Era Globalisasi
Kelompok 4
1. Rizky Paramyta (02511740000009) : Ketua
2. Adella Fahdarina P. (02511740000046)
3. Salsabila Nurjihan (02511740000101)
4. Samuel Areliano P. (02511740000110)
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk memenuhi tugas mata kuliah wawasan kebangsaan kelas 4
1.3.2 Untuk memberikan gambaran mengenai keberadaan bahasa Indonesia dalam arus
globalisasi
1.3.3 Untuk menjelaskan penyebab melemahnya keberadaan bahasa Indonesia dalam arus
globalisasi
1.4 Manfaat
1.4.1 Memahami secara tepat mengenai keberadaan bahasa Indonesia yang mulai menurun
dalam arus globalisasi
1.4.2 Mampu berkontribusi membantu menguatkan keberadaan bahasa Indonesia dalam era
globalisasi
BAB II
ISI
2.1 Gambaran Keberadaan Bahasa Indonesia dalam Arus Globalisasi
Negara Indonesia adalah negara yang kaya raya karena memiliki beragam suku dan
budaya. Mulai dari budaya tari, lagu, hingga bahasa. Dengan adanya berbagai suku membuat
Indonesia memiliki beragam bahasa dan adat istiadat yang berbeda. Namun, keberagaman
bahasa yang dimiliki tiap suku dipersatukan oleh bahasa Indonesia. Maka dari itu, pentinglah
untuk selalu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar agar selalu terjaga.
Bahasa menggambarkan jiwa nasionalisme di Indonesia. Bila seandainya kita tidak
memeliharanya, sama saja kita mulai melepaskan jiwa nasionalisme itu. Adapun dampak
globalisasi terhadap bahasa Indonesia, yaitu
Dampak positif globalisasi terhadap bahasa Indonesia :
• Bahasa Indonesia mulai dikenal di kancah internasional
• Meningkatnya buku-buku terjemahan bahasa Indonesia
• Pengaruh global teknologi akan memperkaya kosa kata bahasa Indonesia.
• Meningkatnya pengetahuan masyarakat internasional tentang bahasa Indonesia.
Sangatlah rumit menempatkan bahasa Indonesia di tengah gempuran bahasa asing dan
di sisi lain ada pelestarian bahasa daerah. Di satu pihak, globalisasi memunculkan hegemoni
dan imperialisme bahasa sehingga kita ditantang untuk beraksara dalam bahasa nasional dan
asing. Di pihak lain, di kota-kota kecil globalisasi juga memunculkan kecenderungan
monolingualisme, yakni kebiasaan beraksara dalam bahasa Indonesia dan meninggalkan
bahasa daerah. Di Indonesia sendiri penggunaan bahasa Indonesia sudah mulai
dikesampingkan. Justru penggunaan bahasa Inggris yang lebih dominan. Sudah banyak kata-
kata dalam bahasa Indonesia yang diserap dari bahasa lain salah satunya bahasa Inggris,
seperti kiper, gol, final, tes, legal, stop, dan lain-lain. Pengaruh globalisasi membuat bahasa
Indonesia yang populer atau disebut juga gaul dengan cepat menyebar dan memengaruhi
kehidupan berbahasa masyarakat. Fenomena ini sangat terlihat pada penggunaan bahasa oleh
remaja saat ini. Terlihat jelas juga bahwa media televisi, koran dan jejaring sosial yang
menggunakan struktur bahasa Indonesia populer.
Terutama media sosial yang banyak digunakan oleh para remaja. Media sosial
merupakan sebuah saluran atau sarana untuk pergaulan sosial yang dilakukan secara online
melalui jaringan internet. Tulisan maupun unggahan seorang remaja di media sosial yang
mengunakan bahasa gaul atau bahasa Indonesia populer, dapat dilihat dan ditiru oleh remaja
lain. Hal ini juga tidak dapat dipungkiri, bahwa penyerapan bahasa Indonesia populer atau
bahasa gaul dikalangan anak remaja sedang menjadi tren. Dengan kata lain keberadaan
bahasa Indonesia yang murni dan baku semakin terkalahkan dengan munculnya bahasa
Indonesia populer atau bahasa gaul. Padahal dengan munculnya bahasa gaul yang telah
mencampurkan bahasa Indonesia dengan bahasa lain justru merusak tatanan bahasa Indonesia
itu sendiri. Dari media sosial mereka belajar banyak hal, namun tidak semua hal tersebut
positif. Sehingga, setiap individu dituntut untuk cermat dan bijak dalam bertindak terutama
dalam persoalan bahasa agar tidak memancing kesalah pahaman karena bahasa tersebut
sudah berubah makna dan artinya.