Disusun oleh:
Bayu Hernawan Rahmat Muharia
1102013054
Pembimbing :
dr. Joko Nafianto Sp. S
0
BAB I
LAPORAN KASUS
I. Identitas Pasien
Nama : Tn. L
Jenis kelamin : Laki - laki
Usia : 55 tahun
Agama : Islam
Status pernikahan : Menikah
Pekerjaan :-
Alamat : Kp. Setu RT 2/8 Cilangkap, Tapos
Tanggal masuk RS : 3 Februari 2018
Tanggal pemeriksaan : 6 Februari 2018
Ruang perawatan : Ruang Nuri I
II. Anamnesis
Secara autoanamnesis pada tanggal 6 Februari 2018
1
₋ Riwayat jantung : (-)
₋ Riwayat trauma : (+) luka tembak pada punggung kiri
₋ Riwayat epilepsi : (-)
Riwayat Kebiasaan
₋ Alkohol : disangkal
₋ Narkoba : disangkal
₋ Merokok : disangkal
Tanda-tanda vital :
Pernafasan : 20x/menit
Nadi : 98x/menit
Suhu : 36,7 oC
Status Generalis
1. Kepala : Normocephal
2. Mata : Mata normal, Sklera ikterik -/-, Konjugtiva Anemis -/-, pupil
isokor 3mm/3mm
3. Hidung : Bentuk normal, tidak ada deviasi, tidak ada sekret
4. Mulut : Bentuk normal, tidak ada kelainan
5. Telinga : Bentuk simetris, tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan, tidak
hiperemis, liang telinga lapang, membran timpani intak
6. Leher : Letak trakea di tengah, pembesaran kelenjar getah bening -/-
7. Thoraks:
Inspeksi : simetris pada keadaan statis dan dinamis
2
Palpasi : fremitus tactil dan vokal simetris kanan dan kiri
8. Abdomen:
Inspeksi : datar, sikatrik (-)
Perkusi : timpani
Status Neurologis
GCS: E4 M6 V5
Kanan Kiri
Kaku kuduk -
Brudzinky 1 - -
Laseque - -
Kernig - -
Brudzinsky 2 - -
Saraf Kranial
Kanan Kiri
N.II
3
Funduskopi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
N.III, IV, VI
N.V
Sensorik
V1 Normal Normal
V2 Normal Normal
V3 Normal Normal
Motorik
Mengigit Normal Normal
Membuka rahang Normal Normal
N.VII
Sensorik (pengecapan Normal
2/3 anterior lidah)
Meringis/senyum = Normal
Mencucu = Normal
4
N.VIII
Garpu tala
Rhinne +/+
Weber lateralisasi (-)
Swabach tidak memanjang maupun memendek
N.IX
N.X
N.XI
N.XII
Atrofi (-)
Fasikulasi (-)
Tremor (-)
Pemeriksaan Motorik
Kanan Kiri
Kekuatan
Tonus
5
Ekstermitas atas Normotonus Normotonus
Klonus
Refleks Fisiologis
Biceps + +
Triceps + +
Patella - -
Achilles - -
Refleks Patologis
Hoffmann - -
Tromner - -
Babinski - -
Chaddock - -
Schaefer - -
Gordon - -
Oppenheim - -
Sensorik
Kanan Kiri
Raba halus
Ekstremitas bawah - -
Nyeri
Ekstremitas bawah - -
6
Suhu
Getar
Proprioseptif
Ekstremitas bawah - -
Otonom
BAB -
BAK -
Koordinasi
Romberg Normal
Disdiadokokinesis Normal
7
IV. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Hematologi
Hematokrit 40 37-43 %
Kimia Klinik
Elektrolit
8
CT Scan Kepala
V. Resume
Pasien datang ke IGD Rs. Polri diantar keluarga dengan keluhan kelemahan
anggota gerak bawah sejak 2 minggu SMRS. Sebelumnya pasien post rawat 2 minggu
yang lalu dengan curiga SOL myelum oleh dr. Maula Sp.s. Pasien juga mengaku bahwa
kedua kaki tidak dapat digerakkan. Pasien juga merasakan pegal pada daerah
punggung, terasa terbakar, terasa tertusuk – tusuk dan terasa kebas. Pasien juga
mengatakan tidak bisa buang besar dan buang air kecil. Nyeri kepala (-), mual (-),
muntah (-).
Pada pemeriksaan motorik kekuatan otot pada ekstremitas atas 5555/5555 dan bawah
0000/0000, pemeriksaan reflek patologis pada ekstremitas bawah didapatkan negative,
dan pemeriksaan sensorik pada ekstremitas bawah didapatkan negative.
9
Diagnosis etiologis : Tumor ekstramedullar
Tumor Intramedular
VIII. Tatalaksana:
₋ IVFD Nacl
₋ Inj. Ceftriaxone 2x1
₋ Inj. Methylcobalamin 3x1
₋ Alpentin 1x1
IX. Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad malam
Ad sanationam : dubia ad malam
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TUMOR MEDULLA SPINALIS
I. Pendahuluan
Tipe pada tumor medulla spinalis hampir sama dengan tumor kranialis. Tumor dapat
berasal dari sel parenkim medulla spinalis, serabut saraf, selaput myelin, jaringan vaskuler
intraspinal, rantai simpatik, atau kolumna vertebralis. Segmen yang paling sering terkena
adalah segmen torakal (50%), servikal (25%), dan lumbosakral (20%). Sedangkan frekuensi
menurut lokasinya adalah 55% tumor epidural, 40% tumor intradural-ekstramedular dan 5%
tumor intramedular. 2,4,5
Tumor spinalis yang terjadi pada medulla spinalis sebagian besar adalah ependymoma
atau glioma. Sebab terjadinya tumor medulla spinalis masih belum diketahui. Pada beberapa
kasus tumor dapat disebabkan oleh defek genetik.6
Medulla spinalis merupakan bagian dari Susunan Syaraf Pusat (SSP). Terbentang dari
foramen magnum sampai dengan L1, di L1 melonjong dan agak melebar yang disebut conus
11
terminalis atau conus medullaris. Terbentang dibawah conu terminalis serabut-serabut bukan
syaraf yang disebut filum terminale yang merupakan jaringan ikat.1
Tiga puluh satu pasang nervus spinal keluar dari medulla spinalis melalui foramen
intervertebralis. Mereka meninggalkan sistem saraf pusat dan menandakan awal sistem saraf
perifer. Tiga puluh satu pasang saraf ini diberi nama sesuai dengan tingkat kolom vertebra:
12
Nervus spinalis ini mengandung serabut eferen (motor) yang membawa impuls saraf
dari medulla spinalis ke perifer seperti otot, dan serabut aferen (sensorik) yang membawa
impuls sensorik dari perifer ke medulla spinalis. Medulla Spinalis adalah bagian dari sistem
saraf pusat (SSP), yang memanjang kearah kaudal dan dilindungi oleh struktur vertebra.
Medulla spinalis dibungkus oleh tiga lapisan sama seperti otak yakni duramater,
arachnoidmater dan yang paling dalam piamater. Pada orang dewasa kebanyakan hanya
menempati bagian atas dua-pertiga dari kanalis vertebralis sebagai pertumbuhan tulang yang
menyusun tulang punggung secara proporsional lebih cepat dibandingkan dengan sumsum
vertebra.1
Menurut lokasi rostrocaudalnya sumsum vertebra dapat dibagi menjadi empat bagian:
cervical, toraks, lumbal dan sakral, dua di antaranya ditandai oleh pelebaran bagian atas
(servikal) dan pelebaran bagian bawah (lumbar). Sepanjang median sagittal, fissure anterior
dan posterior membagi medulla spinalis menjadi dua bagian simetris, yang terhubung oleh
commisur anterior dan posterior. Di kedua sisi lateralnya, dimana terdapat fissura
anterolateral dan posterolateral, disitu terdapat titik dimana radiks spinalis keluar yang
akhirnya membentuk medulla spinalis. Tidak seperti otak, pada medulla spinalis substantia
nigra dikelilingi substantia alba. Substantia alba secara konvensional dibagi menjadi
funikulus dorsal, dorsolateral, lateral, ventral dan ventrolateral. Separuh dari tiap bagian
berbentuk bulan sabit, walaupun susunan dari substantia nigra dan substantia alba berbeda di
setiap tingkatan rostrocaudal. Substansia nigra dapat dibagi menjadi cornu dorsalis, cornu
intermedia, cornu ventralis, dan bagian centromedial mengelilingi canalis medulla spinalis.
Substantia alba semakin berkurang sampai di akhiran medulla spinalis, dan bersatu dengan
subtantia nigra membentuk membentuk conus terminalis, dimana radiks spinalis yang secara
paralel membentuk cauda equine.1
Setiap pasangan nervus spinalis mempersarafi daerah tertentu dari tubuh dengan
neuron sensorik dan motorik. Serabut saraf sensorik dan stimulus dari daerah kulit yang
dipersarafi disebut dermatom. Serabut saraf motorik dan otot-otot yang dipersarafi disebut
myotomes. Pusat urat saraf vertebra terdiri dari substantia nigra, sel body neuron dari akson
tidak bermielin neuron motorik dan juga interneuron, yang menghubungkan saraf aferen dan
eferen. Substantia tampah seperti gambaran kupu-kupu di sekitar kanal pusat dan dibagi
menjadi tiga pasang cornu. Cornu dorsalis neuron sensorik, cornu ventralis neuron motorik
dan cornu lateral menginervasi sistem saraf simpatik. Substantia nigra medulla
13
spinalisdikelilingi oleh upper dan lower neuron sensorik dan motorik yang terdiri dari materi
putih bermielin. Ramus komunikans substantia alba saraf yang bercabang dari saraf vertebra
khusus di daerah dada dan bagian atas vertebra lumbar. Mereka adalah serabut preganglionik
yang memanjang dari saraf vertebra ke ganglion saraf simpatik. Ramus komunikans
substantia nigra adalah serabut postganglionik dari cranial kembali ke vertebra.1
III. Definisi
Tumor medulla spinalis adalah tumor yang berkembang dalam tulang belakang atau
isinya dan biasanya menimbulkan gejala-gejala karena keterlibatan medulla spinalis atau
akar-akar saraf. Tumor Medulla spinalis adalah tumor di daerah spinal yang dapat terjadi
pada daerah cervical pertama hingga sacral, yang dapat dibedakan atas:3,6,4,5
Tumor primer:
Tumor sekunder: merupakan anak sebar (metastase) dari tumor ganas di daerah rongga dada,
perut, pelvis dan tumor payudara.
IV. Patofisiologi
14
Patofisiologi tumor medulla spinalis intramedular bervariasi sesuai dengan jenis
tumor. Ependymomas biasanya lambat, tumor berkapsul yang secara histologis jinak. Nyeri
dan defisit neurologis timbul sebagai akibat dari peregangan progresif dan distorsi serat saraf.
Biasanya gambaran anatomi yang jelas terdapat saat operasi, dan hasil reseksi visual
anatomis yang besar dalam pengobatan. Tipe anaplastik yang langka bisa berbentuk invasif,
bagaimanapun, tipe ini lebih cenderung kambuh atau menyebar melalui ruang CSF.4,5,6
V. Etiologi
Penyebab utama dari tumor otak dan medulla spinalis belum sepenuhnya dipahami.
Tapi penelitian menemukan beberapa perubahan yang terjadi pada sel normal otak yang dapat
mengubahnya menjadi bentuk tumor. Kanker dapat disebabkan oleh perubahan DNA yang
mengaktifkan onkogen dan menonaktifkan gen penekan tumor (tumor suppressor genes).
Gen ini dapat diwariskan dari orang tua.7
Banyak faktor risiko untuk kanker dengan cara kerusakan gen. Misalnya asap rokok
merupakan faktor risiko untuk kanker paru dan beberapa kanker lainnya, karena asap rokok
mengandung bahan kimia yang dapat merusak gen.7
Selain radiasi, tidak diketahui penyebab lain yang berkaitan dengan faktor gaya hidup
atau faktor lingkungan yang dapat menyebabkan tumor .7
VI. Epidemiologi
Sekitar 2000 kasus baru kanker tulang dan 6000 kasus baru tumor jaringan lunak
didiagnosis di Amerika Serikat tiap tahun. Dari semua kasus, hanya sekitar 5% melibatkan
tulang belakang. Insiden dari tumor spinalis diperkirakan 2,5-8,5 per 100000 orang tiap
tahun. Terdapat dua hal yang potensial dari keganasan suatu lesi spinal :8
Umur
Lokasi
Pada anak di bawah 6 tahun, kebanyakan tumor spinal merupakan keganasan, seperti:8
Astrositoma
Sarkoma (jarang)
Pada orang dewasa lebih dari 35 tahun, kebanyakan tumor spinal adalah :8
Adenokarsinoma metastasis
15
Multipel myeloma
VII. Klasifikasi
Ada dua macam lesi: lesi ekstradural dan lesi intradural. Lesi intradural dibagi
menjadi dua kategori, tergantung pada apakah lesi melibatkan substansi dari medulla spinalis
( intramedular ) atau berada di luar medulla spinalis tetapi dalam dura ( ekstramedular).9
Lesi Ekstradural
Perjalanan klinis yang lazim dari tumor ektradural adalah kompresi cepat akibat invasi tumor
pada medula spinalis, kolaps kolumna vertebralis, atau perdarahan dari dalam metastasis.
Begitu timbul gejala kompresi medula spinalis, maka dengan cepat fungsi medula spinalis
akan hilang sama sekali.10
Lesi Intradural
1. Intradural Ekstramedular
Lesi medula spinalis ekstramedular menyebabkan kompresi medula spinalis dan radiks saraf
pada segmen yang terkena. Sindrom Brown-Sequard mungkin disebabkan oleh kompresi
lateral medula spinalis. Sindrom akibat kerusakan separuh medula spenalis ini ditandai
dengan tanda-tanda disfungsi traktus kortikospinalis dan kolumna posterior ipsilateral di
bawah tingkat lesi. Pasien mengeluh nyeri, mula-mula di punggung dan kemudian di
sepanjang radiks spinal. Tumor pada sisi posterior dapat bermanifestasi sebagai parestesia
dan selanjutnya defisit sensorik proprioseptif, yang menambahkan ataksia pada kelemahan.
Tumor yang terletak anterior dapat menyebabkan defisit sensorik ringan tetapi dapat
menyebabkan gangguan motorik yang hebat. Tumor selubung saraf (misalnya, neurofibroma
dan schwannoma ) biasanya lesi intradural ekstramedular. Meningioma dapat berupa lesi
ekstramedular ekstradural atau intradural. 9,10
2. Intradural Intramedular
Tumor-tumor intramedular tumbuh ke bagian tengah dari medula spinalis dan merusak
serabut-serabut yang menyilang serta neuron-neuron substansia grisea. Kerusakan serabut-
serabut yang menyilang ini mengakibatkan hilangnya sensasi nyeri dan suhu bilateral yang
16
meluas ke seluruh segmen yang terkena, yang pada gilirannya akan menyebabkan kerusakan
pada kulit perifer. Perubahan fungsi refleks renggangan otot terjadi kerusakan pada sel-sel
kornu anterior.Kelemahan yang disertai atrofi dan fasikulasi disebabkan oleh keterlibatan
neuron-neuron motorik bagian bawah. Tumor asal glia ( misalnya , astrositoma , ependimoma
) biasanya di lokasi intradural intramedular.9,10
17
sumsum tulang belakang, di mana serat sensorik sakrum berada pada posisi yang paling
perifer dalam sumsum tulang belakang. Lesi intramedular jarang hadir dengan nyeri sebagai
gejala awal melainkan tanda-tanda kerusakan saraf pusat, termasuk berkurangnya sensasi
terhadap nyeri dan suhu ekstrim , tanda-tanda saluran panjang , kelemahan , inkontinensia
urin dan alvi, dan disfungsi seksual .9
18
Penderita lesi daerah thorakal sering kali datang dengan kelemahan spastik yang timbul
perlahan pada ekstremitas bagian bawah dan kemudian mengalami parastesia.Pasien dapat
mengeluh nyeri dan perasaan terjepit dan tertekan pada dada dan abdomen, yang mungkin
dikacaukan dengan nyeri akibat intrathorakal dan intraabdominal.10
Radiologi
Modalitas utama dalam pemeriksaan radiologis untuk mendiagnosis semua tipe tumor medula
spinalis adalah MRI. Alat ini dapat menunjukkan gambaran ruang dan kontras pada struktur
medula spinalis dimana gambaran ini tidak dapat dilihat dengan pemeriksaan yang lain.12
19
Gambar 3, gambaran MRI tumor medula spinalis (intradural intramedular)
CSS
Pada pasien dengan tumor spinal, pemeriksaan CSS dapat bermanfaat untuk
differensial diagnosis ataupun untuk memonitor respon terapi. Apabila terjadi obstruksi dari
aliran CSS sebagai akibat dari ekspansi tumor, pasien dapat menderita hidrosefalus. Punksi
lumbal harus dipertimbangkan secara hati- hati pada pasien tumor medula spinalis dengan
sakit kepala (terjadi peninggian tekasan intrakranial).7,12
VIII. Diagnosis
Anamnesis
Pada tumor ekstramedular, gejala yang mendominasi adalah kompresi serabut saraf
spinalis, sehingga yang paling awal tampak adalah nyeri, mula-mula di punggung dan
kemudian di sepanjang radiks spinal.Seperti pada tumor ekstradural, nyeri diperberat oleh
traksi oleh gerakan, batuk, bersin atau mengedan, dan paling berat terjadi pada malam
hari. Nyeri yang menghebat pada malam hari disebabkan oleh traksi pada radiks saraf
yang sakit, yaitu sewaktu tulang belakang memanjang setelah hilangnya efek
pemendekan dari gravitasi.10
Pemeriksaan fisis
Tumor ekstradural mempunyai perjalanan klinis berupa fungsi medula spinalis akan
hilang sama sekali disertai kelemahan spastik dan hilangnya sensasi getar dan posisi sendi
di bawah tingkat lesi yang berlangsung cepat. Defisit sensorik berangsur-angsur naik
hingga di bawah tingkat segmen medulla spinalis.
Pada tumor intramedular, kerusakan serabut-serabut yang menyilang pada substansia
grisea mengakibatkan hilangnya sensasi nyeri dan suhu bilateral yang meluas ke seluruh
segmen yang terkena, yang pada gilirannya akan menyebabkan kerusakan pada kulit
perifer. Sensasi raba, gerak, posisi dan getar umumnya utuh kecuali lesinya besar. Defisit
sensasi nyeri dan suhu dengan utuhnya modalitas sensi yang lain dikenal sebagai defisit
sensorik yang terdisosiasi.10
Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan radiogram tulang belakang, sebagian besar penderita tumor akan
memperlihatkan gejala osteoporosis atau kerusakan nyata pada pedikulus dan korpus
vertebra. Pada tomor ekstramedular, radiografi spinal dapat memperlihatkan pembesaran
foramen dan penipisan pedikulus yang berdekatan. Pada tumor intramedular, radiogram
akan memperlihatkan pelebaran kanalis vertebralis dan erosi pedikulus.10
21
IX. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan untuk sebagian besar tumor baik intramedular maupun ekstramedular adalah
dengan pembedahan. Tujuannya adalah untuk menghilangkan tumor secara total dengan
menyelamatkan fungsi neurologis secara maksimal. Kebanyakan tumor intradural-
ekstramedular dapat direseksi secara total dengan gangguan neurologis yang minimal atau
bahkan tidak ada setelah operatif. Tumor-tumor yang mempunyai pola pertumbuhan yang
cepat dan agresif secara histologis dan tidak secara total di hilangkan melalui operasi dapat
diterapi dengan terapi radiasi post operasi.12 Terapi konservatifyang dapat dilakukan pada
tumor medulla spinalis adalah10
a) Steroid
berfungsi untuk mengurangi rasa nyeri pada 85% kasus, terkadang memberi perbaikan
neurologis. Steroid intravena dengan dosis tinggi dapat meningkatkan fungsi neurologis
untuk sementara tetapi pengobatan ini tidak dilakukan untuk jangkawaktu yang lama.
Walaupun steroid dapat menurunkan edema vasogenik, obat-obatan ini tidak dapat
menanggulangi gejala akibat kondisi tersebut. Penggunaan steroid dalam jangka waktu lama
dapat menyababkan ulkus gaster, hiperglikemia dan penekanan system imun dengan resiko
cushing symdrome dikemudian hari. Regimen kemoterapi hanya meunjukkan angka
keberhasilan yang kecil pada terapi tumor medulla spinalis. Hal ini mungkin disebabkan oleh
adanya sawar darah otak yang membatasi masuknya agen kemotaksis pada CSS.
b. Evaluasi radiografi
1) Foto polos seluruh tulang belakang : 67-85% abnormal; kemungkinan temuan : erosi
pedikel (defek pada pedikel pada foto polos lumbosacral AP dan lateral) atau pelebaran,
fraktur kompresi patologis, dan
c. Terapi radiasi
22
Tujuan dari terapi radiasi pada penatalaksanaan tumor medulla spinalis adalah untuk
memperbaiki kontrol lokal, serta dapat menyelamatkan dan memperbaiki fungsi neurologik.
Tarapi radiasi juga digunakan pada reseksi tumor yang inkomplit yang dilakukan pada daerah
yang terkena.12
d. Pembedahan
Pembedahan sejak dulu merupakan terapi utama pada tumor medulla spinalis. Pengangkatan
yang lengkap dan defisit minimal post operasi, dapat mencapai 90% pada ependymoma, 40%
pada astrositoma dan 100% pada hemangioblastoma. Pembedahan juga merupakan
penatalaksanaan terpilih untuk tumor ekstramedular. Pembedahan, dengan tujuan
mengangkat tumor seluruhnya, aman dan merupakan pilihan yang efektif.
Indiksi pembedahan
· Tumor dan jaringan tidak dapat didiagnosis (pertimbangkan biopsi bila lesi dapat
dijangkau.
· Kegagalan radiasi
Komplikasi pembedahan
· Deformitas pada tulang belakang post operasi lebih sering terjadi pada anak anak
disbanding orang dewasa. Deformitas pada tulang belakang tersebut dapat menyebabkan
kompresi medulla spinalis.
X. Prognosa
Pada pasien yang menderita tumor medulla spinalis mempunyai peluang hidup sehingga 5
tahun melebihi 90%. Fungsi neurologis setelah operasi pembedahan mengangkat tumor
bergantung pada status preoperative. Oleh itu, matlamat dilakukan pembedahan mengangkat
tumor adalah untuk menghalang berlanjutnya proses disfungsi neurologis hasil dari
penekanan tumor , untuk menegakkan diagnose dan secara potensi menyembuhkan tumor
dengan mengangkat tumor secara keseluruhan. Prognosis semakin buruk seiring
meningkatnya umur (>60 tahun).11
23
DAFTAR PUSTAKA
24