarida
berikatan N), kadang-kadang terikat pada gugus OH, suatu residu serin, treonin atau
hidroksilisin. Pemindahan oligosakarida ke molekul protein dibantu oleh enzim transmembran,
yaitu glukosil transferase. Pada waktu oligosakarida masih berada di dalam lumen retikulum
endoplasma, satu mannosa dan tiga unit glukosa dihilangkan, dan selanjutnya glikoprotein
dipindahkan ke permukaan kompleks golgi.
















 Gambar 7.13. Glikosilasi
 http://www.abdn.ac.uk/sms/ugradteaching

 F. HOMEOSTASIS GLUKOSA DARAH
 Glukosa-6-fosfatase adalah enzim retikulum endoplasma bebas dari bentuk tesfosforilasi di
dalam sel hati. Oleh sebab itu, glukosa-6-fosfatase berperan menjaga tingkat homeostasis
glukosa dalam darah. Reaksi secara singkat adalah sebagai berikut :
 1. Glukosa-6-P + H20 -----_ Glukosa + Pi
 2. PPi + H20 -----------_ 2 Pi
 3. PPi + Glukosa -----------_ Glukosa-6-P + Pi
 4. Karbamil-P + Glukosa --------_ Glukosa-6-P

 G. SINTESIS LESITIN
 Lesitin atau fosfatidilkolin disintesis dari asam lemak, gliserolfosfat dan kolin. Sintesis lesitin
terdiri atas tiga tahap, yaitu tahap I, II, dan III. Setiap tahap dikatalisis oleh enzim terlarut
dalam bilayer lipida retikulum endoplasma. Tempat aktivitas enzim mengarah ke sitosol
(Gambar 6.13). Tahaptahap sintesis lesitin adalah sebagai berikut :
 Tahap I Asiltransferase menggabungkan asam lemak fosfat KoA menghasilkan asam
fosfatidat.
 Tahap II Asam fosfatidat membebaskan gugus fosfat oleh enzim fosfatalase, berbentuk
digliserida.

















 http://www.life.umd.edu/classroom/bsci421/goode/lectures/420L200Pro%20Glycos%20&%20
SER .

 Tahap III Kolinfosfotransferase menggabungkan gliserida dengan CPP kolin menghasilkan
fosfati-dilkolin atau lesitin.




 H. SINTESIS KOLESTEROL
 Biosintesis kolesterol yang berlangsung di dalam retikulum endoplasma melibatkan sejumlah
enzim. Enzim-enzim tersebut ada dalam bentuk enzim terlarut, dan yang lain dalam bentuk
enzim yang terikat pada membran. Tahap-tahap sintesis ditunjukkan pada gambar 8.15. Pada
gambar 8.15 diatas, menunjukkan bahwa kolesterol disintesis dari asetat dan secara bertahap
menghasilkan _-hidroksi-_-metilglutaril coenzim A (HMG-CoA). HMG-CoA selanjutnya diubah
menjadi mevalonat dengan bantuan enzim HMG-CoA reduktase yang merupakan enzim terikat
membran. Mevalonat selanjutnya diubah secara bertahap menjadi Fernesyl pirofosfat.
 Semua enzim yang berperan dalam perubahan mevalonat menjadi Fernesyl pirofosfat. Semua
enzim yang berperan dalam perubahan mevalonat menjadi Farnesyl pirofosfat merupakan
enzim-enzim terlarut. Farnesyl pirofosfat selanjutnya diubah menjadi squalen dengan bantuan
squalen sintetase. Enzim squalen sintetase merupakan enzim yang terikat membran. Squalen
sintetase selanjutnya diubah secara bertahap menjadi kolesterol. Semua enzim yang
membantu dalam proses perubahan squalen menjadi kolesterol merupakan enzim-enzim yang
terikat membran.

 I. SINTESIS HORMON STEROID

 Prekursor untuk biosintesis hormon steroid adalah kolesterol yang disintesis dari asetat. Untuk
berlangsungnya proses tersebut, diperlukan kerja sama dengan mitokondria.
 Kolesterol sendiri disintesis di retikulum endoplasma halus. Kolesterol yang dihasilkan dibawa
ke mitokondria dan diproses lebih lanjut hingga menghasilkan pregnenolon. Kemudian
pregnenolon diubah secara bertahap melalui serangkaian reaksi enzimatis menjadi hormon
steroid seks, misalnya testosteron. Selain itu kolesterol juga dapat dijadikan prekuersor untuk
pembentukan hormon-hormon aldosteron seperti mineralokortikoid dan hormon kortisol.

 J. SINTESIS GLIKOPROTEIN
 Berbagai jenis protein yang akan
ditranspor ke bagian luar sel biasanya dalam bentuk glikoprotein. Proses awal dari
pembentukan glikoprotein berlangsung didalam lumen reticulum endoplasma melalui proses
glikosilasi seperti yang telah dibahas pada bagian terdahulu. Retikulum endoplasma dengan
sendirinya terlibat di dalam modifikasi berbagai jenis protein sekretori melalui penambahan
residu karbohidrat pada ujung proksimal dari polipeptida dan proses selanjutnya berlangsung
di dalam badan golgi.



























 K. SISTIM HIDROKSILASI
 Retikulum endoplasma secara kimiawi memodifikasi xenobiotiks, yaitu bahan-bahan toksik
yang berasal dari dalam dan luar sel. Retikulum endoplasma membuat bahan-bahan tersebut
menjadi lebih hidrofilik sehingga lebih mudah disekresi. Bahan-bahan tersebut antara lain
obat-obatan, insektisida, obat bius, hasil-hasil petrolium dan bahan-bahan karsinogen lainnya.
Dengan demikian retikulum endoplasma berperan dalam mendetoksifikasi berbagai bahan-
bahan toksik yang terdapat di dalam sel.

 L. HUBUNGAN RETIKULUM ENDOPLASMA DENGAN SISTIM MEMBRAN LAIN
 Didalam sitoplasma, terdapat sejumlah organel-organel berbatas membran seperti
mitokondria, lisosom, badan golgi, mikrobodi dan inti. Retikulum endoplasma bersama-sama
dengan sistim membran yang lain membentuk suatu jalinan di dalam sel yang disebut
jaringan rongga sel (Cytocavity). Jalinan rongga sel tersebut memisahkan sel menjadi dua
kompartemen, yaitu kompartemen sitoplasma dan kompartemen rongga dalam (intracavity).
Dengan satu sisi mengarah ke sitosol dan sisi yang lain menghadap ke lumen jalinan rongga
sel.
 Jalinan rongga sel pada umumnya dan reticulum endoplasma pada khususnya membentuk
suatu sistim peradaran didalam sel dan enzim-enzim disebarkan secara meluas untuk
aktivitas katabolisme dan anabolisme. Dengan adanya jalinan rongga sel tersebut, maka
substrat-substrat yang penting dengan cepat mencapai bagian dalam sel dengan cara fusi
membran dan gerakkan membran. Sehingga bahan-bahan yang disintesis dan dirakit dibagian
dalam sel dapat dengan cepat diangkut ke permukaan sel.
 Bila sistim membran tidak dinamis, maka substrat tidak mampu berdifusi ke enzim-enzimnya
secepat yang diinginkan. Demikian pula bahan-bahan sisa dan bahan pembangun yang
penting tertimbun sehingga mencapai konsentrasi yang tidak berguna.


 BAB III
 PENUTUP


 A. Simpulan
 1. Terdapat dua bentuk reticulum endoplasma (RE) yaitu RE kasar dan RE halus. RE kasar
dibagian permukaanya terdapat / melekat unit ribosom. Karena mengandung ribosom maka
RE ini berperan dalam sintesis protein dan modifikasi protein.Sedangkan RE halus,
permukaan hyaloplasmiknya tidak mengandung ribosom. RE halus berfungsi dalam sintesis
lemak dalam pembentukan membrane baru.
 2. Komposisi kimia membrane RE lebih kaya dengan fosfatidilkolin dan sfingomielin. Di
dalam retikulum endoplasma, terdapat enzim glukosa- 6-fosfatase yang merupakan
enzim maker untuk reticulum endoplasma. Selain itu terdapat enzim lainnya yaitu Cytochrom
65, NADH-Cytochrom b5 reduktase, NADPH-Cytochrom c reduktase, Cytochrom p-450, ATP-
ase, Nukleosida pirofosfatase, CDPmannosil transferase, Nukleosida difosfatase, Glukosa-6-
fosfatase, B-Glukoronidase
 3. Pada retikulum endoplasma kasar, partikel-partikel ribosom melangsungkan sintesis
protein. Sebagain dari protein tersebut akan menjadi protein transmembran, dan sebagian
yang lain dimasukkan kedalam sistem retikulum endoplasma. Protein transmembran
diperuntukkan untuk membran sell atau membran organel-organel lain, sedangkan protein
yang dilepaskan ke dalam sisterna diperuntukkan bagi organelorganel sel atau untuk
disekresikan.
 4. Sebagian besar protein yang masuk ke dalam sisterna atau lumen retikulum endoplasma
mengalami glikosilasi sebelum diangkut ke bagian lain dari sel. Glikosilasi pendahuluan
berlangsung di dalam retikulum endoplasma dimana karbohidrat dipindahkan ke protein dan
menghasilkan glikoprotein, yaitu suatu molekul yang memiliki rantai oligosakarida
 5. Biosintesis kolesterol yang berlangsung di dalam retikulum endoplasma melibatkan
sejumlah enzim. kolesterol disintesis dari asetat dan secara bertahap menghasilkan -hidroksi-
-metilglutaril coenzim A (HMG-CoA). HMG-CoA selanjutnya diubah menjadi mevalonat dengan
bantuan enzim HMG-CoA reduktase yang merupakan enzim terikat membran. Mevalonat
selanjutnya diubah secara bertahap menjadi Fernesyl pirofosfat. Farnesyl pirofosfat
selanjutnya diubah menjadi squalen. Squalen selanjutnya diubah secara bertahap menjadi
kolesterol.
 6. Kolesterol sendiri disintesis di retikulum endoplasma halus. Kolesterol yang dihasilkan
dibawa ke mitokondria dan diproses lebih lanjut hingga menghasilkan pregnenolon. Kemudian
pregnenolon diubah secara bertahap melalui serangkaian reaksi enzimatis menjadi hormon
steroid seks, misalnya testosteron. Selain itu kolesterol juga dapat dijadikan prekuersor untuk
pembentukan hormon-hormon aldosteron seperti mineralokortikoid dan hormon kortisol

Anda mungkin juga menyukai